Anda di halaman 1dari 29

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA WUNA

KECAMATAN BARANGKA KABUPATEN MUNA : 1981-2021

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Seminar


Proposal Penelitian Pada Jurusan Ilmu Sejarah

OLEH

SRI RAHAYU NINGSI


N1C1 16 016

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara bercorak dan

berkarakteristik agraris, yang dalam setiap struktur kehidupannya masih bergantung pada

sumber daya alam sebagai suatu kekuatan untuk melanjutkan proses kehidupan, dimana

pengelolaan sumber daya alam menjadi penunjang aktivitas kehidupan dan perekonomian

bangsa. Ketika membahas sumber daya aIam Indonesia dalam hal ini membahas kebutuhan

masyarakat terhadap sumber daya alam, karena dapat menghasilkan manfaat dan

keuntungan bagi masyarakat.

Pembangunan daerah Kabupaten Muna ialah bagian integral dari pembangunan

nasional dan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan oleh pemerintah

bersama rakuyat, dengan tujuan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat dengan memperhatikan aspek pemerataan maupun aspek pertumbuhan yang

berkeadilan. Daerah Kabupaten Muna memiliki potensi sumber daya alam yang angat

besar, dimana daerah ini memilkiki letak geografis yang strategis, dan memungkinkan

pendayagunaan lahan sepanjang tahun karenya adanya iklim yang memungkinkan dan

lahan yang subur, hal ini menjadi modal utama untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Dengan adanya masyarakat Kabupaten Muna yang mayoritas bermata

pencaharian sebagai petani sekitar 74,20%, daerah ini memiliki potensi penting sebagai

salah satu sujek pelaku ekonomi. Pemahaman terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
petani di pedesaan menjadi bekal bagi penyusunan program pembangunan pedesaan yang

terintegrasi.

Kondisi sosial ekonomi merupakan keadaan yang berhubungan dengan masyarakat

yang diatur secara social dan ekonomi dengan seseorang dalam posisi tertentu

dimasyarakat (Sumardi, 2004: 21). Dalam memenuhi kebutuhannya masyarakat bekerja

sesuai kemampuan dan keahliannya untuk memperoleh penghasilan dan pendapatan yang

akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua bentuk kehidupan manusia

baik yang sederhana maupun yang kompleks, interaksi atau pergaulan antara individu

terdapat perbedaan status atau kedudukan dan derajat .

Damsar dalam Suyanto (2013: 14) menyatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi

adalah gambaran mengenai bagaimana seseorang kelompok dan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan mereka akan barang langka dengan melakukan pendekatan sosiologi

dan ekonomi. Cara ini berkaitan dengan segala aktifitas individu, kelompok dan

masyarakat yang berkaitan baik produksi, distribusi, maupun konsumsi serta jasa dan

barang-barang langka.

Menurut Sumardi dalam Herlina dan Surdin (2016: 46) bahwa dilihat dari segi

social dan ekonomi, mutu atau kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat bergantung

apad tingkat penghasilan serta pendapatan yang mempengaruhi kesejahteraan hidup yang

dijamin dari tingkat dan pola konsumsi yang meliputi pendidikan, kesehatan, pangan dan

sandang. Ekonomi ialah dua istilah yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan, karena

dalam pengaturan dan pengembangan mata pencaharian manusia harus mampu melakukan

komunikasi dan interaksi dengan sesamanya.


Pemenuhan kebutuhan hidup yang dibutuhkan masyarakat tidak hanya sekedar dari

tingkat manusia memenuhi berbagai kebutuhan sosial ekonominya saja, tetapi beberapa hal

lain yang mendukung terciptanya kesejahteraan sosial yang cukup untuk mendukung

terciptanya kebutuhan yang diharapkan. Kondisi tersebut antara lain infrastruktur,

pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah

setempat khususnya di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna.

Secara umum mata pencaharian masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna mayoritas berprofesi sebagai petani, banyak masyarakat

menggantungkan hidupnya dengan mengolah lahan pertanian dan perkebunan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat

di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna dilihat dari beberapa aspek yaitu

tingkat pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan atau mata pencaharian, dan tingkat

pendapatan.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, menjadi daya tarik

tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga dalam penelitian ini penulis memilih

judul “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna : 1981-2021”. Masyarakat di Desa Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna yang berada di daerah pedalaman sehingga ketergantungan mereka pada

lahan pertanian dan perkebunan sangatlah tinggi dengan memanfaatkan sumber daya alam

yang ada seperti sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.
B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi awal kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna?

b. Bagaimana perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna : 1981-2021?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi

batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Batasan Temporal (Waktu)

Batasan temporal atau waktu dalam penelitian ini adalah tahun 1981-2021.

Penetapan tahun tahun 1981 sebagai awal kajian karena merupakan tahun awal

terbentuknya Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna. Sedangkan penetapan

tahun tahun 2021 sebagai akhir kajian karena pada tahun tersebut telah menunjukkan

adanya perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan

Barangka Kabupaten Muna.

b. Batasan Spasial (Tempat)

Batasan..spasial atau tempat dalam penelitian..ini adalah di wilayah Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna, sebagai tempat atau lokasi pemukiman


masyarakat yang melaksanakan berbagai aktivitas kehidupan sosial ekonomi yang

menjadi obyek kajian dalam penelitian ini.

c. Batasan Tematis

Batasan tematis dalam penelitian ini adalah: (1) Kondisi awal kehidupan sosial

ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna. (2)

Perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna : 1981-2021.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan kondisi awal kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna.

2. Untuk menjelaskan perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa

Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna : 1981-2021.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

mengenai kajian sejarah sosial dan sejarah ekonomi, khususnya mengenai


perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan

Barangka Kabupaten Muna.

b. Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau

studi perbandingan bagi para peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk melakukan

penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

c. Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bacaan bagi

para pencinta sejarah di Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya, dan di Kabupaten

Muna pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat Muna, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi tentang perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna.

b. Bagi pemerintah daerah setempat, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan masukan dalam upaya mengambil kebijakan terkait dengan pemberian

bantuan sosial dan ekonomi terhadap masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna.

c. Bagi kalangan akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan

pemikiran dalam upaya melakukan kajian tentang sejarah sosial dan sejarah ekonomi,

khususnya tentang perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

1. Konsep Sosial Ekonomi

Manusia ialah makhluk sosial yang hidup dengan adanya bantuan orang lain dalam

pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agar kebutuhannya terpenuhi, harus adanya interaksi

sosial setiap manusia. Interaksi sosial merupakan dasar dari kehidupan sosial, sebab

dengan adanya interaksi sosial maka akan tercipta kebersamaan dalam masyarakat.

Pengertian dari istilah “sosial” sendiri sangat berkaitan dengan hubungan sesamanya

yang berdasar pada interaksi, strata, proses, struktur dan problem sosial. Pola interaksi

sosial ialah awal dari kegiatan sosial itu sendiri, olehnya tanpa interaksi sosial tidak akan

ada aktifitas yang berlangsung. Maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial ialah dasar

interaksi sosial yang ada di masyarakat (Soekanto, 2006: 68).

Sedangkan istilah ekonomi, berasal dari bahasa Yunani yaitu oikonomia terdiri dari

kata, oikos dan nomos. Oikos berarti bentuk-bentuk yang berkaitan dengan pengelolaan

rumah tangga, sedangkan nomos artiya undang-undang atau peraturan. Dalam artian lain

berupa usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam ha lmemenuhi kebutuhan keluarganya.

(Haryanto, 2011: 57).

Istilah ekonomi juga digambarkan dari beberapa penjelasan yang dijelaskan oleh

para pakar ekonomi, antara lain Winardi (1986: 961) yang menjelaskan bahwa ekonomi

merupakan cara yang dilakukan manusia yang berkaitan dengan pembuatan atau
penciptaan barangatau jasa dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia. Kemudian Sukirno

(1985: 3) menjelaskan ekonomi merupakan upaya-upaya manusia dalam memenuhi

kebutuhannya setiap hari.

Maksud sosial ekonomi mengandung dua kata yaitu sosial dan ekonomi.

Kehidupan sosial ekonomi ialah cara yang dilakukan individu dan kelompok dalam suatu

perkumpulan dalam setiap kegiatan atau aktifitas untuk memenuhi kebutuhan berumah

tangga . Hidayat dalam Herlina dan Surdin (2016: 87) mengemukakan bahwa kehidupan

sosial ekonomi ialah kondisi pekerjaan yang dilihat dari segi sosial ekonomi berupa

penghasilan atau gaji yang didapat.

Damsar dalam Suyanto (2013: 14) menyatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi

adalah gambaran tentang bagaimana usaha individu kelompok dan masyarakat dalam

memenuhi akan kebutuhan barang-barang langka dalam kehidupannya dalam pendekatan

sosiologi dan ekonomi. Oleh karena itu seharusnya mampu berinteraksi dan

bnerkomunikasi dalam kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial dan

ekonomi.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka keadaan sosial dan ekonomi

masyarakat dapat diukur berdasarkan tingkat kesehatan, pendidikan, kondisi perumahan,

pendapatan serta pekerjaan pada masyarakat tersebut, sebagaimana diuraikan sebagai

berikut:

a. Pendidikan

Sederhananya pendidikan adalah upaya manusia dalam melatih pribadinya

berdasarkan budaya-budaya yang ada dimasyarakat. Oleh karena itu meskipun peradaban
dalam masyarakat masih sederhana, pasti didalam masyarakan tetap ada perkembangan

pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat guna membangun

kehidupan masyarakat yang baik.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

menyatakan pendidikan adalah upaya yang disadari dan direncanakan dalam mewujudkan

suasana dan proses belajar sehingga peserta didik mampu secara aktif mengembangkan

potensi potensi yang ada dalam dirinya seperti kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian,

pengendalian diri, akhlak mulia kecerdasan, budi pekerti, akhlak mulia dan keterampilan

yang dibutuhkan dirinya serta bagi masyarakat bangsa dan negara . Jenis dan jenjang tinggi

rendahnya pendidikan akan mempengaruhi jenjang status seseorang. Dengan demikian,

jelas bahwa pendidikan bukan sekedar rmemberikan katrampilan kerja tetapi juga mengbah

minat, selera, sikap, etika, karakter, serta cara seseorang bicara. (Nurkholis, 2013: 24).

b. Kesehatan

Kesehatan adalah kondisi yang baik,yang dipengaruhii faktor genetik, lingkungan

serta pola hidup seperti makan, minum, kerja, seks, istirahat, olah raga, maupun

pengelolaan kehidupan emosional. Ketika keseimbangannya terganggu maka maka status

kesehatan akan menjadi rusak, namun kerusakan-kerusakan yang diawal seharusnya

bukanlah kerusakan yang serius, apabila orang menyadari dan segera mengobatinya,

(Santoso, 2012: 8).

Kesehatan masyarakat merupakan ilmu atau seni yang memiliki tujuan pencegahan

timbulnya penyakit-penyakit, memperpanjang kehidupan serta dapat meninggikan nilai


kesehatan. Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

yaitu:

1) menjaga dan Memperbaiki kesehatan masyarakat.

2) Mencegah serta memberantas penyakit-pemyakit inveksi yang terjadi di masyarakat.

3) Memberikan didikan mengenai prinsip kesehatan individu atau pribadi.

4) Mengembangkan upaya masyarakat dalam hal menjaga dan memelihara kesehatan

untuk mencapai tingkat hidup yang setinggi tingginya.

5) Memberikan koordinasi kepada tenaga kesehatan untuk melakukan pengobatan dan

perawatan dengan baik (Santoso, 2012: 9).

Berdasarkan penjelsan di atas, telah jelas bahwa kesehatan merupakan unsur yang

sangat penting dalam setiap kehidupan masyarakat karena dengan adanya kondisi

kesehatan yang baik maka setiap kegiatan yang dilakukan setiap harinya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dapat berjalan dengan lancer dan baik. Sedangkan, bila kondisi badan

sakit maka setiap kegiatan yang dilakukan tidak ada berjalan dengan baik.

c. Perumahan

Rumah merupakan salah tempat dimana manusia melakukan kegiatan yang

dipandang dari sisi factor yang mempengaruhinya dari sekian banyak factor tersebut. Kata

lainnya, konsep mengenai rumah harus mengacu pada tujuan dimana manusia menghuni

rumah tersebut dengan berlandaskan dengan nilai dan norma yang dianutnya (Budiharjo,

1998: 4).

Sumardi (2004: 16), menyebutkan bahwa dalam mengukur tingkat soial ekonomi

individu jika dilihat dari segi tempat tinggalnya dapat di tinjau dari:
1) Status rumah yang ditempati bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang

pada saudara atau tinggal bersama orang lain.

2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen dan semi permanen (kayu,

bambu). Kondisi ekonomi yang tinggi pada umumnya menempati rumah yang

permanen, sedangkan keluarga yang mempunyai keadaan sosial ekonomi menengah

kebawah menggunakan bangunan yang semi permanen atau tidak permanen.

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya

semakin tinggi kondisi sosial ekonominya.

Dalam beberapa pandangan para ahli disebutkan bahwa rumah lebih merupakan

suatu sistem sosial ketimbang sistem fisik. Hal ini disebabkan karena rumah berkaitan erat

dengan kehidupan manusia, yang memiliki tradisi sosial, perilaku dan keinginan-keinginan

yang berbeda dan selalu bersifat dinamis, karenanya rumah bersifat kompleks dalam

mengakomodasi konsep dalam diri manusia dan kehidupannya.

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang demi

kelangsungan hidupnya atau untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya.

