Anda di halaman 1dari 3

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL

3.2. PEMBAHASAN

Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi - bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Sediaan parental merupakan jenis sediaan yang unik di antara bentuk
sediaan obat terbagi - bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran mukosa
ke bagian tubuh yang paling efesien, yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini
harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan - bahan toksis lainnya, serta harus
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam
pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis
kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologis (Priyambodo, B., 2017).
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Ketika terjadi
gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan
keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas
partikel (Lukas, 2016).
Pada praktikum kali ini adalah pembuatan sediaan infus nacl 0,9% sebanyak 100ml.
hal pertama yang kami lakukan adalah mengkalibrasi botol infus 112,2 ml sebanyak 2 botol.
Kemudian kita membuat larutan bebas pirogen dengan cara melarutkan carbo adsorben dalam
aquadest sebanyak 0,05% dari volume air lalu dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 15
menit. Setelah selesai saring larutan menggunakan kertas saring 2 rangkap ke dalam
Erlenmeyer. Kemudian tutup Erlenmeyer menggunakan alumunium foil , dan dimasukkan ke
dalam autoklaf untuk disterilisasi. Berikutnya menimbang Nacl sebanyak 2,01 gram didalam
timbangan analitik menggunakan cawan porselin dan bungkus menggunakan alumunium foil.
Setelah itu kita melakukan sterilisasi terhadap alat – alat yang akan digunakan pada
praktikum kali ini meliputi botol infus, tutup botol infus, gelas ukur, beaker glass,
erlenmeyer, corong kaca , larutan aqua bebas priogen dan kertas saring dilakukan sterilisasi
dengan autoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit. Kemudian untuk batang pengaduk ,
cawan porselin yang berisi Nacl dan pipet tetes dilakukan sterilisasi menggunakan oven
selama 30 menit pada suhu 180°C.
Langkah berikutnya adalah membuat sediaan infus. Pertama membawa semua
peralatan yang sudah disterilisasi beserta bahan – bahan menuju lab steril. Nyalakan LAF,
lalu masukkan setengah aqua bebas pirogen kedalam beaker glass kemudian tambahkan NaCl
2,01 gram kedalam beaker glas , aduk sampai larut dan homogen. Lalu cek pH sediaan
menggunakan pH stik , apabila pH menunjukkan angka 6,00(asam) maka perlu ditambahkan
Naoh sampai pH menunjukkan angka 7,00(netral). Setelah itu, tambahkan aquadest bebas
pirogen hingga 224,4 ml ke dalam beaker glass aduk hingga larut dan homogen. Kemudian
saring sediaan menggunakan kertas saring 2 rangkap yang telah dibasahi oleh aquadest bebas
pirogen . Setelah itu masukkan sediaan ke dalam botol infus sampai tanda kalibrasi. Setelah
semua selesai botol ditutup dan diikat menggunakan tali , kemudian bungkus botol infus
ditutup dengan alumunium foil dan diikat lagi menggunakan tali. Setelah selesai masukkan
sediaan infus ke dalam outoklas selama 15 menit untuk melakukan sterilisasi akhir.
Langkah selanjutnya setelah dilakukan sterilisasi akhir yaitu dilakukan pengujian
pada sediaan infus meliputi uji organoleptis , uji penentuan Ph, uji kejernihan , uji partikulan
dalam injeksi dan uji kebocoran. Hal pertama yang dilakukan adalah melalukan uji
organoleptis , pada pengamatan yang telah kami lakukan sediaan infus yang kami buat
berwarna bening , jernih dan bebas pirogen serta tidak berbau , penampilan fisik berupa
cairan bening jernih dan tidak berbau.
Pengujian kedua yang dilakukan adalah uji pH. Sediaan yang kami lakukan diuji
menggunakan stik pH yang dicelupkan kedalam sediaan infusa. Hasil menunjukka angka
6,00 menandakan bahwa sediaan yang kami buat memiliki ph yang asam yaitu 6,00.
Perubahan pH dapat terjadi reaksi penguraian zat , pengaruh wadah gelas/plastic dan
pengaruh gas serta tekanan terhadap zat berkhasiat. Atau mungkin terjadinya human error
pada kelompok kami pada saat pembuatan sediaan infusa yang kurang steril. Dan perlu
diperhatikan bahwa pH yang tidak tepat dapat berpengaruh pada darah , pH darah normal
adalah 7,35-7,45 , sehingga apabila sediaan parenteral mempunyai pH diluar batas tersebut
maka dapat menyebbakan masalah pada tubuh.
Pengujian ketiga yang dilakukan adalah uji kejernihan. Pada sediaan infus kelompok
kami sediaan yang kami buat berupa cairan jernih bening tembus cahaya dan tidak ada
partikel pirogen. Kemudian untuk uji yang keempat yaitu uji kebocoran. Hal pertama yang
dilakukan adalah membungkus sediaan menggunakan kertas saring / kertas coklat kemudian
digulingkan. Pada kelompok kami setelah digulingkan tidak terdapat noda basah pada kertas
saring / kertas coklat yang menandakan bahwa sediaan infus yang kami buat tidak mengalami
kebocoran.
Dapus

Lukas, S., 2006, Formulasi Steril. Yogyakarta : penerbit C.V ANDI OFFSET.

Priyambodo. (2007). Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai