Anda di halaman 1dari 15

Post 3

Nama Post : Promosi Kesehatan (PROMKES)


Ruang Lingkup : Memahami kegiatan promosi dan pemasaran
Kompetensi :
1. Memahami kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dalam pelayanan
kefarmasian.
2. Mengetahui cara membuat materi promosi kesehatan (Promkes).
3. Mengetahui cara membuat program kerja sama, promosi dan pemasaran yang
efektif dan efisien.
4. Mengetahui cara menyebarkan informasi promosi kesehatan secara offline dan
online (Digital).

Tugas yang harus diselesaikan :


1. Pengelolaan Sosial Media dan Toko Online Apotek.
a. Membuat poster PROMKES tentang produk obat, penyakit, pola hidup
sehat, anjuran, pantangan, dll. minimal 1 poster / mahasiswa / minggu
(Target 10 poster / mahasiswa / gelombang) @ 15 point / poster
b. Membuat video PROMKES tentang produk obat, penyakit, pola hidup
sehat, anjuran, pantangan, dll minimal 1 video / mahasiswa / minggu
(Target 5 video / mahasiswa / gelombang) @ 100 point / video
c. Upload di story instagram, whatsapp, facebook akun resmi apotek minimal
1 produk / hari (otoritas admin toko online) Target minimal 30 postingan /
mahasiswa / gelombang @ 50 point
d. Upload di story instagram, whatsapp, facebook pribadi minimal 1 produk /
hari (otoritas setiap mahasiswa) Target minimal 10 postingan / mahasiswa
/ gelombang @ 80 point / produk
e. Mengikuti dan memberi komentar positif / like di akun social media apotek
(Instagram, Fb, Google Business, dll.) Target minimal 1 komentar /
mahasiswa / gelombang @ 30 point / komentar
2. Menghubungi pasien
a. Menghubungi pasien apotek Aveola dan Provila via Chat WA minimal 5
pasien / hari (Target minimal 10 pasien / mahasiswa / gelombang) @ 30
point / pasien
b. Aktif bertanya dan menjawab ke pasien selama jam bertugas (Target
minimal 10 pasien merasa terbantu dengan jawaban / layanan apotek) @
30 point / pasien
3. Kerjasama dengan apotek lain, tenaga medis, asuransi, dan perusahaan
lainnya
a. Membuat proposal kerjasama minimal 1 proposal / gelombang @ 100 point
/ proposal
b. Mencari partner kerjasama (reseller/dropship) via google, wa, facebook, dll.
Minimal 1 kerjasama / gelombang @ 200 point / partner
4. Bakti Sosial (BAKSOS)
a. Melaksanakan baksos 1 kali / gelombang @ 200 point / baksos
b. Pembuatan proposal baksos @ 50 point / proposal
c. Pembuatan poster baksos / gelombang @ 50 point / poster
d. Promosi baksos (sebarkan poster baksos di sosmed) @ 50 point / poster
e. Buat link Form Pendaftaran baksos @ 50 point / pendaftar

3.1 Promosi Kesehatan


Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang
ada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Petugas promosi kesehatan dapat
menjadi elemen penting dari kampanye gerakan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah. Hal ini disebabkan karena petugas promosi kesehatan merupakan sosok
yang berinteraksi langsung di tingkatan masyarakat serta mengetahui kondisi di
lapangan. Segala aktivitas promosi kesehatan memiliki tujuan memberikan informasi
bagi masyarakat terkait segala hal yang bertujuan pada peningkatan kualitas
kesehatan; baik itu kesehatan individu maupun masyarakat. Selain menjadi corong
pemerintah dalam hal promosi di bidang kesehatan, program promosi kesehatan juga
memiliki fungsi sebagai penyaring informasi langsung dari tingkat masyarakat [1]

3.1.1 Komunikasi Efektif dalam Promosi Kesehatan[2]


Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi Efektif bila pertemuan antara
pemangku kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif-interaktif dan
menyenangkan. Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi
yang disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara
bersama.
Adapun yang harus anda lakukan yakni :
1. Persiapkan materi dan penampilan anda dengan baik
Hal yang harus anda lakukan adalah mempersiapkan materi dengan sangat
baik, seperti kata sambutan / pembukaan (salam dan sapa pasien anda dengan
senyum), daftar pertanyaan, data / informasi yang cukup, menyiapkan alur
penyampaian yang menarik, memprediksi pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul
dan bagaimana menjawabnya. Penampilan anda haruslah sesuai dengan situasi dan
kondisi serta senantiasa memperhatikan asas kesopanan yang berlaku. Setelah itu,
barulah simulasikan konseling tersebut seolah-olah kamu sedang berada dalam
situasi sesungguhnya. Perhatikan intonasi dan kecepatan penyampaian materi
sehingga pasien dapat menangkap dengan jelas apa pesan yang hendak kamu
sampaikan.
2. Latih mental dengan seksama
Cara pertama adalah dengan membayangkan anda telah berhasil
melakukannya. Misalnya, bayangkan apa yang hendak kamu sampaikan mempunyai
dampak positif terhadap pasien. Dengan membayangkan hal tersebut, niscaya kamu
akan lebih percaya diri untuk menyampaikan apa yang ingin kamu sampaikan di
depan pasien. Namun, ada satu hal lain yang perlu kamu ingat sebelum penyampaian:
jangan berpikir negatif ! Hal ini bisa menurunkan kepercayaan diri yang sudah kamu
bangun, dan bukan hal yang tidak mungkin akan merusak segala persiapan dan
rencana yang sudah kamu susun.
3. Latihan depan kaca
Di awal praktik, kamu bisa berlatih secara individu di depan kaca. Kamu bisa
menilai diri kamu sendiri apakah sudah mahir atau perlu latihan lagi, baik dari segi
suara atau intonasi. Lakukan cara ini sesering mungkin sehingga kamu bisa lancar
saat harus berbicara di depan pasien.
4. Kenali karakter pasien
Sebelum kita memulai untuk berbicara di depan umum maka kita perlu
mengenali dulu siapa pasien kita. Kita perlu tahu preferensi usia mereka, tingkat
pendidikan, proporsi laki dan perempuan, hingga minat atau interest mereka.
Mengetahui pasien kita dengan baik membuat kita lebih siap karena kita bisa
membuat materi yang sesuai dengan pasien kita.
5. Yakinlah bahwa anda pakar / ahli
Banyak orang yang gagal berbicara di depan umum dengan baik karena
mereka tidak merasa percaya diri atas apa yang mereka sampaikan. Maka, jika
memang Anda diminta menyampaikan suatu hal yang bukan bidang Anda, sebaiknya
tolak secara halus. Namun, jika Anda memutuskan mengambilnya maka pastikan
Anda mempelajari dengan seksama topik anda hingga anda bisa dipercaya menjadi
seorang pakar.
6. Berinteraksilah dengan pasien
Setiap orang lebih senang terlibat secara langsung, dibandingkan hanya
sekedar mendengar pembicaraan anda yang bisa jadi membosankan. Maka, saat
Anda berbicara di depan pasien, pastikan anda melempar pertanyaan ke pasien
(daftar pertanyaan), mengajak dan memperagakan mereka melakukan sesuatu
(anjuran). Jika pasien memberikan informasi, pastikan anda menyimaknya dengan
baik dan biarkan dia menceritakan segala yang dia rasakan seputar masalah
kesehatannya. Berikan respon / tanggapan terhadap jawaban pasien seperti
pertanyaan berantai / pertanyaan memperjelas jawaban pasien. Berikan rasa simpati
yang sewajarnya kepada pasien jika menyampaikan hal-hal yang bersifat sensitif /
privasi.
7. Terima feedback dan evaluasi
Komunikator yang berhasil adalah mereka yang memastikan diri mereka tampil
lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sebaiknya anda
meminta feedback atau umpan balik dari pasien, atau teman kita saat dia melihat kita
tampil di depan pasien. Feedback tersebut akan sangat berguna untuk memperbaiki
performa kita di masa yang akan datang.

3.1.2 Telemarketing / Chat Marketing


Telemarketing adalah salah satu cara promosi yang masih dianggap efektif
selain memasang iklan di media umum. Pengertian telemarketing yaitu memasarkan
atau mensosialisasikan produk atau jasa melalui telepon. Biasanya, strategi
pemasaran melalui telemarketing ini dipakai oleh beberapa perusahaan besar untuk
menawarkan produknya. Menurut banyak ahli pemasaran, penawaran melalui
telemarketing cenderung mudah diterima, karena sifatnya memang berbicara secara
personal langsung kepada konsumen.
Pada dasarnya, kegiatan telemarketing ini akan berdampak negatif jika
sasaran market atas produk yang dipasarkan bukanlah calon pembeli potensial, atau
tenaga telemarketing yang menawarkan justru seakan-akan terlalu memaksa calon
konsumen untuk membeli produknya. Oleh karena itu, strategi pemasaran
telemarketing harus menggunakan strategi yang tepat agar calon konsumen tetap
melakukan komunikasi 2 arah. Apalagi jika proses pemasaran yang dilakukan adalah
menawarkan produk. Tentunya, komunikasi 2 arah sangat diperlukan untuk
mengetahui timbal balik dari calon konsumen yang mendapat penawaran. Salah satu
alasan mengapa telemarketing masih digunakan oleh perusahaan adalah karena
telepon menggunakan sistem komunikasi 2 arah dan strategi komunikasi 2 arah ini
lebih efektif dibandingkan yang lain.
Berikut adalah 5 tips sukses menjalankan profesi telemarketing perusahaan.
1. Memiliki Alasan untuk Menelepon
Tentu saja seorang telemarketer harus memiliki alasan untuk menelepon calon
konsumen. Sangat penting untuk mengungkapkan alasan yang jelas dan manfaat
yang akan calon konsumen dapatkan dari menerima telepon tersebut. Seorang
telemarketer harus selalu berpikir bahwa informasi yang akan disampaikan sangat
penting bagi mereka dan tidak akan membuang-buang waktu mereka yang berharga.
Maka dari itu, seorang telemarketer harus memiliki product knowledge yang
mendalam sebelum mulai kegiatan telemarketing.
2. Melakukan Riset Sebelum Menelepon
Salah satu riset yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu siapa yang akan
Anda telepon, dengan begitu Anda dapat menysuaikan kata-kata pembuka yang akan
dipakai. Menjadi telemarketer yang detail-oriented juga akan menunjang riset Anda.
Dengan melakukan riset tersebut, Anda bisa memberi penawaran yang sesuai
kebutuhan mereka, dan calon konsumen akan merasa dekat dengan Anda.
3. Mempersiapkan Daftar Pertanyaan yang Tepat (Manuskrip Penawaran)
Dalam dunia telemarketing, menanyakan pertanyaan yang tepat lebih sulit
daripada menjawab pertanyaan dengan tepat. Salah satu kunci kesuksesan
marketing secara umum adalah selalu menjelajahi segala kemungkinan pertanyaan
dari 5W + 1H (Why, Who, Where, When, What, dan How). Tentu pedoman tersebut
juga dapat dijadikan pedoman telemarketer dalam melakukan tugasnya. Sebelum
menelepon, selalu kritisi daftar kalimat yang biasa Anda gunakan agar dapat
disesuaikan dengan kebutuhan calon konsumen. Dengan begitu, seorang
telemarketer akan mendapatkan feedback yang lebih baik dari calon konsumennya.
4. Menelepon Bukan Berarti Harus (Selalu) Jualan
Ingatlah bahwa menelepon calon konsumen bukan berarti harus jualan dan
jualan. Jika memang seperti itu yang menjadi prinsip Anda sebagai telemarketer,
maka jangan heran jika Anda sering kena “semprot” saat menjalankan tugas. Ada
tujuan lain seperti menjalin relasi pada calon konsumen dan bahkan dapat berlanjut
ke email marketing, ketika relasi bisnis itu berkembang dengan baik. Jangan terlalu
bersemangat untuk jualan, jualan dan jualan, terlebih pada telepon pertama dengan
calon konsumen. Silahkan cek kembali contoh pembuka di beberapa poin di atas
sebagai gambaran.
5. Bersikap Ramah & Wajar
Setiap telemarketer harusnya tahu bahwa menghubungi berarti mengajak
orang untuk berbicara. Karena Anda berbicara melalui telepon dan lawan bicara tidak
bisa melihat ekspresi wajah Anda, maka ada baiknya untuk menggunakan intonasi
suara yang ramah dan tidak kaku. Daftar pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada
calon konsumen bisa disiasati dengan pemakaian bahasa yang sedikit luwes dan tidak
harus persis sama dengan script, ambil saja intinya.
Berikut adalah 5 kesalahan telemarketing yang sebaiknya anda hindari.
1. Menghubungi di Waktu yang Salah
Kesalahan telemarketing yang sering dilakukan oleh para telemarketer adalah
menghubungi prospek di waktu yang tidak tepat. Konsumen memiliki aktivitas dan
kesibukan yang berbeda-beda, memahami latar belakang prospek perlu dilakukan
agar dapat menghubungi mereka di saat yang tepat. Menghubungi mereka di saat
jam-jam sibuk membuat mereka tidak ingin dan malas menerima telepon karena
merasa terganggu.
2. Database yang Tidak Up-to-Date
Setiap perusahaan biasanya memiliki database prospek yang mereka bidik
sebagai potential buyer. Namun, seringkali database tersebut tidak di update secara
periodik. Akibatnya, pada saat telemarketer menjalankan tugasnya, mereka justru
salah sasaran dan hanya menyebabkan pemborosan biaya telepon tanpa hasil yang
optimal. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka cobalah update database secara periodik
agar validitasnya tetap terjaga.
3. Komunikasi Satu Arah
Bukan rahasia lagi jika sebagian besar konsumen menghindari penawaran via
telepon atau telemarketing. Hal ini dikarenakan si telemarketer adalah orang yang
menguasai percakapan dalam menyampaikan informasi produknya dan tidak
memberikan kesempatan bertanya pada konsumen. Agar konsumen merasa dihargai,
ciptakan komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan pada prospek untuk
merespon penjelasan Anda. Komunikasi dua arah ini bermanfaat untuk membangun
kedekatan konsumen dengan produsen.
4. Memberi Harga Terlalu Cepat
Kebiasaan yang sering dilakukan oleh calon konsumen adalah menanyakan
harga sebelum mereka mendapat kejelasan dari keunggulan-keunggulan produk yang
Anda tawarkan. Bila Anda langsung memberikan harga terlalu cepat, Anda akan
kehilangan penjualan dengan seketika (kecuali harga Anda pasti jauh lebih murah dari
harga yang mereka telah dapatkan dari perusahaan sebelumnya). Jika calon
konsumen Anda menanyakan harga, jangan katakan berapa harga yang harus
dibayarkan sebelum Anda mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana
produk atau jasa Anda dapat membantu mereka. Anda hanya boleh memberitahu
berapa harga yang harus dibayarkan ketika Anda tahu persis calon konsumen
tersebut membutuhkan produk atau jasa Anda, dan akan membeli dari Anda.
5. Tidak Melakukan Follow Up
Saat Anda menawarkan atau mempresentasikan produk atau jasa Anda
melalui sistem telemarketing, itu bukanlah akhir dari sebuah proses penjualan, walau
calon konsumen Anda berkata akan menghubungi Anda. Anda harus proaktif mem-
follow up apa yang telah Anda tawarkan kepada mereka. Cobalah lakukan follow up
melalui telepon, cari tahu bagaimana produk atau jasa Anda dapat berguna dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang dapat Anda penuhi dari calon konsumen
Anda.
Contoh Manuskrip / Skenario Telemarketing :
