1
Fakultas Kedokteran Konsultan Nefrologi
Univ Kristen Indonesia, Perhimpunan Nefrologi
1970 Indonesia, 1982
Sekolah Tinggi
Magister Manajemen Manajemen PPM
Jakarta, 1994
Univ Katolik
Lahir : Magister Hukum
Kesehatan
Soegijapranata
Magelang Semarang, 2013
5 Nov 1943
Fellowship of The
International Society
FISQua,
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, for Quality in Health
Care, 2020
MM, MHKes, FISQua
(Mei 22021)
• Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS
sejak th 2014
• Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
• Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
• Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem
Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2018-2020 Wakil
Ketua KNKP
• Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) –
PERSI sejak 2005
• Ketua IKPRS-Institut Keselamatan Pasien RS sejak
th 2012
• Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal
Hipertensi RS Mediros, Jakarta, sejak 1996
• Surveior KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
• PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan
Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
• Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
• Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
• Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
• Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993,
1993–1996
• Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
• Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 –
1995
• Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
• Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
• Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
• Penghargaan :
• *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah
Tinggi PPM.
• *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di
Indonesia*, 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
4
Pengantar.
Apoteker : Kompetensi – Kewenangan – Std Yan
Kefarmasian.
Apoteker pada Asuhan Pasien : PCC – APT –
10 Dimensi PCC :
1. Keterlibatan Pasien; 2. DPJP sbg Clinical Leader; 3. PPA sbg Tim, Kolaborasi
Interprofesional; 4. CPPT; 5. Manajer Pelayanan Pasien; 6. Segitiga Sasaran PCC / Triple
Aim PCC; 7. Kolaborasi Pendidikan Pasien; 8. Integrated Clinical Pathway; 9. Integrated
Discharge Planning; 10.Budaya Keselamatan
Bab 16 16
10
Peran dan Tanggung jawab Apoteker
dalam Patient-Centered Care (PCC)
sesuai SNARS 1.1
13
Unit Kompetensi Apoteker Indonesia
STANDAR KOMPETENSI 1 : PRAKTIK KEFARMASIAN SECARA PROFESIONAL DAN ETIK : 21
UNIT KOMPETENSI 1.1 Menguasai Kode Etik Yang Berlaku Dalam Praktik Profesi : 3
UNIT KOMPETENSI 1.2 Praktik Legal Sesuai Ketentuan Regulasi : 9
UNIT KOMPETENSI 1.3 Praktik Profesional dan Etik : 1.3.1, 1.3.2, 1.3.3, 1.3.4, 1.3.6.
15
Unit Kompetensi Apoteker Indonesia
STANDAR KOMPETENSI 8 : KOMUNIKASI EFEKTIF : 39
UNIT KOMPETENSI 8.1 KetrampilanKomunikas : 8.1.1 s/d 8.1.19
UNIT KOMPETENSI 8.2 KetrampilanKomunikasi Dengan Pasien : 8.2.1 s/d 8.2.8
UNIT KOMPETENSI 8.3 KetrampilanKomunikasi Dengan Tenaga Kesehatan : 8.3.1 s/d 8.3.7
UNTI KOMPETENSI 8.4 KetrampilanKomunikasi Secara Non-Verbal : 8.4.1. s/d 8.4.5.
(Pedoman Kredensial Apoteker di RS, Ikatan Apoteker Indonesia Himpunan Seminat Farmasi RS, 2018)
Kewenangan Klinis Pokok Bahasan
1. Upaya Penggunaan Obat Rasiona, PTO, a.Peran dan tanggung jawab apoteker dalam meningkatkan keamanan,efektifitas
dan dampak ekonomi penggunaan obat secara individual
Penelusuran Riwayat Pengobatan, Rekonsiliasi
b.Pharmaceutical care process ……
Obat. ....dst.....
2. Konsultasi dan Konseling Sediaan Farmasi dan o Peran konsultasi dan konseling di bidang farmasi
o Definisi dan tujuan konsultasi dan konseling farmasi
Alat Kesehatan
o Kebutuhan, harapan & preferensi pasien
....dst.....