Setiap orang melakukan pekerjaan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,

karena kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak bisa

ditunda-tunda. Kebutuhan tersebut misalnya pokok seperti makan, minum, pakaian,

pendidikan dan lain-lain. Untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhannya maka manusia

membutuhkan uang dan umumnya uang didapatkan dari hasil kerja, dsaat ini banyak sekali

pekerjaan yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan uang dan yang dimaksud
dengan pekerjaan ialah aktivitas utama yang dilakukan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Dalam arti yang sempit bahwa pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dapat

menghasilkan uang, barang, dan jasa. Sedangkan dalam segi ekonomi pekerjaan yakni

semua aktivitas yang dilakukan manusia, baik itu dilakukan secara individu ataupun secara

organisasi, baik secara tertutup ataupun secara terbuka kemudian dari pekerjaan tersebut

dapat menghasilkan suatu produk atau jasa sehingga dapat mendapatkan uang dan

dijadikan sebagai mata pencaharian.

e. Pendapatan

Pendapatan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam

masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang

tinggi terhadap kekayaan. Boeke (2001: 86) mengatakan bahwa rendahnya tingkat

pendapatan suatu masyarakat atau individu merupakan suatu kesus kemiskinan yang dapat

membentuk lingkaran setan yang menyebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut:

1) Rendahnya pendapatan menyebabkan kemiskinan.

2) Kemiskinan menyebabkan rendahnya konsumsi.

3) Tidak ada tabungan menyebabkan rendahnya pendapatan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan adalah penghasilan yang

diterima oleh seseorang dalam bentuk uang dari hasil kerja baik secara formal maupun

informal. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa pendapatan adalah merupakan sumber

pengeluaran konsumsi dan sekaligus merupakan faktor penentu bagi terpenuhinya

kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari tingkat pendapatan yang ada, ini berarti untuk
meningkatkan konsumsi atau pemenuhan kebutuhan seseorang harus berpangkal pada

usaha peningkatan pendapatan.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, maka jelas bahwa sosial

ekonomi adalah suatu usaha yang berinteraksi pada kegiatan kamasyarakatan atau adanya

upaya dari seseorang, kelompok maupun pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan

dalam suatu tata kehidupan dan penghidupan baik materil maupun spiritual, jasmani

maupun rohani sehingga masyarakat desa tidak lagi tergantung dalam pola kehidupan

sosial ekonomi tradisional. Kehidupan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah

menyangkut perubahan-perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi yang mengatur

struktur masyarakat, hubungan antara kelompok yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

seperti pendidikan, perumahan, kesehatan, pekerjaan dan pendapatan. Dalam upaya

meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lapisan bawah termasuk masyarakat

pedesaan diperlukan suatu perencanaan yang sistematik, terarah dan kondusif sesuai

kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat. Hal ini penting karena upaya perbaikan

kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di pedesaan sering mengalami kegagalan

karena usaha tersebut tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan

perkembangan zaman yang terus berubah.

2. Konsep Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kesatuan hidup dari makhluk manusia yang terlihat oleh

suatu sistem adat istiadat tertentu. Dikemukakan dalam arti luas masyarakat adalah

keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi oleh

lingkungan, bangsa, dan lain-lain atau keseluruhan dari semua hubungan hidup
masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit masyarakat adalah kelompok manusia yang

dibatasi oleh aspek-aspek tertentu umpamanya teritorial, bangsa, golongan, dan sebagainya

(Koentjaraningrat, 1985: 32).

Menurut Adam dkk, (2000: 35) bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang

telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan

berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

Selanjutnya, menurut Sarwono (1993: 30) bahwa masyarakat adalah sekelompok orang

yang memiliki identitas sendiri dan mendiami dalam wilayah atau daerah tertentu. Dimana

para anggotanya terdapat rasa persatuan dan kesatuan yang membedakan kelompoknya

dengan kelompok yang lain, dan mereka mempunyai norma-norma serta aturan-aturan

yang dipatuhi bersama sebagai suatu ikatan dan dijadikan sebagai pedoman dalam

memenuhi kebutuhan kelompok mereka dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka

seringkali individu harus mengubah atau menyesuaikan keinginan pribadinya dengan

norma-norma dan tuntutan-tuntutan kelompok masyarakat.

Sejalan dengan perkembangan suatu kelompok masyarakat, maka Soekanto (1987:

47) memberikan uraian tentang ciri-ciri masyarakat dalam suatu bentuk kehidupan

bersama yaitu:

a. Manusia yang hidup bersama dalam kaitan perasaan dan kepentingan-kepentingan

yang sama dan memiliki tujuan yang sama.

b. Mempunyai tempat tinggal pada daerah yang sama atau memiliki suatu ciri kelompok

kehidupan tertentu.
c. Hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.

d. Dalam kehidupan bersama terdapat aturan-aturan atau hukum-hukum yang harus

dipatuhi dan tidak dapat dilanggar yang dimana mengatur perilaku masyarakat dalam

mencapai kepentingan bersama.

