Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR TPA ANTANG, KOTA

MAKASSAR

Air merupakan senyawa yang penting dan kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga
manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah
penduduk dan laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air.
Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga
akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia.

Kebanyakan penduduk terpaksa memanfaatkan air yang kurang bagus kualitasnya.


Maka dari itu dampak yang ditimbulkan dari kualitas air yang tidak bersih adalah terjadinya
berbagai penyakit jangka pendek seperti Muntaber, Tipus, Diare, dan penyakit kulit seperti
Kolera. Untuk jangka panjang kualitas air yang kurang baik akan timbul penyakit seperti
Anemia, kerusakan pada ginjal, dan keroposnya tulang.

Secara geomorfologi Makassar merupakan daerah resapan dengan kerucut gunungapi


yang mengelilingi dan memanjang di sepanjang jalur utara-selatan melewati puncak Gunung
Lompobattang (Sukamto dan Supriatna, 1982). Berdasarkan hal tersebut sudah seharusnya
daerah Makassar mempunyai potensi air tanah yang besar. Namun, sepanjang pesisir barat
(termasuk Makassar) merupakan dataran rendah yang sebagian besar terdiri dari daerah rawa
dan daerah pasang-surut (Sukamto dan Supriatna, 1982). Sehingga kompleksitas akuifer di
daerah ini akan sangat tinggi.

Tingkat kapasitas air bersih di Kota Makassar sebesar 78% dan kemungkinan akan
mengalami peningkatan (PDAM Kota Makassar, 2019 ). Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Antang bertempat di wilayah Bangkala, Kecamatan Manggala 15 km dari pusat Kota
Makassar. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) memiliki luas lahan sekitar 14,3 Ha dari tahun
1993-2014 namun karena meningkatnya volume sampah di Kota Makassar maka ada
penambahan beberapa zona sehingga tahun 2015 lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Antang bertambah menjadi 16.8 Ha dan hanya 70% dari kapasitas keseluruhan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) atau sekitar 517,70 ton yang digunakan. Semua sampah perkotaan
yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah perkantoran, dan sampah
pusat perbelanjaan semuanya dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang. Secara
administratif, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berlokasi sangat dekat dengan daerah
perumahan sehingga sering timbul keluhan dari penduduk setempat terkait dengan bau tak
sedap yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA), terutama pada saat musim hujan
(Faisal Gunawan, 2017).

Dimana kebanyakan penduduk di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang


menggunakan air untuk kebutuhan sehari hari mereka, padahal kemungkin tercemarnya air
tanah di wilayah tersebut sangat besar terutama jika terjadi infiltrasi dari air limpasan dan
limbah. Untuk mengetahui analisis kualitas air di area tersebut maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul “ Analisis Kualitas Air Tanah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Antang Kota Makassar”

Jenis penelitian yang diterapkan adalah observasi dan kuantitatif. Penelitian observasi
yang dilakukan secara langsung dengan mengumpulkan data-data primer. Penelitian
kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data sekunder untuk melengkapi data primer yang
dimana data sekunder yaitu data yang telah dikerjakan dan telah diteliti oleh peneliti
sebelumnya atau oleh instansi terkait.

Adapun hasil yang diharapkan pada penelitian ini yaitu agar penulis dapat
memberikan informasi tentang kualitas air tanah di daerah penelitian terhadap pihak-pihak
terkait serta sebagai tambahan data terkait kualitas air tanah yang berhubungan dengan
penelitian sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Faisal G. 2017. Identifikasi logam timbal (Pb) pada zonasi radius 1-5 km tempat pembuangan

akhir (TPA) Antang Makassar terhadap pengaruh kualitas air sumur gali. Skripsi.
Makassar

PDAM Kota Makassar, 2019

Nawir, A. (2018, April). Jurnal Geomine. ANALISIS AKUIFER AIRTANAH KOTA

MAKASSAR, 6 (No. 1), 30-33.

S, L. L. (2020). Jurnal Environmental Science. KUALITAS AIR TANAH UNTUK

KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BULUROKENG KECAMATAN

BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR, 3(No. 1), 54. .

Sukamto, R., & Supriatna. (1982). Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung

Anda mungkin juga menyukai