3. Farmakovigilans (MESO o Definisi dan klasifikasi ESO (Efek Samping Obat)
o Faktor presdisposisi ESO
o Mekanisme dan penyebab ESO tipe A dan tipe B
…dst…..
4. Evaluasi Penggunaan Obat o Pendekatan sistematis evaluasi penggunaan obat.
o Metode penelitian klinis
o Kajian penggunaan obat pada individu dan populasi…
…dst…..
5. Pelayanan Farmasi Klinis Berbasis Biofarmasi o Konsep dasar farmakokinetika
o Konsep dasar farmakodinamik
Farmakokinetik (Pemantauan Kadar Obat Dalam
o Konsep penyesuaian dosis berdasarkan prinsip farmakokinetika,…
Darah ....dst.....
(Pedoman Kredensial Apoteker di RS, Ikatan Apoteker Indonesia Himpunan Seminat Farmasi RS, 2018)
Asuhan Pasien Terintegrasi - Standar PKPO. (Eksplisit)
❑ PENGORGANISASIAN Standar PKPO 1 : Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
di RS harus sesuai dengan peraturan perUUan diorganisir untuk memenuhi
kebutuhan pasien
Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
merupakan bagian penting dalam pelayanan pasien sehingga organisasinya harus
efektif dan efisien, serta bukan hanya tanggung jawab apoteker, tetapi juga PPA
(profesional pemberi asuhan) dan staf klinis pemberi asuhan lainnya.
❑ SELEKSI DAN PENGADAAN PKPO 2, 2.1, 2.1.1
Standar PKPO 2 : Ada proses seleksi obat dengan benar yang menghasilkan
formularium dan digunakan untuk permintaan obat serta instruksi pengobatan. Obat
dalam formularium senantiasa tersedia dalam stok di RS atau sumber di dalam atau
di luar RS.
Maksud dan Tujuan PKPO 2 : …..Apabila terjadi kehabisan obat karena
keterlambatan pengiriman, stok nasional kurang, atau sebab lain yg tidak
diantisipasi sebelumnya maka tenaga kefarmasian harus menginformasikan kepada
PPA dan staf klinis pemberi asuhan lainnya tentang kekosongan obat tsb…..
PKPO 2.1.1. EP 2 : Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran
substitusinya. Telusur/Instrumen : Bukti pelaksanaan pemberitahuan kepada staf
medis dan saran substitusinya (D)
❑ PENYIMPANAN PKPO 3, 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5. 21
Asuhan Pasien Terintegrasi - Standar PKPO. (Eksplisit)
❑ PERESEPAN DAN PENYALINAN PKPO 4 , 4.1, 4.2, 4.3.
Standar PKPO 4 : Ada regulasi peresepan, permintaan obat dan instruksi
pengobatan.
Maksud dan Tujuan PKPO 4 : RS menetapkan staf medis yg kompeten dan
berwenang utk melakukan peresepan,permintaan obat serta instruksi pengobatan.
Standar PKPO 4.2 : RS menetapkan individu yg kompeten yg diberi kewenangan
untuk menulis resep/permintaan obat atau instruksi pengobatan.
❑ PERSIAPAN DAN PENYERAHAN PKPO 5, 5.1.
❑ PEMBERIAN (ADMINISTRATION) PKPO 6, 6.1, 6.2
OBAT Standar PKPO 6 : RS menetapkan staf klinis yg kompeten dan berwenang untuk
memberikan obat.
❑ PEMANTAUAN (MONITOR) PKPO 7, 7.1.
Standar PKPO 7 : Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Maksud dan Tujuan PKPO 7 : Standar ini bertujuan agar apabila timbul efek
samping obat dapat dilaporkan oleh PPA kepada tim farmasi dan terapi yang
selanjutnya dilaporkan…….
……. Apoteker bekerjasama dengan pasien, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya untuk memantau pasien yang diberi obat……
22
(Permenkes No 34/2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Klinik)
Lampiran :
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK
BAB III PELAYANAN FARMASI KLINIS
F. Ronde/Visite Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
Tujuan:
1. Memeriksa Obat pasien.
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan Obat.
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi Kesehatan dalam terapi pasien.
❖3 Integrasi
❖10 Dimensi PCC
❖Penerapan Standar Akreditasi
HPK, ARK, AP, PAP, MKE, PMKP,
TKRS….
Berbasis Pelayanan Berfokus Pasien / PCC dan
1
Asuhan Pasien Terintegrasi
ASUHAN PASIEN
Kompetensi
RISIKO Budaya SAFETY
MUTU
(Nico Lumenta, 2015)
29
31
Patient Experience/ Pengalaman Pasien
(Oben, P : Understanding the Patient Experience: A Conceptual Framework, Journal of Patient Experience, 2020, Vol. 7(6) 906-910. DOI: 10.1177/2374373520951672 )
KARS :
(Bleakley, A. Patient Centred Medicine in Transition, The Heart of the Matter, 2014)
“The Indonesian
*Asuhan Pasien Terintegrasi : 10 Dimensi PCC model of PCC”
1. Patient Engagement & Empowerment. Pasien (dan keluarganya) adalah bagian utama dari PCC, selain itu
dalam SNARS pasien merupakan bagian dari tim PPA, hal ini tertuang dalam standar a.l. HPK, ARK, PAP,
MKE. Dalam keseharian keterlibatan pasien dapat menggunakan “alat” Patient Activation Measurement
(PAM), dengan PAM ini pasien digolongkan dalam 4 level mulai dari level 1 kurang aktif s/d level 4 sangat
aktif. Asuhan yang diberikan perlu menyesuaikan dengan tingkatan keterlibatan ini.
2. DPJP sbg Clinical Leader dalam SNARS diarahkan pada standar AP 4, PAP 2.1, dengan penjabaran review
dan verifikasi pada CPPT.
3. PPA sbg Tim dengan Kolaborasi Interprofesional dituntun oleh standar AP 4, PAP 2, 2.1. Untuk dapat
mengimplemntasi PPA sebagai tim, masing2 PPA harus memiliki kompetensi untuk berkolaborasi, dalam 4
ranah dengan sejumlah 38 unit kompetensi. (Core competencies for interprofessional collaborative
practice: Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011))
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi diarahkan oleh standar AP 2, 2.1, PAP 2.1, TKRS 3.2, SKP
2, 2.2, MIRM 13.1, 13.4, MKE 5. CPPT ini merupakan wadah penting dokumentasi hasil kerja PPA sebagai
tim
5. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) / Case Manager. MPP yang merupakan “pendamping” pasien dan
menjadi “liaison” bagi pasien, peran – fungsinya kegiatannya diarahkan oleh ARK 3.1. sebagai standar
“induk”, selanjutnya pada PAP 2, AP 4, ARK 2.2, PAP 2.4, ARK 3.3, MIRM 13.1, PAP 1.
35
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC, terdiri dari Sasaran PPA, Pasie, MPP. Merupakan bagian penting
dalam asuhan pasien, karena sasaran/harapan dari pasien perlu diperhatikan oleh PPA. Selain itu sasaran
MPP merupakan suatu factor yang sangat mendukung bagaimana persepsi dan kesan pasien terhadap
rumah sakitnya. (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien, edukasi kepada pasien perlu dilakukan secara kolaboratif agar pasien
memahami asuhan yang diberikan, diutntundalam standar MKE.
8. Integrated Clinical Pathway, intgrasi PPA dimulai pada hilirnya adalah penyusunan Clinical Pathway/Alur
Klinis dilakukan secara terintegrasi dengan memadukan (per topik) Panduan Praktik Klinis (PP), Panduan
Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf), Panduan Asuhan Gizi ()PAG). Diarahkan
oleh standar PMKP dan TKRS.
9. Integrated Discharge Planning/ Perencanaan Pemulangan Pasien, dasar filosofinya adalah : agar
keberhasilan asuhan di rawat inap berlanjut dengan keberhasilan asuhan di rumah selama masa
pemulihan. Prinsipnya perlu melakukan deteksi risiko sedini mungkin dan menyusun rencana asuhan
dirumah agar aman dan efektif. (ARK 3 dan ARK 4.1.)
10. Budaya Keselamatan, budaya pada dasarnya merupakan penggerak SDM. Dengan budaya keselamatan
yang memadai asuhan yang diberikan kepada pasien menjadi lebih aman. Budaya keselamtan
dituntunoleh standar TKRS 13, 13.1 dan PMKP 10. Ringkasan dari berbagai core concept maka terdapat 8
elemen inti budaya keselamatan : Kepemimpinan, Keterlibatan Pasien, PCC dengan motto ‘BPIS’ Bila
pasien itu saya, Pelaporan IKP dan Pembelajaran, Kolaborasi Interprofesional, Respek/Trust, Just Culture-
36
Budaya Adil-Keseimbangan Sistem & Manusia, Komunikasi
10 Dimensi PCC
1. Keterlibatan &
Pemberdayaan
Pasien – Keluarga
Patient & Family
Engagement -
Empowerment
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien
Tabel 1 Empat tingkat aktivasi pasien
Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan pelaksanaannya. (Std PAP 2.1.)
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada lembar CPPT, beri paraf pd pojok
kanan bawah lembar CPPT, per 24 jam. (Std PAP 2.1.)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. `
Paraf …
Dst….
Paraf DPJP
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … per akhir 24
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP
jam
3. PPA : Tim
Interdisiplin dgn
Kolaborasi
Interprofesional
+ Kompetensi
Berkolaborasi
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi pada Kolaborasi Interprofesional (38)
Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati) dan
berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk kinerja efektif
dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan dan memberikan asuhan
berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat waktu, efisien, dan wajar.
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Ranah Kompetensi 1: Nilai2 / Etika untuk Praktek
Interprofesional (10)
1. Komunikasikan peran dan tanggung jawab seseorang dengan jelas kepada pasien, keluarga,
dan profesional lainnya.
2. Kenali keterbatasan seseorang dalam keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan.
3. Libatkan beragam profesional kesehatan yg melengkapi keahlian profesionalnya sendiri,
serta sumber daya terkait, untuk mengembangkan strategi guna memenuhi kebutuhan tertentu
asuhan pasien.
4. Jelaskan peran dan tanggung jawab pengasuh perawatan lain dan bagaimana tim bekerja
sama untuk memberikan asuhan.
5. Gunakan sepenuhnya pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan profesional kesehatan yg
tersedia maupun PPA dalam memberikan asuhan yg aman, tepat waktu, efisien, efektif, dan adil.
6. Berkomunikasi dengan anggota tim untuk memperjelas tanggung jawab setiap anggota
dalam melaksanakan komponen rencana asuhan atau intervensi kesehatan masyarakat.
7. Jalin hubungan yg saling bergantung dengan profesi lain untuk meningkatkan asuhan dan
pembelajaran lanjutan.
8. Terlibat dalam pengembangan profesional dan interprofessional berkelanjutan untuk
meningkatkan kinerja tim.
9. Gunakan kemampuan yang unik dan komplementer dari setiap anggota tim untuk
mengoptimalkan asuhan pasien.
Ranah Kompetensi 3: Komunikasi Interprofesional (8)
1. Pilih alat dan tehnik komunikasi yang efektif, termasuk sistem informasi dan teknologi
komunikasi, untuk memfasilitasi diskusi dan interaksi yg meningkatkan fungsi tim.
