05-1 Modul Ekonomi - Edit
05-1 Modul Ekonomi - Edit
MODUL KEBIJAKAN
PERTANAHAN
Metode Konversi Nilai Ekonomi
dan Sumber Pembiayaan
Konsolidasi Tanah/
Konsolidasi Tanah Vertikal
! 2!
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. Petunjuk Penggunaan Modul I 4
A. Deskripsi
B. Persyaratan
C. Metode
D. Alat Bantu/Media
II. Pendahuluan I 6
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Kompetensi Dasar
D. Indikator Hasil Belajar
E. Materi dan Submateri Pokok
F. Estimasi Waktu
III. Definisi dan Macam-Macam Pembiayaan I 9
A. Indikator Keberhasilan I 9
B. Definisi Pembiayaan I 9
C. Pembiayaan Swadaya dan Swasta I 12
D. Pembiayaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah I 13
E. Pembiayaan Kolaborasi (Inkonvensional) I 16
F. Karakteristik Pembiayaan I 17
G. Contoh Pembiayaan – Kabupaten Semarang I 19
H. Latihan
IV. Pola Pembiayaan Pemerintah I 23
A. Indikator Keberhasilan I 23
B. Pola Pembiayaan DAK Integrasi I 23
C. Contoh Nyata Pembiayaan DAK Terintegrasi I 26
D. Latihan I 30
V. Pola Pembiayaan Inkonvensional I 31
A. Indikator Keberhasilan I 31
B. Pola Pembiayaan Inkonvensional (CSR, KPBU, KPBUM) I 31
C. Latihan I 38
VI. Penutup I 40
Lampiran I -
Daftar Pustaka I -
Glosarium I -
Bahan Tayang I -
! 3!
I.#Petunjuk&Penggunaan&Modul!
A. Deskripsi
Peserta pelatihan mempelajari materi dalam mata pelatihan (modul) ini dengan cara
berurutan. Pemahaman setiap materi dan submateri pada modul ini menjadi bagian
penting dalam kaitan pengambilan keputusan perencanaan perwujudan pelaksanaan
dan pembangunan KT/KTV, demikian juga untuk pembelajaran dan keterkaitannya
dengan modul lainnya. Hal ini diperlukan karena setiap modul saling berkaitan.
Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Hal ini dijadikan alat
ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul
ini.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari mata pelatihan (modul) ini peserta pelatihan dilengkapi dengan
peraturan perundangan dan pedoman (buku saku) yang terkait dengan materi DAK
Integrasi, KPBU dan KPBUM
C. Metode
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran modul ini, metode yang digunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber).
Dalam kegiatan pembelajaran juga diberikan kesempatan tanya jawab, curah
pendapat, bahkan diskusi serta latihan (kelompok).
D. Alat Bantu/Media
! 4!
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan/atau Bahan Ajar
7. Laser pointer
! !
! 5!
!
II."Pendahuluan!
A. Latar Belakang
Modul ini mengacu pada Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Konsolidasi Tanah, khususnya pada Bab VII tentang Pembiayaan dan Kerjasama
Konsolidasi Tanah. Pasal 59 Ayat (1) menjelaskan pembiayaan penyelenggaraan
konsolidasi tanah berasal dari 4 (empat) sumber, meliputi partisipasi masyarakat
yang berupa Tanah untuk pembangunan serta iuran lainnya yang disepakati oleh
perhimpunan peserta, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber pembiayaan lainnya
yang sah. Pasal 59 Ayat (6) menjelaskan pembiayaan pembangunan dalam
Konsolidasi Tanah Vertikal didasarkan pada kesepakatan antar pihak yang
dituangkan dalam Akta Perjanjian Pembangunan antara peserta dengan pelaku
pembangunan yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
Disamping itu telah dijelaskan dalam Pasal 35 (ayat 5) bahwa sumber pembiayaan
pembangunan pada Konsolidasi Tanah Vertikal dapat diperoleh melalui TUB atau
unit tambahan yang dapat dikomersilkan. Selanjutnya, pada bagian kedua Pasal 60
menjelaskan Konsolidasi tanah dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk kerja sama
antara Pemerintah, Badan Usaha, Akademisi, Praktisi Kelompok Masyarakat dan
pihak terkait lainnya.
! 6!
bahwa sumber pembiayaan KT/KTV memungkinkan untuk diimplementasi.
Selanjutnya, peserta dikembangkan kemampuannya dengan bekerja kelompok
dalam berdiskusi dan kemampuan soft-skill lainnya dalam bentuk presentasi hasil
kerja kelompok. Kompetensi-kompetensi ini akan mengasah peserta pelatihan (ASN
dan elemen lainnya yang terlibat) dalam pelaksanaan peran dan fungsinya dalam
Tim Perencanaan KT/KTV dan di lingkungan kerjanya nanti.
B. Deskripsi Singkat
C. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran mata pelatihan (modul) ini, peserta diharapkan mampu
memahami dan memilih sumber-sumber pembiayaan KT/KTV, menyiapkan dan
memproses perolehan sumber pembiayaan KT/KTV.
Materi dan submateri pokok dalam mata pelatihan (modul) ini adalah
1. Definisi dan macam-macam pembaiyaan
a) Definisi pembiayaan
b) Pembiayaan swadaya dan swasta
c) Pembiayaan pemerintah dan pemerintah daerah
d) Pembiayaan kolaborasi
e) Contoh pembiayaan KT/KTV
2. Pola pembiayaan konvensional KT/KTV
a) Pola pembiayaan konvensional
! 7!
b) Perbantuan
c) DAK integrasi
a) Contoh pembiayaan …xx
3. Pola pembiayaan inkonvensional KT/KTV
b) Pola pembiayaan inkonvensional
c) CSR
d) KPBU
e) KPBUM
f) Contoh pembiayaan …xx
F. Estimasi Waktu
! 8!
!
III."Definisi!dan$Sumber"sumber!Pembiayaan!!
A. Indikator Keberhasilan
Hasil kajian BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) tahun 2015
menyajikan pengertian pembiayaan pembangunan dari dua sudut pandang.
Pertama, pengertian pembiayaan pembangunan dalam arti sempit, merupakan
usaha pemerintah dalam menyediakan dana untuk membiayai pembangunan melalui
APBN/D dengan cara menutup defisit anggaran. Sebagai implikasinya pemerintah
berupaya membiayai pembangunan dari sumber utang dan non-utang.
! 9!
Kolaborasi program dan pendanaan antara pusat dan daerah dapat dilakukan secara
komprehensif untuk mencapai target output yang terintegrasi dan tuntas. Gambaran
kolaborsi tersebut disajikan berikut
! 10!
Sementara itu, pembiayaan dalam kontek penyelenggaraan KT/KTV sebagaimana
yang tertuang dalam Permen ATR/BPN No.12 Tahun 2019 diperuntukkan bagi
beberapa aspek biaya. Diantaranya; biaya perencanaan, biaya administrasi
pertanahan melalui mekanisme PNBP, biaya kompensasi dan ganti rugi, biaya
relokasi sementara dan tunjangan kehilangan penghasilan, biaya administrasi
perizinan, biaya pembangunan fisik bangunan dan PSU, biaya pemeliharaan
bangunan/gedung, biaya peremajaan bangunan/gedung, dan biaya lain-lain.
! 11!
untuk dilakukan diantaranya, kerja sama antara Pemerintah, Badan Usaha,
Akademisi, Praktisi Kelompok Masyarakat, dan pihak terkait lainnya.
Pasal 59, Ayat (6), Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pembiayaan dan Kerjasama Konsolidasi Tanah, menjelaskan pembiayaan
pembangunan dalam KTV didasarkan pada kesepakatan antar pihak yang
dituangkan dalam Akta Perjanjian Pembangunan antara peserta dengan pelaku
pembangunan yang difasilitasi oleh Pemerintah Pusar dan/atau Pemerintah Daerah.
Akta perjanjian dimaksud memuat hak dan kewajiban para pihak terkait dalam
penyelenggaraan KTV, dibuat sebelum pembangunan KTV.
! 12!
c. pembangunan rumah peserta
2) Dukungan APBN.
Kantor pertanahan hanya mengelola biaya yang berkaitan dengan penataan
tanah, sertifikasi bidang-bidang tanah setiap pemilik tanah dan pengadaan
tanah untuk jalan. Sementara Assosiasi/koperasi peserta KT mengelola biaya
konstruksi jalan, fasilitas umum dan sarana penunjang lainnya, serta
pembangunan rumah.
Pembiayaan KT/KTV yang bersumber dari APBN dan APBD secara umum disatukan
dengan rencana proyek yang digariskan oleh pemerintah daerah setempat,
khususnya dalam kaitannya penyediaan tanah. Penggunaan alokasi dana APBN
diperuntukkan dalam pembiayaan KT/KTV mulai dari penataan sampai sertifikasi
bidang-bidang tanah setiap pemilik tanah termasuk biaya pembuatan badan jalan.
Sementara pembangunan peningkatan jalan (pengerassan atau pengaspalan),
tergantung dari ketersediaan dana dari pemerintah daerah (APBD) setempat atau
dana yang bersumber dari Dinas Perumahan dan Permukiman.
Dalam situasi seperti ini, seluruh dana pembiayaan dikelola secara langsung oleh
pemerintah daerah setempat, sementara ATR/BPN hanya melaksanakan penataan
pertanahan, sedangkan pembangunan sarana dan lain-lain dilaksanakan oleh
pemerintah daerah.
Di sisi lain, Kegiatan pilot project KT/KTV dari Pemerintah mampu menunjukkan
adanya manfaat pelaksanaan KT/KTV, seperti pengadaan tanah untuk sarana jalan
dalam menunjang infrastruktur kota, serta untuk fasilitas umum yang pada akhirnya
mengurangi beban pemerintah daerah. Namun, dalam implementasi di tingkat
daerah terdapat beberapa kendala yang dihadapi, khusunya dalam hal penyediaan
tanah untuk pembangunan. Keterbatas anggaran yang tersedia di tingkat pemerintah
daerah setempat untuk memperoleh tanah diantaranya dikarenakan keengganan
pemilik tanah yang tidak rela ditranslokasikan atau dipindahkan ke tempat lain.
Berdasarkan pada kendala tersebut maka project KT/KTV menjadi pilihan terbaik
dalam mengatasinya.
Kegiatan dengan pola pembiayaan bersumber dari dana APBD (Provinsi dan Kota)
umumnya dijumpai pada pemerintah daerah yang sudah memahami secara jelas
manfaat KT/KTV, setelah mengetahui keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari
pilot project KT/KTV yang dibiayai dari APBN sebelumnya. Jika pembiayaan yang
! 13!
dibutuhkan terlalu besar, maka pemerintah kota dapat mengusulkan kepada
pemerintah provinsi untuk menyediakan tambahan dana melalui APBD.
Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK adalah dana APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi
urusan daerah. Kegiatan tersebut ditentukan oleh Kementerian Teknis
setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.
! 14!
Penyediaan pembiayaan KT/KTV dari APBN melalui Kementerian ATR/BPN
yang dialokasikan dalam proyek KT/KTV. Peruntukan dana APBN
diantaranya meliputi;
Penyediaan pembiayaan lain dari APBN dapat bersumber dari DAK (dana
alokasi khsusus) Terintegrasi (antar sektor). Peruntukkan dana ini
disesuaikan dengan regulasi yang ada, diantaranya:
a. Biaya perencanaan
b. Biaya kompensasi dan ganti untung
c. Biaya relokasi sementara dan tunjangan kehilangan penghasilan
d. Biaya pembangunan fisik bangunan dan PSU
e. Biaya peningkatan jalan (pengerasan atau pengaspalan)
f. Biaya pembangunan jaringan jalan
g. Biaya pemeliharaan dan peremajaan bangunan/gedung hasil
pembangunan KT/KTV
h. Biaya lain-lain terkait KT/KTV
! 15!
E. Pembiayaan Kolaborasi
Meskipun belum terdapat dasar hukum yang berdiri sendiri, pelaksanaan kolaborasi
tersebut saat ini telah berkembang menjadi kerjasama pemerintah, badan usaha,
dan masyarakat (KPBUM). Kolaborasi demikian dikenal dengan Public Private
People Partnership (PPP).
E1. KPBU
a. Perancangan infrastruktur
b. Pembangunan infrastruktur
c. Perawatan infrastruktur
d. Peropersian infrastruktur
E2. KPBUM
! 16!
masyarakat (kontributor lahan dan permodalan). Dalam skema ini, memungkinkan
masyarakat memiliki bangunan, juga menjadi shareholder dari pembangunan
KT/KTV pada kawasan tersebut. Selain itu, pembiayaan dimungkinkan diperoleh dari
pinjaman bank, kompensasi hunian berimbang dari pengembang, dan atau bantuan
dari pemerintah pusat.
F. Karakteristik pembiayaan
! 17!
penggina membutuhkan teknologi
• Dana AP bersumber dari yang mahal
APBD, bila tidak mencukupi
maka dibantu melalui VGF
Viability Gap Funding • Pemerintah memberikan • Memiliki tingkat IRR sesuai
(VGF) dukungan kelayakan atas dengan proses bisnis setiap
sebagian biaya konstruksi, infrastruktur, latak secra
berasal dari dana APBN ekonomi, menarik dan
• Adanya lembaga penjamin menguntungkan bagi
• Swasta menerima manfaat swasta
langsung dari user fee • Program dan kegiatan yang
dapat menarik tarif dari
user
Selain hal tersebut, terdapat rule of thumb yang harus diperhatikan dalam
membangun kerjasama pemerintah dan badan usaha. Rule of thumbs tersebut
berupa syarat-syarat minimal yang harus dipenuhi, seperti jaminan terhadap nilai
IRR minimal, dukungan kebijakan, dan sejenisnya.
JENIS
MODEL PRASYARAT
INFRASTRUKTUR
KERJASAMA MINIMAL
DAN KOMPONEN MODEL BISNIS
YANG DAPAT PENYELENGGARAAN
YANG DAPAT
DILAKUKAN KERJASAMA
DIKERJASAMAKAN
INFRASTRUKTUR • Management • Tidak ada tarif yang • Jaminan kontinuitas
JALAN – Non TOL Contrcts dapat ditarik penerimaan biaya
• Adanya biaya tetap dan tetap dan insentif
insentif kinerja dari kinerja dari
upaya pengelolaan pemerintah
! 18!
INFRASTRUKTUR • BOT/BOOT- • Rata-rata IRR=10-15% • Jaminan
SISTEM BTO • Hasil Rata-rata Tunai keberlangsungan
PENGELOLAAN AIR • Management (1-5 Tahun)=6-10% konsumen
LIMBAH TERPUSAT Contracts • Target Net IRR=9-14%
DAN SETEMPAT • Terdapat pendapatan
lainnya dari residu
pengelolaan air limbah
• Pengembalian
investasi diperoleh dari
tarif yang ditarik dari
konsumen
Sumber: Masukan Teknis Kerjasama Pemerintah dan Dunia Usaha dalam rangka penyelenggaraan
Kawasan Permukiman, Direktorat Pengembangan kawasan Permukiman, 2015 dalam Modul Teknis
perencanaan KOTAKU
! 19!
PENATAAN&KAWASAN& PENANGANAN&FISIK&INFRASTRUKTUR
PENANGANAN&NON&FISIK
0&Pembangunan&Baru
0&Konsolidasi&Tanah
POLA&PENANGANAN
0&Bangunan&Akan&Di&Tata&Dengan&Konsep&Arsitektur& 0&Pembinaan&Pemeliharaan&Dan&Perbaikan&Bangunan&
Lokal&0&Sesuai&Kearifan&Lokal
Dan&Lingkungan&
0&Perbaikan&Jalan&Eksisitng
0&Pembinaan&Terkait&Pembangunan&Dan&Penataan&Jalan
0&Pembangunan&Jalan&Baru
0&Pengeboran&Sumur&Dalam
0&Pembinaan&Penyediaan&Air&Minum&Berbasis&
Masyarakat&
PEREMAJAAN
0&Pembinaan&Standar&Air&Minum&Yang&Sehat&
0&Perbaikan&Drainase&EksisJng
0&Pembinaan&Pemeliharaan&Drainase
0&Pembangunan&Drainase
0&Pembangunan&IPAL&Komunal
0&Pembinaan&Sistem&Sanitasi&Individu,&Komunal&Maupun&
0&Pemasangan&Jaringan&Sanitasi&(&Sambungan&Rumah&)
Terpusat&
0&Pembinaan&Pola&Sanitasi&Sehat&
0&Pembinaan&Pengelolaan&Sanitasi&Berbasis&Masyarakat&
0&Pembangunan&TPS&3R
0&Pembinaan&Program&3r&
0&Pengadaan&Sarana&Pengangkut&Sampah&[Motor& 0&Peningkatan&Pola&Hidup&Bersih&
Sampah]
0&Pembinaan&Pengelolaan&Persampahan&Berbasis&
Masyarakat
0&Penyediaan&Alat&Pemadam&Kebakaran&[Pawang&Geni]
0&PelaJhan/&Pembinaan&Tentang&Pencegahan&Dan&
Penanggulangan&Bencana&Kebakaran&Pada&Masyarakat
Dalam proses peremajaan bagi WTP memperoleh ganti untung sesuai dengan
kondisi masing-masing. Pemda (APBD) memberikan kompensasi berupa uang untuk
menghuni sementara selama proses konsrtuksi berlangsung. Sementara warga yang
memiliki hak atas tanah (leter C) mendapatkan kepastian hak atas tanah dengan
sertifikat hak milik (SHM).
RENCANA&GANTI&UNTUNG&
• Warga& yang& • Mendapatkan&
memiliki& hak& kepas@an& hak&
atas& tanah& atas&tanah&
! Lokasi&huntara&berada&di&lingkup& [leter&C]& • 250&x&Rp.&
• Mendapatkan& 4.000.000&=&
&&&&&desa&Penawangan&
Ser@fikat&Hak&
! Menempa@&rumah&kosong,&@nggal& • Mendapatkan& Milik&[SHM]& Total&Anggaran&Rp.
&&&&&bersama&keluarga&terdekat&dan& • satu&unit&rumah& h a k& s e s u a i& 1.000.000.000,I&
&&&&&@nggal&bersama&tetangga&terdekat&& yang&dihuni& p e m e c a h a n&
lebih&dari&1&KK& KK& nya& [back&
log]&
DISEPAKATI*
Pemda*memberikan*WTP**kompensasi** ! Selama*proses*
berupa*uang*untuk*menghuni* konstruksi*berlangsung*
sementara*yang*dekat*dengan*lokasi,* ! Kompensasi&&uang&huni&
Selama*proses*konstruksi*berlangsung** sementara&yaitu*Rp.*
2.000.000*Per*KK*
selama*proses*konstrusi*
Adanya*perjanjian*pemda*dengan*
WTP*setelah*pelaksanaan*konstruksi** Kompensasi*uang*huni**
250&KK&x&Rp&2.000.000&=&
selesai*WTP*kembali*ke*hunian**baru*
yang*sudah*tertata* Rp.&500.000.000,I&
! 20!
KETERPADUAN*PROGRAM*
Kebutuhan*Dana*
Rencana*Penanganan* Sumber*
No* Output** Satuan* Harga*Satuan* (Rp)*
Pendanaan*
Bidang* Menu*Kegiatan* DAK* APBD*II* APBDes* Masyarakat*
PSU* Peremajaan*jalan*dan*drainase*
1* 1* paket* DAK*TA.*2022* 25.826.500.000* 25.826.500.000** * * *
lingkungan*
2* PERUMAHAN* Pembangunan*Baru*(Peremajaan)* 250* Unit* DAK*TA.*2022* 50.000.000** 12.500.000.000** * * *
Pembangunan*instalasi*pengolahan*air*
3* AIR*MINUM* [IPA]/groundcaptering/sumur*dalam* 250* SR* DAK*TA.*2022* 15.000.000** 3.750.000.000** * * *
terlindungi*
Pembangunan*baru*IPAL*skala*
4* AIR*LIMBAH* permukiman*kombinasi*MCK*minimal** 4* Unit* DAK*TA.*2022* 400.000.000** 1.600.000.000** * * *
50*KK*
5* PERSAMPAHAN* Pembangunan*TPS3R* 1* Unit* DAK*TA.*2022* 600.000.000** 600.000.000** * * *
Ruang*Terbuka*Publik*[depan*balai*
6* ** 1* Paket* APBDes* 20.000.000** * * 20.000.000** *
desa]*
7* ** Gerbang*Desa*Kawasan*Penawangan******** 1* Paket* APBDes* 50.000.000** * * 50.000.000** *
8* ** PJU/solar*cell* 25* unit* APBDes* 1.000.000** * * 25.000.000** *
9* ** Ruang*Terbuka*Publik*[perZgaan*jalan]* 1* Paket* APBDes* 300.000.000** * * 300.000.000** *
10* ** Puskesmas*pembantu* 1* Paket* DINKES* 350.000.000** * 350.000.000** * *
11* ** Motor*sampah* 1* unit* DLH* 40.000.000** * 40.000.000** * *
12* ** RTLH* 20* unit* BAPERMASDES* 15.000.000** * 300.000.000** * *
13* ** Konsolidasi*tanah*[patok*dan*materei]* 250* paket* MASYARAKAT* 150.000** * * * 37.500.000**
Hibah*tanah*untuk*Ruang*Terbuka*
14* ** 208* m2* MASYARAKAT* 1.000.000** * * * 208.000.000**
Publik*[perZgaan*jalan]*
Hunian*sementara,*selama*masa*
15* ** 200* unit* DPU* 2.500.000** * 500.000.000** * *
konstruksi!
16* ** Bak*sampah* 1* paket* APBDes* 10.000.000** * * 10.000.000** *
17* ** Kantor*BUMDES*dan*Show*Room* 1* paket* APBDes* 100.000.000** * * 100.000.000** *
18* ** serZfikat*tanah* 250* unit* ATR*BPN* 4.000.000** * 1.000.000.000** * *
TOTAL* * 44.276.500.000** 2.190.000.000** 505.000.000** 245.500.000**
! 21!
H. Latihan
Tugas Kelompok
! !
! 22!
!
IV."Pola!Pembiayaan!Pemerintah!
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti mata pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat memahami
pola pembiayaan yang bersumber dari DAK Terintegrasi, mampu memahami
mekanisme pengusulan DAK Terintegrasi, mampu mengidentifikasi rincian menunya,
memahami proses dan jadwal pengusulannya, serta memahami aspek-aspek
penilaian usulan pembiayaan melalui DAK Terintegrasi untuk konsolidasi tanah
dalam rangka penanganan permukiman kumuh perkotaan.
Integrasi berbagai aspek penting dalam penanganan kumuh yang tidak dapat berdiri
sendiri-sendiri meliputi
! 23!
• Penyediaan perumahan, meliputi meningkatkan akses MBR terhadap rumah
layak huni
• Lahan, menjamin keamanan bermukim
• Pembiayaan perumahan, meningkatkan akses MBR terhadap pembiayaan
perumahan agar dapat mengakses rumah layak huni
• Rencana tata ruang, meliputi: penegakan tata ruang dan penyediaan ruang
bagi perumahan MBR dalam rencana tata ruang
• Sosial ekonomi, menghubungkan penataan permukiman kumuh dengan
peningkatan kapasitas ekonomi dan kehidupan sosial penghuninya
! 24!
• Membangun tanpa menggusur, yaitu membangun berbasis komunitas
(demand responsive approach)
• Mengarah pada suatu perubahan yang komprehensif dan signifikan, bukan
hanya berupa pencapaian pengurangan kumuh secara numerik satu sektor
tetapi juga dapat dilihat secara spasial dan berbagai indikator numerik
• Memastikan pemenuhan akses, terhadap infrastruktur dasar layak secara
terpadu
• Multiple objective bagi publik, selain pelayanan dasar juga terhubung dengan
tujuan lain seperti pariwisata, nelayan dan perikanan, penanganan banjir,
serta terkait panataan kota
• Kesuksesan ada di tangan pemerintah daerah, dilaksanakan sebagai bentuk
dukungan terhadap visi, rencana, dan peta jalan pemerintah daerah dalam
mengentaskan permukiman kumuh, menjadi salah satu sumber pendanaan
saja
• Dilaksanakan secara multiyear dan berbasis kinerja, dilaksanakan secara
bertahap hingga tuntas dalam beberapa tahun.
1. Memahami menu dan rincian menu DAK Terintegrasi. Menu DAK meliputi
bidang perumahan dan permukiman, air minum, dan sanitasi.
a. Identifikasi rincian menu yang dibutuhkan dalam setiap menu DAK
b. Rencanakan target yang ingin dicapai dalam pengentasan kawasan
permukiman kumuh dan harga satuannya (@50 juta/unit untuk jenis
resettlement atau renewal in-situ, dan sesuai DED dan RAB untuk
jalan lingkungan dan drainase lingkungan)
2. Memahami mekanisme dan jadwal penilaian usulan DAK Terintegrasi di
Aplikasi KRISNA
a. Sosialisasi DAK Terintegrasi tahun N+1 pada M4 bulan April tahun N
b. Pengusulan melalui aplikasi KRISNA pada periode Mei-Juni tahun N
Detail pengusulan meliputi; menu kegiatan, mengacu pada lokpri dan
e-RTLH (kriteria teknis dan dokumen dukung), dan jumlah unit yang
dibutuhkan
c. Penilaian awal usulan pada bulan Juni tahun N (aspek-aspek:
kesesuaian dengan lokpri, kewajaran harga satuan, kewajaran output-
minimal 15 maksimal 250 unit, kesesuaian cara pengadaan-
swakelola, kesesuaian pagu dengan alokasi, dan kesesuaian biaya
penunjang - 5%)
! 25!
d. Sinkronisasi dan harmonisasi usulan pada bulan Juli-Agustus tahun N
e. Penetapan DAK Terintegrasi pada bulan September-Oktober tahun N
3. Memahami mekanisme dan penilaian readines criterias
a. Evaluasi (progres pencairan dan ketepatanwaktuan pelaksanaan)
DAK Terintegrasi tahun N-1, jika ada
b. Data BNBA (telah diverifikasi pada delineasi permukiman kumuh).
Khusus konsolidasi tanah minimal 60% persetujuan masyarakat di
lokasi sasaran
c. Kesiapan lahan (clean and clear), atas nama tiap-tiap calon penerima
bantuan dengan sertifikat tanah/HGB
d. Konsep (dokumen) perencanaan dan pelaksanaan (paparan
konseptual), beserta DED (denah, tampak, potongan dan RAB untuk
sampling/prototype unit)
e. Kontribusi pemda dan CSR (jika ada beserta dokumen buktinya),
dalam penanganan kegiatan menggunakan dana APBD (dalam DPA-
APBD) sebagai dana pendampinagan, dana untuk hunian sementara
(konsolidasi tanah), atau PSU di luar cakupan DAK
OUTPUT)7)OUTCOME
KONDISI)AWAL)(BASELINE) OUTPUT
KONDISI)AKHIR
ASPEK KRITERIA
VOLUME SATUAN PROSEN)(%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SATUAN NUMERIK SATUAN PROSEN NILAI
Penataan,Rumah,Deret/Rumah,Sus un,
a.,Ketidakteraturan,Bangunan ,,,,,,,,,,,,,,,252.00, ,Unit, 56.63% 3 MOJO,RT005DRW003,Penataan,Rumah, 253 Uni t ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Uni t 0.00% 0
Deret/Rumah,Sus un,MOJO,RT006DRW003,,
1.)KONDISI)BANGUNAN)
GEDUNG
b.,Kepadatan,Bangunan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D ,Ha, 0.00% 0 0 Ha ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Ha 0.00% 0
Penataan,Rumah,Deret/Rumah,Sus un,
c.,Ketidaksesuaian,dengan,Persy,Teknis,Bangunan ,,,,,,,,,,,,,,294.00 ,Unit, 66.07% 3 MOJO,RT005DRW003,Penataan,Rumah, 253 Uni t ,,,,,,,,,,,,,,,41.00 Uni t 9.21% 0
Deret/Rumah,Sus un,MOJO,RT006DRW003,,
Rata7rata)Kondisi)Bangunan)Gedung 40.90% 0.00%
2.)Kondisi)Jalan)
a.,Cakupan,Pelayanan,Jalan,Lingkungan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D ,Meter, 0.00% 0 0.00 Meter ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Meter 0.00% 0
3.)Kondisi)Penyediaan)Air)
a.,Ketersediaan,Akses,Aman,Air,Minum ,,,,,,,,,,,,,,,281.00, ,KK, 64.30% 3 MOJO,RT005DRW003,Hi dran,Umum,(,HU, 253 KK ,,,,,,,,,,,,,,,28.00 KK 6.41% 0
)/Kran,Umum,(KU),MOJO,RT006DRW003,,
Hi dran,Umum,(,HU,)/Kran,Umum,(KU),
Minum
b.,Tidak,terpenuhinya,Kebutuhan,Air,Minum ,,,,,,,,,,,,,,,255.00, ,KK, 58.35% 3 MOJO,RT005DRW003,Hi dran,Umum,(,HU, 253 KK ,,,,,,,,,,,,,,,,,,2.00 KK 0.46% 0
)/Kran,Umum,(KU),MOJO,RT006DRW003,,
Rata7rata)Kondisi)Penyediaan)Air)Minum 61.33% 0.00%
Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT005D
a.,Ketidakmampuan,Mengalirkan,Limpasan,Air ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,2.16, ,Ha, 52.02% 3 RW003,Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT006D 2.16 Ha ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Ha 0.00% 0
RW003,,Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT007D
4.)Kondisi)Drainase)
Lingkungan
b.,Ketidaktersediaan,Drainase ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D,,, ,Meter, 0.00% 0 0.00 Meter ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Meter 0.00% 0
Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT005D
c.,Kualitas,Konstruksi,Drainase ,,,,,,,,,,,1,825.50, ,Meter, 83.91% 5 RW003,Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT006D 2,221.00 Meter ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Meter 0.00% 0
RW003,,Drai nas e,Li ngkungan,MOJO,RT007D
Rata7rata)Kondisi)Drainase)Lingkungan 45.31% 0.00%
Ins tal as i ,Pengol ahan,Ai r,Li mbah,(IPAL),
a.,Sistem,Pengelolaan,Air,Limbah,Tidak,Sesuai,Standar,Teknis ,,,,,,,,,,,,,,,282.00, ,KK, 64.53% 3 Setempat/Terpus at,MOJO,RT005D 253 KK ,,,,,,,,,,,,,,,29.00 KK 6.64% 0
5.)Kondisi)Pengelolaan)Air) RW003,Ins
Ins tal as iahan,Ai
tal as i ,Pengol ,Pengolr,Li
ahan,Ai r,Li mbah,
mbah,(IPAL),
Limbah b.,Prasarana,dan,Sarana,Pengelolaan,Air,Limbah,Tidak,Sesuai,dengan, Setempat/Terpus at,MOJO,RT005D
Persyaratan,Teknis
,,,,,,,,,,,,,,,282.00, ,KK, 64.53% 3 RW003,Ins tal as i ,Pengol ahan,Ai r,Li mbah,
253 KK ,,,,,,,,,,,,,,,29.00 KK 6.64% 0
(IPAL),Setempat/Terpus at,MOJO,RT006D
Rata7rata)Kondisi)Penyediaan)Air)Limbah 64.53% 0.00%
Mobi l ,Sampah,MOJO,RT005DRW003,Mobi l ,
6.)Kondisi)Pengelolaan)
a.,Prasarana,dan,Sarana,Persampahan,Tidak,Sesuai,dengan,persyaratan,Teknis ,,,,,,,,,,,,,,,437.00, KK 100.00% 5 Sampah,MOJO,RT006DRW003,,Mobi l , 437 KK ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D KK 0.00% 0
Sampah,MOJO,RT007DRW003,,,,,
Persampahan Mobi l ,Sampah,MOJO,RT005DRW003,Mobi l ,
b.,Sistem,Pengelolaan,Persampahan,yang,tidak,sesuai,Standar,Teknis ,,,,,,,,,,,,,,,302.00, KK 69.11% 3 Sampah,MOJO,RT006DRW003,,Mobi l , 437 KK ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D KK 0.00% 0
Sampah,MOJO,RT007DRW003,,,,,
Rata7rata)Kondisi)Pengelolaan)Persampahan 84.55% 0.00%
Jal an,Pavi ng,Bl ock,MOJO,RT005D
7.)Kondisi)Proteksi)
a.,Ketidaktersediaan,Prasarana,Proteksi,Kebakaran ,,,,,,,,,,,,,,,436.00, Unit 97.98% 5 RW003,Jal an,Pavi ng,Bl ock,MOJO,RT006D 436 Uni t ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Uni t 0.00% 0
RW003,,Jal
Al an,Pavi,Ri
at,Pemadam,Api ng,Bl ock,MOJO,RT007D
ngan,(APAR),MOJO,
Kebakaran
b.,Ketidaktersediaan,Sarana,Proteksi,Kebakaran ,,,,,,,,,,,,,,,436.00, Unit 97.98% 5 RT005DRW003,Al at,Pemadam,Api ,Ri ngan, 436 Uni t ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,D Uni t 0.00% 0
(APAR),MOJO,RT006DRW003,,Al at,
Rata7rata)Kondisi)Proteksi)Kebakaran 97.98% 0.00%
BATAS)AMBANG)NILAI)TINGKAT)KEKUMUHAN
TOTAL)NILAI 49 TOTAL)NILAI 0
60)780):)KUMUH)BERAT
38)7)59):)KUMUH)SEDANG KUMUH) TIDAK)
TINGKAT)KEKUMUHAN TINGKAT)KEKUMUHAN
16)7)37)KUMUH)RINGAN SEDANG KUMUH
)<)16,)DINYATAKAN)TIDAK)KUMUH RATA2)KEKUMUHAN)SEKTORAL 62.42% RATA2)KEKUMUHAN)SEKTORAL 0.00%
KONTRIBUSI)PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI)PENANGANAN 100.00%
! 26!
Hasil identifikasi berdasarkan baseline numerik penanganan kumuh menghasilkan
angka yang menggambarkan bahwa kawasan di Kecamatan Mojo, Kota Surakarta
masuk dalam katagori kumuh sedang. Berdasarkan kondisi tersebut, Kota Surakarta
menyusun rencana secara terintegrasi untuk megatasi kekumuhan dengan
mengajukan pembiayaan pembangunan melalui DAK Terintegrasi pada tahun 2020
untuk pelaksanaan tahun 2021. Berikut matrik kolaborasi pembiayaan yang
bersumber dari APBD Kota Surakarta dan DAK Terintegrasi.
! 27!
PEMBANGUNAN
BARU RUMAH
SECARA
TERINTEGRASI
# Blok A Selatan Total Rumah 50 unit
HP 00001 KEL. MOJO,
Rumah jadi. 8 unit
KEC. PASAR KLIWON On progress. 42 unit
# Blok A utara Total Rumah. 50 unit
Rumah jadi. 40 unit
On progress. 10 unit
# Blok B Total Rumah. 50 unit
Rumah jadi. 1 unit
On progress. 49 unit
# Blok C dan D Total Rumah. 53 unit
Rumah jadi. 16 unit
On progress. 37 unit
# Blok E Total Rumah. 50 unit
Rumah jadi. 29 unit
On progress. 21 unit
PEMBANGUNAN JALAN
DAN DRAINASE
LINGKUNGAN
HP 00001 KEL. MOJO, KEC.
PASAR KLIWON
! 28!
PEMBANGUNAN
IPAL KOMUNAL
(SPALD-T)
HP 00001 KEL. MOJO, KEC.
PASAR KLIWON
A. Progres Kegiatan
Progres
No. Jenis DAK Detail Kegiatan Vol Sat Alokasi Anggaran Progres Fisik
Keuangan
Pembangunan Baru/ 12.650.000.000'
1. DAK Perumahan 253 UNIT 76% 75%
Peningkatan Kualitas
Jalan Lingkungan 1783' M 2.932.892.000'
2. DAK PSU 92 % 85%
Drainase Lingkungan 2250' M 2.690.423.000'
Jumlah 22.038.315.000(
! 29!
DAK INTEGRASI TA. 2021 KOTA SURAKARTA
D. Isu, Permasalahan, dan Tindak Lanjut
E. Latihan
Diskusi Kelompok
Setiap kelompok diminta untuk membuat bahan tayangan Power Point paling
banyak 10 slides, dengan ide orisinil (tidak hanya mengutip dari tayangan yang
disediakan dalam modul/bahan serahan)
! !
! 30!
!
V."Pola!Pembiayaan!Inkonvensional!
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti mata pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat memahami
dan menjelaskan bentuk-bentuk pembiayaan inkonvensional (CSR, KPBU, KPBUM),
ketentuan umum dan tata cara pengadaanya, seta tahapan pelaksanaanya untuk
mendukung pelaksanaan KT/KTV dalam rangka penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
Dalam hal perusahaan adalah milik negara (BUMN), tanggung jawab sosial
dilaksanakan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL dapat
membiayai pembangunan infrastruktur kawasan permukiman dengan mekanisme
pemanfaatan dana melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan.
! 31!
Sumber: Strategi Kerjasama CSR Bidang Cipta Karya dalam Modul Teknik Perencanaan_KOTAKU
! 32!
Kerjasama Pemerintah dan Swasta dapat dilaksanakan berdasarkan prakarsa
pemerintah (solicited) maupun swasta (unsolicited). Kerjasama unsolicited
dilaksanakan dengan ketentuan berikut
Untuk menentukan program dan kegiatan yang seperti apa yang dapat didanai, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Secara umum yaitu kebutuhan
pembiayaan dan kelayakan dari sisi ekonomi maupun finansial.
Pengadaan
KPBU Privatisasi
Barang dan Jasa
Tujuan Pengadaan Aset Pengadaan Badan Pengalihan saham
Usaha untuk pemerintah
melakukan BUMN/BUMD baik
penyediaan sebagian maupun
infrastruktur seluruhnya kepada
! 33!
pihak lain
Alokasi Risiko Ditanggung oleh Ada alokasi risiko Ditanggung oleh
pemerintah yang jelas yaitu risiko swasta
ditanggung oleh
pihak yang dianggap
paling mampu
menanggung
Biaya Konstruksi Ditanggung Tergantung bentuk Ditanggung oleh
pemerintah kerjasama yang swasta
dipilih, namun
umumnya
ditanggung oleh
swasta
Kepemilikan Aset Aset dimiliki oleh Aset dimiliki oleh Aset dimiliki oleh
Setelah Masa pemerintah pemerintah swasta
Perjanjian
Kerjasama
Sumber: Buku Saku KPBU (Bappenas, 2019)
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1
PPP Book adalah buku yang berisi Daftar Rencana Proyek Infrstruktur yang dilaksanakan
mellaui skema KPBU (buku berfungsi sebagai
! 34!
Sumber: Paparan Bappenas-KPBU (Bappenas, 2019)
Atas luaran tahap penyiapan dilakukan kegiatan pendukung sebagai tindak lanjut
meliuti
! 35!
perjanjian, dan 4) dokumen regres. Kegiatan-kegitan yang dilakukan dalam tahap
ini
! 36!
3) KPBUM (Kerjasama Pemerintah, Badan Usaha, dan Masyarakat)
Sampai saat ini, belum terdapat dasar hukum yang berdiri sendiri atas skema proyek
KPBUM. Proyek dengan bentuk kerja sama pengadaan lahan yang dilakukan oleh
pemerintah, swasta, dan masyarakat kontributor lahan dan masyarakat permodalan.
Meskipun demikian sejumlah Undang-undang dan Peraturan dapat dijadikan rujukan
dalam pelaksanaan KPBUM. Diantaranya,
! 37!
Sumber modal dalam konsep KPBUM diperoleh dari Pemerintah, Swasta (Badan
Usaha), dan Masyarakat. Namun, dalam kaitannya dengan pelaksanaan KT/KTV
pembiayaan melalui skema KPBUM dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
setiap pihak mempunyai dasar peikatan masing-masing, sebagaimana yang
disajikan pada Tabel berikut.
C. Latihan
Diskusi Kelompok
! 38!
2. Bahas peran strategis pihak swasta dan masyarakat dalam sumber
pembiayaan inkonvensional terutama sumber KPBUM dalam Konsolidasi
Tanah Vertikal (KTV)
3. Identifikaasikan isu-isu kritis yang mungkin timbul dan alternatif
penyelesaiannya dalam pembiayaan sumber KPBUM dalam Konsolidasi
Tanah Vertikal (KTV)
Setiap kelompok diminta untuk membuat bahan tayangan Power Point paling banyak
10 slides, dengan ide orisinil (tidak hanya mengutip dari tayangan yang disediakan
dalam modul/bahan serahan)
! !
! 39!
!
IX."Penutup!
Pembiayaan dengan pola KPBUM, berati melibatkan masyarakat baik dalam proses
perencanaannya karena kepesertaannya, mewujudkan penanganan kawasan atau
lingkungan kumuh perkotaan tanpa memindahkan, dan penggunaan dan
pemanfaatan tanah sesuai dengan tata ruang dan rencana pembangunan daerah.
! 40!
MODUL!
KONVERSI)NILAI)EKONOMI)(ASET))dan)
PEMBIAYAAN)KONSOLIDASI'TANAH!(VERTIKAL)!
! 2!
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. Petunjuk Penggunaan Modul I 4
A. Deskripsi
B. Persyaratan
C. Metode
D. Alat Bantu/Media
II. Pendahuluan I 4
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Kompetensi Dasar
D. Indikator Hasil Belajar
E. Materi dan Submateri Pokok
F. Estimasi Waktu
III. Dasar dan penghitungan penilaian objek KT/KTV I 9
A. Dasar Hukum Penilaian Objek KTV
B. Tujuan Penilaian Objek KT/KTV
C. Dasar Penilaian objek KT/KTV
D. Penilaian Objek KT/KTV
IV. Rencana Pembiayaan KT/KTV I 15
V. Ganti Untung dan Kompensasi KT/KTV I 16
A. Dasar Hukum
B. Ganti Untung Kepada Peserta KT/KTV
C. Kompensasi Kepada Peserta KT/KTV
D. Contoh Pelaksanaan di Kota Semarang
VI. Praktik Penilaian Objek KT/KTV I 25
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
VII. Penutup I 35
Lampiran I -
Daftar Pustaka I -
Glosarium I -
Bahan Tayang I -
! 3!
!
I.#Petunjuk&Penggunaan&Modul!
A. Deskripsi
Peserta pelatihan mempelajari materi dalam mata pelatihan (modul) ini dengan cara
berurutan. Pemahaman setiap materi dan submateri pada modul ini menjadi bagian
penting dalam kaitan pengambilan keputusan perencanaan perwujudan
pelaksanaan dan pembangunan KT/KTV, demikian juga untuk pembelajaran dan
keterkaitannya dengan modul lainnya. Hal ini diperlukan karena setiap modul saling
berkaitan.
Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Hal ini dijadikan alat
ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul
ini.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari mata pelatihan (modul) ini peserta pelatihan dilengkapi dengan
peraturan perundangan dan petunjuk teknis pelaksanaan KT yang berlaku
C. Metode
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran modul ini, metode yang digunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber).
Dalam kegiatan pembelajaran juga diberikan kesempatan tanya jawab, curah
pendapat, bahkan diskusi serta latihan (kelompok).
D. Alat Bantu/Media
! 4!
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan/atau Bahan Ajar
7. Laser pointer
! !
! 5!
!
II.!Pendahuluan!
A. Latar Belakang
! 6!
Siapakah yang bertugas melakukan penilaian Objek Konsolidasi tanah? Penilaian
Objek Konsolidasi Tanah merupakan tugas Tim Pelaksana dalam pelaksanaan
Konsolidasi Tanah. Tugas tersebut merupakan rangkaian dari tugas lainnya yang
berkaitan dengan pengumpulan Data Fisik dan Yuridis Objek Konsolidasi Tanah.
Apa saja yang dilakukan penilaian atas Objek Konsolidasi Tanah?. Penilaian Objek
Konsolidasi Tanah meliputi penilaian terhadap tanah, ruang atas tanah dan bawah
tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda yang berkiatan dengan tanah yang
berada di bidang tanah peserta Konsolidasi Tanah.
B. Deskripsi Singkat
C. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran mata pelatihan (modul) ini, peserta diharapkan mampu
memahami dan menilai objek konsolidasi tanah, serta menyiapkan dan memproses
perencanaan ganti untung pelaksanaan KT/KTV.
Materi dan submateri pokok dalam mata pelatihan (modul) ini adalah
1. Dasar dan penghitungan penilaian objek KT/KTV
a) Dasar penilaian objek KT/KTV
b) Penghitungan penilaian objek KT/KTV
c) Contoh penilaian objek KT/KTV
2. Rencana pembiayaan KT/KTV
! 7!
3. Praktik penilaian objek KT/KTV
a) Tahapan Kegiatan
b) Persiapan
c) Pelaksanaan
F. Estimasi Waktu
! !
! 8!
III."Dasar!dan$Perhitungan+Penilaian+Objek+
KT/KTV!
! 9!
B. Tujuan Penilaian Objek KT/KTV
Untuk memperoleh nilai wajar dalam melakukan penilaian aset sebagai Objek
Konsolidasi Tanah peserta, terdapat beberapa acuan nilai tanah. Diantanya,
1) Zona Nilai Tanah (ZNT),
2) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP),
3) Nilai lain yang sudah ditetapkan, atau
4) Nilai pasar dari transaksi yang pernah terjadi.
Zona Nilai Tanah (ZNT) merupakan area yang menggambarkan nilai tanah yang
relatif sama, dengan batas bersifat imajiner ataupun nyata sesuai penggunaan
tanah. Penentuan ZNT dilakukan berbasis nilai pasar, oleh karenanya ZNT dapat
dimanfaatkan sebagai
a) penentu tarif dalam pelayanan pertanahan,
b) referensi masyarakat dalam transaksi,
c) penentuan ganti kerugian,
d) inventori nilai aset publik maupun aset masyarakat,
e) monitoring nilai tanah dan pasar tanah, dan
f) referensi dalam penetapan Nilai Jual Objek Tanah (NJOP), agar lebih adil
dan transparan.
! 10!
Peta ZNT dapat juga menjadi referensi pada tahapan kegiatan perencanaan dalam
pengadaan tanah untuk pembangunan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum dan peraturan pelaksanaannya.
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) merupakan harga rata-rata yang didapatkan dari hasil
transaksi jua beli properti. NJOP dapat digunakan sebagai dasar pengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. NJOP harus sesuai dengan Nilai
Indikasi Rata-rata (NIR) yang berlaku di lakasi objek Konsolidasi Tanah. NJOP
tanah ditetapkan dengan satuan rupiah per meter persegi tanah yang menjadi objek.
Penentuan NJOP disesuaikan dengan lokasi tanah yang tercermin dalam zona nilai
tanah (ZNT).
Pemerintah melalui kementerian keuangan menentapkan besaran NJOP setiap tiga
tahun sekali. Namun di daerah tertentu dengan tingkat perkembangan yang relatif
pesat sehingga mengakibatkan nilai jual naik signifikan, maka penetapan NJOP
dilakukan setahun sekali.
! 11!
(2) Perhitungan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP) dan Pertelaan menjadi
bagian dari kegiatan Penyusunan Desain Konsolidasi Tanah.
(3) NPP dibutuhkan untuk menentukan proporsi kepemilikan atas aset bersama
apabila hak kepemilikan yang diberikan berupa Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun.
Penghitungan nilai perbandingan proporsional (NPP) sebelum maupun sesudah
KTV harus dilakukan. Hal ini ditujukan untuk mendorong masyarakat/peserta KTV
memahami nilai aset yang dimiliki saat pelaksanaan KTV dan nilai aset yang akan
datang saat pasca pelaksanaan KTV sehingga tidak pernah merasa dirugikan dalam
kepesertaanya.
! 12!
1) Perhitungan nilai proporsional kepemilikan aset peserta digunakan untuk
mengkonversi aset peserta menjadi unit hunian dan/atau non-hunian pada
rumah susun.
2) Perhitungan nilai proporsional kepemilikan aset peserta digunakan sebagai
dasar penyertaan saham (profit sharing), apabila dilakukan dengan
penyelenggaraan pembangunan.
3) Perhitungan nilai perbandingan proporsional (NPP) atau pertelaan yang
menunjukkan dengan jelas mengenai gambar/batas-batas hak perorangan
dan hak bersama yaitu pembagian atas tiap-tiap satuan rumah susun, bagian
bersama, dan tanah bersama beserta uraian nilai perbandingan
proporsionalnya.
Seluruh perhitungan Nilai Proporsional Kepemilikan Aset dan Nilai Perbandingan
Proporsional (NPP) dituangkan dalam satu kesatuan dokumen desain rumah susun.
Desain dimaksud meliputi desain tapak bangunan dan rencana PSU, serta desaian
rumah susun.
!!!!!!!!!!!!!Luas!Satuan!Rumah!Susun!!
!!!!!!!!!!!!!_______________________________!!!!!x!100%!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Jumlah!Luas!Satuan!
! 13!
Nilai atau harga satuan rumah susun merupakan hasil dari formulasi harga satuan
rumah susun dibagi dengan jumlah harga satuan dikalikan seratus persen.
!!!!!!!!Harga!Satuan!Rumah!Susun!!
!!!!!!!!________________________________!!!!!x!100%!
!!!!!!!!!!!!!!!!Jumlah!Harga!Satuan!
Dengan formulasi tersebut dapat diperoleh nilai NPP yang merupakan nilai persen
kepemilikan setiap peserta terhadap bangunan secara keseluruhan.
! !
! 14!
IV."Rencana&Pembiayaan!KT/KTV!
Rencana pembiayaan dilakukan setelah adanya Rencana Perubahan Tata Guna
Lahan dan Rencana Bangunan KT/KTV. Dengan demikian dapat diketahui luasan
lahan dan kepemilikannya sebelum dan sesudah kegiatan KT/KTV, serta luasan
lantai dan jumlah unit apartemen bangunan KT/KTV.
Jenis-jenis biaya yang harus dipahami dan dikalkulasi meliputi beberapa elemen
pembangunan KT/KTV, diantaranya;
1) Biaya pembangunan kegiatan KT/KTV meliputi biaya-biaya pembangunan
kegiatan KT/KTV yang akan dibiayai dari investasi pelaksana kegiatan.
Estimasi biaya ini termasuk biaya pembangunan infrastruktur, gedung,
lanskap, rekalamasi tanah, kompensasi, tempat tinggal sementara, survei,
penyusunan desain dan administrasi,
2) Biaya pembangunan lainnya yang berasal dari pembeiayaan pemerintah (jika
dibutuhkan) meliputi biaya-biaya pembangunan infrastruktur publik untuk
kegiatan KT/KTV,
3) Anggaran pembangunan kegiatan KT/KTV meliputi total anggaran
pelaksanaan kegiatan KT/KTV termasuk seluruh nilai penjualan reserved
floor Gedung KT/KTV yang akan diserahkan ke palaksana kegiatan KT/KTV
pasca konversi hak, dan
4) Kelayakan finansial kegiatan KT/KTV merupakan perbandingan/kajian antara
biaya dan anggaran pelaksana kegiatan KT/KTV guna memastikan
profitabilitas dari kegiatan KT/KTV
Pada tahap sket desain awal, biaya pembangunan dapat diestimasi melalui
perhitungan kasar. Penentuan biaya pembangunan KT/KTV dalam periode visioning
ditentukan dengan melakukan langkah berikut.
1) estimasi melalui perhitungan kasar menggunakan unit cost dengan margin
tambahan dan mempertimbangkan kenaikan biaya konstruksi,
2) nilai jual dari properti setelah pembangunan diperkirakan berdasarkan harga
pasar,
3) volume properti terbangun yang akan diperjualbelikan diestimasi dalam
rencana konversi hak.
! 15!
V."Ganti&Untung&dan&Kompensasi&KT/KTV!
A. Dasar Hukum
Ganti Untung (Kerugian). Dasar hukum pemberian ganti untung (kerugian) atas
pelaksanaan KT/KTV adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
• Pasal 1 menyatakan ganti kerugian merupakan penggantian yang layak dan
adil kepada Pihak yang berhak dalam proses Pengadaan Tanah.
• Pasal 1 Butir 6 menyatakan Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa,
negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
• Pasal 36 mneyatakan Pemberian Ganti kerugian dapat diberikan dalam
bentuk;
1) uang;
2) tanah pengganti;
3) permukiman kembali;
Permukiman kembali adalah proses kegiatan penyediaan tanah
pengganti kepada Pihak yang Berhak ke lokasi lain sesuai dengan
kesepakatan dalam proses Pengadaan Tanah
4) kepemilikan saham;
Ganti kerugian kepemilikan sahan adalah penyertaan saham dalam
kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum terkait dan/atau
pengelolaannya yang didasari kesepakatan antar pihak
5) bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Misalnya gabunngan dari 2 (dua) atau lebih bentuk Ganti Kerugian
sebagaimana dimaksudkan pada huruf a, b, c, dan d.
! 16!
Penetapan besarnya nilai ganti kerugian per bidang tanah dilakukan oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai
publik
Bentuk ganti kerugian dalam bentuk uang pada mekanisme pengadaan tanah,
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dilakukan oleh
instansi yang memerlukan tanah berdasarkan validasi dari ketua pelaksana
pengadaan tanah atau pejabat yang ditunjuk.
! 17!
Mekanisme Ganti Untung. Proses pemberian ganti untung dilakukan sebagai
berikut.
1) Proses validasi dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak berita acara kesepakatan bentuk ganti kerugian.
2) Pemberian ganti untung (kerugian) dilakukan dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak penetapan bentuk ganti untung (kerugian) oleh
pelaksana pengadaan tanah.
3) Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan Pihak yang Berhak
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak hasil penilaian dari
Penilai disampaikan kepada Lembaga Pertanahan untuk menetapkan bentuk
dan/atau besarnya ganti untung (kerugian) berdasarkan hasil penilaian ganti
untung (kerugian).
Hasil kesepakatan kepada Pihak yang Berhak dimuat dalam berita acara
kesepakatan
a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah;
c. Pihak swasta; dan/atau
d. Peserta Konsolidasi Tanah
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan ganti untung (kerugian)
terhadap objek Konsolidasi Tanah yang dimiliki/dikuasai oleh pemegang
hak/penggarap tanah yang tidak bersedia menjadi perserta Konsolidasi Tanah,
menggunakan mekanisme pengadaan tanah.
Pihak swasta atau peserta Konsolidasi Tanah memberikan ganti untung (kerugian)
melalui mekanisme kesepakatan para pihak.
Penerima Ganti Untung (Kerugian). Pihak yang berhak menerima ganti untung
(kerugian) berdasarkan hasil penilaian yang ditetapkan dalam musyawarah, dengan
syarat sebagai berikut
! 18!
Penerima kuasa, hanya dapat menerima kuasa dari satu orang yang berhak
atas ganti untung (kerugian).
b. Pemegang hak atas tanah;
Untuk hak guna bangunan atau hak pakai yang berada di atas tanah yang
bukan miliknya, ganti untung (kerugian) diberikan kepada pemegang hak
guna bangunan atau hak pakai atas bangunan, tanaman, atau benda lain
yang berkaitan dengan tanah.
Sedangkan, ganti untung (kerugian) atas tanahnya diberikan kepada
pemegang hak milik atau hak pengelolaan.
c. Pemegang hak pengelolaan;
d. Nadzir, untuk tanah wakaf
e. Pemilik tanah bekas milik adat;
f. Masyarakat hukum adat;
g. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikat baik;
h. Pemegang dasar penguasaan atas tanah; dan/atau
i. Pemilik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan tanah.
Dalam hal Pihak yang Berhak menolak/tidak diketahui keberadaanya/dalam
permasalahan hukum maka bentuk dan/atau besarnya ganti untung (kerugian)
berdasarkan hasil musyawarah, ganti untung (kerugian) dititipkan di Pengadilan
Negeri setempat.
! 19!
dirumuskan nilai kompensasi dan equity yang akan diperoleh oleh setiap peserta
konsolidasi tanah. Tahapan dan kegiatan yang ada dalam setiap tahap disajikan
dalam Gambar 1.
! 20!
Tipe Konversi dan Perhitungannya. Dari sudut pandang kepesertaan KT/KTV
hasil musyawarah diperoleh dua tipe kesepakatan yaitu sepakat sebagai peserta
dan tidak sepakat. Berdasarkan pada hasil tersebut, tipe konversi aset dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pemilik tanah sepakat konversi tanah dengna unit rusun.
a. Memperoleh unit rusun sesuai perhitungan konversi unit rusun.
b. Memperoleh hasil perhitungan biaya residensi temporer (biaya yang
berhak diterima peserta KT/KTV sebagai kompensasi untuk mencari
tempat tinggal sementara sampai unit rusun siap ditempati)
!!!!!!!!!![(LP!–!PKT)!x!(NJOP!x!2,5)]!+!BA!x!2,5%!
JU!=!! ! ! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!x!∑URNK!!+!BRT!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!∑NKT!x!(NI!+!P)!
!
JU !=!Jumlah!unit!rusun!yang!diterima!peserta!KTV!
LP !=!Luas!persil!peserta!KTV!
JU : Jumlah Unit rusun yang diterima peserta KTV
PKT !=!Par9sipasi!kontribusi!untuk!KT!
LP NJOP !=!Nilai!jual!objek!pajak!peserta!KTV!
: Luas Persil peserta KTV
PKTBA !=!Harga!bangunan!rumah!dan!aset!non!tanah!
: Partisipasi Kontribusi untuk KTV
NKT !=!Harga!total!bentangan!tanah!yang!dikonsolidasi!
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak peserta KTV
NI !=!Total!nilai!investasi!rusun!
BA P!! : Harga Bangunan rumah dan aset non tanah
!=!Marjin!profit!/!keuntungan!pengembang!
NKTURNK !=!Unit!rusun!non!komersial!
: Harga Total bentangan tanah yang dikonsolidasi
BRT !=!Biaya!residensial!temporer!
NI : Total Nilai Investasi rusun
!
P : Marjin Profit (keuntungan) pengembang
URNK : Unit Rusun Non Komersial
BRT : Biaya Residen Temporer
! 21!
NJO$=$$LP$x$NJOP$x$2,5$x$(e$x$D$–$(D$x$0,75))$x$0,2$
HR$$$=$$NJO$–$(NJO$x$25%)$
NJO : Nilai Jual Optimal persil tanah peserta KTV
LP : Luas Persil peserta KTV
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak Peserta KTV
D : Masa depresiasi/usia pakai bangunan
e : 2,71828
HR : perkiraan Harga Riil
! 22!
Informasi pembangunan Rusun Pekunden.
1. Kesepakatan Pemerintah Kota dengan masyarakat penghuni dengan perjanjian
bahwa tanah dan bangunan masyarakat yang berdomisili di lingkungan tersebut
dinilai sesuai dengan kondisi existing yang ada.
2. Kompensasi diberikan sesuai dengan nilai tanah dan bangunan tersebut
dengan tidak diberikan dalam bentuk uang, namun dinilai uang sebagai uang
muka untuk mendapatkan unit satuan rumah susun yang akan dibangun sesuai
proporsi nilai tanah yang sudah disepakati oleh seluruh penghuni yang terlibat.
3. Bappeda dan Tim Satgas Rusun, dengan kesepakatan warga menentukan
penghitungan kompensasi aset tanah dan bangunan lama sebagai berikut:
• Kompensasi tanah Rp10.000,-/m2
• Bangunan permanen Rp75.000,-/m2
• Bangunan semi permanen Rp50.000,-/m2
• Bangunan non permanen Rp25.000,-/m2
• Biaya kontrak sementara Rp150.000,-/KK
• Biaya pembongkaran rumah Rp50.000,-/pemilik
• Uang kompensasi tidak dibayarkan secara tunai namun pemilik rumah
dianggap sudah bayar uang muka dengan uang kompensasi yang
diperolehnya secara langsung,
• Jumlah kompensasi terkecil Rp500.000,- dan terbesar Rp17.440.500,-
4. Kesepakatan warga penghuni dengan Pemerintah Kota Semarang, sebagai
berikut:
• Sebelum rumah dibongkar warga mendapatkan kompensasi sesuai aset
yang dimiliki, untuk membayar uang muka unit rusun
• Sebelum membongkar rumah, warga mendapatkan uang kontrak setahun
dan biaya bongkar rumah
• Pembagian sarusun deserahkan kepada warga melalui wakit yang ditunjuk
(Ny. Suatni)
• Pebagian unit sarusun
• Lantai I untuk usaha
• Lantai II dan III untuk pemilik rumah lama
• Lantai IV untuk pengikut/penyewa/pendatang
• Harga sarusun tiap unit sebagai berikut
• Unit type 27 (7.5m2 x 3.5m2 = 27m2) harga Rp6.000.000,- (bersubsidi).
Harga tanpa subsidi senilai Rp9.000.000,-
• Unit type 54 harga Rp12.000.000,-
! 23!
• Unit type 81 harga Rp18.000.000,-
5. Rusun Pekunden dibangun 5 Blok A, B, C, D, E terdiri dari 108 unit yang
digunakan sebagai rumah 88 unit,
• Type 24 = 73 unit sarusun
• Type 54 = 10 unit sarusun
• Type 81 = 5 unit sarusun
6. Pengelola Rusun dilakukan oleh Paguyuban Perlamungan Rumah Susun
Pekunden (PPRSP)
7. Sumber biaya pemeliharaan dari:
• Iuran warga Rusun
• Hasil Retribusi paar krempyeng
• Hasil pengelolaan WC Umum
• Hasil Pengelolaan Air PDAM
• Hasil Parkir Sepeda Motor di Aula Rusun
• Hasil iuran Lantai Dasar
8. Penggunaan Biaya Operasional:
• Rekening listrik pompa dan umum
• Rekening air PDAM
• Honor Petugas air bersih
• Honor Petugas pasar dan warung air
• Honor Penyapu/Pengangkut sampah
• Honor Petugas Parkir
• Konsumsi Rapat Pengurus
• Dana Perbaikan/Pemeliharaan dan tidak terduga
! !
! 24!
VI."Praktik'Penilaian'Objek'KT/KTV!
A. TAHAPAN PRAKTIK PENILAIAN OBJEK KT/KTV
Tahapan dalam praktik pelaksanaan penilaian konversi nilai aset peserta KT/KTV,
secara runut disajikan dalam bagan alir berikut.
"!Dokumen!Rencana!Perubahan!Tata!Guna!Lahan!
"!Dokumen!Perencanaan!Bangunan!KT/KTV!
"!DaKar!Subjek!dan!Objek!KT/KTV!(KT"207)!
MENYIAPKAN(DATA1DATA( "!Peta!Rincikan!(KT"205)!
"!Pengukuran!luas!dan!batas!keliling!lokasi!KT/KTV!
sebagai!tanah!bersama!
PERSIAPAN(
MENYIAPKAN(
DATA(DAN(
DOKUMEN( Proyektor,!Flipchart,!Kertas!Plan,!SeloAp!kertas,!
RENCANA(( MENYIAPKAN(PERLENGKAPAN( Spridol!warna"warni,!alat!pendukung,!kertas!note!
warna"warni!(post!it)!!
Tim!Pelaksana/Pendamping!Konsolidasi!Tanah!
MEMETAKAN(NARASUMBER(DAN(PESERTA( (VerAkal),!PrakAsi,!Perguruan!Tinggi,!Kelompok!
KELOMPOK(DISKUSI!!! Peduli!!!
1!
"!Kepemilikan!tanah!(Tanah!Pemerintah!dan!Tanah!
MENDISKUSIKAN(HASIL(PERUBAHAN(TATA( Swasta)!dan!Perubahan!Pra/Pasca!Pembangunan!
GUNA(LAHAN( "!Peruntukan!Tanah!Pemerintah!
"!Peruntukan!Tanah!Swasta!
2!
"!Blok!Bangunan!!
PERENCANAAN( MENDISKUSIKAN(HASIL(PERENCANAAN( "!Jumlah!luas!lantai!dan!Jumlah!Unit!
PEMBIAYAAN(( BANGUNGUNAN(KT/KTV( "!Total!luas!unit!
KT/KTV( "!RaAo!area!Komunal!
3!
"!EsAmasi!pembiayaan!(unit!cost,!margin!tambahan,!
dan!kenaikan!biaya!konstruksi)!
MERENCANAKAN(PEMBIAYAAN(! "!EsAmasi!nilai!jual!setelah!pembangunan!(harga!
PELAKSANAAN(
pasar)!
"!EsAmasi!rencana!konversi!hak!
4!
"!Nilai!pasar!!(Ada/Tidak)!
"!Nilai!lain!yang!sudah!ditetapkan!(Ada/Tidak)!
PENENTUAN(DASAR(PENILAIAN(OBJEK(KT/KTV(((
"!Nilai!jual!objek!Pajak!(NIR)!(Ada/Tidak)!
"!Zona!nilai!tanah!(Ada/Tidak)!
PENGHITUNGAN( 5!
NILAI(OBJEK(( Menilai!seAap!objek!KT/KTV:!Bidang!Tanah,!Bidang!
KT/KTV(DAN( PENILAIAN(OBJEK(KT/KTV(PESERTA( Bangunan,!Tanaman,!dan!Benda!yang!berkaitan!
KONVERSI(NILAI( dengan!KT/KTV!
ASET((HAK)(
6!
"!Rencana!konversi:!EsAmasi!ukuran!rata"rata!unit!
apatement!(peserta)!
PERENCANAAN(KONVERSI(NILAI(ASET((HAK)!!
"!Reserved!Floor:!EsAmasi!bagian!bangunan!
(pelaksana!kegiatan)!
B. PERSIAPAN PRAKTIK
! 25!
dokumen yang terkait dengan perencanaan KT/KTV tersedia. Di samping itu,
menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan. !
! 26!
• Untuk memperoleh informasi secara detail berkaitan dengan rencana
pembiayaan KT/KTV serta memperoleh gambaran menyeluruh terhadap
perencanaan sektoral, guna menjaga konsistensi perencanaan KT/KTV.
• Selain narasumber, dipetakan juga pihak-pihak lain yang terkait untuk
membangun kolaborasi dan memperoleh sumber-sumber penguatan
informasi dalam melakukan estimasi pembiayaan, penjualan, dan konversi
nilai aset (hak) peserta. Misalnya dari praktisi, akademisi, dan kelompok
peduli.
• Kegiatan perencanaan pembiayaan KT/KTV ini memerlukan fasilitator yang
memliki pengalaman dan kompetensi dalam melakukan penilaian dan
penaksiran nilai ekonomi (aset) sehingga diperoleh nilai awal dan kelayakan
finansial dari kegiatan KT/KTV, serta biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Fasilitator juga perlu trampil dalam mengarahkan dan
menumbuhkan partisipasi peserta dalam berdiskusi dan menyelesaiakan
perhitungan atau estimasi nilai ekonomi (aset).
! 27!
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Rangkuman luasan Rencana perubahan Notulen mencatat Lembar plano dan
kawasan per kategori tata guna lahan substansi yang tabel yang berisi
kepemilikan tanah disampaikan oleh informasi gambaran
dan Jenis fungsi setiap narasumber umum pra dan pasca
tanah pra dan pasca dan peserta diskusi, pembangunan KTV
pembangunan KTV dan jawaban setiap
Keberfungsian tanah pertanyaan
milik pemerintah di atas kertas plano
untuk menyediakan
sarana prasrana
umum (Jalan utama,
Jalur pejalan kaki,
Taman hijau (RTH),
Fasilitas umum)
Keberfungsian tanah
milik swasta
(peserta) KT/KTV
untuk menyediakan
Unit-unit perumahan,
Apartemen, fungsi
komersial, dan tanah
kosong
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Jumlah gedung (blok Dokumen Notulen mencatat Lembar plano dan
bangunan) dan tata Perencanaan substansi yang tabel yang berisi
letaknya, serta Bangunan disampaikan oleh informasi gambaran
gedung lainnya setiap narasumber umum setiap blok
dalam satu kawasan dan peserta diskusi, bangunan dan
KT/KTV dan jawaban setiap bangunan lainnya
Luasan dan tata pertanyaan
guna lantai, jumlah di atas kertas plano
dan luas lantai,
ketinggian gedung,
jumlah unit hunian,
luas ukuran unit, dan
jumlah unit
! 28!
1.3. Perencanaan Pembiayaan
Tujuan: Menyusun dan menetapkan rencana pembiayaan pembangunan serta
demarkasi dan jadwal pembiayaan KTV sehingga diketahui total biaya
pembangunan kegiatan KTV yang akan dibiayai.
Persiapan: Fasilitator menyiapkan dokumen hasil perencanaan bangunan KTV, data
dan informasi berkaitan dengan regulasi KDB setempat, unit cost dengan margin
tambahan, dan mempertimbangkan kenaikan biaya konstruksi untuk menentukan
penghitungan estimasi pembiayaan pra pembangunan. Untuk kepentingan
penentuan penghitungan estimasi nilai jual properti pasca pembangunan, fasilitator
menyiapkan dokumen regulasi harga batasan untuk rumah susun umum per m2
(PUPR No. 242 Tahun 2020) dan informasi harga pasar.
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Penghitungan Dokumen Hasil Notulen mencatat Estimasi biaya
perkiraan biaya Perencanaan Hasil perhitungan pembangunan
pembangunan fasilitas Bangunan (Hasil estimasi biaya untuk kegitan KTV (Biaya
umum dan infrastrukur diskusi sebelumnya) tiap-tiap jenis pembangunan
teknis fasilitas dan infrastruktur,
Regulasi KDB dan infrastuktur, gedung, lanskap,
unit cost bangunan, dan reklamasi tanah,
Perhitungan perkiraan jawaban setiap kompensasi tempat
biaya bangunan KTV Informasi kenaikan pertanyaan tinggal sementara,
biaya konstruksi di atas kertas plano biaya survei,
penyusunan desain,
Perhitungan perkiraan dan administrasi)
kompensasi
(pembelian/pengadaan Estimasi biaya
tanah) pembangunan
terkait investasi
pemerintah lainnya
Perkiraan biaya lain- (untuk infrastruktur
lain konstruksi, biaya publik)
desain dan supervisi,
dan biaya administrasi Lembar plano hasil
diskusi
penghitungan
perkiraan
pendapatan
pembangunan KTV
Penghitungan Dokumen Hasil Notulen mencatat Estimasi
perkiraan pendapatan Perencanaan Hasil perhitungan pendapatan
pembangunan Bangunan (Hasil estimasi pembangunan KTV
kegiatan KTV (reserve diskusi sebelumnya) pendapatan dari (penjualan reserve
floor gedung) pembangunan KTV floor gedung KTV)
Regulasi Harga dan jawaban setiap
Batasan untuk pertanyaan Lembar plano hasil
! 29!
Rumah Susun di atas kertas plano diskusi
(PUPR No.242 penghitungan
Tahun 2020) perkiraan
pendapatan
Informasi harga pembangunan KTV
pasar (unit price)
! 30!
Contoh- Pendapatan Pembangunan Kegiatan KT/KTV1
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Peserta diingatkan Nilai Pasar Objek KT Notulen mencatat Hasil pemilihan
untuk memperoleh Nilai lain yang sudah Hasil pemilihan dasar penilaian
nilai wajar dalam ditetapkan dasar penilaian objek KT/KTV
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
1
Kualtitas penjualan Reserve Floor (Rf) harus diestimasi dalam perencanaan konversi hak properti
! 31!
melakukan penilaian Nilai jual objek pajak objek KT/KTV, dan dengan sejumlah
aset sebagai Objek (NJOP) atau NIR jawaban setiap alasan
Konsolidasi Tanah Zona nilai tanah pertanyaan pertimbangan
harus dilakukan di atas kertas plano pemilihannya
pemilihan dasar
Lembar plano berisi
penilaian secara
rumusan diskusi dan
tepat pemilihan dasar
penilaian
Diskusi pilihan dasar
penilaian objek
KT/KTV
Pemilihan dasar
penilaian objek
KT/KTV
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Peserta diajak untuk Form KT-205 Notulen mencatat Hasil penilaian
membahas hasil Form KT-206 hasil penilaian objek setiap jenis objek
proses pendataan Form KT-207 KT/KTV, dan KT/KTV sesuai
yang tertuang dalam jawaban setiap dengan dasar
pertanyaan penilaian yang telah
Form-Form KT
di atas kertas plano ditetapkan
terkait identifikasi
subjek dan objek Lembar plano berisi
KT/KTV terkait hasil diskusi dan
kelengkapan data penilaian setiap
dan keabsahannya jenis objek KT/KTV
Pemilihan dan
penilaian setiap jenis
objek KT/KTV yang
ada dalam setiap
bidang tanah sesuai
! 32!
dengan dasar
penilaian yang telah
ditentukan dalam
proses sebelumnya
Pertanyaan/Topik Data/Dokumen
Aksi Output
Diskusi Pendukung
Peserta diajak untuk Konsep prinsip Notulen mencatat Rencana konversi
membahas konsep dasar equivalent hasil diskusi hak (Estimasi
equivalent value value exchange pertimbangan ukuran rata-rata unit
exchange atas konversi hak dan apartement (rusun)
properti peserta jawaban setiap yang akan diterima
pertanyaan oleh peserta KTV
eksisting terhadap
di atas kertas plano
properti baru
Reserved floor
kegiatan KTV
Peserta diajak untuk (estimasi bagian
membahas konsep dari bangunan
equivalent value terbangun yang
exchange atas bagian akan diterima oleh
dari properti pelaksana kegiatan
terbangun untuk KTV)
! 33!
pelaksana kegiatan
KTV selain unit yang Lembar plano berisi
diberikan kepada hasil diskusi dan
peserta KTV dan rencana KT/KTV
perolehan
keuntungan dari
penjualan/penyewaan
properti yang
diperoleh
Merencanakan konversi
hak (estimasi ukuran
rata-rata unit
apartemen yang akan
diterima oleh peserta
KTV)
Merencanakan
reserved floor kegiatan
KTV (estimasi bagian
dari bangunan
terbangun yang akan
diterima oleh pelaksana
kegiatan)
! 34!
Lampiran!
Lampiran-1
Sumber: BAB-III
! 36!
Lampiran-2
Sumber: BAB-III
! 37!
Lampiran-3
Form KT-205
! 38!
! 39!
Lampiran-4
Form KT-206
! 40!
Lampiran-5
Form KT-207
! 41!
Lampiran-6
Form KT-208
! 42!