Sekolah Tinggi
Magister Manajemen Manajemen
PPM Jakarta,
1994
Univ Katolik
Lahir : Magister
Hukum
Soegijapranata
Semarang,
Magelang Kesehatan
2013
5 Nov
1943 Fellowship of The
International
FISQua, Society for Quality
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, in Health Care, 2020
MM, MHKes, FISQua
(Mei 22021)
• Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS –
Kem Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020
Wakil Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• Ketua IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS
sejak th 2012
• Ketua Dewan Pakar IMPPI-Ikatan
Manajer Pelayanan Pasien Indonesia
sejak 2020
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja
Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med,
DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–
1993, 1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
4
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah
Sakit.
Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Edit 7 Mei 2022
(67 %) (59 %)
(Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022; Buku SNARS Edisi 1.1., KARS, 2019)
6
P ro s e s S u r vei
PPA
Sasara
n
(Nico Lumenta, KARS, 2019)
MPP 8
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care
2 Pemberian Pelayanan M
(AKP, PAP, PAB, Implementasi o
PKPO,
Prognas) Rencana Intervensi, ni
toring
Asesmen Ulang
Patient Centred Care
Dimensi PCC:
1. Patient Engagement & Empowerment.(HPK GU, 1, 1.2, 1.3, 2, 2.1, 3, 4.1, KE GU, KE 2)
2. DPJP sbg Clinical Leader. (AKP 3.1., PAP 1.2.)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional.
*CP Terintegrasi, *CPPT, *Kompeten Berkolaborasi.(PP 1.2, AKP 3, PMKP 7, PAP 1.1, 1.2., PAB 3.1, 3.2, 4, 7, 7.3, PKPO 4, 6,
TKRS 8, 9.)
4. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (AKP 3, AKP 5, PAP 1.1.)
Integrated Discharge Planning.(AKP 3, PP 1, 1.1, 1.2.)
Asuhan gizi terintegrasi.(PP 1.2., PAP 3)
Budaya Keselamatan.(TKRS 13, PMKP 10)
(Nico Lumenta, KARS, 2022)
Starkes & Instrumen Survei KARS 2022
Beberapa Prinsip Proses Pengkajian/Skrining (“Periksa Pasien”)
1. Dasar : Pelayanan Berfokus pd Pasien/ PCC, APT (Asuhan Pasien Terintegrasi) dan Proses primer I-A-R.
2. Pengkajian:
• Triase: pemilahan pasien yg membutuhkan pertolongan segera: AKP 1.1.
• Skrining: identifikasi kebutuhan pasien, menentukan: admisi/ transfer/ dirujuk: AKP 1, PAP 5.
• Skrining pd admisi ranap utk penetapan proritas pelayanan preventif/paliatif/kuratif/rehabilitatif, pembedahan mendesak:
AKP 1.2, PP 1.1. EP d).
• Pengkajian Awal: PP 1, 1.1, PAB 7, SKP 4, Prognas 2.
• Skrining/Pengkajian cepat: AKP 1.1, PAP 4, SKP 6, 6.1. (a.l. nyeri, risiko jatuh).
• Pengkajian lanjutan: PP 1, 1.1, 1.2, PAP 4, SKP 6.
• Pengkajian Ulang: PP 1, 2, PAB 7.3.
3. Pengkajian awal oleh 2 profesi : medis & keperawatan: IGD, Rajal, Ranap PP 1.1.
4. Pengkajian Awal menggali isi minimal 13 elemen: PP 1, 1.1, 1.2 & PKPO 4.
a)Keluhan saat ini, (Discharge Planning)
h) Pengkajian nyeri, PQRS
b) Status fisik,
i) Risiko jatuh,
c)Psiko-sosio-spiritual,
j) Pengkajian fungsional,
d) Ekonomi,
k) Risiko nutrisional,
e)Riwayat kesehatan pasien,
l) Kebutuhan edukasi,
f) Riwayat alergi,
m) Perencanaan Pemulangan Pasien
g) Riwayat Penggunaan Obat
NB. : Saran: dalam melakukan
pengkajian, penggalian elemen
a) s/d m) dapat dilakukan sesuai
dgn kebutuhan profesi antara
medis dan keperawatan yg diatur
oleh RS. Proporsi penggalian
elemen antara profesi medis dan
keperawatan disesuaikan dgn
keunikan/kebutuhan RS, misalnya
pd RS Umum porsi keperawatan
akan lebih luas, pd RS Jiwa porsi
medis lebih luas.
Lanjutan Beberapa Prinsip Proses Pengkajian…..
5. Pengkajian Tambahan sesuai populasi pasien : PP 1.3.
6. Jumlah dan Jenis / Disiplin Pengkajian Awal ditetapkan RS. Medis: misalnya PD, Bedah, Anak,
Obgin dsb. Keperawatan: misalnya Dewasa, Anak, Maternitas dsb. PP 1., 1.1., 1.2.
7. Ada contoh RS dgn Pilihan Pola Sentral Pengkajian (Keperawatan) di Rajal: misalnya
Dewasa, Anak, Maternitas.
8. Pengkajian Ulang : oleh semua PPA yg terkait, dicatat di CPPT: Medis, Perawat/Bidan, Farmasi,
Gizi, dll sesuai regulasi RS nya. PP 2.
16
AKP 1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
3. Ada proses utk memberikan hasil pemeriksaan D Bukti proses untuk memberikan hasil 10 TP
diagnostik kepada tenaga kesehatan yang pemeriksaan diagnostik kpd tenaga medis yg 5 TS
kompeten/terlatih utk bertanggung jawab utk bertanggung jawab untuk menentukan apakah 0 TT
menentukan apakah pasien akan diterima, pasien akan admisi, ditransfer, atau dirujuk.
ditransfer, atau dirujuk.
W *Staf medis,
*Staf keperawatan,
*Staf klinis laboratorium dan radiologi
4. Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi D 1)Bukti tindak lanjut hasil skrining di rekam 10 TP
sesuai misi dan sumber daya yg ada, maka RS medis. 5 TS
akan merujuk atau membantu pasien ke fasilitas 2)Form rujukan bila pasien dirujuk 0 TT
pelayanan yg sesuai kebutuhannya.
W *Staf medis,
*Staf keperawatan
17
Maksud dan Tujuan AKP 1. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya RS bergantung
pada informasi yg diperoleh ttg kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skrining pd kontak pertama. Skrining
dilaksanakan melalui jalur cepat (fast track) kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil
pemeriksaan fisis, psikologis, laboratorium klinis, atau diagnostik imajing sebelumnya. Skrining dpt dilakukan
di luar RS spt ditempat pasien berada, di ambulans, atau saat pasien tiba di RS.
Keputusan utk mengobati, mentrasfer atau merujuk dilakukan stlh hasil hasil skrining selesai dievaluasi. Bila
RS mempunyai kemampuan memberikan pelayanan yg dibutuhkan serta konsisten dgn misi dan kemampuan
pelayanannya mk dipertimbangkan utk menerima pasien ranap atau pasien rajal.
