TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS C KABUPATEN CIAMIS
BUPATI CIAMIS,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEEMPAT : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Bupati ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Ciamis
KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan akan ditinjau kembali apabila diperlukan.
Ditetapkan di Ciamis
pada tanggal 01 Oktober 2019
BUPATI CIAMIS
H. HERDIAT SUNARYA
Tembusan :
Yth. 1. Ketua DPRD Kabupaten Ciamis;
2. Inspektur Kabupaten Ciamis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Status rumah Sakit daerah yang selama ini masih kontroversional, saat sudah hampir
menemukan kejelasan. Hal ini didukung dengan berlakunya undang-undang nomor 8 tahun
2003 yang memungkinkan rumah sakit daerah sebagai lembaga pelaksanaan tekhnis daerah
(LPTD), yang diperjelas lagi dengan diberlakukannya undang-undang nomor 1 tahun 2004
yang secara tersurat menyebutkan bahwa status rumah sakit daerah berubah menjadi
Badan Layanan Umum (BLU). Dalam perkembangannya peraturan perundangan lahir untuk
lebih melengkapi legal aspek rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum yakni peraturan
pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum.
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan
mutu pelayanan, meningkatkan efisiensi dan dapat memberikan aksesibilitas yang cukup
baik kepada masyarakat. Pada akhirnya status rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum
(BLU) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memperoleh jasa layanan kesehatan yang
lebih terjangkau dikarenakan tarif yang berlaku sesuai dengan daya beli masyarakat
(ATP/WTP).
Kesiapan rumah sakit daerah untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU), secara
sepenuhnya tergantung dari stakeholder rumah sakit itu sendiri.hal ini mengandung arti
sejauh mana persyaratan-persyaratan Badan Layanan Umum (BLU) itu dapat dipenuhi.
Untuk itu diperlukan seluruh komitmen baik pemilik rumah sakit daerah yaitu pemda, pihak
manajerial yaitu direksi dan segenap pegawai medis, perawat dan pegawai administrasi
lainnya dalam mendukung perubahan status tersebut, dengan harapan akan terjadi
perbaikan kondisi dimasa yang akan datang.
RSUD Kelas C Kabupaten Ciamis sebagai rumah sakit tipe C non pendidikan
merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Kabupaten Ciamis dan sekitarnya. Dalam
perjalanannya berbagai upaya telah dilakukan untuk merubah citra pelayanan rumah Sakit
pemerintah. Suatu hal yang masih dianggap cukup berat dalam pemenuhan persyaratan
rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum yaitu dalam pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Berbagai acuan dapat digunakan untuk menyusun Standar Pelayanan Minimal di
rumah sakit, antara lain Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat (6)
menyatakan: Standar Pelayanan adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Pada ayat (7) indikator standar Pelayanan Minimal adalah tolak ukur untuk
prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran
yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu Standar Pelayanan Minimal tertentu,berupa
masukan, proses,hasil dan ataupun manfaat pelayanan.
C. PENGERTIAN
Umum
1. Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
2. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Standar pelayanan minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib rumah Sakit.
4. Standar pelayanan minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Ciamis
adalah standar pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus
dilaksanakan rumah sakit untuk meningkatkan mutu serta citra pelayanan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat sekaligus merupakan akuntabilitas rumah sakit kepada
pemerintah dalam penyelenggaraan rumah sakit serta sebagai instrumen pembinaan
dan pengawasan pemerintah kepada rumah sakit.
5. Standar pelayanan minimal rumah sakit adalah standar pelayanan berdasarkan
kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan rumah Sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang sekaligus
merupakan akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah dalam penyelenggaraan
rumah sakit baik standar klinis maupun standar manajemen serta sebagai instrumen
pembinaan dan pengawasan pemerintah kepada pemerintah kabupaten Ciamis.
6. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Khusus
1. Dimensi kerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai dasar penyusunan
standar pelayanan minimal yang meliputi: akses, efektivitas, efisiensi
keselamatan/keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis
dan hubungan antar manusia.
2. Indikator adalah latar belakang/alasan mengapa suatu kinerja tersebut perlu diukur.
3. Definisi operasional dimaksud mengumpulkan data frekuensi pengambilan data dari
sumber data untuk tiap indikator tersedia.
4. Frekuensi pengumpulan data dari sumber untuk tiap indikator tersedia.
5. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja.
6. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
kinerja.
7. Penyebut (demominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator
kerja.
8. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan dapat dicapai.
9. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar
kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional tahun
2000 - 2005
2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang pembendaharaan negara.
3. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah sebagaimana telah
2 kali diubah terakhir dengan undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan
kedua atas undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pemerintahan daerah.
4. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
5. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
6. Peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2004 tentang rencana kerja pemerintah
7. Peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan badan
layanan umum
8. Peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan
penerapan standar pelayanan minimal.
9. Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah.
10. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
(lembaga negara republik Indonesia tahun 2007 nomor 82, tambahan lembaga negara
republik Indonesia nomor 4737)
11. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembinaan urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
( lembaga negara republik Indonesia tahun 2007 nomor 82, Tambahan lembaran negara
republik Indonesia nomor 4737)
12. Keputusan menteri kesehatan nomor 228/menkes/sk/iii/2002 tentang pedoman
penyusunan standar pelayanan minimal rumah sakit yang wajib dilaksanakan daerah.
13. Keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor 28 tahun 2004 tentang
akuntabilitas pelayanan publik.
BAB II
SISTEMATIKA
DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT
a. Latar belakang
d. Landasan hukum
a. Jenis pelayanan
4. BAB IV Penutup
Indikatr Pencapaian
Awal Rencana Pencapaian Tahun Penanggung
No Jenis Pelayanan Standar
Jenis Uraian 2019 jawab
2020 2021 2022 2023 2024
Pelayanan Gawat 1. Kemampuan menangani life 100 %
Darurat 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
saving
2. Pemberi pelayanan kegawat- 100 %
daruratan bersertifikat (ATLS/
Input 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
BTLS/ACLS/PPGD/GELS)yang
masih berlaku
3. Ketersediaan tim Penanggulangan 1 Tim
1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim
bencana
1 4. Jam buka pelayanan gawat 24 Jam
24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam
darurat
≤ 5 menit
5. Waktu tanggap pelayanan dokter
Proses dilayani setelah ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit ≤ 5 menit
di Gawat Darurat
pasien datang
6. Tidak adanya keharusan 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
membayar uang muka
Output 7. Kematian pasien di IGD (≤ 8jam) ≤ 2 perseribu ≤2/1000 ≤2/1000 ≤2/1000 ≤2/1000 ≤2/1000
Outcome 8. Kepuasan pasien ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 % ≥ 70 %
Pelayanan Rawat Jalan minimal sesuai
1. Ketersediaan pelayanan dengan jenis dan
2 Input Klasifikasi RS
2. Dokter pemberi pelayanan di 100 % dokter
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
poliklinik spesialis spesialis
08.00 s/d 13.00
3. Jam buka pelayanan dengan Setiap hari kerja 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d
ketentuan kecuali Jum’at : 13.00 13.00 13.00 13.00 13.00
Proses
08.00 – 11.00
≤ 60 menit ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60 ≤ 60
4. Waktu tunggu rawat jalan
menit menit menit menit menit
5. Penegakan Diagnosis TB melalui 100%
Proses 100% 100% 100% 100% 100%
pemeriksaan mikroskopis
6. Pasien Rawat Jalan TB yang 100%
Proses 100% 100% 100% 100% 100%
ditangani dengan strategi DOTS
Proses 7. Ketersediaan Pelayanan VCT Tersedia dengan
(HIV) tenaga terlatih
8. Peresepan obat sesuai 100 %
Output 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
formularium
Output 9. Pencatatan dan Pelaporan TB di RS ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60%
Outcome 10. Kepuasan pasien ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
Pelayanan Rawat Inap Sesuai jenis &
1. Ketersediaan pelayanan
kelas RS
Sesuai pola
2. Pemberi pelayanan di Rawat Inap ketenagaan, jenis
Input
dan kelas RS
3. Tempat tidur dengan pengaman 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
4. Kamar mandi dengan pengaman 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pegangan tangan
5. Dokter penanggung jawab pasien 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
rawat inap
08.00 s/d 14.00 08.00
08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d
6. Jam Visite Dokter Spesialis s/d
14.00 14.00 14.00 14.00
14.00
3 7. Kejadian infesksi pasca operasi ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 1,5 %
8. Kejadian infeksi nosokomial ≤9% ≤9% ≤9% ≤9% ≤9% ≤9%
Proses
9. Tidak adanya kejadian pasien jatuh 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
yang berakibat cacat atau kematian
10. Pasien rawat inap tuberculosis 100 %
yang ditangani dengan strategi 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
DOTS
11. Pencatatan dan pelaporan TB di ≥ 60%
≥ 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60% ≥ 60%
RS
Output 12. Kejadian pulang sebelum ≤ 5%
≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5% ≤ 5%
dinyatakan sembuh*
Output 13. Kematian pasien ≥ 48 jam ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 % ≤ 0,24 %
Outcome 14. Kepuasan pasien ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
4 Pelayanan Bedah Input Sesuai dengan
1. Ketersediaan tim bedah
Sentral kelas RS
Input 2. Ketersediaan fasilitas dan Sesuai dengan
peralatan operasi kelas RS
Input 3. Kemampuan melakukan tindakan Sesuai dengan
operatif kelas RS
Proses 4. Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari ≤ 2 hari
Proses 5. Tidak adanya kejadian operasi 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
salah sisi
Proses 6. Tidak adanya kejadian operasi 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
salah orang
Proses 7. Tidak adanya kejadian salah 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
tindakan pada operasi
Proses 8. Tidak adanya kejadian 100 %
tertinggalnya benda asing/ lain 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pada tubuh pasien setelah operasi
Proses 9. Komplikasi anestesi karena ≤6%
overdosis, reaksi anestesi, salah ≤6% ≤6% ≤6% ≤6% ≤6%
penempatan ET
Output 10. Kejadian kematian di meja ≤1%
≤1% ≤1% ≤1% ≤1% ≤1%
operasi
Outcome 11. Kepuasan pelanggan ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
5 Persalinan dan Input Dokter Sp.OG/
perinatologi 1. Pemberi pelayanan persalinan
Dokter umum/ 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
normal
Bidan
Input Dokter Sp.OG/
2. Pemberi pelayanan persalinan
Dokter umum/ 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan penyulit
Bidan
Input 3. Pemberi pelayanan persalinan Tim PONEK
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan tindakan operatif terlatih
Input Dokter SpOG,
4. Kemampuan menangani BBLR
Dokter SPA, Dokter 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
(1500-2500 gr) Sp.An
Input 5. Kemapuan menangani bayi lahir 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan asfiksia
Proses 6. Pertolongan persalinan melalui ≤ 20 %
≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 % ≤ 20 %
seksio caesaria non rujukan
Proses 7. Pelayanan kontrasepsi mantap 100 %
Dilakukan oleh SpOG atau SpB,
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
atau SpU, atau dokter umum
terlatih
Proses 8. Konseling peserta KB mantap 100 %
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
oleh bidan terlatih
Output 9. Kematian ibu karena persalinan
perdarahan perdarahan ≤ 1 % ≤1% ≤1% ≤1% ≤1% ≤1%
pre-klampsia pre-klampsia ≤ ≤ 30% ≤ 30% ≤ 30% ≤ 30% ≤ 30%
30%
Sepsis Sepsis ≤0,2 % ≤0,2 % ≤0,2 % ≤0,2 % ≤0,2 % ≤0,2 %
Outcome 10. Kepuasan pasien ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 % ≥ 80 %
Pelayanan intensif Input Sesuai kelas RS dan
1. Pemberi pelayanan
standar ICU
Input 2. Ketersediaan fasilitas dan Sesuai kelas RS dan
peralatan ruang ICU standar ICU
Input
6 3. Ketersediaan tempat tidur
dengan monitoring dan
ventilator
Proses 4. Kepatuhan terhadap hand 100 %
hygiene 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
URAIAN INDIKATOR.
1. Ketersediaan Pelayanan
Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan rawat jalan spesialistis
yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan yang tersedia di rumah sakit
Denominator Jenis pelayanan yang seharusnya tersedia di RS sesuai dengan kelas RS
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang sesuai dengan formularium
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam satu bulan
(minmal 50 sampel)
Sumber data Instalasi Farmasi
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
pengumpul data
Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan TB adalah pencatatan dan pelaporan semua
pasien TB yang berobat rawat jalan di rumah sakit
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Standar 100%
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
pengumpul data
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang
disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
pengumpul data
Definisi operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat baik akibat
jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb.
Frekuensi pengumpulan tiap bulan
data
Periode analisis tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang
jatuh
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data rekam medik, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
10. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
Judul Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Definisi Operasional Tim operator adalah tim yang yang siap untuk melaksanakan pelayanan
bedah sesuai kebutuhan dan sesuai kelas rumah sakit baik cito maupun
elektif, yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, dan petugas
instrumen sesuai ketentuan yang berlaku
Denominator 1
Sumber data Instalasi Bedah Sentral
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit dan kebutuhan (Beban
kerja)
Penanggung jawab Kepala Instalasi Bedah Sentral
pengumpul data
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pelayanan bedah sentral
Denominator Fasilitas dan peralatan yang seharusnya ada sesuai kelas rumah sakit
Definisi operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter
memutuskan untuk operasi yang
terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien
yang dioperasi dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut
Judul Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing Pada Tubuh Pasien
Setelah Operasi
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan tergambarkannya ketelitian dan kecermatan dokter bedah dalam
melaksanakan tindakan operasi
Definisi operasional kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda asing
seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat suatu
tindakan pembedahan
Frekuensi pengumpulan 1 bulan dan sentinel event
data
Periode analisis 1 bulan dan sentinel event
Numerator jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan dikurangi jumlah pasien
yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi
dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber data Rekam medik, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab kepala intalasi bedah sentral/komite medis
Standar ≤6 %
Standar 100%
Definisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr – 2500 gr
operasional
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang ditangani
Standar 100 %
Denominator Jumlah seluruh Bayi baru lahir dengan asfiksia yang ditangani
Standar 100 %
Standar ≥80 %
Penanggung Ketua komite mutu/tim mutu
jawab
Denominator 1
Sumber data Inventaris ICU
Standar Sesuai dengan kelas rumah sakit
Penanggung jawab Kepala Instalasi ICU
pengumpul data
3. Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator
6. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Judul Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang
Sama < 72 Jam
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang
operasional sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72
jam dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam periode yang
sama
Sumber data Rekam medik
Standar ≤3 %
Penanggung Komite medik/mutu
jawab
VII.RADIOLOGI
4. Kerusakan Foto
7. Kepuasan Pelanggan
5. Kepuasan Pelanggan
X. FARMASI
Denominator 1
Sumber data Instalasi Farmasi
Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
pengumpul data
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan farmasi
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Kepala instalasi farmasi
XI. GIZI
6. Kepuasan Pelanggan
Numerator Jumlah dan jenis tenaga yang bekerja di bank darah rumah sakit
Denominator 1
Sumber data Bank Darah Rumah Sakit
Standar Sesuai dengan ketentuan Pedoman Bank Darah Rumah Sakit
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium/Penanggung Jawab Bank Darah
5. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan BDRS
6. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan keluarga miskin
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan keluarga miskin
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Panitia Mutu
Numerator Jumlah dan jenis tenaga yang bekerja di instalasi Rekam medik rumah
sakit
Denominator 1
Sumber data Instalasi Rekam medik Rumah Sakit
Standar Sesuai dengan persyaratan kelas rumah sakit
Definisi operasional Dokumen Rekam medik rawat inap adalah dokumen Rekam medik
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap adalah
waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai
rekam medik rawat inap tersedia di bangsal pasien
Frekuensi pengumpulan data tiap bulan
Periode analisis tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan Rekam medik rawat inap
yang diamati
Denominator Total penyediaan Rekam medik rawat inap yang diamati
Sumber data hasil survei
Standar ≤15 menit
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rekam medik
6. Kepuasan Pelanggan
12. Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat Inap
Judul Kecepatan Waktu Pemberian Informasi Tentang Tagihan Pasien Rawat
Inap
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi pembayaran
pasien rawat inap
Definisi operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan
yang telah diberikan. Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan
pasien rawat inap adalah waktu mulai pasien dinyatakan boleh pulang
oleh dokter sampai dengan informasi tagihan diterima oleh pasien
Frekuensi pengumpulan data tiap bulan
Periode analisis tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat
inap yang diamati dalam satu bulan
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Sumber data hasil pengamatan
Standar ≤ 2 jam
Penanggung jawab Bagian Keuangan
13. Cost Recovery
Judul Cost Recovery
Dimensi mutu Efisiensi, Efektivitas
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah sakit
Definisi operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu
tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode
waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data tiap bulan
Periode analisis tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Sumber data hasil pengamatan
Standar ≥ 60 %
Penanggung jawab Bagian Keuangan
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan ambulans/
mobil jenazah
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan ambulans/mobil jenazah
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam persen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Panitia Mutu
XVIII.PERAWATAN JENAZAH
1. Ketersediaan Pelayanan Perawatan Jenazah
Judul Ketersediaan Pelayanan Perawatan Jenazah
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan perawatan jenazah 24 Jam di Rumah Sakit
Definisi Operasional Perawatan jenazah adalah perawatan terhadap jenazah sesuai
dengan adat dan agama sesuai permintaan keluarga
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
7. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan perawatan
jenazah
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan perawatan jenazah
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari keluarga yang disurvei
(dalam persen)
Denominator Jumlah total keluarga yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Panitia Mutu
XIX. Pelayanan Laundry
1. Ketersediaan Pelayanan Laundry
Judul Ketersediaan Pelayanan Laundry
Dimensi Mutu Akses, kenyamanan
Tujuan Tersedianya linen bersih untuk pelayanan di Rumah Sakit
Definisi Operasional Pelayanan laundry adalah pelayanan pencucian, penyiapan, dan
penyediaan linen bersih di rumah sakit baik dilakukan oleh rumah
sakit atau dipihakketigakan
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Pelayanan laundry di rumah sakit
Denominator 1
Sumber data Instalasi Laundry
Standar Tersedia
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laundry
Denominator 1
6. Ketersediaan Linen
Judul Ketersediaan Linen
Dimensi mutu Efisiensi, efektivitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kemampuan instalasi laundry dalam mencukupi
kebutuhan linen di rumah sakit
Definisi operasional Ketersediaan Linen adalah tersedianya linen yang terdiri dari sprei,
sarung bantal, selimut, sticklaken dan perlak dalam jumlah cukup