0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
590 tayangan3 halaman
Larutan injeksi Ringer Laktat dibuat harus bebas pirogen dan steril untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh secara fisiologis. Karbo adsorben digunakan untuk menyerap pirogen dan sterilisasi dilakukan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit untuk membunuh mikroorganisme. Larutan yang dihasilkan memenuhi syarat kejernihan, tidak ada kebocoran atau partikel asing, dan pH fisiologis.
Larutan injeksi Ringer Laktat dibuat harus bebas pirogen dan steril untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh secara fisiologis. Karbo adsorben digunakan untuk menyerap pirogen dan sterilisasi dilakukan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit untuk membunuh mikroorganisme. Larutan yang dihasilkan memenuhi syarat kejernihan, tidak ada kebocoran atau partikel asing, dan pH fisiologis.
Larutan injeksi Ringer Laktat dibuat harus bebas pirogen dan steril untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh secara fisiologis. Karbo adsorben digunakan untuk menyerap pirogen dan sterilisasi dilakukan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit untuk membunuh mikroorganisme. Larutan yang dihasilkan memenuhi syarat kejernihan, tidak ada kebocoran atau partikel asing, dan pH fisiologis.
Larutan injeksi yang dibuat harus bebas pirogen, karena pirogen dapat
menyebabkan respon piretik spesifik. Pirogen dapat dihilangkan dengan
menambahkan karbo adsorben pada larutan. Karbo adsorben akan menyerap pirogen yang bila disaring akan terpisah dari larutan. Sebelum digunakan, karbo adsorben yang terlebih dahulu harus diaktifkan, pengaktifan karbo adsorben bertujuan untuk menguapkan air dan membunuh bakteri yang sebelumnya telah menempel pada permukaan karbo adsorben. Pengaktifan ini dilakukan dengan memijarkan karbo adsorben di atas kompor listrik. Setelah dilakukan penambahan karbo adsorben, sediaan didiamkan terlebih dahulu hingga karbo adsorben mengendap agar saat penyeringan karbo adsorben dapat terpisah dengna baik dengan sediaan saat disaring. Sediaan disaring menggunakan kertas saring ketika akan dimasukkan ke dalam botol supaya tidak ada karbo adsorben yang terbawa masuk ke dalam sediaan. Langkah selanjutnya adalah mengecek Ph. Sediaan Injeksi (infuse) sebaiknya menggunakan pH yang mendekati Ph fisiologis atau isohidris dengan darah dan cairan tubuh lainnya. Pada sediaan yang dibuat, pH yang didapat yaitu 6. Setelah penambahan NaCl sebagai pengisotonis larutan memiliki Ph = 7. pH ini masuk ke dalam range pH Ringer laktat yaitu 5-7. Pada injeksi volume kecil, pH larutan yang tidak sesuai dari nilai pH darah maka selanjutnya jika larutan tersebut diberikan ke tubuh akan terjadi pengenceran yang cepat dan pendapatan oleh serum (system dapar tubuh sendiri). Tetapi jika injeksi dalam volume besar (infuse), penyeimbangan yang cepat jika pH larutan berada pada nilai pH fisiologis. Selain itu, pengaturan pH juga bertujuan untuk mempertinggi stabilitas sehingga obat-obat tersebut masih memiliki aktivitas dan potensi. Sterilisasi dilakukan dengan metode panas basah menggunakan autoclave dengan suhu 1210 selama 15 menit. Sterilisasi dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam larutan. Hal ini sesuai dengan syarat sediaan parenteral yaitu, steril dimana tidak ada mikroorganisme yang tumbuh di dalamnya. Mekanisme kerja dari proses sterilisasi panas basah ini adalah uap air yang dihasilkan akan masuk ke dalam dinding bakteri dan menyebabkan koagulasi protein dari bakteri. Proses pembuatan sediaan larutan infuse ringer laktat ini menggunakan metode sterilisasi akhir. Larutan yang akan disterilisasi dimasukkan ke dalam wadah kemudian bagian tutupnya dibungkus dengan alumunium foil. Kemudian dimasukkan ke dalam autoclave. Autoclave ditutup dan dibiarkan sampai suhu naik mencapai 1210. Setelah suhu mencapai 1210 autoclave dibiarkan sampai 15 meint. Perlu hari-hari saat membuka tutup autoclave, hal ini karena adanya tekanan dari dalam yang menjaga suhu tetap, sehingga saat autoclave dibuka, uap air di dalamnya akan menyembur keluar. Setelah disterilkan, larutan infuse yang didapat diuji kebocoran, kejernihan dan diuji adanya partikel asing. Uji kebocoran dilakukan dengan mmebalik botol. Kebocoran ditandai dengan adanya air yang menetes dari botol. Kebocoran sangat berbahaya bagi sediaan parenteral sebab mikroba dapat masuk lewat celah bocor tersebut dan menyebabkan reaksi tertentu di dalam tubuh. Infuse yang diperoleh dari praktikum tidak menunjukkan adanya kebocoran. Sementara uji kejernihan dan partikel dilakukan dibawah cahaya lampu dengan background hitam. Partikel asing tersebut merupakan partikel-partikel yang tidak larut yang dapat berasal dari larutan dan zat kimia yang dikandung, lingkungan, peralatan, personal dan komponen pengemas. Partikel asing tersebut dapat menyebabkan pembentukan granuloma patologis dalam organ vital tubuh. Untuk infuse volume besar, USP menetapkan batas 50 partikel 10 μm dan lebih besar, serta 5 partikel 25 μm dan lebih besar permilimeter. Untuk mengetahui adanya partikel dilakukan dengna mata secara langsung untuk partikel ukuran 50 μ. Sedangkan untuk partikel yang lebih kecil maka diperlukan teknik dan alat khusus. Dari pemeriksaan yang dilakukan didapat bahwa infuse ringer laktat yang dihasilkan jernih dan tidak ada partikel yang melayang. Sediaan injeksi yang telah selesai diproses dan memenuhi syarat diberi etiket sebelum diserahkan pada pasien. Etiket berwarna biru karena sediaan injeksi diberikan langsung masuk ke dalam peredaran darah, tidak melewati saluran pencernaan. Kemudian dilakukan uji sterilitas dengan menggoreskan sediaan pada media yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan pengamatan setelah hari pertama percobaan dan setelah hari ketujuh percobaan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan apapun pada media. Maka dapat diketahui bahwa sediaan tidak mengalami kontaminasi dan dapat dikatakan steril. VI. KESIMPULAN 1. Larutan Ringer Laktat digunakan untuk mengganti elektrolit ataupun cairan tubuh secara fisiologis. 2. Larutan Ringer Laktat yang dihasilkan bersifat hipotonis, sehingga perlu ditambahkan 0,602 g/500 ml NaCl 3. Metode sterilisasi yang digunakan adalah metode panas basah menggunakan autoclave dengan suhu 1210 selama 15 menit 4. Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap larutan yang dibuat dperoleh : a. Ph = 6-7 (memenuhi syarat) b. Kebocoran = tidak ada (memenuhi syarat) c. Partikel asing = tidak partikel asing (memenuhi syarat) d. Kejernihan = jernih (memenuhi syarat)
VII. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswien, 2009, Sediaan Farmasi Steril, Penerbit ITB, Bandung Anonym, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta Ansel,H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta. Lachman, Leon, 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta Voight, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta