WITONO
202101063
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-NYA yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN DERAJAT
NYERI DENGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK PASIEN OSTEOARTHRITIS
DI POLI SYARAF RSI ARAFAH REMBANG TAHUN 2021”. Skripsi ini
disusun guna melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S-I) di STIKES Cendekia Utama Kudus.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi, namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, penghargaan yang setinggi-tingginya dan permohonan maaf atas segala
kesalahan yang pernah penulis lakukan kepada semua pihak yang telah
membantu, terutama kepada:
material serta doa yang tiada henti setiap hari selama penulis
menyelesaikan skripsi.
7. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan di STIKES Cendekia
Utama Kudus yang telah banyak memberikan dukungan.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
PENULIS
Page 3 of 56
1
Page 4 of 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronis yang
menyerang tulang rawan artikular. Penyakit ini erat kaitannya dengan proses
penuaan dan sebagian besar berlokasi di sendi lutut, pinggul, jari, dan daerah
vertebra lumbal oleh karena proses penekanan yang terus menerus selama
beberapa tahun (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Kemenkes, 2016).
Page 5 of 56
1
Prevalensi kejadiannya pada tahun 2014 sekitar 560 juta jiwa di seluruh
dunia. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang
mengalami gangguan osteoarthritis di Indonesia mencapai 20 juta jiwa dari total
penduduk. Di Jawa Tengah, kejadian penyakit osteoarthritis mencapai 1,7 juta
jiwa dari semua penduduk (Konggres Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia
VI,2015).
Page 6 of 56
1
Page 7 of 56
1
ekonomi, psikologi dan sosial dari osteoarthritis cukup besar, tidak hanya untuk
penderita, tetapi juga keluarga dan lingkungannya (Wahyuni, 2016).
Antara 2015 dan 2050, proporsi dari lansia diperkirakan dua kali lipat dari
12% sampai 22%. Hal ini merupakan peningkatan yang tidak dapat di duga dari
900 juta menjadi 2 milyar orang dengan usia 60 tahun. Lansia menghadapi
permasalahan kesehatan fisik dan mental khusus. Terdapat 125 juta orang dengan
usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health Organization, 2015). Kualitas hidup
(Quality of Life) merupakan sebuah konsep yang biasanya kurang di explore
sebelum tahun 1970an. Isu dari biaya efektifitas dan perbaikan perawatan medis
mendorong explorasi ke dalam sejumlah substansi dari pengeluaran uang untuk
mempertahankan seseorang tetap hidup untuk beberapa tahun dengan alat
pernafasan dan peralatan pendukung hidup lainnya. (Wallace, 2008). Kualitas
hidup atau Quality of Life telah dipelajari selama 20 tahun terakhir pada orang
dengan gangguan kronis, salah satunya seperti osteoartritis yang merupakan
penyakit degeneratif dan penyebab utama nyeri. Masalah ini mempengaruhi kira-
kira 46,4 juta orang Amerika, dengan 8,8% dari mereka merupakan penderita
artritis dengan keterbatasan dan menyebutkan bahwa artritisnya merupakan faktor
genetik. (Black and Hawks, 2014)
Rasa nyeri merupakan rasa yang sering dikeluhkan oleh pasien osteoartritis
kepada dokter pada awal mula datang ke pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit.
Nyeri terutama dirasakan apabila sendi bergerak atau menanggung beban. Rasa
nyeri merupakan kunci penting yang menunjukkan arah pasien tersebut sedang
mengalami ketidakmampuan. Nyeri yang dirasakan pada penderita osteoartritis
termasuk nyeri neuromuskuloskeletal non-neurogenik, biasanya sering disebut
sebagai altralgia yaitu nyeri akibat proses patologik pada persendian. Proses
terjadinya nyeri pada persendian bisa disebabkan karena inflamasi, imunologik,
non-infeksi, perdarahan dan proses maligna (Mardjono dan Sidharta, 2010). Pada
pemeriksaan radiologi gambaran berupa penyempitan celah sendi asimetris,
peningkatan densitas tulang subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir sendi
dan perubahan anatomi. Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari,
Page 8 of 56
1
pembengkakan pada sendi, kaku, kelainan bentuk tubuh (genu varus) merupakan
manifestasi dari osteoarthritis. Oleh karena itu fokus penanganannya adalah
mengontrol rasa nyeri, proteksi sendi serta mempertahankan fungsi kualitas gerak.
Seseorang dengan nyeri osteoatritis akan terjadi disfungsi sendi dan otot
sehingga akan mengalami keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan
keseimbangan otot. Sekitar 18% mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam
beraktifitas, kehilangan fungsi kapasitas kerja dan penurunan kualitas hidup (Reis
et. al, 2014). Oleh karena itu, pengukuran kualitas hidup merupakan pengukuran
yang relevan dan penting dalam menilai kondisi fisik, sosial, emosional yang
mana sebagai akibat dari menderita osteoartritis (Miller et. al, 2013).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu apakah terdapat hubungan derajat nyeri dengan tingkat
aktivitas fisik pada pasien osteoartritis di poliklinik syaraf di RSI Arafah
Rembang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan derajat nyeri dengan tingkat aktivitas
fisik pada pasien osteoartritis di poliklinik syaraf di RSI Arafah
Rembang.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin pada
pasien osteoartritis di poliklinik syaraf di RSI Arafah Rembang.
b. Menggambarkan derajat nyeri pasien osteoartritis di Poliklinik Syaraf
di RSI Arafah Rembang.
Page 9 of 56
1
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan atau informasi
dalam menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
tentang hubungan derajat nyeri dengan tingkat aktivitas fisik pada pasien
osteoartritis di poliklinik syaraf di RSI Arafah Rembang
2. Bagi STIKES Cendekia Kudus
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang penyakit Osteoarthritis.
3. Bagi RSI Arafah Rembang
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam
mengkaji, menganalisa, mendiagnosa dan memberikan asuhan
keperawatan pasien dengan Osteoarthritis.
Page 10 of 56
1
F. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sejenis dengan judul Hubungan derajat nyeri dengan tingkat
aktivitas fisik pada pasien osteoartritis di poliklinik syaraf di RSI Arafah
Rembang.adalah:
Page 11 of 56
1
hardjoto
ponorogo.
Page 12 of 56
1
. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Osteoarthritis
1. Definisi
2. Klasifikasi Osteoarthritis
Pada umumnya diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gabungan
gejala klinik dan perubahan radiografi. Gejala klinik perlu diperhatikan,
oleh karena tidak semua pasien dengan perubahan radiografi osteoarthritis
mempunyai keluhan pada sendi. Terdapat 4 kelainan radiografi utama
pada osteoarthritis, yaitu: penyempitan rongga sendi, pengerasan tulang
rawan sendi, pembentukan kista dibawah rawan sendi dan pembentukan
osteofit.
Page 13 of 56
1
3. Faktor Resiko
Faktor-faktor yang telah diteliti sebagai faktor resiko osteoarthritis
antara lain usia lebih dari dari 50 tahun, jenis kelamin perempuan, ras /
etnik, genetik, kebiasaan merokok, konsumsi vitamin D, obesitas,
osteoporosis, diabetes mellitus, hipertensi, hiperurisemi, histerektomi,
menisektomi, riwayat trauma lutut, kelainan anatomis, kebiasaan bekerja
dengan beban berat dan kebiasaan olah raga (Maharani EP,2008).
Menurut Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal yang disusun oleh
(Helmi, 2012), terdapat beberapa faktor resiko yang terdiri dari:
a. Peningkatan usia
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan
disekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan
dan menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya mendukung
terjadinya osteoarthritis. Studi Framingham menunjukkan bahwa 27%
Page 14 of 56
1
Page 15 of 56
1
4. Patofisiologi Osteoarthritis
Rawan sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi (kondrosit) dan
matriks rawan sendi. Kondrosit berfungsi mensintesis dan memelihara
Page 16 of 56
1
matriks tulang rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetep terjaga
dengan baik. Matriks rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan
dan kolagen. Perkembangan perjalanan penyakit osteoarthritis dibagi
menjadi 3 fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase 1
Terjadinya penguraian proteolitik pada matriks kartilago. Metabolisme
kondrosit menjadi terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim
seperti metalloproteinases yang kemudian hancur dalam matriks
kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang
mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada
penipisan kartilago.
b. Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago,
disertai adanya pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen kedalam
cairan sinovia.
c. Fase 3
Proses Penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respon
inflamasi pada sinovia. Produksi makrofag sinovia seperti interleukin 1
(IL-1), tumor necrosis factor alpha (TNF-a), dan metalloproteinase
menjadi meningkat. Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada
kartilago dan secara langsung memberikan dampak adanya destruksi
pada kartilago. Molekul-molekul pro inflamasi lainnya seperti nitric
oxide (NO) juga ikut terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi
perubahan arsitektur sendi dan memberikan dampak terhadap
pertumbuhan tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan arsitektur
sendidan stress inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan
artikular menjadi kondisi gangguan yang progresif (Helmi, 2012).
Page 17 of 56
1
5. Manifestasi Klinis
Menurut Australian Physiotherapy Association (APA) (2003) dalam
Wahyuningsih (2009) penyakit osteoarthritis mempunyai gejalan-gejala
yang biasanya menyulitkan bagi kehidupan penderitanya. Adapun gejala
tersebut antara lain:
a. Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint)
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering kali membawa
penderita ke dokter, walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku
dan berubah bentuknya. Biasanya nyeri sendi bertambah dikarenakan
gerakan dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu
(misal lutut digerakkan ke tengah) menimbulkan rasa nyeri. Nyeri pada
osteoarthritis dapat menjalar kebagian lain, missal osteoarthritis
pinggang menimbulkan nyeri betis yang disebut sebagai claudicatio
intermetten. Korelasi antara nyeri sering ditemukan pada panggul, lutut
dan jarang pada tangan dan sendi apofise spinalis.
b. Kekakuan (stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama
di kursi, dimobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita
mengeluh kaku sendi setelah sendi tidak digerakkan beberapa lama,
tetapi kekakuan akan hilang setelah sendi digerakkan. Jika terjadi
kekakuan pada pagi hari, biasanya hanya berlangsung selama beberapa
menit (tidak lebih dari 30 menit)
c. Hambatan gerakan sendi
Kelainan ini biasanya ditemukan pada osteoarthritis sedang sampai
berat. Hambatan gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi
membengkok, perubahan bentuk. Hambatan gerak sendi biasanya
dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat berbaring,
menulis atau berjalan. Semua gangguan aktifitas tergantung pada
lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.
d. Bunyi gemeretak (krepitasi)
Page 18 of 56
1
6. Diagnosis Osteoarthritis
Wahyuningsih (2009) menyatakan bahwa kriteria diagnosis untuk
osteoarthritis lutut, koksa dan tangan digunakan kriteria menurut
American College of Rheumatology, yaitu:
Tabel 2.1. Kriteria Diagnostik menurut American College of
Rheumatology (ACR)
Klinik dan laboratorik Klinik dan Klinik
Radiografik
Nyeri lutut + minimal 5 Nyeri lutut + Nyeri lutut + minimal
dari 9 kriteria berikut: minimal 1 dari 3 3 dari 6 kriteria
1. Umur >50 tahun kriteria berikut : berikut :
2. Kaku pagi <30 menit 1. Umur >50 tahun 1. Umur >50 tahun
3. Krepitus 2. Kaku pagi <30 2. Kaku pagi <30
4. Nyeri tekan menit menit
5. Pembesaran tulang 3. Krepitus 3. Krepitus
6. Tidak panas pada 4. Nyeri tekan
perabaan + 5. Pembesaran
7. LED <40 mm/jam tulang
Page 19 of 56
1
7. Penatalaksanaan Osteoarthritis
1) Terapi non-farmakologis
a) Edukasi
b) Terapi fisik dan rehabilitasi
c) Penurunan berat badan (Nur, 2009)
2) Terapi farmakologis
a) Analgesik oral non-opiat
b) Analgesik topikal
c) NSAID
d) Chondroprotective
Page 21 of 56
1
B. NYERI
1. Definisi
Page 22 of 56
1
3. Skala Nyeri
Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang
lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat
dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi
skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8
tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya
sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah,
VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi
visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi (Yudiyanta et al,
2015)
Page 23 of 56
1
skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
membedakan berbagai tipe nyeri (Yudiyanta et al, 2015)
Page 24 of 56
1
4. Manajemen Nyeri
Page 25 of 56
1
C. AKTIVITAS FISIK
1. Definisi
Aktivitas adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas yang tidak ada
(kurangnya aktivitas), merupakan faktor resiko independen untuk penyakit
kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara
global (WHO,2010 dalam Physical Activity In Guide to Community
Preventive Services Website, 2012).
Page 26 of 56
1
Page 27 of 56
1
Page 28 of 56
1
Page 29 of 56
1
Page 30 of 56
1
D. Kerangka Teori
Faktor-Faktor
yang Aktivitas
mempengaruhi Fisik
aktivitas fisik
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Pola makan Manifestasi
4) Penyakit/ klinis
kelainan pada Osteoarthritis
tubuh
- Postur 1) Nyeri sendi
tubuh 2) kekakuan
- Obesitas 3) hambatan gerak sendi
- Kelainan 4) bunyi gemeretak
sel darah 5) pembengkakakn sendi
Ket : = diteliti
= tidak diteliti
Page 31 of 56
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin di
teliti (Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan , 2010).
B. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
kebenarannya (Setiawan, dkk, 2010).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada hubungan derajat n y e r i dengan tingkat aktivitas fisik
pasien osteoartritis di Poliklinik Syaraf di RSI Arafah Rembang.
Ho : Tidak ada hubungan derajat n yeri dengan tingkat aktivitas fisik
pasien osteoartritis di Poliklinik Syaraf di RSI Arafah Rembang.
Page 32 of 56
1
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian kuantitatif.
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik / survey
yaitu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap
subjek penelitian sehingga disebut penelitian non eksperimental
(Notoatmodjo, 2012). Hal ini karena penelitian ini tidak melakukan
percobaan terhadap populasi dan sampel ini. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelatif yaitu suatu metode penelitian mencari
hubungan antara dua variabel pada suatu studi atau kelompok subyek
(Notoatmodjo, 2010).Dengan pendekatan ini maka akan diketahui adakah
Ada hubungan derajat n yeri dengan tingkat aktivitas fisik pasien
osteoartritis di Poliklinik Syaraf di RSI Arafah Rembang.
Page 33 of 56
1
2. SAMPEL
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap sebagai populasi (Notoatmodjo,2012).
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan tehnik
random sampling( pengambilan sampel secara acak). Alasan
mengambil tehnik random sampling karena setiap anggota populasi itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2012).
Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling
dan non probability sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:82) “probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel”.Probability sampling terdiri dari simple random
sampling, proponate stratified random sampling, disproportionate
stratified random, sampling area (cluster) sampling. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan simple random sampling, kemudian menurut
Sugiyono (2017:82) Simple Random Sampling adalah pengambilan
Page 34 of 56
1
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2008).
Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah:
1) Pasien menolak dalam pengisian kuesioner
2) Bukan penderita osteoarthritis.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 45 orang dari jumlah
populasi yang ada dan termasuk dalam kriteria inklusi tapi tidak masuk
dalam kriteria eksklusi.
Menurut (Notoatmojo,2010), besarnya sampel dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
N
n= 2
1+ N (d )
107
n=
1+107 ( 0.05 ) ²
107
n=
1,2675
Page 35 of 56
1
n = 84
n = 84 pasien
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang.
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kesalahan (0.05)
Osteoarth
Gangguan Hasil baca
ritis Ordinal
pada sendi foto rontgent 1. Derajat 1
yang bergerak yang 2. Derajat 2
dilakukan 3. Derajat 3
dokter
spesialis
Radiologi di
Rekam
Page 36 of 56
1
Medis
Page 37 of 56
1
Favorable Unfavorable
2 Aktivitas di luar 8, 9, 10
pekerjaan
3 Olah raga 11 12
Page 38 of 56
1
4 Transportasi 14 13
Keterangan :
r hitung : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor item
∑Y :jumlah skor total
n : jumlah responden
Rumus uji t :
Page 40 of 56
1
r =√ n−2
r hitung=
√1−r 2
Keterangan :
r hitung : nilai r hitung
r : koefiensi korelasi hasil r hitung
n : jumlah responden
Untuk table r : 0,05 derajat kebebasan (dk : n-2)
r tabel : 0,444
2) Uji Reliabilitas.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Notoatmojo,
2010).Pengujian reliabilitas digunakan dengan rumus koefisien
reliabilitas alpha cronbach dengan bantuan komputer, dengan
rumus yaitu (Arikunto, 2010) :
Page 41 of 56
1
( )( ∑σ
)
2
k
r11 = 1− 2 b
k −1 σt
Keterangan :
r11 :Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
∑σ b : Jumlah varians butir
2
σσ 1 : Varians total
D. ANALISA DATA
Analisa data digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk
alasan tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan variabel
penelitian.
Analisa data dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu analisa yang digunakan untuk
menggambarkan karakteristik responden dan kejadian antara
kedua variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2011).
Page 42 of 56
1
F
P= ×100 %
n
Keterangan :
P = Presentase
F = Jumlah jawaban
n = Jumlah skor maksimal
2. Analisis Bivariat
Analisa Bivariat yaitu analisa yang digunakan untuk menganalisa
hubungan antara variabel dependen dan independen:
Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
osteoarthritis dilakukan Uji Statistik dengan menggunakan
rumus korelasi Rank Spearman, karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skala data
ordinal. Menurut Dsugiyono (2007), Rank Spearman sumber
data kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal
dari data yang tidak sama dan jenis datanya adalah ordinal,
serta data kedua variabel tidak harus membentuk distribusi
normal.