Dalam suatu kehidupan pasti terdapat individu-individu yang hidup bersama dalam

suatu tempat. Kumpulan dari individu-individu ini akan membentuk suatu kelompok yang

disebut masyarakat. Menurut Koentjaraningrat (2002:147) bahwa masyarakat adalah

kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. Kemudian menurut

Shadily (1984: 215) bahwa masyarakat adalah sekelompok orang hidup bersama dalam

suatu tempat yang diatur dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, maka

jelas bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama di suatu tempat

yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainya serta menciptakan pula aturan-

aturan atau norma-norma tertentu dalam pergaulan hidupnya. Selanjutnya aturan-aturan

atau norma-norma yang senantiasa diciptakan tersebut menjadi suatu karya budaya dari

masyarakat. Masyarakat adalah suatu hubungan antara beberapa orang yang hidup secara

kelompok maupun individu, saling berinteraksi antara satu sama lain dan saling

mempengaruhi sehingga menimbulkan terjadinya perubahan sosial ekonomi dalam

kehidupan masyarakat.
B. Kerangka Teoritis

1. Teori Perubahan Sosial Ekonomi

Perubahan dalam kehidupan masyarakat sudah ada sejak masa lampau hingga

sekarang. Dalam kehidupan masyarakat kita lihat sering terjadi perubahan seakan sesuatu

kejadian dimana perubahan tersebut berjalan secara konstan. Perubahan tersebut memang

terkait oleh waktu dan tempat akan tetapi sifatnya sistematis sehingga berlangsung terus,

baik perubahan yang berlangsung secara cepat maupun perubahan yang berlangsung secara

lambat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor yang

paling mempengaruhi perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk perubahan sosial

ekonomi masyarakat.

Dalam membahas mengenai masalah perubahan sosial ekonomi, selalu tidak

terlepas dari masalah kemasyarakatan, sebab masyarakat merupakan objek struktur sosial

ekonomi. Dari pengertian sosial baik dilihat secara harfiah maupun menurut para pakar

dapat disimpulkan bahwa sosial mempunyai pengertian yaitu yang berkenaan maupun

yang berhubungan dengan manusia maupun secara individu yang satu dengan yang lainya

(masyarakat). Sedangkan pengertian ekonomi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada dasarnya ekonomi

menerangkan tentang prinsip-prinsip didalam menggunakan hasi pendapatan rumah

tangga, sehingga menciptakan kepuasan yang maksimal terhadap berbagai kebutuhan

dalam rumah tangga.

Dari pengertian sosial dan pengertian ekonomi di atas, maka jelas bahwa pengertian

sosial ekonomi yaitu adanya suatu usaha yang berinteraksi pada kegiatan kamasyarakatan
atau adanya upaya dari seseorang, kelompok maupun pemerintah untuk menciptakan

kesejahteraan dalam suatu tata kehidupan dan penghidupan baik materil maupun spiritual,

jasmani maupun rohani sehingga masyarakat tidak lagi tergantung dalam kehidupan atau

pola kehidupan sosial ekonomi tradisional yang lazim disebut sebagai ekonomi subsistensi

tetapi masyarakat telah mulai berubah menuju pada masyarakat pra-kapitalis. Masyarakat

telah menunjukkan pola kehidupan yang tidak sepenuhnya berorientasi pada ekonomi

rumah tangga namun mereka telah pula terlibat dalam berbagai kegiatan ekonomi untuk

kebutuhan pasar meskipun masih terbatas pada pasar di tingkat lokal.

Teori yang dikemukakan Herbert Spencer bahwa sejarah manusia berkembang

secara evolusioner dari keadaan yang homogen yang tidak koheren menuju keadaan

heterogen yang koheren. Maksudnya masyarakat yang sederhana (primitif) yang masih

heterogen tidak memerlukan spesialisasi pekerjaan yang tajam (inkoheren) menuju

masyarakat yang lebih maju yang sudah koheren karena individualis yang menurut

spesialis tajam (koheren) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan dan ruang

lingkup kehidupan yang semakin kompleks (Sjamsuddin dan Ismaun, 1996: 124).

Dengan demikian manusia selalu berusaha untuk mengubah dan memperbaiki pola

pemikirannya demi terciptanya perekonomian masyarakat kearah yang lebih baik.

Aktivitas manusia dengan berbagai segi kehidupan dilakukan dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan cara memproduksi sendiri guna

memperoleh tingkat kesejahteraan dan kemakmuran dalam kehidupan sosial ekonominya.

Para ahli telah banyak mengemukakan teori-teori tentang tahap-tahap

perkembangan ekonomi yang dialami oleh masyarakat sepanjang hidupnya sejak masa
lampau hingga sekarang. Sebagaimana yang dikeemukakan oleh Walt W. Rostow bahwa

perkembangan ekonomi masyarakat terbagi atas 5 (lima) tahap, yaitu: (1) Tahap

masyarakat tradisional, (2) Tahap masyarakat prasyarat untuk lepas landas, (3) Tahap

masyarakat lepas landas, (4) Tahap masyarakat menuju kedewasaan, dan (5) Tahap

masyarakat konsumsi tinggi secara besar-besaran (Tamburaka, 1993: 47).

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, maka jelas bahwa

masalah perubahan sosial ekonomi ditekankan pada adanya kondisi atas sesuatu keadaan

tertentu dalam kehidupan sosial dan ekonomi warga masyarakat. Kondisi kehidupan sosial

dan ekonomi tersebut sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kegiatan manusia mengusahakan

terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil-hasil hewan tanpa

mengakibatkan kerusakan alam untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonominya.

C. Tinjauan Historiografi

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan proposal penelitian ini adalah:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Irhan (2015) dengan judul “Kondisi Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Bajo di Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe

Utara”. Dari hasil penelitiannya Irhan menyimpulkan bahwa: (1) Kondisi sosial ekonomi

masyarakat suku Bajo di Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara

sebagian besar tingkat pendidikan tamat SD, dan sebagian tidak tamat SMP, sebagian

besar masyarakat tersebut memiliki kartu jaminan kesehatan. (2) Pendapatan masyarakat

suku Bajo di Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara hanya
mengharapkan dari hasil melaut. Pada aspek kepemilikan rumah masyarakat suku Bajo di

Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara sebagian besar merupakan tanah

milik sendiri dan sebagian besar pula berjenis dinding papan. Jumlah tanggungan keluarga

masyarakat suku Bajo di Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara

sebagian besar dalam usia sekolah antara 3-4 jumlah tanggungan dalam setiap keluarga.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Masni (2018) dengan judul “Perkembangan

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Bungingkela Kecamatan Bungku Selatan

Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (1997-2017)”. Dari hasil penelitiannya,

Masni menyimpulkan bahwa: 1) Perkembangan kehidupan sosial masyarakat di Desa

Bungingkela Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali sudah cukup baik. Seperti

tampak pada periode tahun 1997 kehidupan sosial masyarakat di Desa Bungingkela yang

pada umumnya masih bersifat tertutup dan hubungan interaksi dengan masyarakat diluar

suku mereka belum terjalin. Sedangkan pada periode tahun 2000 keatas sudah mengalami

perkembangan yang cukup baik, dimana hubungan interaksi sosial antara masyarakat

setempat dengan masyarakat diluar suku mereka sudah terjalin dan berlangsung dengan

baik. 2) Perkembangan kehidupan ekonomi masyarakat di Desa Bungingkela Kecamatan

Bungku Selatan Kabupaten Morowali sudah cukup baik. Seperti pada tahun 1997

masyarakat Bajo di Desa Bungingkela menggunakan sarana tangkap ikan masih bersifat

tradisional yaitu perahu dayung. Sedangkan pada periode tahun 2000 keatas masyarakat

Bajo di Desa Bungingkela sudah menggunakan sarana tangkap ikan yang bersifat modern

yaitu perahu dan motor tempel motor atau perahu katinting.


Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dedi Kurniawan (2011), dengan judul

“Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Lambusa Kecamatan

Konda Kabupaten Konawe Selatan Tahun 1978-2009”. Dari hasil penelitiannya, Dedi

Kurniawan menyimpulkan bahwa terjadi perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat

petani di Desa Lambusa dalam peningkatan kehidupan masyarakat dan ada pula perubahan

pola pikir dan perilaku masyarakat yakni telah memikirkan tentang cara untuk memenuhi

kebutuhan dan peningkatan taraf hidup, dimana masyarakat mulai sadar akan potensi

sumber daya alam di lingkungan tempat tinggal mereka.

Berdasarkan tiga penelitian relevan yang telah dikemukakan di atas, maka tampak

bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Persamaannya yaitu sama-sama mengkaji tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat,

sedangkan perbedaannya yaitu dari segi tempat atau lokasi dan waktu serta obyek

penelitiannya. Penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis membahas tentang

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten

Muna dengan menggunakan batasan temporal (waktu) tahun 1981-2021. Tiap-tiap daerah

dan masyarakat tentu memiliki ciri khas tersendiri dalam hal kehidupan sosial ekonomi

masyarakatnya sehingga menarik untuk dikaji melalui penelitian ilmiah.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2022.

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten

Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Selain di Desa Wuna, tempat penelusuran sumber juga

akan dilaksanakan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara,

Perpustakaan Universitas Halu Oleo, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu

Oleo, dan Kantor Desa Wuna.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah sosial ekonomi, yang membahas

tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat multidimensional.

Pendekatan multidimensional yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan

permasalahan penelitian dari berbagai aspek atau dimensi misalnya dimensi sosial,

dimensi ekonomi, dimensi politik, dan dimensi keamanan (Kartodirdjo, 2019: 187).

C. Sumber Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis sumber sejarah berdasarkan

bentuknya, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber visual (artefak). Ketiga jenis

sumber sejarah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Sumber tertulis, yaitu sumber data yang diperoleh dalam bentuk dokumen atau arsip,

buku-buku, skripsi, jurnal, dan hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian

ini, yakni Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna : 1981-2021.

2. Sumber lisan, yaitu sumber data yang diperoleh melalui keterangan lisan atau hasil

wawancara dengan beberapa orang informan yang dianggap banyak mengetahui

tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna : 1981-2021.

3. Sumber visual (artefak), yaitu sumber data yang diperoleh melalui hasil pengamatan

atau observasi secara langsung terhadap kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat

yang ada di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna, kemudian akan

didokumentasikan dalam bentuk foto-foto yang akan dijadikan lampiran dalam hasil

penelitian nanti.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut

Kuntowijoyo (2013: 69-80) bahwa ada 5 (lima) tahapan dalam metode penelitian sejarah,

yaitu: 1) Pemilihan Topik, 2) Heuristik Sumber, 3) Verifikasi Sumber, 4) Interpretasi

Sumber, dan 5) Historiografi (Penulisan Sejarah).

Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo tentang metode

sejarah tersebut, maka tahapan-tahapan atau prosedur yang digunakan dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Pemilihan Topik

Pada mulanya sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan topik

yang akan diteliti. Topik yang dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan

intelektual. Dua alasan pemilihan topik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kedekatan Emosional

Kedekatan emosional, yakni peneliti memiliki kedekatan terhadap topik yang

dipilih, dimana penulis merasa senang dan merasa mampu untuk mengkaji tentang

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten

Muna : 1981-2021. Selain itu, pertimbangan bahwa dalam pencarian sumber-sumber atau

bahan-bahan sangat mudah untuk dijangkau karena penulis dan masyarakat di Desa Wuna

Kecamatan Barangka Kabupaten Muna berasal dari suku yang sama, yakni suku Muna

sehingga memudahkan penulis dalam hal penelusuran sumber, baik penelusuran sumber

tertulis, sumber lisan, maupun sumber visual.

b. Kedekatan Intelektual

Kedekatan intelektual, yakni seorang peneliti harus mampu menetapkan persoalan-

persoalan yang pokok, yang hendak diteliti baik secara teoritis maupun secara metodologi.

Dalam menulis karya ilmiah dari disiplin ilmu sejarah yang selalu disesuaikan dengan

prosedur keilmuan dalam penelitian dan penulisan sejarah, yang dapat dipertanggung-

jawabkan kebenarannya secara ilmiah.

2. Heuristik Sumber

Heuristik sumber merupakan tahapan awal dalam melakukan kegiatan mencari,

menemukan, dan mengumpulkan sumber data yang relevan sesuai dengan pokok
permasalahan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan sumber data yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Studi dokumen, yaitu teknik pengumpulan sumber data yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengkaji sumber-sumber tertulis berupa arsip atau dokumen yang dimiliki

oleh pemerintah setempat tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa

Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna : 1981-2021.

b. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan sumber data yang dilakukan oleh

peneliti dengan menelusuri dan mengkaji sumber-sumber tertulis berupa buku, skripsi,

jurnal, dan laporan hasil penelitian yang relavan dengan masalah yang diteliti, yakni

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna : 1981-2021.

c. Wawancara atau studi lisan, yakni teknik yang digunakan untuk memperoleh sumber

data melalui hasil wawancara dengan beberapa orang informan yang dianggap banyak

mengetahui tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan

Barangka Kabupaten Muna : 1981-2021.

d. Pengamatan atau observasi, yaitu teknik pengumpulan sumber data melalui hasil

pengamatan atau observasi secara langsung terhadap kondisi kehidupan sosial ekonomi

masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna, kemudian akan

didokumentasikan dalam bentuk foto-foto untuk dijadikan lampiran penelitian.

3. Verifikasi Sumber

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan terhadap sumber yang telah

terkumpul khususnya sumber yang masih diragukan otentitas dan kredibilitasnya. Untuk
mengetahui otentitas (keaslian) dan kredibilitas (kebenaran) sumber yang telah terkumpul

tersebut, peneliti melakukan analisis kritik sumber sejarah, yakni:

a. Kritik Eksternal

Kritik eksternal (kritik luar) adalah kritik yang dilakukan melalui verifikasi atau

cara pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah. Penulis melakukan

analisis terhadap sumber yang ada kaitanya dengan kondisi kehidupan sosial ekonomi

masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna dengan cara meneliti

sifat-sifat luarnya sehingga diperoleh data yang akurat. Selain itu, kritik esternal dari suatu

sumber adalah yang berkaitan dengan sumber yang memang merupakan sumber sejati

yang kita butuhkan. Dalam kaitan ini, Notosusanto (1984: 38) menggunakan tiga

pertanyaan pokok dalam melakukan kritik eksternal terhadap suatu sumber, yaitu: 1)

Adakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki, 2) Adakah sumber itu asli atau

tiruan, 3) Adakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah.

b. Kritik Internal

Kritik internal (kritik dalam) adalah kritik yang dilakukan dengan menekankan

pada aspek-aspek “dalam” dari sumber sejarah, dalam hal ini isi sumber atau materi

kesaksian (testimony). Dalam kritik internal ini semua jenis sumber, baik sumber tertulis,

sumber lisan, maupun sumber visual (artefak) yang sudah lolos dari kritik eksternal,

selanjutnya dikritik secara internal.

4. Interpretasi Sumber

Setelah melakukan verifikasi sumber melalui kritik eksternal dan kritik internal,

selanjutnya sumber tersebut diinterpretasikan atau ditafsirkan dengan mengacu pada


konsep yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian interpretasi ini

otentisitas dan kredibilitas sumber data yang sudah ditetapkan melalui kritik. Selanjutnya

dihubungkan antara data yang satu dengan yang lainnya sehingga didapatkan fakta sejarah

yang dapat dipercaya kebenarannya secara ilmiah. Interpretasi sumber dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Analisis, adalah proses menguraikan sumber-sumber yang diperoleh berdasarkan fakta

yang telah lolos dari tahap verifikasi (kritik sumber) dan telah diinterpretasikan,

sehingga peneliti mendapatkan kebenaran fakta sejarah yang sesuai dengan kenyataan

yang terjadi di lapangan atau lokasi penelitian.

b. Sintesis, adalah proses menyatukan beberapa data yang terkumpul yang memiliki

keterkaitan atau ada relevansinya dengan permasalahan penelitian yang dikaji, yang

dilakukan dengan cara menghubungkan-hubungkan antara sumber yang satu dengan

sumber lainnya sehingga didapatkan fakta-fakta sejarah yang dapat dipercaya

kebenarannya secara ilmiah.

5. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahapan akhir dari pelaksanaan

penelitian sejarah. Dalam tahapan ini peneliti berusaha menyajikan karya tulis ilmiah

tentang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Wuna Kecamatan Barangka

Kabupaten Muna, yang mengutamakan aspek kronologis, sistematis, dan ilmiah

berdasarkan data yang berhasil dihimpun mulai dari pemilihan topik, heuristik sumber,

verifikasi sumber, dan interpretasi sumber, sehingga menjadi sebuah karya sejarah.
References
A. Buku
Adam, dkk. 2000. Ensiklopedi dan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Boeke, Pieter. 1990. Kebutuhan Ekonomi da Kebutuhan Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Budiharjo, Eko. 1998. Sejumlah Masalah Prmukiman Kota. Bandung: Alumni.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdikbud.
Haryanto, Sidung. 2011. Sosiologi Ekonomi. Jogyakarta; Arruzz Media.
Kartodirdjo, Sartono. 2019. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat.1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
________. 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
___________. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kusumaatmaja, Sutara H. 2002. Pembangunan Ekonomi Lokal dan Regional, Bogor: IPB.
Notosusanto, Nugroho, 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Inti
Idayu.
Santoso, Iman. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: Refika Aditama.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1993. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sayogyo, 1987. Ekologi Pedesaan: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Rajawali Press.
Shadily, Hassan. 1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Sjamsuddin, Helius dan Isman. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Proyek Pendidikan
Tenaga Akademik.
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
_______. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 1985. Perkembangan Ekonomi Dalam Repelita. Bandung: Alumni.
Sumardi. 2004. Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanto, Bagong. 2013 Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Tambunan, Tulus H., 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tamburaka, Rustam E. 1993. Fragmen-Fragmen Teori, Filsafat Sejarah dan Metodologi
Penelitian. Kendari: Unhalu.
Winardi. 1986. Pengantar Ilmu Ekonomi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
B. Jurnal dan Skripsi
Alala. 1992. Masalah Kebijakan dan Peranan Institut Pedesaan: Sebuah Kajian Kritis.
Jurnal Media Baru. Edisi 1, Vol. 2, Hal. 23- 25.
Herlina dan Surdin. 2016. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Bajo di Desa
Waburense Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Jurnal Penelitian
Pendidikan Geografi, Vol. 1, No. 1, Hal. 88-89.
Irhan. 2015. Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Bajo di Desa Laimeo
Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara. Skripsi. Kendari: FKIP UHO.
Kurniawan, Dedi. 2011. Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di
Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Tahun 1978-2009.
Skripsi. Kendari: FKIP Unhalu.
Masni. 2018. Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Bungingkela
Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (1997-
2017). Skripsi. Kendari: FKIP UHO.
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Pendidikan,
Vol. 1, No.1, Hal. 24-26.
Kurniawan, Dedi. 2011. Perubahan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di
Desa Lambusa Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Tahun 1978-2009.
Skripsi. Kendari: FKIP Unhalu.
Masni. 2018. Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Bungingkela
Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (1997-
2017). Skripsi. Kendari: FKIP UHO.
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Pendidikan,
Vol. 1, No.1, Hal. 24-26.

Anda mungkin juga menyukai