2. Atur dan komunikasikan informasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim PPA dalam
bentuk yg dapat dimengerti, hindari terminologi khusus disiplin jika memungkinkan.
3. Ungkapkan pengetahuan dan pendapat seseorang kepada anggota tim yg terlibat dalam
asuhan pasien dengan percaya diri, jelas, dan rasa hormat, bekerja untuk memastikan
pemahaman yg sama tentang informasi dan keputusan asuhan dan pengobatan.
4. Dengarkan secara aktif, dan dorong ide & pendapat anggota tim yg lain.
5. Berikan umpan balik yg tepat waktu, sensitif, dan instruktif kpd orang lain ttg kinerja mereka
di tim, tanggapi secara hormat sebagai anggota tim untuk umpan balik dari orang lain.
6. Gunakan bahasa hormat yg sesuai untuk situasi sulit tertentu, percakapan penting, atau
konflik interprofesional.
7. Kenali bagaimana keunikan seseorang, termasuk tingkat pengalaman, keahlian, budaya,
kekuasaan, dan hierarki dalam tim PPA, berkontribusi pada komunikasi yg efektif, mengatasi
konflik, dan hubungan kerja interprofesional yg positif.
8. Komunikasikan secara konsisten pentingnya kerjasama tim dalam asuhan berfokus-pasien
dan berfokus masyarakat.
Ranah Kompetensi 4: Tim dan Kerjasama Tim (11)
1. Jelaskan proses pengembangan tim dan peran serta praktik tim yg efektif.
2. Kembangkan konsensus atas prinsip2 etika untuk memandu semua aspek dari asuhan pasien dan
kerjasama tim.
3. Libatkan PPA lainnya, sesuai dengan situasi pelayanan khusus, dalam –shared – pemecahan masalah
yg berfokus pasien.
4. Integrasikan pengetahuan dan pengalaman profesi lain—sesuai dengan situasi pelayanan khusus—
untuk menginformasikan keputusan pelayanan, sambil menghormati nilai dan prioritas/preferensi pasien/
komunitas untuk pelayanan.
5. Terapkan praktik kepemimpinan yang mendukung praktik kolaboratif dan efektivitas tim.
6. Libatkan diri sendiri dan orang lain untuk secara konstruktif mengelola ketidaksepakatan tentang nilai, peran,
tujuan, & tindakan yang muncul di antara PPA dan dengan pasien - keluarga.
7. Berbagi akuntabilitas dengan profesi lain, pasien, dan komunitas untuk hasil yang relevan dengan
pencegahan dan pelayanan kesehatan.
8. Refleksikan kinerja individu dan kinerja individu utk tim, juga kinerja tim, dan peningkatan kinerja.
9. Gunakan strategi perbaikan proses untuk meningkatkan efektivitas kerja tim interprofessional dan asuhan
berbasis tim.
10. Gunakan bukti yang tersedia untuk menginformasikan kerjasama tim yang efektif dan praktik berbasis
tim.
11. Lakukan/perform secara efektif dalam tim dan dalam tim yang berbeda dalam berbagai pengaturan.
PPA
sebagai
Tim Interdisiplin
(Febr 2015
17 pages)
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds.
Institute for Healthcare Improvement,
updated February 2015 )
Video
MDR
“Multidisciplinary Rounds”
(3,5’)
4. CPPT – Catatan
Perkembangan
Pasien Terintegrasi
dan Komunikasi
antar PPA
Standar AP.2
RS menetapkan regulasi utk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dgn interval waktu
berdasarkan kondisi, tindakan, utk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana
kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang. Asesmen ulang
Elemen Penilaian AP.2 SOAP, semua PPA
1. Ada regulasi ttg asesmen ulang oleh DPJP, perawat dan PPA lainnya utk evaluasi respons pasien
thd asuhan yg diberikan sbg tindak lanjut. (lihat juga, ARK 3, PAP.5; PAB.6.1; MPO.7) (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang medis dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk
akhir minggu / libur utk pasien akut (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen ulang oleh perawat minimal 1 kali per shift atau sesuai dgn
perubahan kondisi pasien. (D,W)
4. Ada bukti asesmen ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dgn interval sesuai regulasi RS. (D,W)
Standar AP.2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan - Urutan lembar dlm RM
- Penataan “on going”
didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan - CPPT
kembali dalam rekam medis.
Elemen Penilaian AP.2.1
1. RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan lembar2 RM agar mudah dicari kembali diakses dan
terstandar, PPA dpt menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam medis. (R)
2. Asesmen ulang dicatat di dokumen Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). (D)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
3 4
melalui CPPT VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Termasuk Pasca Bedah Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf (Instruksi ditulis dgn (DPJP harus
pada akhir catatan) rinci dan jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
*Lapor 2 jam lagi skala
nyeri
*Foto Ro Lutut hari ini bila
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi nyeri mereda/toleransi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. cukup
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. `
Paraf …
Dst….
Paraf DPJP
Catatan/Notasi DPJP … … … … … … … … … … per akhir 24
… … … … … … … … … … … … …+paraf DPJP
jam
(Yulia Trisna, Asuhan Kefarmasian dalam Std PAP SNARS 1.1., KOL WIA Training, Maret 2021)
71
5. Manajer
Pelayanan
Pasien
Case Manager
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER
DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Keluarga Unit
• Koordinasi
• AP 4 – Integrasi
• Kolaborasi
inter PPA
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien • ARK 2.2. –
Kelola Alur
• Review
Pasien
• Integrasi asuhan
• PAP 2.4 – KTD
• ARK 3.3. –
Yan Kes (MPP bukan Transfer
MIRM 13.1. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif) •
Transfer
✓ MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • PAP 1 – Asuhan
✓ Shift pagi Keuangan/ Seragam
Billing Asuransi Dokter
✓ Ratio 1 : 25 Pasien
Perusahaan/ Keluarga
- Kompleksitas Pasien Employer BPJS
- Kebutuhan RS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
▪ Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
▪ Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
▪ Pelayanan yg memenuhi ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
MPP
•
kebutuhan Pasien-Kel pd • PAP 2.4. – KTD
ranap s/d dirumah • ARK 3.3. – Transfer
▪ Good Patient Care Case • MIRM 13.1. – Transfer
Manager • PAP 1 – Keseragaman Asuhan
(*Pemandu, *Laison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
75
“Manajemen Pelayanan
Pasien akan menjadi bagian
tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan. Tidak
ada model pelayanan
kesehatan yang akan
berhasil tanpa komponen
manajemen pelayanan
pasien” !!!
76
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
• MPP me navigasi melalui 9+1 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
Terminasi
MnPP
77
(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)
Asuhan Pasien Terintegrasi
*Asesmen Pasien (IAR) & *Pemberian Pelayanan/Pelaksanaan Rencana/Intervensi
PPA `
Sasaran
MPP
(Nico Lumenta, 2019) 78
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
*Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
TKRS 11.2
PMKP 5.1
UU no 29/2004 Praktik Kedokteran
Permenkes 1438/2010
Standar Pelayanan Kedokteran
Prinsip dasar : Std Pelayanan Kedokteran terdiri dari
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran - PNPK dan SPO
PNPK (Pedoman Nasional
Literatur:
Pelayanan Kedokteran) Artikel asli
Terutama untuk penyakit yang banyak, Meta-analisis
mahal, risiko, bervariasi dalam praktik PNPK (asing)
Dibuat oleh pakar multidisiplin
Ideal, terkini, evidence-based, canggih Buku ajar, etc
Dikoordinasi Kemenkes, disahkan Menkes Panduan profesi, Direktorat,
Kesepakatan staf medis
Diterjemahkan ke fasyankes
menjadi:
Dapat +
Sesuai dengan Pathways Dapat dilakukan
Algoritme tanpa
Jenis dan strata
menunggu PNPK
(hospital specific) Protokol
Prosedur
(Sudigdo Sastroasmoro, Konsorsium Upaya Kesehatan,
Ditjen BUK - Kemenkes RI, 2015) Standing orders
267 hal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
▪ PPK Apendisitis Akut
▪ PPK Benign Prostat Hyperplasia
▪ PPK Fraktur Terbuka
▪ PPK Hernia Inguinalis
▪ PPK Total Knee Arthroplasty/Replacement
▪ PPK Demam Tifoid
▪ PPK Diare Akut
▪ PPK Kejang Demam
▪ PPK DHF
▪ PPK Pneumonia
▪ PPK Stroke Hemoragik
▪ PPK Stroke Iskemik
▪ PPK Perdarahan Subarachnoid
▪ PPK Placenta Previa Pada Kehamilan Aterm
PANDUAN ASUHAN PANDUAN ASUHAN PANDUAN ASUHAN
KEPERAWATAN GIZI KEFARMASIAN
▪ PAK Apendisitis Akut ▪ PAG Apendisitis ▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
▪ PAK Benign Prostat Hyperplasia ▪ PAG Demam Tifoid / Drug Related Problem pd
▪ PAK Fraktur Long Bone ▪ PAG Diare Akut Apendisitis
▪ PAK Total Knee Replacement ▪ PAG Kejang Demam ▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
/ DRP pd Hernia Inguinalis
▪ PAK Diare Akut ▪ PAG Demam Berdarah
▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
▪ PAK Kejang Demam Sederhana ▪ PAG Bronkopneumonia / DRP pd Demam Tifoid
▪ PAK Placenta Previa Totalis ▪ PAG Stroke ▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
▪ PAG Placenta Previa Totalis / DRP pd Diare
▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
/ DRP pd Kejang Demam
▪ PAKf Terkait Permasalahan Obat
/ DRP pd DBD
Prinsip Penyusunan
Clinical Pathway / Alur Klinis
PPK
+ → Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing orders
+
Panduan Asuhan Keperawatan, Panduan Asuhan Gizi, Panduan
Asuhan Kefarmasian, Panduan Asuhan PPA lainnya
Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante • Ke RS Yan Kes
Rehab
ranap • Telpon Primer
• Kriteria dilingkungan
• Tim Multidisiplin Proses Pulang :
• Keterlibatan o 24-48 jam pra-pulang
Pasien-Kel o Penyiapan Yan dilingkungan
• Antisipasi masalah o Kriteria pulang +
• Program Edukasi o Resume pasien pulang
/Pelatihan o Transport
o dsb
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
10. Budaya
Keselamatan
Budaya Keselamatan Dalam SNARS 1.1.
TKRS 13
Direktur TKRS 13.1.
Menciptakan & Mendukung Direktur
Budaya Keselamatan Pasien Melaksanakan, Memonitor,
• Keterbukaan Memperbaiki Budaya Keselamatan
• Perbaiki Perilaku • Sistem Pelaporan IKP
• Pendidikan • Keamanan Pelapor
• Identifikasi masalah budaya • Investigasi laporan
• Sumber daya • Identifikasi perilaku Staf
• Pengukuran budaya, indikator mutu
PMKP 10
Pengukuran/Evaluasi Budaya
Keselamatan
• Regulasi
• Pelaksanaan
Rangkuman Berbagai Core Concept
*DNA of Care
🌏 Safety
🌏 Quality Kepemimpinan
🌏 Culture
Keterlibatan Pasien
Kolaborasi
Interprofesional
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Trust Keseimbangan Sistem & Manusia
Komunikasi
Pelaporan IKP-
Patient Centred Care Pembelajaran
Cultural Kompetensi
Kolaborasi
Competence Interprofesional Keterlibatan Pasien
Budaya
Respek/Trust Just Culture-Budaya Adil
Komunikasi
Manajemen
Perawat
Sistem Fisio
Manajemen terapis Apoteker
105