Rumus Rank Spearman adalah sebagai berikut:
6 ∑d2
P=1-
n (n2 -1)
Keterangan:
P : Koefisien korelasi spearman
d : selisih peringkat untuk masing-masing pasangan
n : Jumlah pengamatan / observasi
Interprestasi dari hasil korelasi Rink Spearman menurut
arikunto (2011) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interprestasi nilai r
Page 43 of 56
1
E. ETIKA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian peneliti akan mengajukan permohonan
ijin kepada direkturRSI ArafahRembang, untuk mendapatkan tujuan.
Kemudian setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian
dengan menekankan masalah-masalah etika yang meliputi:
1. Informed Consent.
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan, Informed Consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah
agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden.
2. Anonimity ( Tanpanama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality ( Kerahasiaan)
Page 44 of 56
1
F. JADWAL PENELITIAN
Terlampir
Page 45 of 56
1
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, N. E. (2014). Hubungan Obesitas dan Faktor-Faktor Pada
Individu dengan Kejadian Osteoarthritis Genu. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Vol. 2,
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arrisa, M.I. (2012). Pola Distribusi Kasus Osteoarthritis di RSU Dokter Soedarso
Pontianak Periode 1 Januari – 31 Desember 2009. Pontianak: Universitas
Tanjungpura.
Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Page 46 of 56
1
Martin, K. D. (2013). Body Mass Indeks, Ocupational Activity, And Leisure Time
Physical Activity: An Exporation of Risk Factor and Modifiers for Knee
Osteoarthritis in The 1946 British Birth Cohort. BMC Muscular Disorders
14 (219), 1471-2474.
Misnadiarly. (2007). Obesitas sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta:
Pustaka Obor Populer.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka
Cipta.
Page 47 of 56
1
Soeroso J, I. K. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 . Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Sudarsini, 2017, Fisioterapi, Malang : Gunung Samudra
Sudoyo, A. d. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5. Jakarta:
Internal Publishing.
Sugiyono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumual, A.S. (2012). Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan
Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Di atas 45 Tahun Di RSUP Prof. Dr. R.
Kandou Manado. Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado: Manado (Skripsi).
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Page 48 of 56
1
Page 49 of 56
1
Page 50 of 56
1
NIDN 0607097801
Nama ( Inisial ) :
Umur :
Jenis Kelamin :
No Responden :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda ( √ ) pada
pertanyaan dibawah ini:
No Pertanyaan Jarang Jarang Sering Sangat Skor
Sekali Sering
1 Selama bekerja apakah anda
duduk?
2 Selama bekerja apakah anda
sering berdiri?
3 Selama bekerja apakah anda
berjalan?
4 Selama bekerja apakah anda
mengangkat beban berat?
5 Selama bekerja apakah anda
jongkok?
6 Selama bekerja apakah anda
membungkuk?
7 Apakah anda naik atau turun
tangga?
8 Selama waktu luang apakah
Page 51 of 56
1
Keterangan ;
1. Untuk kategori aktivitas ringan seperti pada pertanyaan nomor 1, 8, 9 dan
10, maka skor untuk jawabannya adalah:
Jarang sekali : skor 4
Jarang : skor 3
Sering : skor 2
Sangat sering : skor 1
2. Untuk kategori aktivitas berat (selain pada pertanyaan butir 1) maka skor
jawabannya adalah:
Jarang sekali : skor 1
Jarang : skor 2
Sering : skor 3
Sangat sering : skor 4
Page 52 of 56
1
JADWAL KONSULTASI
no Tanggal Materi Konsultasi Dosen Paraf
Pembimbing
1. 11 Desember 2021 Judul Skripsi Biyanti Dwi
Winarsih,
S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. 15 Desember 2021 BAB I Biyanti Dwi
Winarsih,
S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. 16 Desember 2021 BAB I Biyanti Dwi
menambahkan hasil-hasil Winarsih,
penelitian lain dan refrensi S.Kep.,Ns.,M.Kep
yang terbaru
4. 19 Januari 2022 BAB 2 Biyanti Dwi
Winarsih,
S.Kep.,Ns.,M.Ke
5. 21 Januari 2022 BAB 2 Biyanti Dwi
Numbering, kerangka teori Winarsih,
S.Kep.,Ns.,M.Ke
6. 29 Januari 2022 BAB 3 Biyanti Dwi
Winarsih,
S.Kep.,Ns.,M.Ke
7. 31 Januari 2022 BAB 3 Biyanti Dwi
Hepotesis penelitian, Winarsih,
Rancangan Penilitian, S.Kep.,Ns.,M.Ke
Populasi, Sampel, Analisa Data
Page 53 of 56
1
Page 54 of 56
1
Page 55 of 56
1
Page 56 of 56