Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA

KERJA
Oleh:
Suharyana, SKM, M.Kes

1
LATAR BELAKANG (1)
 Tenaga kerja selalu berhadapan dengan
potensi bahaya di tempat kerja  se
waktu2 dapat terganggu kesehatannya
dengan akibat :
1. Penurunan derajat kesehatan
2. Menderita penyakit :
 Penyakit umum
 Penyakit Akibat Kerja (PAK)  “Occupational
Disease”
 Penyakit terkait kerja (PAHK) “Work related
disease”
3. Menderita gangguan kesehatan lainnya :
 Kelelahan (fatigue)
2
 ketidaknyamanan
LATAR BELAKANG (2)
 Keselamatan kerja yang se-tinggi2nya
dapat dicapai bila al. kesehatan tenaga
kerja berada pada taraf yg se-baik2nya
 Gangguan kesehatan tenaga kerja akan
mengakibatkan penurunan produktifitas
kerja, karena :
• Gangguan kerja/konsentrasi kerja
• Motivasi kerja menurun
• Absenteisme meningkat
• Biaya pengobatan/perawatan meningkat
• Kehilangan waktu kerja
• Turn over pekerja meningkat
• Kualitas dan kuantitas produksi menurun
3
LATAR BELAKANG (3)
 Gangguan kesehatan tenaga kerja
dapat dicegah atau diminimalisir
dengan upaya preventif dan
promotif
 Salah satu cara (preventif) yang
efektif untuk mencegah gangguan
kesehatan tenaga kerja adalah
melalui pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja

4
Peraturan Perundangan terkait
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Undang-undang No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
 Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan
Kesehatan Kerja
 Kepmennakertrans No. Per 68/Men/2004 ttg Pencegahan
& Penanggulagan HIV/AIDS di Tempat Kerja
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja. 5
Peraturan Perundangan terkait
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Kepmenakertrans No. 187 th 1999 ttg
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di
Tempat Kerja
 Permenaker No. 03 th 1985 ttg K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes
 Permenaker No. 03 th 1986 ttg Syarat2
Keselamatan dan Kesehatan di Tempat
Kerja yang Mengelola Pestisida
 Standar Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Depnakertrans

6
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970

Pasal 8, kewajiban pengurus :


1) Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan, sesuai
dengan sifat pekerjaan yang akan diberikan
kepadanya.
2) Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya secara berkala
pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur.

7
PERMENNAKERTRANS NO. PER. 02/MEN/1980

1) Peraturan pelaksanaan Pasal 8 UU No. 1/1970


2) Ketentuan mengenai pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja awal, berkala dan khusus

8
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 5 :
1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes
HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh
atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus
wajib menyediakan konseling

9
TES HIV
1. DILARANG digunakan untuk tujuan :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Menentukan kelanjutan status pekerja/buruh
 Pemeriksaan kesehatan rutin yg diwajibkan.

2. DAPAT DILAKUKAN apabila :


 Bersifat sukarela & dijamin kerahasiaannya
 Ada persetujuan tertulis
 Tersedia konseling sebelum & sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai
keahlian khusus.
 Tidak digunakan untuk sebagaimana poin (1) 10
SE DIRJEN BINAWAS NO. SE 07/BW/1997
TTG PENGUJIAN HEPATITIS B DALAM PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
Dianjurkan kepada semua perusahaan/instansi untuk tidak
melakukan pengujian serum HBsAg sebagai alat seleksi
pada pemeriksaan kesehatan awal maupun berkala,
karena berdasarkan studi kepustakaan dan konsultasi
dengan pakar penyakit hati disimpulkan :
a) Dengan HBsAg (+) dalam darah belum tentu menderita
hepatitis, selama fungsi hati normal seseorang tidak dinaggap
Hepatitis.
b) Prevalensi HBsAg di Indonesia cukup tinggi (5-15 %)
c) Penularan virus Hepatitis B di tempat kerja tidak mudah
karena penularan hanya mungkin melalui kontak erat,
misalnya transfusi darah, suntikan dan ibu ke bayi yang
dilahirkan
11
Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

1. Menilai kemampuan TK melaksanakan pekerjaan


tertentu, ditinjau dari aspek kesehatan tenaga
kerja;
2. Mendeteksi gangguan kesehatan yang mungkin
berkait dengan pekerjaan dan lingkungan kerja;
3. Identifikasi penyakit akibat kerja :
• Deteksi sedini mungkin PAK
• Menemukan/mendiagnosis PAK
• Menilai kecacatan akibat PAK

12
JENIS PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA

1. Pemeriksaan kesehatan
awal/sebelum kerja
 Termasuk pemeriksaan kesehatan sebelum
dipindahkan ke tempat kerja dengan risiko
bahaya yang berbeda
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
4. Pemeriksaan kesehatan purna bakti

13
Pemeriksaan Kesehatan Awal
 Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan
oleh dokter sebelum seorang tenaga
kerja diterima untuk melakukan
pekerjaan.
 Tujuan :
 Tenaga kerja yang diterima :
 Sehat
 Tidak mempunyai penyakit menular
 Cocok untuk pekerjaan yang akan diberikan
14
Pemeriksaan Kesehatan
Berkala/Periodik
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yg
dilakukan pada waktu2 tertentu/secara
berkala oleh dokter, minimal 1 x/tahun
 Tujuan :
 Mempertahankan derajat kesehatan TK
 Menilai kemungkinan pengaruh dari
pekerjaan terhadap kesehatan tenaga
kerja
 Untuk pengendalian Lingkungan kerja.
15
Pemeriksaan Kesehatan Khusus
 Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu
 Tujuan :
 Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan/kondisi
kerja tertentu thd kesehatan tenaga kerja,
misalnya :
 Pekerja terpajan asbes, pestisida, zat radioaktif
 Sewaktu terjadi kebocoran bahan kimia berbahaya
 Menilai thd. TK atau golongan TK tertentu :
 Pekerja wanita
 Pekerja yang mengalami gangguan kesehatan
tertentu (penyakit kronis, baru sembuh dari
penyakit yang lama atau parah dll)

16
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
terpajan asbes
 Dilakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1 x/tahun,
meliputi :
• Foto Ro dada yg pembacaan hasilnya diserahkan kpd
seorang radiolog
• Riwayat pekerjaan
• Riwayat merokok
• Pengujian kimia
• Tes fugsi paru-paru
 Dokter yang melakukan pemeriksaan membuat
laporan beserta masukan tindak lanjut (rekomendasi)
kepada pengurus
 Hasil pemeriksaan termasuk foto Ro dada disimpan dg
baik oleh pengurus selama masa kerja TK ybs
 Pengurus melaporkan hasil pemeriksaannya paling
lama 2 bulan setelah dilaksanakan kpd Menakertrans

17
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
terpajan pestisida

 Tenaga kerja dimana terdapat


pestisida harus mendapatkan
pemeriksaan kesehatan berkala 1
x/tahun dan pemeriksaan khusus
minimal 1x/6 bulan
 Pemeriksaan khusus dilakukan sesuai
dengan jenis pestisida yang
digunakan

18
Pemeriksaan Kesehatan Purna Bakti
 Pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga
kerja yang akan memasuki masa pensiun
atau berhenti bekerja
 Tujuan :
 Mengetahui kondisi terakhir status kesehatan
tenaga kerja yang akan berhenti bekerja
 Memperoleh data pendukung bila dalam
waktu 3 tahun setelah berhenti bekerja
menderita penyakit yang diduga PAK

19
Syarat-Syarat Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Mengacu pada ps 8 UU No 1 th 1970 dan


Permenaker No 02 Th 1980
• Dilaksanakan oleh dokter pemeriksa kesehatan
tenaga kerja (penunjukan dari Dirjen Binwasnaker-
Depnakertrans), baik dokter yang ada di perusahan
tsb maupun yang ada di luar perusahaan (provider)
• Apabila dilakukan oleh dokter pemeriksa di luar
perusahaan maka harus dilakukan oleh lembaga
PJK3 di bidang pemerikasaan kesehatan tenaga kerja
(penunjukan dari Dirjen Binwasnaker-
Depnakertrans)
• Dibuat pedoman pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja oleh dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja ybs
• Hasil pelaksanaan pemeriksaan dilaporkan ke
Depnakertrans dan disnaker setempat
20
Mekanisme Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