Skirining khusus dpt dilakukan oleh RS sesuai kebutuhan spt skrining infeksi (TBC, PINERE,
COVID- 19, dll), skrining nyeri, skrining geriatri, skrining jatuh atau skrining lainnya.
Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (Pinere).
Standar AKP 1.1. Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yg
membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk pengkajian dan
tindakan.
Elemen Penilaian AKP 1.1.
a) Proses triase dan pelayanan keGDan telah diterapkan oleh staf yg kompeten
dan bukti dokumen kompetensi dan kewenangan klinisnya tersedia.
b) Staf telah menggunakan kriteria triase berbasis bukti untuk memprioritaskan
pasien sesuai dengan kegawatannya.
c) Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai kapasitas RS sebelum
ditransfer ke ruang rawat atau dirujuk dan didokumentasikan dalam rekam
medik.
AKP 1.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. Proses triase dan pelayanan keGDan telah D 1)Bukti pelaksanaan proses triase berbasis 10 TP
diterapkan oleh staf yg kompeten dan bukti bukti. 5 TS
dokumen kompetensi dan kewenangan klinisnya 2)SPK-RKK staf klinis di IGD. (Lihat Std KPS 0 TT
tersedia. 11 untuk medis dan KPS 15 untuk perawat).
W *Dokter IGD
*Perawat IGD
3. Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai D Bukti dalam rekam medis proses stabilisasi 10 TP
kapasitas RS sebelum ditransfer ke ruang rawat sebelum pasien dipindahkan ke rawat inap, 5 TS
atau dirujuk dan didokumentasikan dalam rekam atau dirujuk. 0 TT
medik.
W *Dokter IGD
*Perawat IGD 20
Maksud dan Tujuan AKP 1.1. Pasien dgn kebutuhan gawat dan/atau darurat, atau pasien yg
membutuhkan pertolongan segera diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti utk
memprioritaskan kebutuhan pasien, dgn mendahulukan dari pasien yg lain. Pada kondisi
bencana, dpt menggunakan triase bencana. Sesudah dinyatakan pasien darurat, mendesak dan
membutuhkan pertolongan segera, dilakukan pengkajian dan memberikan pelayanan sesegera
mungkin. Kriteria psikologis berbasis bukti dibutuhkan dlm proses triase utk kasus keGDan
psikiatris. Pelatihan bagi staf diadakan agar staf mampu menerapkan kriteria triase berbasis bukti
dan memutuskan pasien yg membutuhkan pertolongan segera serta pelayanan yg dibutuhkan.
Standar AKP 1.2. RS melakukan skrining kebutuhan pasien saat admisi ranap untuk
menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik
atau pelayanan intensif.
Elemen Penilaian AKP 1.2.
a) RS telah melaksanakan skrining pasien masuk ranap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik atau yan intensif.
b) RS telah menetapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan khusus/ spesialistik
menggunakan parameter diagnostik dan atau parameter objektif termasuk kriteria berbasis
fisiologis dan terdokumentasikan di rekam medik.
c) RS telah menerapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit pelayanan intensif menggunakan
parameter diagnostik dan atau parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis dan
terdokumentasikan di rekam medik.
d) Staf yg kompeten dan berwenang di unit pelayanan khusus dan unit yan intensif terlibat dalam
penyusunan kriteria masuk dan kriteria keluar di unitnya.
AKP 1.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah melaksanakan skrining pasien masuk D 1) Bukti pelaksanaan skrining pasien masuk 10 TP
ranap untuk menetapkan kebutuhan pelayanan rawat inap untuk menetapkan prioritas 5 TS
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif, kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, 0 TT
pelayanan khusus/spesialistik atau yan intensif. dan rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik
atau pelayanan intensif
2a) contoh prioritas pelayanan preventif
(dalam proses admisi) adalah untuk mencegah
perburukan/ komplikasi pasien tersebut,
misalnya antara lain , kasus luka tusuk dalam
dan kotor diberikan ATS.
2b) contoh prioritas pelayanan kuratif antara
lain pasien datang dengan kehamilan misalnya
34 minggu dan dengan nyeri dada kiri, agar
ditetapkan penanganannya apakah
prioritasnya untuk obstetri atau untuk
kardiologi.
Tgl..
Kriteria keluar (check list)…..
• aaaa…
• bbb…
• ccc…
• ddd…
• …..narasi bila perlu…
DPJ
P
Ttd
25
Maksud dan Tujuan AKP 1.2. Ketika pasien diputuskan diterima utk masuk ranap, maka proses skrining
akan membantu staf mengidentifikasi pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif, paliatif yg dibutuhkan pasien
kemudian menentukan pelayanan yg paling sesuai dan mendesak atau yg paling diprioritaskan.
Setiap RS harus menetapkan kriteria prioritas utk menentukan pasien yg membutuhkan pelayanan di unit
khusus/spesialistik (misalnya unit luka bakar atau transplantasi organ) atau pelayanan di unit intensif
(misalnya ICU, ICCU, NICU, PICU, pascaoperasi).
Kriteria prioritas meliputi kriteria masuk dan kriteria keluar menggunakan parameter diagnostik dan atau
parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis.
Dgn mempertimbangkan bahwa pelayanan di unit khusus/spesialistik dan di unit intensif menghabiskan banyak
sumber daya, maka RS dapat membatasi hanya pasien dgn kondisi medis yg reversibel yg dapat diterima dan
pasien kondisi khusus termasuk menjelang akhir kehidupan yg sesuai dgn peraturan perUUan.
(Maksud dan Tujuan AKP 1.2)
Staf di unit khusus/spesialistik atau unit intensif berpartisipasi dalam menentukan kriteria masuk dan kriteria
keluar dari unit tsb. Kriteria dipergunakan untuk menentukan apakah pasien dapat diterima di unit tsb, baik dari
dalam atau dari luar RS.
Pasien yg diterima di unit tsb harus dilakukan pengkajian ulang untuk menentukan apakah kondisi pasien
berubah shg tidak memerlukan lagi pelayanan khusus/intensif misalnya, jika status fisiologis sudah stabil dan
monitoring intensif baik shg tindakan lain tidak diperlukan lagi maka pasien dapat dipindah ke unit layanan yg
lebih rendah (seperti unit ranap atau unit pelayanan paliatif).
Apabila RS melakukan penelitian atau menyediakan pelayanan spesialistik atau melaksanakan program,
penerimaan pasien di program tsb harus melalui kriteria tertentu atau ketentuan protokol. Mereka yg terlibat
dalam riset atau program lain harus terlibat dalam menentukan kriteria atau protokol. Penerimaan ke dalam
program tercatat di rekam medis pasien termasuk kriteria atau protokol yg diberlakukan terhadap pasien yg
diterima masuk.
Standar AKP 1.3. RS mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan
memberikan informasi kepada pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan
pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau pemeriksaan penunjang
diagnostik.
W *Staf medis
*Staf keperawatan
*Pasien 29
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
Nama pasien No MR
Ruangan
30
Maksud dan Tujuan AKP 1.3. Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan
pelayanan a.l. akibat kondisi pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Pasien
diberi informasi alasan mengapa terjadi penundaan/ kelambatan pelayanan dan alternatif yg
tersedia. Ketentuan ini berlaku bagi pasien ranap dan rajal serta pemeriksaan penunjang
diagnostik. Utk beberapa pelayanan, seperti onkologi atau transplan tidak berlaku ketentuan ttg
penundaan/ kelambatan pelayanan atau pemeriksaan.
Hal ini tidak berlaku utk keterlambatan staf medis di rajal atau bila unit GD terlalu ramai dan
ruang tunggunya penuh. (Lihat juga ACC.2). Utk layanan tertentu, seperti onkologi atau
transplantasi, penundaan mungkin sesuai dgn norma nasional yg berlaku utk pelayanan tsb.
b. Registrasi dan Admisi di RS
33
AKP 2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. RS telah menerapkan sistem D 1)Bukti pelaksanaan pendaftaran pasien rawat jalan dan 10 TP
pendaftaran pasien rajal dan ranap baik rawat inap baik secara offline maupun secara online. 5 TS
secara offline maupun secara online 2)Bukti dilakukan evaluasi dan tindak lanjutnya. 0 TT
dan dilakukan evaluasi dan tindak
lanjutnya. W * Staf admisi, *Pasien/keluarga
3. RS telah memberikan informasi D Bukti telah diberikan informasi tentang : 10 TP
tentang rencana asuhan yg akan 1)Rencana asuhan saat admisi disampaikan oleh dokter 5 TS
diberikan, hasil asuhan yg diharapkan yg memutuskan untuk dirawat 0 TT
serta perkiraan biaya yg harus 2)Hasil asuhan yang diharapkan
dibayarkan oleh pasien/keluarga. 3)Perkiraan biaya
(Lihat Std KE 4 EP b).
W *Staf Admisi, *Staf medis, *Staf keperawatan,
*Pasien/keluarga
4. Saat diterima sbg pasien ranap, D Bukti dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga 10 TP
pasien dan keluarga mendapat edukasi tentang ruang rawat inap. 5 TS
dan orientasi ttg ruang ranap. S Staf memperagakan saat memberikan edukasi dan 0 TT
orientasi ttg ruang rawat inap kepada pasien dan keluarga
(Lihat Std KE 2 EP d) ).
W *Staf keperawatan, *Pasien/keluarga.
34
Maksud dan Tujuan AKP 2. RS melaksanakan proses penerimaan pasien ranap dan pendaftaran pasien rajal
dan GD sesuai peraturan perUUan. Staf memahami dan mampu melaksanakan proses penerimaan pasien.
Proses tsb a.l. meliputi:
a) Pendaftaran pasien GD;
b) Penerimaan langsung pasien dari IGD ke ranap;
c) Admisi pasien ranap;
d) Pendaftaran pasien rajal;
e) Observasi pasien; dan
f) Mengelola pasien bila tidak tersedia TT.
RS sering melayani berbagai pasien misalnya pasien lansia, disabilitas (fisik, mental, intelektual), berbagai
bahasa dan dialek, budaya yg berbeda atau hambatan yg lainnya, shg dibutuhkan sistem pendaftaran dan admisi
secara online. Sistem tsb diharapkan dapat mengurangi hambatan pada saat penerimaan pasien.
Saat pasien diputuskan utk ranap, maka staf medis yg memutuskan tsb memberi informasi ttg
rencana asuhan yg diberikan dan hasil asuhan yg diharapkan. Informasi juga harus diberikan oleh
petugas admisi/ pendaftaran ranap ttg perkiraan biaya selama perawatan. Pemberian informasi tsb
didokumentasikan.
Keselamatan pasien adalah salah satu aspek perawatan pasien yang penting. Orientasi lingkungan
di bangsal ranap dan peralatan yg terkait dalam pemberian perawatan dan pelayanan yg
diberikan merupakan salah satu komponen penting dari keselamatan pasien.
Standar AKP 2.1. RS menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di
seluruh area RS.
Elemen Penilaian AKP 2.1.
a) RS telah melaksanakan pengelolaan alur pasien untuk menghindari
penumpukan, mencakup poin a) - g) pada maksud dan tujuan.
b) Manajer pelayanan pasien (MPP)/case manager bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari
penumpukan.
c) RS telah melakukan evaluasi terhadap pengelolaan alur pasien secara
berkala dan melaksanakan upaya perbaikannya.
d) Ada sistem informasi ttg ketersediaan tempat tidur secara online kpd
masyarakat.
AKP 2.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah D Bukti pelaksanaan pengaturan alur pasien untuk menghindari 10 TP
melaksanakan penumpukan mencakup: a) ketersediaan TT di tempat sementara/ transit/ 5 TS
pengelolaan alur pasien intermediate sebelum mendapatkan TT di rawat inap; b) perencanaan 0 TT
untuk menghindari fasilitas, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk
penumpukan. mencakup mendukung penempatan sementara pasien; c) perencanaan tenaga utk
poin a) - g) pada maksud memberikan asuhan pasien di tempat sementara/ transit termasuk pasien
dan tujuan. yg diobservasi di UGD; d) alur pelayanan pasien di tempat sementara/
transit meliputi pemberian asuhan, tindakan, pemeriksaan lab,
pemeriksaan radiologi, tindakan di kamar operasi, dan unit pascaanestesi
harus sama spt yg diberikan di ranap; e) efisiensi pelayanan nonklinis
penunjang asuhan dan tindakan kpd pasien (seperti kerumahtanggaan
dan transportasi); f) memberikan asuhan pasien yg sama kpd pasien yg
dirawat di tempat sementara/ transit/ intermediate spt perawatan kepada
pasien yg dirawat di ruang ranap; dan g) akses pelayanan yg bersifat
mendukung (spt pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dsb).
38
AKP 2.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
2. Manajer pelayanan pasien R Penetapan uraian tugas (MPP)/case manager, terkait EP a) 10 TP
(MPP)/case manager bertanggung tentang poin a) – g), yaitu dalam konteks koordinasi oleh 5 TS
jawab terhadap pelaksanaan manajemen terkait 0 TT
pengaturan alur pasien untuk
menghindari penumpukan.
3. RS telah melakukan evaluasi D Bukti evaluasi terhadap pengelolaan alur pasien secara 10 TP
terhadap pengelolaan alur pasien berkala dan melaksanakan upaya perbaikannya. 5 TS
secara berkala dan melaksanakan 0 TT
upaya perbaikannya. W • Dokter IGD, Perawat IGD, Kepala IGD
• Kepala unit
• Perawat di rawat inap
• Manajer Pelayanan Pasien
• Pasien/keluarga
4. Ada sistem informasi ttg O Bukti pelaksanaan sistem informasi tentang ketersediaan 10 TP
ketersediaan tempat tidur secara online tempat tidur secara online kepada masyarakat. - -
kpd masyarakat. 0 TT
W • Bagian admisi
• IT
39
Solusi di Ruang Ranap:
Kelola di ranap dgn a) sd g) utk
Masalah di IGD : memperoleh solusi…
Sering “penuh sesak”, Shg ranap lebih “longgar”
shg banyak/sering
terpaksa dirujuk… Ruang Rawat Inap
46
Dapat dikembangkan dalam bentuk Daftar Tilik / Check List
Edisi II (Revisi)
Febr 2017
72 hal
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER
DPJP
PPJA
Clinical Leader : PPJA Apoteker
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, MPP :
• Koordinasi Keluarga • AKP 3. – MPP
• Kolaborasi • PAP 1.1. –
• Sintesis Asuhan Pasien
• Interpretasi Lainnya Dietisien Terintegrasi
• Review • AKP 2.1. –
• Integrasi asuhan Kelola Alur
Pasien
PPA
Sasara
n
(Nico Lumenta, KARS, 2019)
MPP 50
1. Sembuh komprehensif
2. Keterlibatan Pasien-Kel
3. Pemahaman Asuhan
Segitiga Sasaran PCC
4. Dukungan Kel “Triple Aim PCC”
5. Kepatuhan
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
1. Diagnosis
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien *Sasaran
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya
MPP* AKP 3.
10. Kesinambungan pelayanan
(Nico Lumenta, KARS,2022)
• Pembayar Perusahaan Asuransi
•
•
Output CM :
Kontinuitas Pelayanan
Pelayanan dgn Kendali
Mutu dan Biaya
Pelayanan yg memenuhi MPP :
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MP • AKP 3. – MPP
• PAP 1.1. – Asuhan
Good Patient Care
P
Pasien Terintegrasi
• AKP 2.1. – Kelola
Case Alur Pasien
Manager • RS PPA
(*Pemandu, *Liaison/
• Rohaniwan Unit2 Keu
Penghubung/“Jembatan”) •
Pasien •
Keluarga •
Tataklaksana Sasaran MPP
MPP Proses SMART : Spesific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time based
1. Identifikasi, seleksi / Pada Asesmen MPP gunakan
skrining pasien utk konsep IAR 1.Pemahaman Pasien ttg
manajemen pelayanan I : Kumpulkan informasi,
pasien asuhan (penyakit,tindakan)
termasuk Sasaran PPA,
2. Asesmen untuk
manajemen Harapan/Sasaran Pasien, 2.Kepuasan pasien
pelayanan pasien masalah psiko-sosio-kultural 3.Kemampuan mengambil
3. Identifikasi masalah
dan kesempatan
A : Jabarkan keputusan terkait
4. Perencanaan • Masalah yang mendukung asuhan
manajemen pelayanan
pasien
pencapaian sasaran. 4.Keterlibatan & pemberdayaan
5. Monitoring • Masalah yang dapat 5.Kepatuhan thd PPA
6. Fasilitasi, menghambat pencapaian
6.Kemandirian pasien
Koordinasi, sasaran
Komunikasi dan
R : Susun rencana, jabarkan
7.Dukungan keluarga/yg lain
Kolaborasi
7. Advokasi Sasaran MPP dan langkah2nya pasien
8. Hasil Pelayanan Implementasi, Monitor, Evaluasi 8.Pemulangan aman
9. Kompetensi Budaya –
Cultural Competence
“Loop” balik untuk menambah 9.Kesesuaian asuhan dgn
MPP 10.Manajemen Sumber a.l. Asesmen & Rencana kebutuhannya
Daya 11.Terminasi 10.Kesinambungan pelayanan
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan
MPP MPP pengaturan praktik. Termasuk
s/d Selesai pengumpulan data yg dibutuhkan untuk
fase Evaluasi hasil
Pra Admisi :
Yan
o eLOS
o Rujukan
Rawat inap Dirumah Sosial
Yan
Follow-up
P3/Discharge Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Ke RS Yan Kes
Planning Proses Pulang • Telpon
: Primer
Rehab
• Awal & durante o 24-48 jam pra-pulang dilingkungan
ranap o Penyiapan Yan dilingkungan
• Kriteria o Kriteria pulang +
• Tim Multidisiplin o Resume pasien pulang
• Keterlibatan Pasien- o Transport
o dsb
Kel
• Antisipasi masalah
• Program Edukasi
/Pelatihan
• EDD=Expected
Discharge Date
Komplikasi Pasca
Discharge (Nico Lumenta, 2015)
• Cegah Readmisi
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
Maksud dan Tujuan AKP 3. Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien
Terintegrasi yg bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional
pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui
berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yg berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk
integrasi tsb dengan komunikasi yg memadai terhadap PPA. Pelaksanaan asuhan pasien secara terintegrasi
fokus pada pasien mencakup:
a) keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga; b) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua
tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (clinical leader);
c) PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional dibantu a.l. oleh Panduan Praktik Klinis (PPK),
Panduan Asuhan PPA lainnya, Alur Klinis/clinical pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order
dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi); d) Perencanaan pemulangan pasien (P3)/discharge planning
terintegrasi; e) asuhan gizi terintegrasi; dan f) MPP / case manager.
MPP bukan merupakan PPA aktif dan dlm menjalankan MnPP mempunyai peran minimal adalah sbb:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien; b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan
berfokus pada pasien; c) mengoptimalkan proses reimbursemen; dan dengan fungsi sbb; d)
asesmen untuk MnPP; e) perencanaan untuk MnPP; f) komunikasi dan koordinasi; g)
edukasi dan advokasi; dan h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
Keluaran yg diharapkan dari kegiatan MnPP antara lain adalah:
a) pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya; b) terpelihara kesinambungan pelayanan;
c) pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien; d)
kemampuan pasien mengambil keputusan; e) keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan
keluarga; f) optimalisasi sistem pendukung pasien; g) pemulangan yg aman; dan h) kualitas
hidup dan kepuasan pasien.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan MnPP (MnPP), MPP mencatat pd lembar formulir A yg merupakan evaluasi awal MnPP dan
formulir B yg merupakan catatan implementasi MnPP. Kedua form tsb merupakan bgn rekam medis.
Pada form A dicatat a.l. identifikasi/skrining pasien utk kebutuhan pengelolaan MPP dan asesmen utk MnPP termasuk rencana,
identifikasi masalah - risiko - kesempatan, serta perencanaan MnPP, termsk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien
(discharge planning). Pada form B dicatat a.l. pelaksanaan rencana MnPP, monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan
kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi MnPP.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, RS harus menciptakan proses utk melaksanakan kesinambungan dan koordinasi
pelayanan di antara PPA, MPP, pimpinan unit, dan staf lain sesuai dgn regulasi RS di beberapa tempat.
a) Pelayanan darurat dan penerimaan ranap; b) Pelayanan diagnostik dan tindakan; c) Pelayanan bedah dan nonbedah;
d) Pelayanan rajal; dan e) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti PPK, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan,
format rujukan, daftar tilik/check list lain, dsb. Diperlukan regulasi utk proses koordinasi tsb.
