Anda di halaman 1dari 4

Nama : Teguh Renaldi A

Kelas : C4.1

NIM : STI202001827

Matkul : Rekayasa Perangkat Keras

1.

 Mikrokontroler AVR

merupakan mikrokontroler dengan arsitektur modern. Terdapat 3 macam atau jenis mikrokontroler
AVR, yaitu  TinyAVR  AVR atau Classic AVR, dan  megaAVR Perbedaan jenis-jenis tersebut terletak
dari fasilitas, atau lebih dikenal dengan fitur- fiturnya. Jenis TinyAVR merupakan mikrokontroler dengan
jumlah pin yang terbatas sedikit maksudnya dan sekaligus fitur-fiturnya juga terbatas dibandingkan yang
megaAVR. Semua mikrokontroler AVR memiliki set instruksi assembly dan organisasi memori yang sama.
Mikrokontroler Alv and Vegard‟s Risc processor atau yang di singkat AVR merupakan mikrokontroler
RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya di kemas dalam satu siklus clock. AVR
adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan Gambar 2.4
Mikrokontroler AVR

 Mikrokontroler MCS-51

Mikrokontroler MCS51 adalah Mikrokontroler yang paling popular saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel
yang mengenalkan IC Mikrokontroler type 8051 pada awal tahun 1980-an, 8051 termasuk sederhana
dan harganya murah sehingga banyak digemari, banyak pabrik IC besar lain .yang ikut memproduksinya,
tentu saja masing-masing pabrik menambahkan kemampuan pada mikrokontroler buatannya meskipun
semuanya masih dibuat berdasarkan 8051. Sampai kini sudah ada lebih 100 macam mikrokontroler
turunan 8051, sehingga terbentuklah sebuah „keluarga besar mikrokontroler‟ dan biasa disebut sebagai
MCS51. Gambar 2.5 Mikrokontroler MCS-51

2. Perbedaan mikrokontroler keluarga avr

Mikrokontroler AVR ATmega

AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya
terdapat berbagai macam fungsi. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler jenis
lain, keunggulannya yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat bila dibandingkan dengan mikrokontroler
jenis MCS51 yang memiliki arsitektur CISC (Complex Instruction Set Compute) dimana mikrokontoller
MCS51 membutuhkan 12 siklus clock untuk mengeksekusi 1 instruksi (Heri Andrinto, 2008:2). Selain itu
kelebihan mikrokontroler AVR memiliki POS (Power On Reset), yaitu tidak perlu adanya tombol reset
dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan
reset.Antar seri mikrokontroler AVR memiliki beragam tipe dan fasilitas, namun kesemuanya memiliki
arsitektur yang sama, dan juga set instruksi yang relatif tidak berbeda.Berikut tabel perbandingan
beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel.

Tabel 1. perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atme

Keterangan:

 Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan
manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler
 RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan
data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running
  EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori

 untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running

 Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun
masukan bagi program
 Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa
 UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara
serial asynchronous
 PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa
 ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog
 dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range
tertentu
 SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial
synchronous
 ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat
diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal

3.

 Mikrokontroller ATmega 8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya
digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun
terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring
perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang
juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s Risc processor
ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC Reduce Instruction Set Computing dimana program
berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi
program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing- masing kelas
adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa
dikatakan hampir sama.

 Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535


1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah TimerCounter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. Universitas Sumatera Utara
7. Port antarmuka SPI
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

4.
Memrogram mikrokontroler dengan menggunakan bahasa assembly, bisa jadi merupakan mimpi buruk
bagi sebagian orang, namun menjadi mainan yang menyenangkan bagi sebagian lainnya.

Harus diakui, bahasa assembly memang tidak manusiawi, karena tidak mudah dibaca dan di-
interpretasikan. Perlu bekal yang memadai sebelum kita dapat membaca dan memrogramnya dengan
baik. Namun demikian, logika program dapat dituangkan langkah demi langkah secara rinci, sesuai
dengan yang ada di benak pemrogram. Begitupun dalam perhitungan timing, bisa dilakukan dengan
cukup cermat, karena masing-masing perintah yang digunakan, siklus eksekusinya jelas.

Di pihak lain, compiler C akan menerjemahkan program yang kita buat ke dalam bahasa mesin sesuai
dengan konsep yang dikembangkan oleh pengembang. Beberapa compiler melakukannya dengan cukup
efisien sehingga kode bahasa mesin yang dihasilkan cukup pendek. Namun demikian, hasil akhirnya
tetap tidak se-optimal bahasa assembly.

5.

 https://www.webstudi.site/2017/05/mikrokontroler-atmega8535.html?m=1
 http://sistemkomputer.narotama.ac.id/2013/05/mikrokontroler-atmega8535/
 https://www.harisprasetyo.web.id/2014/04/pengenalan-mikrokontroler-atmega-8535.html?
m=1
 https://p2k.unkris.ac.id/id1/1-3073-2962/Atmega8535_238516_p2k-unkris.html

Anda mungkin juga menyukai