 Pengusaha/Dokter Pemeriksa Kesehatan TK membuat


perencanaan :
 Waktu dan tempat pelaksanaan
 Pihak pelaksana
 Pedoman pelaksanaan
 Tenaga kerja yang akan diperiksa (jumlah, lokasi kerja)
 Dokter pemeriksa yg ditunjuk, melaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja sesuai perencanaan
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan dan rekomendasi kepada
pengusaha
 Pengusaha melaporkan hasil pemeriksaan dan rencana
tindak lanjut (kpd pemerintah) berdasarkan laporan dan
rekomendasi dokter pemeriksa
21
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja:
1. Anamnesa (wawancara) :
• Umum
• Khusus
2. Pemeriksaan Klinis/Medis
• Psikis/Mental
• Fisik
• Laboratorium
• Pemeriksaan penunjang

22
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal

1. Anamnesa umum :
• Umur
• Pendidikan
• Riwayat pekerjaan
• Riwayat penyakit
• Kecelakaan yang pernah diderita
• Riwayat keluarga dan lain-lain.

23
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal

2. Anamnesa khusus : • Penyakit pendengaran


• Alergi • Panyakit pinggang
• Epilepsi • Penyakit kelainan pada kaki
• Kelainan jantung • Hernia
• Tekanan darah
• Hepatitis/penyakit hati
• TBC
• Ulkus peptikum
• Kencing manis
• Anemia
• Penyakit paru (Asma,
• Tumor
bronchitis, pneumonia dll.)
• Dan lain-lain.
• Gangguan jiwa
• Penyakit kulit 24
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Awal
3. Pemeriksaan Klinis/Medis :
a) Pemeriksaan mental
keadaan kesadaran, sikap/tingkah laku, kontak mental,
perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir
b) Pemeriksaan fisik
fisik diagnostik (inspeksi, palpasi, perkusi auskultasi)
Tekanan darah, nadi, pernafasan,
tinggi badan, berat badan,
kesegaran jasmani
ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek syaraf
c) Pemeriksaan Laboratorium (darah, urine, faeces).
d) Pemeriksaan Penunjang (disesuaikan dg jenis pekerjaan/faktor
risiko yang akan dihadapi)
 Rongent dada, tes alergi, spirometri, E.C.G., tes buta warna dll .
25
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi
1. Sehat (tidak boleh bekerja tanpa sarat pada
didapat kelainan) pekerjaan ringan maupun berat pada
semua jenis pekerjaan.

2. Menderita sakit a) boleh bekerja dengan syarat


(ada kelainan) atau pada kondisi kerja tertentu

b) ditolak untuk bekerja :


 ditolak sementara (menunggu
proses pennyembuhan)
 ditolak permanen (tetap)

26
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Berkala, khusus &
purna bhakti
1. Anamnesa :
 Nama :
 Umur :
 Jenis kelamin :
 Unit kerja :
 Lama kerja :
 Gambaran tentang :
 Pekerjaan yg dilakukan :
 Faktor bahaya di lingkungan kerja :
 Keluhan yang sering dirasakan :
 Ganguan kesehatan yang dialami : 27

 Dll.
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Berkala, khusus & purna
bhakti
2. Pemeriksaan klinis
a) Pemeriksaan psikis/kejiwaan
b) Pemeriksaan fisik (fisik diagnostik)
c) Pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) rutin
d) Pemeriksaan khusus/penunjang yang berkaitan dengan
keluhan/gangguan kesehatan dan faktor risiko misalnya :
 Spirometri (tes fugsi paru),

 Audiometri (tes tingkat pendengaran),

 Pemeriksaan fungsi organ khusus (fungsi hati/lever, fungsi

ginjal, sumsum tulang dll.)