W Staf klinis
2. Formulir transfer internal meliputi poin a) - g) D Form transfer meliputi: 10 TP
pada maksud dan tujuan. a) alasan admisi; 5 TS
b) temuan signifikan; 0 TT
c) diagnosis;
d) prosedur yang telah dilakukan;
e) obat-obatan;
f) perawatan lain yang diterima pasien; dan
g) kondisi pasien saat transfer.
66
Maksud dan Tujuan AKP 4. Selama diranap di RS, pasien mungkin dipindah dari satu pelayanan atau dari
satu unit ranap ke berbagai unit pelayanan lain atau unit ranap lain. Jika profesional pemberi asuhan (PPA)
berubah akibat perpindahan ini maka informasi penting terkait asuhan harus mengikuti pasien. Pemberian obat
dan tindakan lain dapat berlangsung tanpa halangan dan kondisi pasien dapat dimonitor. Untuk memastikan
setiap tim asuhan menerima informasi yg diperlukan maka rekam medis pasien ikut pindah atau ringkasan
informasi yg ada di rekam medis disertakan waktu pasien pindah dan menyerahkan kepada tim asuhan yg
menerima pasien.
Formulir transfer pasien internal meliputi:
a) Alasan admisi; b) Temuan signifikan; c) Diagnosis; d) Prosedur yg telah dilakukan; e) Obat-
obatan; f) Perawatan lain yg diterima pasien; dan g) Kondisi pasien saat transfer.
Bila pasien dalam pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) maka kesinambungan proses tsb di atas
dipantau, diikuti, dan transfernya disupervisi oleh MPP.
e. Pemulangan (Discharge), Rujukan dan Tindak Lanjut
Standar AKP 5. RS menetapkan dan melaksanakan proses pemulangan pasien dari RS
berdasarkan kondisi kes pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan.
Elemen Penilaian AKP 5.
a) RS telah menetapkan kriteria pemulangan pasien sesuai dgn kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien beserta edukasinya.
b) RS telah menetapkan kemungkinan pasien diizinkan keluar RS dalam jangka waktu
tertentu untuk keperluan penting. R
c) Penyusunan rencana dan instruksi pemulangan didokumentasikan dalam rekam medis
pasien dan diberikan kepada pasien secara tertulis. D (ada DP, ada proses pulang)
d) Tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditujukan kepada fasilitas
pelayanan kesehatan baik perorangan ataupun dimana pasien untuk memberikan
pelayanan berkelanjutan.
AKP 5.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah menetapkan kriteria R a) Kriteria pasien yang memerlukan Rencana Pemulangan 10 TP
pemulangan pasien sesuai dgn Pasien (discharge planning) yg dicatat di pengkajian awal 5 TS
kondisi kesehatan dan kebutuhan b) Regulasi ttg kriteria pemulangan pasien sesuai dgn kondisi 0 TT
pelayanan pasien beserta kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien beserta
edukasinya. edukasinya meliputi:
1) kriteria pemulangan pasien sesuai kondisi kesehatan
2) kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan asuhan
dirumah beserta edukasinya
2. RS telah menetapkan R Regulasi tentang penetapan kriteria tentang pasien yang 10 TP
kemungkinan pasien diizinkan diizinkan untuk keluar meninggalkan RS selama periode waktu - -
keluar RS dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting. 0 TT
tertentu untuk keperluan penting. Catatan (di maksud dan tujuan): RS dapat menetapkan
kemungkinan pasien diizinkan keluar RS.
3. Penyusunan rencana dan D Bukti dalam ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut 10 TP
instruksi pemulangan dan dijelaskan kepada pasien/ keluarga serta ditanda tangani 5 TS
didokumentasikan dalam rekam oleh pasien/ keluarga. 0 TT
medis pasien dan diberikan kepada
pasien secara tertulis. W *DPJP
*PPJA 69
*Pasien/ keluarga
AKP 5.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Tindak lanjut pemulangan pasien D Bukti pelaksanaan tindak lanjut pemulangan pasien yang 10 TP
bila diperlukan dapat ditujukan memerlukan rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan 5 TS
kepada fasilitas pelayanan primer atau mandiri sesuai domisili pasien. 0 TT
kesehatan baik perorangan
ataupun dimana pasien untuk W *DPJP
memberikan pelayanan *Kepala ruang rawat inap
berkelanjutan. *Manajer Pelayanan Pasien
*Pasien/keluarga
70
Maksud dan Tujuan AKP 5. Merujuk atau mengirim pasien ke fasyankes, maupun perorangan di luar RS didasarkan
atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh kesinambungan asuhan. DPJP dan PPA lainnya yg
bertanggung jawab atas asuhan pasien berkordinasi menentukan kesiapan pasien untuk pulang dari RS berdasarkan
kriteria atau indikasi rujukan yg ditetapkan RS.
Rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik atau kebutuhan upaya preventif di rumah dikoordinasikan dgn keluarga
pasien. Diperlukan proses yg terorganisir untuk memastikan bahwa kesinambungan asuhan dikelola oleh tenaga
kesehatan atau oleh sebuah fasyankes di luar RS. Pasien yg memerlukan perencanaan pemulangan pasien (discharge
planning) maka RS mulai merencanakan hal tsb sejak awal dan mencatatnya di pengkajian awal pasien. Untuk menjaga
kesinambungan asuhan dilakukan secara terintegrasi melibatkan semua PPA terkait difasilitasi oleh manajer pelayanan
pasien (MPP). Keluarga dilibatkan sesuai dengan kebutuhan .
RS dapat menetapkan kemungkinan pasien diizinkan keluar RS dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan
penting.
Standar AKP 5.1. Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk
semua pasien rawat inap yg keluar dari RS.
Elemen Penilaian AKP 5.1.
a) RS telah menetapkan Ringkasan pasien pulang meliputi a) - f) pada
maksud dan tujuan.
b) RS memberikan salinan ringkasan pasien pulang kepada pihak yg
berkepentingan dan tersimpan di dalam rekam medik.
c) Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada pasien dan atau
keluarga. juga ttd !!
4 copy Ringkasan pasien pulang untuk : 1. PPA yg menangani
pasca pulang, 2. Pasien, 3.Penjamin, 4 di RM
AKP 5.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah menetapkan R 1) Regulasi tentang penetapan ringkasan pasien pulang meliputi: a) 10 TP
Ringkasan pasien pulang indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas lain; b) 5 TS
meliputi a) - f) pada temuan fisik penting dan temuan-temuan lain; c) tindakan diagnostik 0 TT
maksud dan tujuan. dan prosedur terapi yang telah dikerjakan; d) obat yg diberikan
selama diranap dengan potensi akibat efek residual setelah obat tidak
diteruskan dan semua obat yg harus digunakan di rumah; e) kondisi
pasien (status present); dan f) instruksi tindak lanjut.
2) Salinan Ringkasan pasien pulang minimal berjumlah empat,
diperuntukkan: 1. Di Rekam Medis, 2.Diberikan kepada tenaga
Kesehatan yg bertanggung jawab memberikan tindak lanjut asuhan, 3.
Pasien/Keluarga, 4. Penjamin.
2. RS memberikan D Bukti pelaksanaan pemberian salinan ringkasan pulang kepada pihak 10 TP
salinan ringkasan pasien yang berkepentingan dan tersimpan di dalam rekam medik. 5 TS
pulang kepada pihak yg 0 TT
berkepentingan dan W *DPJP
tersimpan di dalam *Kepala unit rawat inap
rekam medik. *Staf Rekam Medis
*Pasien/keluarga
73
AKP 5.1.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
3. Formulir Ringkasan D Bukti pelaksanaan ringkasan pulang sudah dijelaskan kepada pasien/ 10 TP
pasien pulang dijelaskan keluarga dan ringkasan pulang ditandatangani pasien/keluarga 5 TS
kepada pasien dan atau 0 TT
keluarga. W *DPJP
*PPJA
*Pasien/ keluarga
74
Maksud dan Tujuan AKP 5.1. Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran ttg pasien yg dirawat di RS.
Ringkasan dapat digunakan oleh Nakes yg bertanggung jawab memberikan tindak lanjut asuhan. Ringkasan
pasien pulang (discharge summary) meliputi:
a) Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas lain; b) Temuan fisik penting dan
temuan2 lain; c) Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yg telah dikerjakan; d) Obat yg diberikan
selama di ranap dengan potensi akibat efek residual setelah obat tidak diteruskan dan semua obat yg
harus digunakan di rumah; e) Kondisi pasien (status present); dan f) Instruksi tindak lanjut.
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangani oleh pasien/keluarga karena memuat instruksi tindak
lanjut. Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari RS oleh DPJP. Satu salinan/copy dari ringkasan
diberikan kepada tenaga kesehatan yg bertanggung jawab memberikan tindak lanjut asuhan kpd pasien. Satu salinan
diberikan kepada pasien sesuai dgn regulasi RS yg mengacu pada peraturan perundangan yg berlaku. Satu salinan
diberikan kepada penjamin. Salinan ringkasan berada di rekam medis pasien.
Standar AKP 5.2. RS menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien
dan memberitahu staf RS bhw mereka berniat keluar RS serta menolak rencana asuhan medis.
Elemen Penilaian AKP 5.2.
a) RS telah menetapkan proses untuk mengelola pasien rajal dan ranap yg menolak rencana
asuhan medis termasuk keluar RS atas permintaan sendiri dan pasien yg menghendaki
penghentian pengobatan. R
b) Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien ttg risiko medis akibat asuhan medis yg belum
lengkap.
c) Pasien keluar RS atas permintaan sendiri, ttpi tetap mengikuti proses pemulangan pasien
d) Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yg memberi asuhan berikutnya kpd pasien diberitahu ttg
kondisi tsb.
e) Ada dokumentasi RS melakukan pengkajian utk mengetahui alasan pasien keluar RS apakah
permintaan sendiri, menolak asuhan medis, atau tdk melanjutkan program pengobatan.
AKP 5.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah menetapkan proses utk R Penetapan tentang proses mengelola pasien rawat jalan dan 10 TP
mengelola pasien rajal dan ranap rawat inap yang menolak rencana asuhan medis termasuk - -
yg menolak rencana asuhan medis keluar RS atas permintaan sendiri dan pasien yg menghendaki 0 TT
termasuk keluar RS atas penghentian pengobatan.
permintaan sendiri dan pasien yg
menghendaki penghentian
pengobatan.
2. Ada bukti pemberian edukasi D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi kepada pasien tentang 10 TP
kepada pasien ttg risiko medis risiko medis akibat asuhan medis yang belum lengkap. Risiko 5 TS
akibat asuhan medis yg belum terhadap dirinya atau lingkungan sekitarnya. 0 TT
lengkap.
W *DPJP
3. Pasien keluar RS atas D Bukti pelaksanaan pasien keluar RS atas permintaan sendiri 10 TP
permintaan sendiri, ttpi tetap tetap mengikuti proses pemulangan pasien. 5 TS
mengikuti proses pemulangan 0 TT
pasien. W *DPJP, *PPJA, *Kepala ruang unit pelayanan.
77
AKP 5.2.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Dokter keluarga (bila ada) atau D Bukti pelaksanaan pemberian informasi kepada dokter 10 TP
dokter yg memberi asuhan keluarga atau dokter yang memberi asuhan berikutnya terkait 5 TS
berikutnya kpd pasien diberitahu pasien yang pulang atas permintaan sendiri pada EP b). 0 TT
ttg kondisi tsb
W *DPJP, *PPJA, *Kepala ruang unit pelayanan
5. Ada dokumentasi RS melakukan D Bukti dokumentasi dan evaluasi berupa pengkajian utk 10 TP
pengkajian utk mengetahui alasan mengetahui alasan pasien keluar RS apakah permintaan 5 TS
pasien keluar RS apakah sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak melanjutkan 0 TT
permintaan sendiri, menolak
program pengobatan, baik individual maupun agregat per
asuhan medis, atau tdk
melanjutkan program pengobatan. satuan waktu.
78
Standar AKP 5.3. RS menetapkan proses untuk mengelola pasien yg
menolak rencana asuhan medis, yg melarikan diri
Standar AKP 5.4. Pasien dirujuk ke fasyankes lain berdasar atas kondisi pasien utk memenuhi
kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dgn kemampuan faskes penerima untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
Elemen Penilaian AKP 5.4.
a) Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perUUan.
b) Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan pasien.
c) RS yg merujuk memastikan bahwa faskes yg menerima dpt memenuhi kebutuhan pasien yg dirujuk.
d) Ada kerjasama RS yg merujuk dengan RS yg menerima rujukan yg sering dirujuk.
87
AKP 5.5.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. RS memiliki proses serah terima D Bukti tentang pelaksanaan serah terima pasien antara staf 10 TP
pasien antara staf pengantar pengantar dan yang menerima dalam form rujukan. 5 TS
(pendamping) dan yg menerima. 0 TT
W *Staf terkait
*Petugas ambulans
5. Pasien dan keluarga dijelaskan D Bukti tentang penjelasan kepada pasien dan keluarga apabila 10 TP
apabila rujukan yg dibutuhkan rujukan yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. 5 TS
tidak dapat dilaksanakan. 0 TT
W *Staf terkait
*Pasien/ keluarga
88
Maksud dan Tujuan AKP 5.5. Rujukan pasien sesuai dgn kondisi pasien menentukan kualifikasi staf pendamping
yg memonitor dan menentukan jenis peralatan medis khusus. Selain itu, harus dipastikan fasyankes penerima menyediakan
pelayanan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien dan mempunyai kapasitas pasien dan jenis teknologi medis. Diperlukan
proses konsisten melakukan rujukan pasien untuk memastikan keselamatan pasien. Proses ini menangani:
a) Ada staf yg bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di RS
rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien;
b) Selama dalam proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai dgn kondisi pasien yg selalu memonitor dan
mencatatnya dalam rekam medis;
c) Dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alkes dan peralatan medis yg dibutuhkan
selama proses rujukan;
d) Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf pengantar dan yg menerima. RS
melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan proses rujukan untuk memastikan pasien telah ditransfer dengan staf
yg kompeten dan dgn peralatan medis yg tepat.
Standar AKP 5.6. RS menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan
dan dicatat di rekam medis pasien.
Elemen Penilaian AKP 5.6.
a) Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yg
menerima dan nama orang yg menyetujui menerima pasien.
b) Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi
pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut.
c) Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yg sudah
dilakukan.
d) Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien.
AKP 5.6.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. Dokumen rujukan berisi nama D 1)Bukti form rujukan berisi minimal poin a) – f) di maksud dan 10 TP
dari fasilitas pelayanan kesehatan tujuan : a) identitas pasien; b) hasil pemeriksaan (anamesis, 5 TS
yg menerima dan nama orang yg pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yang telah 0 TT
menyetujui menerima pasien. dilakukan; c) diagnosis kerja; d) terapi dan/atau tindakan
yang telah diberikan; e) tujuan rujukan; dan f) nama dan
tanda tangan Nakes yg memberikan pelayanan rujukan.
2)Bukti form rujukan memuat nama dari fasyankes yg
menerima dan nama orang yg menyetujui menerima pasien.
2. Dokumen rujukan berisi alasan D Bukti form rujukan memuat alasan pasien dirujuk, memuat kondisi 10 TP
pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. 5 TS
dan kebutuhan pelayanan lebih lanjut. 0 TT
3. Dokumen rujukan juga memuat D Bukti form rujukan memuat prosedur dan intervensi yang sudah 10 TP
prosedur dan intervensi yg sudah dilakukan. 5 TS
dilakukan. 0 TT
4. Proses rujukan dievaluasi dalam D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi proses rujukan dalam aspek 10 TP
aspek mutu dan keselamatan pasien. mutu dan keselamatan pasien. 5 TS
W *Komite mutu RS, *Kepala unit pelayanan. 0 TT
91
Maksud dan Tujuan AKP 5.6. Informasi tentang pasien yg dirujuk disertakan bersama dgn pasien untuk
menjamin kesinambungan asuhan. Formulir rujukan berisi:
a) Identitas pasien; b) Hasil pemeriksaan (anamesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang) yg
telah dilakukan; c) Diagnosis kerja; d) Terapi dan/atau tindakan yg telah diberikan; e) Tujuan rujukan; dan
f)Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yg memberikan pelayanan rujukan.
Dokumentasi juga memuat nama fasyankes dan nama orang di fasyankes yg menyetujui menerima pasien,
kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau ttg status pasien). Juga dicatat
jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan
resusitasi). Dokumen lain yg diminta sesuai dengan kebijakan RS (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter yg
menerima serta nama orang yg memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan. Dokumen rujukan
diberikan kepada fasyankes penerima bersama dgn pasien.
Catatan setiap pasien yg dirujuk ke fasyankes lainnya memuat juga dokumentasi selama proses rujukan. Jika proses
rujukan menggunakan transportasi dan tenaga pendamping dari pihak ketiga, RS memastikan ketersediaan kebutuhan
pasien selama perjalanan dan melakukan serah terima dengan petugas tsb.
Standar AKP 5.7. Untuk pasien rajal yg membutuhkan asuhan yg kompleks
atau diagnosis yg kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis
Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA. Form PRMRJ
Elemen Penilaian AKP 5.7.
a) RS telah menetapkan kriteria pasien rajal dengan asuhan yg kompleks atau yg
diagnosisnya kompleks diperlukan PRMRJ meliputi poin a-d dalam maksud tujuan.
b) RS memiliki proses yg dapat dibuktikan bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah
di-review.
c) Proses tsb dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan meningkatkan mutu
serta keselamatan pasien.
*Kriteria pasien (Ep a), *Form PRMRJ (Std dan M&T), *Evaluasi
AKP 5.7.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS telah menetapkan kriteria R Regulasi tentang penetapan kriteria pasien rawat jalan yang 10 TP
pasien rajal dengan asuhan yg asuhannya kompleks sehingga memerlukan lembar ringkasan 5 TS
kompleks atau yg diagnosisnya PRMRJ meliputi: a) Identifikasi pasien yang menerima asuhan 0 TT
kompleks diperlukan PRMRJ kompleks atau dengan diagnosis kompleks. b) Identifikasi
meliputi poin a-d dalam maksud informasi yang dibutuhkan oleh para DPJP yang menangani
tujuan. pasien tsb. c) Menentukan proses yg digunakan untuk
memastikan bahwa informasi medis yang dibutuhkan DPJP
tersedia dalam format mudah ditelusur (easy-to retrieve) dan
mudah di-review. d) Evaluasi hasil implementasi proses
untuk mengkaji bahwa informasi dan proses memenuhi
kebutuhan DPJP.
2. RS memiliki proses yg dapat D Bukti pelaksanaan/ adanya lembar ringkasan PRMRJ. 10 TP
dibuktikan bahwa PRMRJ mudah 5 TS
ditelusur dan mudah di-review. S Peragaan bahwa PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di-review 0 TT
3. Proses tsb dievaluasi untuk D Bukti tentang pelaksanaan evaluasi proses pada EP b) untuk 10 TP
memenuhi kebutuhan para DPJP peningkatan mutu dan keselamatan pasien. 5 TS
dan meningkatkan mutu serta 0 TT
keselamatan pasien. W *Staf klinis, *Staf Rekam Medis, *Komite mutu RS.
94
Nama Pasien :….
EP
Form PRMRJ
3 (Kolom ttg Obat ? Mungkin diperlukan)
1 2 3 4 5 6 7
Tgl- Dr Sp Diagnosis Uraian Klinis Penting Rencana Remarks/ Paraf
jam Penting Penting Catatan penting
2/4 SpJP CAD nyeri dada 3 hari lalu Diagnostik Bila toleransi cukup ->
Bila indikasi :PCI
–Stent
4/4 SpPD- CKD gr 5 On regular HD Tx ginjal Calon donor sedang ->
KGH diperiksa
12/4 SpP PPOK Pengobatan memadai Rutin control per Perbaikan klinis 2 mgg ->
2 bulan terakir
18/4 SpPD- SLE 3 bulan ini flare up ringan 2 Pengobatan akan Hindari matahari langs ->
KAI X dinilai akhir bulan
ini
25/4 Sp BU BPH Rest urine minimal Obat teruskan Priksa ulang PSA & ->
PSA 9,2 USG Prostat
Maksud dan Tujuan AKP 5.7. Jika RS memberikan asuhan dan tindakan berlanjut kpd
pasien dgn diagnosis kompleks dan atau yg membutuhkan asuhan kompleks (misalnya, pasien
yg datang bbrp kali dgn masalah kompleks, menjalani tindakan bbrp kali, datang di beberapa
unit klinis, dsb) maka kemungkinan dapat bertambahnya diagnosis dan obat, perkembangan
riwayat penyakit, serta temuan pada pemeriksaan fisik. Oleh karena itu, untuk kasus seperti ini
harus dibuat ringkasannya. Sangat penting bagi setiap PPA yg berada di berbagai unit yg
memberikan asuhan kepada pasien ini mendapat akses ke informasi Profil Ringkas Medis
Rawat Jalan (PRMRJ) tsb.
PRMRJ memuat informasi, termasuk:
PRMRJ memuat informasi, termasuk:
a) Identifikasi pasien yg menerima asuhan kompleks atau dgn diagnosis kompleks (seperti
pasien di klinis jantung dgn berbagai komorbiditas a.l. DM tipe 2, total knee replacement,
gagal ginjal tahap akhir, dan sebagainya. Atau pasien di klinis neurologik dgn berbagai
komorbiditas).
b) Identifikasi informasi yg dibutuhkan oleh para DPJP yg menangani pasien tsb
c) Menentukan proses yg digunakan utk memastikan bhw informasi medis yg dibutuhkan DPJP
tersedia dalam format mudah ditelusur (easy-to retrieve) dan mudah di-revieu.
d) Evaluasi hasil implementasi proses utk mengkaji bhw informasi dan proses
memenuhi kebutuhan DPJP.
g. Transportasi
Standar AKP 6. RS menetapkan proses transportasi dalam merujuk, memindahkan atau pemulangan,
pasien ranap dan rajal utk memenuhi kebutuhan pasien.
Elemen Penilaian AKP 6.
a) RS memiliki proses transportasi pasien sesuai dengan kebutuhannya yg meliputi pengkajian kebutuhan
transportasi, SDM, obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, peralatan medis dan persyaratan PPI yg
sesuai dgn kebutuhan pasien.
b) Bila RS memiliki kendaraan transport sendiri, ada bukti pemeliharan kendaraan tsb sesuai dgn peraturan
perUUan.
c) Bila RS bekerja sama dgn jasa transport pasien mandiri, ada bukti kerjasama tsb dan evaluasi berkala dari RS
mengenai kelayakan kendaraan transport, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan keselamatan
transportasi.
d) Kriteria alat transportasi yg digunakan untuk merujuk, memindahkan, atau memulangkan pasien ditentukan
oleh RS (staf yg kompeten), harus sesuai dgn Program PPI, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan
keselamatan transportasi.
*Pengkajian kebutuhan transportasi Ep a, *Manajemen keluhan (M&T), *Kontrak bila pihak luar (Ep
AKP 6.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
1. RS memiliki proses transportasi D Bukti tentang pengkajian: 10 TP
pasien sesuai dengan 1)kebutuhan transportasi pasien, 5 TS
kebutuhannya yg meliputi 2)SDM : pendamping pasien 0 TT
pengkajian kebutuhan transportasi, 3)obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, peralatan
SDM, obat, bahan medis habis medis dan
pakai, alat kesehatan, peralatan 4)persyaratan PPI yang sesuai dengan kebutuhan pasien
medis dan persyaratan PPI yg untuk proses transportasi pasien.
sesuai dgn kebutuhan pasien.
W *Staf klinis.
2. Bila RS memiliki kendaraan D Bukti tentang pelaksanaan pemeliharan kendaraan tersebut 10 TP
transport sendiri, ada bukti 5 TS
pemeliharan kendaraan tsb sesuai W *Staf terkait 0 TT
dgn peraturan perUUan. *Sopir ambulans.
99
AKP 6.
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
3. Bila RS bekerja sama dgn jasa D Bukti kontrak layanan transportasi dan pelaksanaan evaluasi 10 TP
transport pasien mandiri, ada bukti berkala dari rumah sakit mengenai kelayakan kendaraan 5 TS
kerjasama tsb dan evaluasi berkala transportasi, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien dan 0 TT
dari RS mengenai kelayakan keselamatan transportasi sesuai kontrak kerja sama
kendaraan transport, memenuhi
aspek mutu, keselamatan pasien W *Staf terkait
dan keselamatan transportasi. *Sopir ambulans.
4. Kriteria alat transportasi yg R Regulasi tentang kriteria alat transportasi yang digunakan 10 TP
digunakan untuk merujuk, untuk merujuk, memindahkan, atau memulangkan pasien - -
memindahkan, atau memulangkan harus sesuai dengan Program PPI, memenuhi aspek mutu, 0 TT
pasien ditentukan oleh RS (staf yg keselamatan pasien dan keselamatan transportasi.
kompeten), harus sesuai dgn
Program PPI, memenuhi aspek
mutu, keselamatan pasien dan
keselamatan transportasi.
100
Maksud dan Tujuan AKP 6. Proses merujuk, memindahkan, dan memulangkan pasien membutuhkan pemahaman
ttg kebutuhan transpor pasien. Jenis kendaraan untuk transportasi berbagai macam, mungkin ambulans atau kendaraan
lain milik RS atau berasal dari sumber yg diatur oleh keluarga atau teman. Jenis kendaraan yg diperlukan bergantung
pada kondisi dan status pasien. Kendaraan transportasi milik RS harus tunduk pada peraturan perundangan yg
mengatur ttg kegiatan operasionalnya, kondisi, dan perawatan kendaraan. RS mengidentifikasi kegiatan transportasi yg
berisiko terkena infeksi dan menentukan strategi mengurangi risiko infeksi. Persediaan obat dan perbekalan medis yg
harus tersedia dalam kendaraan bergantung pada pasien yg dibawa. Jika RS membuat kontrak layanan
transportasi maka RS harus dapat menjamin bahwa kontraktor harus memenuhi standar untuk mutu dan
keselamatan pasien dan kendaraan. Jika layanan transpor diberikan oleh KemKes atau DinKes, perusahaan asuransi,
atau organisasi lain yg tidak berada dalam pengawasan RS maka masukan dari RS ttg keselamatan dan mutu transpor
dapat memperbaiki kinerja penyedia pelayanan transpor. Dalam semua hal, RS melakukan evaluasi terhadap mutu dan
keselamatan pelayanan transportasi. Hal ini termasuk penerimaan, evaluasi, dan tindak lanjut keluhan terkait
pelayanan transportasi.
KELAS ONLINE KARS
INSTRUMEN AKREDITASI RS KOMISI AKREDITASI RS (KARS) SESUAI DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I
NO. H.K.01.07/MENKES/1128/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI RS
HARI SENIN – SELASA TANGGAL 30 – 31 MEI 2022