Apotek : Selamat sore Bu Suci, mohon maaf menggangu waktunya. Kami
dari Apotek Aveola ingin menanyakan kondisi nya. Apakah obat
nya sudah diminum secara teratur bu ?
Bu Suci : Ooh iya. Saya sudah minum obatnya. Alhamdulilah, kondisi saya
saat ini sudah agak baikan.
Apotek : Baik bu, Apakah ada keluhan selama mengkonsumsi obat nya ?
Bu Suci : Selama meminum obat ini, kok saya sering lapar ya ? Tadi pagi,
perut saya agak kembung dan perih. Apakah obat ini penyebab nya
ya ?
Apotek : Bu Suci minum obat nya setelah makan atau sebelum makan ya
bu ?
Bu Suci : Saya minum nya sesudah makan kemarin malam, tapi tadi pagi
saya buru – buru ke kantor jadi tidak sempat sarapan. Saya minum
obat nya langsung dan tidak sarapan. Apakah itu ya penyebabnya
?
Apotek : Benar bu, obat itu sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Salah
satu efek sampingnya adalah ganguan saluran pencernaan seperti
perut kembung. Apakah Bu Suci memiliki riwayat penyakit Maag
(asam lambung) ?
Bu Suci : Iya,… saya biasa minum Promag kalau asam lambung saya
naik,… Apakah saya boleh minum promag kalau gejala kembung
saya kambuh lagi ?
Apotek : Promag sebaiknya dikonsumsi sebelum makan Bu Suci,… Apakah
sampai saat ini perut nya masih kembung dan sakit ya bu ?
Bu Suci : Sudah tidak sakit lagi sih,… tadi saya sudah makan siang. Ooh ya,
obat nya saya minum sampai kapan ya ?
Apotek : Obat Cataflam 50 mg tablet diminum bila perlu saja bu, kalau sakit
kepala nya sudah sembuh, sebaiknya obatnya juga dihentikan
saja.
Bu Suci : Oke, baik. Terima kasih ya atas info nya.
Apotek : Sama-sama Bu Suci. Kalau ada yang ingin ditanyakan seputar
obat, silahkan hubungi kami ya. Kami senang bisa membantu Bu
Suci. Kami juga sangat berterima kasih jika Bu Suci berkenan
merekomendasikan Apotek Aveola ke anggota keluarga atau
teman yang lain.
Bu Suci : Oke, saya akan bantu rekomendasikan ya,…
Apotek : Terima kasih bu. Apakah kami boleh mengirimkan info jika ada
promo di apotek bu ?
Bu Suci : Boleh, tapi jangan setiap hari ya,… soalnya mengganggu !
Apotek : Baik Bu Suci, semoga cepat sembuh dan sehat selalu ya.
3.1.3 Pembuatan Materi Promosi Kesehatan[2]
Langkah-langka membuat materi promkes :
1. Tentukan dan Identifikasi Sasaran/Klien Pertama-tama anda harus tahu terlebih
dahulu siapa yang menjadi sasaran promosi kesehatan, pelajari sifat /
karakteristiknya untuk memudahkan menyusun / merancang perencanaan.
2. Menyusun Jadwal Rencana Pelaksanaan Merupakan penjabaran dari rencana
waktu dan tempat akan pelaksanaan promosi kesehatan.
3. Menentukan prioritas pengajaran/topik/pokok bahasan
4. Menentukan tujuan promosi, adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di
masa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan promosi.
5. Menentukan substansi/isi materi promosi kesehatan dimana Isi promosi
kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga
sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.
6. Memilih strategi/metode belajar, sesuaikan dengan tujuan perubahan yang
diharapkan.
7. Memilih alat bantu mengajar / media promosi kesehatan.
8. Merancang rencana kegiatan pelaksanaan yang menggambarkan aktivitas anda
dan sasaran saat program pendidikan / promosi kesehatan akan dilakukan,
dimulai dari 1) pembukaan, 2) pelaksanaan kegiatan inti penyuluhan dan 3)
penutupan.
9. Menyusun rencana evaluasi tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, dimana
akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi dan siapa yang
akan melaksanakan evaluasi tersebut.