 Pemeriksaan laboratorium khusus (Monitoring biologis)
28
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindak lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit  Diberikan pengobatan
umum  Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang

b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan


 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor29
bahaya di tempat kerja termasuk APD
Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Khusus
No. Hasil
Pemeriksaan
Rekomendasi & Tindal lanjut
1. Sehat boleh tetap bekerja pada pekerjaan sekarang
2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan
 Masih bisa dipekerjakan di tempat kerja
sekarang
b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan
 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
30

bahaya di tempat kerja termasuk APD


Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Purna Bhakti
No. Hasil Pemeriksaan Rekomendasi & Tindal lanjut
1. Sehat -

2. Menderita sakit
a. Penyakit umum  Diberikan pengobatan

b. Diduga PAK  Diberikan pengobatan


 Sementara diistirahatkan atau pindah
lokasi kerja
 Perlu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosa
c. PAK  Diberikan pengobatan
 Diajukan kompensasi
 Dipindahkan ke lokasi kerja lain yang lebih
aman
 Evluasi/perbaikan sistim pengendalian faktor
31
bahaya di tempat kerja
LAPORAN HASIL RIKES TK
1. Bentuk Laporan .
 Menggunakan bentuk laporan sesuai lampiran
Standar Rikes TK.
2. Mekanisme Pelaporan
 Pengurus wajib membuat laporan dan
menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dilakukan.
 Disnaker Kab./Kota membuat rekapitulasi dan
melaporkannya kepada Disnaker Propinsi.
 Disnaker Propinsi membuat rekapitulasi dan 32
melaporkannya kepada Dirjen Binwasnaker.
LAPORAN HASIL RIKES TK
3. Alur pelaporan
 Di tingkat perusahan :
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja ke
pengurus perusahaan
 Pengurus perusahaan ke Disnaker.
 Di tingkat Disnaker Kabupaten/Kota maupun
Propinsi dilaporkan oleh petugas/unit yang
ditunjuk oleh Kepala Disnaker setempat.

33
1. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Awal

Nama Dokter Pemeriksa : .............


No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)

Hasil
Pemeriksaan TK Setelah Pemeriksaan Awal
Kesehatan
Jumlah
Tanggal
Nama Tenaga Diterima Kerja Ditolak Kerja
No. Peme
Perusahaan Kerja Yg
riksaan
Diperiksa Sehat Sakit Tanpa Dgn Semen
Tetap
Syarat Syarat tara

1.

2.

.....

dst

Jumlah
............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja 34
ttg
( Nama )
2. Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)

Hasil Pemeriksaan Kesehatan


Nama Jumlah Sakit
Tanggal Perusahaa Tenaga
No. Ket
Pemeriksaan n Yg Kerja Yg Sehat Penyak Didu
Diperiksa Diperiksa it ga PAK
Umum PAK

1.

2.
(Daftar hasil
pemeriksaan
terlampir)
.....

dst
Jumlah

............., .......................
Doter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja 35
ttg
( Nama )
2. Daftar Tenaga Kerja Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala/Khusus
Berkala / Khusus *)
Nama Dokter Pemeriksa : .......
No. Register SKP Dokter : .............
Nama Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)
Alamat Perusahaan : .............. (tmpt Dokter Bekerja)

Jabatan/ Keterangan
Tanggal
Pekerjaan Masa Diagnosa Tindak (P. Umum,
No. Umur Pemeriksaa
/ Tempat Kerja (ICD 10) Lanjut Diduga PAK,
n
Kerja PAK)

1.

2.

3.

.....

dst 36
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
 Bagi pekerja :
 Mengetahui kondisi kesehatannya sejak mulai
kerja dan secara berkala
 Memahami bagaimana cara mencegah gangguan
kesehatan akibat faktor bahaya di tempat kerja
 Mendapat perlindungan dari gangguan
kesehatan di tempat kerja khususnya PAK
 Memperoleh hak berupa jaminan
(pengobatan/perawatan) dan kompensasi
(santunan uang) apabila diketahui menderita
PAK, baik sewaktu masih bekerja maupun
sampai 3 tahun setelah berhenti bekerja
37
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
 Bagi pengusaha :
 Mengetahui kondisi kesehatan pekerja sejak
mulai kerja dan secara berkala  dapat
menempatkan pekerja secara tepat sesuai
kondisi kesehatan pekerja
 Menjadi dasar yang akurat dalam perencanaan
dan evaluasi program pencegahan/pengendalian
faktor bahaya di tempat kerja
 Mengurangi biaya pengobatan/perawatan dan
biaya terkait lannya (efisiensi)
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
 Memenuhi peraturan perundangan dalam
melindungi kesehatan tenaga kerja dan
memenuhi hak pekerja yang mengalami PAK
 Meningkatkan rasa aman dan motivasi kerja 38
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA

 Bagi pemerintah (Pegawai pengawas dan


doker penasehat Jamsostek) :
 Tersedianya data pendukung untuk
mempermudah dan mempercepat proses
penetapan/diagnosis PAK
 Mengurangi perdebatan/dispute dalam
penetapan PAK

39
Dokter Pemeriksa Kesehatan
Tenaga Kerja
 Definisi/pengertian
 Kedudukan & peran
 Kewenangan
 Persyaratan

40
Dokter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja
 Definisi/Pengertian :
• Dokter pemeriksa kesehatan tenaga
kerja adalah dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha atau kepala
instansi/lembaga dan disahkan oleh
Direktur setelah memenuhi syarat
sesuai peraturan perUndang-Undangan
yang berlaku untuk melaksanakan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

41
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
 Kedudukan dan Peran :
• sebagai penanggung jawab (memimpin dan
menjalankan) Pelayanan Kesehatan Kerja di
perusahaan
• Sebagai penanggungjawab atau tenaga ahli
pada PJK3 bidang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja
 Kewenangan
• Melaksanakan pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja sesuai ketentuan yang berlaku :
 Di perusahaan tempatnya bekerja
 Di perushaan lain melalui PJK3 bidang kesehatan kerja

42
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja

 Persyaratan :
• Memiliki Surat Keputusan Penunjukan (SKP)
sbg Dokter Pemeriksa Kes. TK dari Dirjen
Binwasnaker Depnakertrans
• Memiliki Surat Ijin Praktek yang masih berlaku
dari Instansi Kesehatan

 Tata Cara Penunjukan :

43
Tata Cara Penunjukan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Mengajukan permohonan SKP Dokter Pemeriksa Kesehatan
Tenaga Kerja kepada Dirjen PPK Up. Direktur Pengawasan
Norma K3 dengan melampirkan :
1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau
instansi,
2) Surat Pernyataan dokter yang bersangkutan (sanggup
mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang
kesehatan kerja),
3) Salinan Surat Keterangan telah Training Hiperkes,
4) Salinan Ijasah Dokter,
5) Salinan Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter,
6) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter,
7) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar.

NB : Masa berlaku 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 Bulan


44
sebelum masa berlakunya berakhir
Tata Cara Penunjukan Perpanjangan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Mengajukan permohonan perpanjangan SKP Dokter
Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja kepada Dirjen
PPK Up. Direktur Pengawasan Norma K3 dengan
melampirkan :
1) Surat Penunjukan dari pimpinan perusahaan atau
instansi,
2) Salinan SKP dokter Pemeriksa yang akan habis masa
berlakunya’
3) Rekapitulasi laporan hasil kegiatan
4) Salinan Surat Ijin Praktek Dokter,
5) Pas foto ukuran 3X4 cm sebanyak 3 lembar.

45
Persyaratan Penunjukan PJK3
Bidang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

1) Akte Pendirian Perusahaan


2) Surat Ijin Usaha (SIUP)
3) Nomor Wajib Pajak (NPWP)
4) Wajib Lapor Ketenagakerjaan
5) Surat Keterangan Domisili Perusahaan
6) Struktur Organisasi Perusahaan
7) Penunjukan Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
8) Daftar Peralatan yang dimiliki sesuai Jenis Usahanya
9) Pernyataan Penanggung Jawab
10) Foto Ukuran 4 X 6 : 2 lembar
46

Anda mungkin juga menyukai