3.1.4 Teknik Membuat Iklan / Promosi (Copywriting)


Konsep AIDA muncul pertama kali pada tahun 1898 oleh E. St. Elmo Lewis,
seorang pengusaha Amerika. Ia mencetuskan teknik marketing AIDA karena
menganggap konsep ini sangat penting dan efektif dalam menarik perhatian dari
konsumen. Lewis telah membuktikannya dengan menjadi seorang pelopor yang
dipercaya melalui penggunaan metode ilmiah dalam pembuatan iklan dan proses
penjualan.
AIDA adalah model marketing yang dapat mengidentifikasi tahapan kognitif
yang dialami seseorang dalam proses pembelian untuk suatu produk dan layanan.
Model ini menjelaskan bagaimana pembeli melalui sebuah proses yang terdiri dari
beberapa tahap sebelum akhirnya ia melakukan kegiatan pembelian.
AIDA adalah akronim dari Awareness (Kesadaran/Daya Tarik), Interest (Minat),
Desire (Keinginan), dan Action (Aksi/Tindakan). Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing huruf yang mewakili proses jual beli.
Awareness
Tahapan AIDA yang pertama adalah menciptakan kesadaran atau daya tarik
pada sebuah brand dan produk/jasa yang dijual. Tahap ini menjelaskan pentingnya
menarik perhatian konsumen yang dapat dilakukan dengan banyak cara seperti
menempatkan iklan di lokasi yang memiliki kemungkinan untuk banyak dilihat orang.
Selain itu, bisa juga untuk menambahkan sesuatu yang provokatif untuk menarik
perhatian. Pada tahap ini, personalisasi juga bisa membantu. Untuk membuat
konsumen tertarik, anda dapat membuat :
• Headline -nya yang menarik perhatian
• Gambar yang menarik
• Tata letak konten yang tepat
• Jingle iklan yang mampu diingat oleh pelanggan
• Peletakkan iklan billboard yang tepat
Interest
Setelah mendapatkan perhatian dari konsumen, saatnya kamu untuk
mempertahankan. Tahap ini cenderung lebih sulit jika dibandingkan tahap pertama,
apalagi jika produk dan layanan dari perusahaan tidak mumpuni. Menjaga minat
konsumen adalah tantangan khusus dalam proses pemasaran. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk terus mempertahankan minat konsumen, dengan memberikan
sesuatu yang terus relevan dan menarik.
Jangan sampai konsumen bosan dengan iklan yang itu-itu saja atau bahkan
semakin sulit untuk dimengerti. Buatlah pelbagai iklan yang menarik untuk
menginformasikan apa yang bisa dapat membuat konsumen untuk menaruh minatnya
terhadap brand dan produk.
Desire
Sekarang, ketika kita berasumsi bahwa konsumen sudah tertarik terhadap
brand dan produk, maka saatnya untuk menciptakan hasrat dan hubungan yang lebih
emosional. Di sinilah pentingnya untuk lebih banyak menunjukkan keunggulan dari
brand dan produk, serta untuk membuat ketertarikan konsumen menjadi perasaan
untuk membutuhkan produk tersebut. Mungkin sebelumnya, konsumen memiliki
sejumlah keraguan dan pertanyaan akan produk. Di sinilah sangat penting untuk
meyakinkan kembali konsumen dan memberikan banyak alasan lain agar konsumen
dapat merasa butuh untuk membeli produk tersebut. Buatlah informasi dengan fakta-
fakta menarik.
Action
Tahap yang terakhir dari AIDA adalah aksi, artinya di sinilah konsumen
melakukan aksi pengambilan keputusan. Pada tahap ini, ada banyak bentuk yang
dapat dilakukan konsumen, seperti mengunjungi website, melakukan panggilan
telepon, berlangganan newsletter, mengunjungi toko, dan lain-lain. Tak ada jaminan
bahwa setiap proses pemasaran akan selalu berakhir dengan penjualan. Namun,
penting untuk meyakinkan bahwa setiap konsumen yang sudah mencapai tahap “aksi”
ini memiliki impresi dan pengalaman yang menyenangkan terhadap produk dan brand.
3.1.4 Membuat Poster Promosi Kesehatan
1. Cari jurnal, artikel, dan informasi tentang kesehatan, penyakit, makanan /
minuman, dan lain sebagainya di internet.
2. Cari gambar yang ada kaitannya dengan artikel tersebut (Cari gambar yang
sesuai, jelas (resolusi tinggi), sesuai dengan latar belakang postingan dan tidak
NoRak !!! (Ingat Prinsip AIDA)
3. Gunakan aplikasi Microsoft Power Point untuk membuat poster sederhana. Baca
petunjuk pedoman pembuatan promosi kesehatan pada materi (file) yang telah
diberikan.

Attention

Interest

Desire

Action

Attention

Interest

Desire

Action
Attention

Desire

Interest

Action

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Promkes dan PM. 2016. Promosi Kesehatan. Available at:


https://promkes.kemkes.go.id/promosi-kesehatan. Accessed 14 March 2021.
2. Susilowati D. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Promosi Kesehatan.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai