1
MANAJEMEN
BAB I
KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami arti akuntansi manajemen
2. Membedakan antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan
sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi, sehingga rencana organisasi
dapat digulirkan.
Dalam fungsi pengarahan (directing), manajer mengawasi aktivitas harian dan
menjaga supaya organisasi tetap berfungsi dengan baik.
Pengendalian (Controlling): Merupakan proses pemastian bahwa rencana
manajemen diterapkan secara berhasil.
Pengambilan Keputusan : Fungsi pengambilan keputusan merupakan inti proses
manajemen. Dalam pengambilan keputusan, manajer berusaha membuat pilihan
rasional di anatara alternatif yang tersedia.
Gambar 1.1
Hubungan Laporan Akuntansi dengan Keputusan Manajemen
Kegiatan Bisnis
Laporan
Keputusan
LABA
Rutin Khusus
(Kelangsungan hidup
(Operasi) (Investasi)
Bisnis)
2. Batasan input dan Tidak terikat aturan tertentu Pelaporan akuntansi keuangan
harus mengikuti prosedur
proses
akuntansi yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (Bapepam
& IAI di Indonesia)
4. Batasan input dan Tidak terikat aturan tertentu Pelaporan akuntansi keuangan
proses harus mengikuti prosedur
akuntansi yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang (Bapepam
& IAI di Indonesia)
MODUL AKUNTANSI
5
MANAJEMEN
5. Jenis informasi Informasi keuangan & non Informasi keuangan yang bersifat
keuangan, dimungkinkan objektif
juga informasi yang bersifat
subjektif
a. Kompetensi
Menjaga tingkat kompetensi profesionalitas yang memadai
Melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan dan
standar teknis yang berlaku
Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah
melakukan analisis yang benar
b. Kerahasiaan
Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh,
kecuali diharuskan secara hukum
Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang
berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk
menjaga kerahasiaan tersebut
Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan
hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga
c. Integritas
Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkans semua pihak
tentang potensi konflik
Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan
akan kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis
Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat
mempengaruhi tindakan
Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi
organisasi, baik secara aktif maupun pasif
Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional
MODUL AKUNTANSI
9
MANAJEMEN
kualitas hidup yang ditandai dengan semakin mahalnya harga dan sedikitnya jumlah
barang dan jasa yang tersedia.
7. Sertifikasi
Ada tiga bentuk sertifikasi utama yang tersedia bagi akuntan manajemen, yaitu:
CMA (Certified Management Accountant), CPA (Certified Public Accountant) dan CIA
(Certified Internal Accountant). CMA adalah sebuah sertifikasi yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen. Penghargaan terhadap CMA
terus meningkat dan sertifikasi tersebut sekarang sangat diakui oleh dunia industri.
CPA merupakan sertifikasi yang paling tua dan paling terkenal dalam akuntansi,
diharuskan bagi akuntan yang menjadi auditor eksternal. Meskipun tidak berorientasi
pada akuntansi manajemen, namun CPA banyak dimiliki oleh akuntan manajemen. CIA
merupakan sertifikat bagi auditor internal, penting dan juga diakui dalam dunia
industri.
LATIHAN
Diminta:
Klasifikasikan hal-hal diatas ke dalam salah satu kategori berikut:
1. Masukan (input)
2. Proses
3. Keluaran (output)
4. Tujuan Sistem
Diminta:
Klasifikasikan tindakan-tindakan diatas sebagai tindakan akuntansi manajemen
dan akuntansi keuangan.
MODUL AKUNTANSI
12
MANAJEMEN
BAB II
KLASIFIKASI, KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari setiap jenis biaya
2. Mengelompokkan jenis biaya
Gambar 1.2
Klasifikasi biaya produk dalam perusahaan pabrikasi
Biaya Overhead
Pabrik
Jumlah Biaya
Beban
Penjualan/Pemasar
a
Biaya Periode
Beban umum dan
administrasi
Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya pabrikasi selain biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung.
BOP dapat digolongkan menjadi 3 :
1. Biaya bahan Penolong, yaitu biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk proses
produksi namun bukan merupakan integral dari produk jadi.
2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung, yaitu biaya personalia yang tidak bekerja
secara langsung atas produk, namun jasanya diperlukan untuk proses pabrikasi.
3. Biaya Pabrikasi Lain-lain.
Biaya Utama (Prime Cost) adalah jumlah BBB langsung dan BTKL.
Biaya Konversi adalah jumlah BTKL dan BOP.
Biaya Produk (dalam perusahaan dagang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli barang dagangan dan kemudian membuatnya tersedia untuk dijual kembali
kepada para pelanggan.
Klasifikasi biaya dalam perusahaan dagang:
1. Biaya Periode (Biaya pemasaran dan Biaya Administrasi &Umum)
adalah semua biaya non pabrikasi yang dikeluarkan untuk menjual produk.
2. Biaya Produk (Pembelian persediaan)
adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk.
LATIHAN
1. Apa tiga unsur utama dari biaya produk dalam perusahaan manufaktur?
2. Jelaskan berikut ini : (a) bahan baku langsung; (b) bahan baku tidak langsung; (c)
tenaga kerja langsung; (d) tenaga kerja tidak langsung; (e) overhead pabrik?
3. Jelaskan perbedaan antara biaya produk dan biaya periode!
4. Bedakan antara (a) biaya variabel; (b) biaya tetap; (c) biaya campuran !
5. Apa efek peningkatan volume terhadap….
a.Biaya tetap per unit ?
b. Biaya variabel per unit ?
c.Biaya tetap total ?
d. Biaya variabel total ?
MODUL AKUNTANSI
18
MANAJEMEN
6. YB Inc.merakit kapal layar dari komponen yang dipasok oleh beragam manufaktur.
Perusahaan berskala sangat kecil dengan toko tempat merakit dan menjual
terletak di daerah pelabuhan. Berikut ini adalah beberapa biaya yang terjadi di
perusahaan.
DIminta :
Untuk setiap biaya, tentukan apakah lebih cenderung dapat diklasifikasikan sebagai
biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan langsung, biaya overhead pabrik, biaya
pemasaran dan penjualan atau biaya administrasi.
Klasifikasikan setiap biaya di bawah ini apakah termasuk biaya produk atau biaya
periode untuk tujuan penyiapan laporan keuangan yang ditujukan ke bank.
a. Biaya memori cip yang digunakan
b. Biaya pemanas pabrik
c. Biaya pemeliharaan peralatan pabrik
d. Biaya pelatihan karyawan administrasi yang baru
e. Biaya solder untuk merakit radar set
f. Biaya perjalanan dinas salesman
g. Biaya gaji danupah satpam pabrik
h. Biaya AC untuk ruangan komisaris
i. Biaya gaji dan upah untuk karyawan bagian penagihan
j. Biaya depresiasi peralatan fitness yang digunakan karyawan pabrik
k. Biaya telephone manajer pabrik
l. Biaya pengiriman radar set ke pelanggan
m. Upah pekerja yang merakit radar set
n. Biaya gaji komisaris
o. Biaya premi asuransi karyawan pabrik
MODUL AKUNTANSI
19
MANAJEMEN
BAB III
PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Menyebutkan jenis biaya
2. Menjelaskan perilaku biaya
Berdasarkan perilaku biaya yang muncul, kita dapat membedakan biaya menjadi:
MODUL AKUNTANSI
20
MANAJEMEN
2. Sumber daya terikat (committed resources) atau sumber daya yang tersedia
sebelum penggunaan adalah sumber daya yang diperoleh dengan menggunakan
kontrak eksplisit maupun implisit untuk mendapatkan kuantitas tertentu sumber
daya, tanpa memperhatikan apakah kuantitas sumber daya tersedia seluruhnya
atau tidak, disebut juga. Biaya atas sumber daya ini dapat dikelompokkan menjadi
dua: (1) biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan kapasitas aktivitas jangka
panjang (committed fixed expenses), contoh: pembelian/penyewaan bangunan dan
peralatan, dan (2) biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kapasitas aktivitas
jangka pendek (discretionary fixed expenses), contoh: tenaga kerja.
aktivitas. Pembebanan biaya hrus akurat agar objek biaya merupakan cermin dari
pengorbanan input yang sesungguhnya. Biaya harus ditelusuri mana yang langsung
dan yang tidak langsung terhadap objek biaya.
Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah ditelusuri ke objek biaya,
misalnya biaya bahan baku dan upah buruh.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak mudah ditelusuri ke objek biaya
misalnya biaya overhead pabrik,biaya pemasaran, biaya umum dan administrasi,biaya
bunga, biaya pajak, biaya riset dan pengembangan dll.
Meotde penelusuran (traceability) yang lazimdigunakan adalah :
1. Penelusuran langsung, melalui pengamatan secara fisik,misalnya
Aktivitas proses produksi, penelusuran langsung adalah biaya bahan baku dan
upah buruh;
Aktivitas pemeliharaan mesin, penelusuran langsung adalah biaya suku cadang
dan upah buruh
Aktivitas penjualan, penelusuran langsung adalah komisi salesman, biaya
transport salesman dsb
2. Penelusuran penggerak (driver traceability),melalui analisis sebab-akibat.
Penelusuran penggerak dapat dikategorikan menjadi dua yaitu :
p. Penggerak sumber daya, yaitu mengukur permintaan input oleh aktivitas
q. Penggerak aktivitas,yaitu mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya.
4. Klasifikasi Biaya
Sangat dimungkinkan bila aktivitas yang dilakukan perusahaan memerlukan
adanya commited resources dan flexible resources secara sekaligus. Hal ini
menunjukkan adanya perilaku biaya campuran. Contoh: perusahaan me-lease sebuah
mesin fokokopi dalam aktivitas penggandaan dokumen. Biaya lease Rp 2.000.000
dibayar tiap tahun. Untuk mengoperasikannya, perusahaan harus membayar biaya
operasi rata-rata Rp 60 per lembar untuk menutup biaya toner, kertas dan
pemeliharaan. Mesin fotokopi di-lease selama 3tahun dan memiliki kapasitas produksi
MODUL AKUNTANSI
23
MANAJEMEN
Contoh :
Manajer pabrik menganggap bahwa waktu penyetelan mesin adalah penggerak
yang baik untuk aktivitas penyetelan lini produksi. Data berikut menunjukkan biaya
dan waktu penyetelan selama lima bulan terakhir:
MODUL AKUNTANSI
24
MANAJEMEN
Tabel 1.3
Bagi perusahaan, titik tinggi adalah 500 jam penyetelan dengan biaya sebesar $3.750
atau (500, $3.750) dan titik rendah adalah 100 jam dengan biaya $1.000 atau (100,
$1.000) Setelah titik tinggi dan rendah ditentukan maka nilai biaya tetap dan biaya
variabel per unit dapat dihitung, yaitu:
Biaya variabel per unit = ($3.750 – 1.000) / (500-100) = $2.750 / 400 = $ 6,875
Biaya tetap = Biaya total titik tinggi –(biaya variabel per unit x output tinggi)
= $3.750 – ($6,875 x 500) = $312,50
Total Biaya = Biaya Tetap + biaya variabel = $312,50 + ($6,875 x waktu penyetelan)
F = Y2 - X2
MODUL AKUNTANSI
25
MANAJEMEN
Gambar 1.4
Tabel 1.6
Keterangan Penjualan Penjualan Penjualan
900 unit 1000 unit 1200 unit
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 18.000,00 20.000,00 24.000,00
Biaya variabel 10.237,50 11.375,00 13.650,00
Marjin kontribusi 7.762,50 8.625,00 10.350,00
Biaya tetap 5.181,00 5.181,00 5.181,00
Laba operasi 2.581,50 3.444,00 5.169,00
Pengendalian
Jika kenyataan yang terjadi pada tahun depan penjualan 900 unit, total biaya
variabelnya Rp10.000 dan total biaya tetapnya Rp 6.000 dan harga per unit Rp 19
MODUL AKUNTANSI
28
MANAJEMEN
per unit maka dapat disusun perhitungan penyimpangan yang disajikan dalam tabel
berikut ini :
Tabel 1.7
Keterangan :
m : Menguntungkan ; Tm : Tidak menguntungkan
LATIHAN
STUDI KASUS
1. Ohio manufacturing company memiliki tiga orang staf bagian utang usaha yang
bertanggung jawab atas pemrosesan faktur pembelian. Setiap staf dibayar
MODUL AKUNTANSI
29
MANAJEMEN
dengan gaji tetap sebesar $30.000 dan mampu memproses 5.000 faktur per
tahun (jika bekerja secara efisien). Selain gaji, Ohio mengeluarkan $9.000 per
tahun untuk formulir, prangko, cek dan lain-lain (dengan asumsi 15.000 faktur
yang diproses). Selama tahun berjalan, 12.500 faktur telah diproses.
Diminta :
a. Hitunglah tarif aktivitas untuk aktivitas pesanan pembelian dan bagilah
aktivitas tersebut ke dalam komponen tetap dan variabel !
b. Hitunglah jumlah ketersediaan aktivitas dan bagilah ke dalam penggunaan
aktivitas dan aktivitas tak terpakai !
c. Hitunglah jumlah biaya sumber daya yang dipasok dan bagilah ke dalam
penggunaan aktivitas dan aktivitas tak terpakai !
Keterangan :
BAB IV
KALKULASI BIAYA BERDASAR AKTIVITAS
(ACTIVITY BASED COSTING / ABC)
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami tujuan dari kalkulasi biaya berdasar aktivitas
2. Membandingkan kalkulasi biaya tradisional, activity based costing dan just in time
Kalkulasi biaya atau costing adalah cara perhitungan biaya baik biaya produksi
maupun biaya produk. Yang dimaksud biaya produksi (production cost) adalah biaya bahan
langsung ditambah biaya upah langsung ditambah biaya overhead. Biaya produk adalah
seluruh biaya untuk menghasilkan produk yang siap dijual.
Kalkulasi biaya berdasar kativitas pada umumnya dgunakan untuk perusahaan yang
memiliki beberapa jenis produk, contohnya perusahaan unilever yang memproduksi
berbagai macam sabun mandi, sabun cuci dsb.Perusahaan semacam ini aktivitas biaya
overhead pabrik dikonsumsi secara bersama-sama oleh berbagai macam produk.Oleh
sebab itu biaya overhead pabrik harus ditelusuri berdasar aktivitas produk yang
mengkonsumsinya.
ouput yang diharapkan akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan
tingkat aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal memiliki keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktivitas yang sama dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi
pembebanan biaya overhead per unit dari tahun ke tahun relatif rendah.
Prosedur tahap II: biaya dari setiap kelompok overhead ditelusur ke produk
MODUL AKUNTANSI
34
MANAJEMEN
Fokus dari sistem ABC adalah aktivitas sehingga identifikasi aktivitas menjadi
langkah pertama dalam ABC.Aktivitas merupakan tindakan-tindakan yang harus diambil
atau setiap pekerjaan yang dilakukan.Setelah teridentifikasi, dicari atribut aktivitas
untuk menjelaskan dan mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut aktivitas
(activity attribute) adalah jenis informasi keuangan maupun non keuangan yang
menggambarkan setiap aktivitas. Atribut aktivitas digunakan untuk mengelompokkan
aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang menjadi landasan bagi
pengelompokan biaya sejenis. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk
membentuk kumpulan sejenis yang: (a) secara logika berkolerasi dan (b) memiliki rasio
konsumsi yang sama untuk setiap produk.
Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategori umum
aktivitas berikut ini:
Tingkat unit: aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi. Contoh:
pengujian produk.
Tingkat batch: aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch barang diproduksi.
Contoh: persiapan, pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan.
Tingkat produk: aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk yang
diproduksi perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa, pengembangan prosedur
pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa produk.
MODUL AKUNTANSI
35
MANAJEMEN
Tingkat fasilitas: aktivitas yang menopang proses umum manufaktur suatu pabrik.
Contoh: manajemen pabrik, landscaping, keamanan, pajak kekayaan, dan
penyusutan pabrik
Tabel 1.8
Perbedaan Sistem JIT dan Tradisional
Just In Time Tradisional
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Jumlah pemasok kecil Jumlah pemasok banyak
Kontrak jangka panjang dengan pemasok, Kontrak jangka pendek dengan pemasok,
pemasok adalah partner yang dibina pemasok adalah pihak yang dieksploitir
Tenaga kerja multi ahli Tenaga kerja terspesialisasi
Jasa terdesentralisasi Jasa tersentralisasi
Keterlibatan pegawai tinggi,loyalitas Keterlibatan pegawai rendah, kerja mencari
MODUL AKUNTANSI
36
MANAJEMEN
tinggi, kerja sepanjang masa upah, tidak ada loyalitas, sering pindah kerja
Gaya manajemen partisipatif Gaya manajemen otoriter
Pengendalian mutu total Pengendalian mutu terbatas
Kalkulasi biaya model JIT adalah yang paling mudah teknik perhitungannya karena
Biaya overhead pabrik sudah dikelompokkan pada tiap-tiap sel manufaktur. Dengan
demikian tidak diperlukan alokasi atau pembebanan biaya overhead pabrik seperti
kalkulasi biaya tradisional dan model ABC.
Tabel 2.0
Kalkulasi BiayaTradisional
Keterangan Produk A Produk B
Biaya bahan langsung Rp 600.000 Rp 150.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000 Rp 50.000
Biaya Overhead pabrik* Rp 800.000 Rp 200.000
Total Rp 1.600.000 Rp 400.000
Unit yang diproduksi 200 unit 100 unit
Biaya per unit Rp 8.000 Rp 4.000
Keterangan :
1. Total biaya overhead Pabrik (BOP) Rp 1.000.000
Tarip BOP = Rp 1.000.000 / 5.000 jam mesin = Rp 200
2. BOP dibebankan :
Produk A = 4.000 jam mesin x Rp 200 = Rp 800.000
Produk B = 1.000 jam mesin x Rp 200 = Rp 200.000
Tabel 2.1
Kalkulasi BiayaBerdasar Activity Based Costing
Keterangan Produk A Produk B
(Rp) (Rp)
Biaya bahan langsung Rp 600.000 Rp 150.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000 Rp 50.000
Biaya Overhead pabrik*:
Biaya pemeliharaan mesin Rp 200.000 Rp 50.000
Biaya penanganan bahan Rp 200.000 Rp 100.000
Biaya persiapan mesin Rp 300.000 Rp 150.000
Total Rp 1.500.000 Rp 500.000
Unit yang diproduksi 200 unit 100 unit
Biaya per unit Rp 7.500 Rp 5.000
Keterangan :
1. Pemeliharaan mesin (Rp 250.000/5.000) = Rp 50/jam mesin
Pembebanan BOP :
Produk A = 4.000 jam x Rp50 = Rp 200.000
Produk B = 1.000 jam x Rp 50 = Rp 50.000
2. Penanganan bahan ( Rp 300.000 / 600) = Rp 500/jam penanganan bahan
Pembebanan BOP :
Produk A = 400 jam x Rp 500 = Rp 200.000
Produk B = 200 jam x Rp 500 = Rp 100.000
3. Persiapan mesin (Rp 450.000/150) = Rp 3.000/jam persiapan mesin
Pembebanan BOP :
Produk A = 100 jam x Rp 3.000 = Rp 300.000
Produk B = 50 jam x Rp 3.000 = Rp 150.000
MODUL AKUNTANSI
38
MANAJEMEN
Tabel 2.2
Kalkulasi BiayaBerdasar Just In Time (JIT)
Keterangan Produk A Produk B
Biaya bahan langsung Rp 600.000 Rp 150.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000 Rp 50.000
Biaya Overhead pabrik* Rp 600.000 Rp 400.000
Total Rp 1.400.000 Rp 600.000
Unit yang diproduksi 200 unit 100 unit
Biaya per unit Rp 7.000 Rp 6.000
Keterangan :
Biaya per unit sistem produksi JIT paling akurat karena semuabiaya dapat ditelusuri
langsung ke masing-masing produk.
STUDI KASUS
1. Labours Company manufacturing memproduksi dua jenis unit TV, yaitu deluks dan
reguler. Pada tahun terakhir, Labours melaporkan data berikut ini.
Overhead yang dianggarkan $180.000
Aktivitas yang diharapkan (dalam jam tenaga kerja langsung 50.000
Aktivitas aktual (dalam jam tenaga kerja langsung) 51.000
Overhead aktual $200.000
Diminta :
a. Hitunglah tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan jam
tenaga kerja langsung!
b. Berapakah overhead yang dibebankan?
c. Berapakah overhead yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dibebankan?
d. Hitunglah biaya unit setiap unit stereo!
3. Labours company memproduksi dua jenis unit TV, yaitu deluks dan regular. Data
akuntansi adalah sebagai berikut :
(Aktivitas Overhead)
Biaya Aktivitas
Persiapan $60.000
Penanganan bahan 30.000
Energi 50.000
Pengujian 40.000
Total $180.000
Diminta :
1. Hitunglah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas
2. Kelompokkan aktivitas berdasarkan rasio konsumsi dan tingkat aktivitas
3. Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas
4. Dengan menggunakan tarif kelompok, hitunglah biaya produk unit
BAB V
ANALISA BIAYA – VOLUME – LABA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami pentingnya perencanaan laba dalam perusahaan
2. Menghitung BEP untuk menentukan perencanaan laba
Yang dimaksud dengan rencana laba jangka pendek adalah program kerja manajemen
untuk memperoleh laba pada setiap transaksi bisnis, triwulanan, semesteran, dan paling
lama per satu tahun.Laba merupakan dasar ukuran kinerja bagi kemampuan manajemen
dalam mengoperasikan harta perusahaan.Laba harus direncanakan dengan baik agar
manajemen dapat mencapainya secara efektif.
100 100
= = = Rp 250 atau 50 unit
300 0,4
1–
500
(500 - 250)
= = 50%
500
Tabel 2.4
MODUL AKUNTANSI
43
MANAJEMEN
Keterangan Rp %
Penjualan 100 unit @ Rp 5 500 100
Biaya variabel @ Rp 3 300 60
Marjin kontribusi 200 40
Biaya tetap tunai 80 16
Laba operasi tunai 120 24
Penyusutan 20 4
Laba operasi 100 20
80
== 40 unit (Rp 200)
500 – 300
Tabel 2.5
Perhitungan Laba Operasi Tunai dan Penyusutan PT BEP DUA (2)
Keterangan Rp %
Penjualan 40 unit @ Rp 5 200 100
Biaya variabel @ Rp 3 120 60
Marjin kontribusi 80 40
Biaya tetap tunai 80 40
Laba operasi tunai 0 0
Penyusutan 20 10
Laba operasi (20) (10)
Contribution margin
Degree of operating leverage =
Operating margin
MODUL AKUNTANSI
44
MANAJEMEN
200
= = 2x atau 200%
100
Jika penjualan naik 100%, maka tambahan laba operasi sebesar 200% aau 2x.
Perhitungan rugi laba dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6
Perhitungan Laba Operasi Tunai dan Penyusutan PT BEP DUA (3)
Keterangan Rp %
Penjualan 200 unit @ Rp 5 1.000 100
Biaya variabel @ Rp 3 600 60
Marjin kontribusi 400 40
Biaya tetap tunai 100 10
Laba operasi tunai 300 20
Penyusutan 100
Laba operasi 200
Keterangan : Kenaikan laba operasi Rp 200 / Rp 100 = 200%
Ilustrasi marjin kontribusi per unit dapat disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.7
Keterangan Produk A Produk B Produk C Produk D
Sales volume (unit) 500 300 200 1.000
MODUL AKUNTANSI
45
MANAJEMEN
Keterangan :
Berdasarkan contribution margin per unit produk C yang terbaik, tetapi
berdasarkan jam mesin produk A yang terbaik.
Titik impas
Perbandingan produk A:B:C = 5:6:7
Total revenue rata-rata = [(5x 12) + (7x20)]/18 = 16,778
Total VC rata-rata = [(5x 6) + (6x10,20) + (7x14)]/18 = 10,551
Contribution Margin Per Unit (CMPU) = 6,267
Rp Rp Rp
Sales 25.356 43.401 59.560
Variable cost 12.768 28.041 41.692
Contribution margin 12.768 17.360 17.868
Fixed cost 15.000 16.000 17.000
Profit (loss) (2.232) 1.360 868
Tabel 3.0
Perhitungan Rugi-Laba Per Produk kondisi ekonomi resesi
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Sales (Rp) **24.235 41.199 56.548 121.982
VC 12.117 24.719 39.584
CM 12.118 16.480 16.194
FC 15.000 16.000 17.000
Profit (loss) (2.882) 480 (36) *(2.438)
*Akibat pembulatan
** (60.000 / 302.000) x 121.982 = 24.235
STUDI KASUS
Manajemen sangat ingin meningkatkan laba perusahaan dan telah meminta analisis
tentang beberapa hal.
Diminta :
1. Hitunglah rasio margin kontribusi dan rasio beban variabel perusahaan.
2. Hitunglah titik impas perusahaan dalam nilai penjualan (dolar) dan dalam unit.
3. Asumsikan bahwa penjualan meningkat sebesar $400.000 tahun depan. Jika
perilaku biaya tidak berubah maka berapa besar laba neto perusahaan akan
meningkat. Gunakan rasio margin kontribusi untuk menghitungnya.
MODUL AKUNTANSI
48
MANAJEMEN
BAB VI
PENGANGGARAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian anggaran dan penganggaran
2. Memahami tujuan dan kegunaan anggaran
3. Menyusun anggaran produksi
2. Anggaran Induk
Anggaran induk (master budget) adalah rencana komprehensif bagi organisasi
secarakeseluruhan.Biasanya anggaran induk adalah untuk periode satu tahun, sesuai
dengan tahunfiskal perusahaan.Anggaran tahunan dipecah menjadi anggaran kuartal
dan bulanan.Tujuanpemecahan anggaran menjadi kaurtal dan bulanan adalah untuk
memungkinkan para manajermembandingkan data aktual dengan data yang
direncanakan lebih sering sehinggapermasalahan dapat segera diketahui dan
diselesaikan lebih awal.
MODUL AKUNTANSI
50
MANAJEMEN
1. Anggaran penjualan
Anggaran penjualan (Sales budget) adalah proyeksi yang disetujui oleh
komite anggaran yangmenjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit
dan uang. Anggaran penjualanadalah dasar bagi semua anggaran operasional yang
lain oleh karena itu harus dibuat seakuratmungkin.
Berikut contoh anggaran penjualan baju kaus dari perusahaan Texas Rek
tahun 2011:
MODUL AKUNTANSI
51
MANAJEMEN
Tabel 3.1
Laporan 1
Texas Rex, inc
Anggaran Penjualan
Untuk tahun berakhir 31 Des 2011
2. Anggaran produksi
Anggaran produksi (Production Budget), anggaran yang menjelaskan berapa
banyak unit harusdiproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan
memenuhi kebutuhan persediaan akhir.
Berdasarkan informasi dari anggaran penjualan diketahui berapa banyak
kaus yang akandiproduksi untuk memenuhi permintaan penjualan tiap
kuartal.Sebagai contoh, kebijakan perusahaan mensyaratkan 20 persen penjualan
kuartal berikutnyaadalah dari persediaan akhir.Persediaan awal kaus untuk kuartal
pertama tahun berjalansebanyak 180 unit. Formula yang digunakan untuk
menghitung unit yang akan diproduksiadalah:
Unit yang diproduksi = perkiraan penjualan + unit dalam persediaan akhir- unit
dalam persediaan awal
diakhir kuartal pertama (0,20 x 1,200), jadi 1,240 kaos yang dibutuhkan dikuartal
pertama. Dari mana 240 kaos dapatdiperoleh? Persediaan awal dapat
menyediakan 180 kaos, sehingga tinggal 1,060 kaos yangakan diproduksi selama
kuartal pertama, berikut anggarannya dalam unit.
Tabel 3.2
Laporan 2
Texas Rek Inc
Anggaran Produksi
Tahun berakhir 31 Desember 2011
Untuk tiap unit baju kaos yang akan dibuat, pabrik membutuhkan satu kaos
polos dan 5 onstinta untuk tiap kaos berlogo yang diproduksi. Jika Texas Rex ingin
memproduksi 1,060 kaosdalam kuartal pertama, maka pabrik akan membutuhkan
MODUL AKUNTANSI
53
MANAJEMEN
1.060 kaos polos dan 5.300 ons tinta(5 ons x 1.060 kaos). Sehingga Maka
pembelian (dalam Unit) dapat dihitung sebagai berikut:
Kebijakan texas atas bahan baku adalah: Memiliki 10% dari kebutuhan produksi
bulanberikutnya dalam persediaan akhir Pada awal Januari tahun 2011 pabrik
memiliki 58 kaos polosdan 390 ons tinta.
Tabel 3.3
Laporan 3
Texas Rek Inc
Anggaran pembelian bahan baku Langsung (Kaos)
Tahun berakhir 31 Desember 2011
MODUL AKUNTANSI
54
MANAJEMEN
Tabel 3.4
Laporan 3
Texas Rek Inc
Anggaran pembelian bahan baku Langsung (Tinta)
Tahun berakhir 31 Desember 2011
* Kita tidak mengetahui produksi kuartal 1 tahun 2007 data yang diperkirakan saja.
Persediaan akhir adalah 10 % dari produksi kuartal yang akandatang
Tabel 3.5
Texas Rek Inc
Anggaran tenaga kerja langsung
Tahun berakhir 31 Desember 2011
5. Anggaran Overhead
Anggaran Overhead (Overhead Budget) menunjukkan biaya yang diharapkan
dari semuakomponen produksi tidak langsung.Dalam anggaran overhead tidak
terdapat hubunganinput-output yang telah tersedia untuk diidentifikasi.
Contoh:Anggaplah dua kesatuan biaya overhead dibuat satu untuk overhead
aktivitas berubah sesuaidengan jam tenaga kerja langsung dan satunya untuk
semua aktivitas lainnya yang bersifattetap dengan tarif:
1. Tarif overhead variabel $ 5 per jam tenaga kerja langsung.
2. Overhead tetap dianggarkan $ 6.580 ($1.645/kuartal)
MODUL AKUNTANSI
56
MANAJEMEN
Dengan menggunakan informasi ini dan jam tenaga kerja langsung yang
dianggarkan darianggaran tenaga kerja langsung dapat dibuat anggaran overhead
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Laporan 5
Texas Rek Inc
Anggaran Overhead
Tahun berakhir 31 Desember 2011
Tabel 3.7
Laporan 6
Texas Rek Inc
Anggaran Persediaan Barang Jadi
Tahun berakhir 31 Desember 2011
MODUL AKUNTANSI
57
MANAJEMEN
Tabel 3.9
Anggaran Penjualan dan Administrasi
Tabel 4.0
MODUL AKUNTANSI
59
MANAJEMEN
Laporan 7
Texas Rek Inc
Laporan Laba-Rugi yang Dianggarkan
Tahun berakhir 31 Desember 2011
STUDI KASUS
1. Global product memproduksi rak mantel, proyeksi penjualan untuk kuartal pertama
tahun yang akan datang dan prsediaan awal serta akhir adalah sebagai berikut:
Rak mantel dicetak lalu di cat. Masing-masing rak membutuhkan empat pon logam,
yang bernilai $ 2,50 per pon. Persediaan awal bahan baku adalah 4,000 pon. Global
produk ingin memiliki 6,000 pon logam dalam persediaan di akhir kuartal tersebut.
Tiap rak yang
diproduksi membutuhkan 30 menit jam tenaga kerja langsung, yang berbiaya
sebesar $9
perjam.
MODUL AKUNTANSI
60
MANAJEMEN
Diminta:
1. Siapkan anggaran penjualan untuk kuartal pertama!
2. Siapkan anggaran produksi untuk kuartal pertama!
3. Siapkan anggaran pembelian bahan baku langsung untuk kuartal pertama!
4. Siapkan anggaran tenaga kerja langsung untuk kuartal pertama!
2. SanSan Co berharap menerima kas dari penjualan $45,000 dalam bulan Maret ini.
Sebagai tambahan Sansan berharap dapat menjual sebuah bangunan senilai $3,500.
Pembayaran untuk bahan baku dan perlengkapan diperkirakan memiliki nilai total
$10,000, Gaji tenaga kerja langsung diperkirakan senilai $12,000 dan pengeluaran
lain dianggarkan sebesar $14,900. Saldo akun yang dimiliki pada tanggal 1 Maret
senilai $ 1,230.
Diminta:
a. Siapkan anggaran kas bagi Sansan untuk bulan Maret!
b. Asumsikan Sansan menginginkan saldo minimum kas $15,000 dan perusahaan
tersebut dapat meminjam dari bank dalam kelipatan $1,000 dengan bunga 12
persen pertahun. Berapakah besarnya saldo bulan Maret setelah disesuaikan?
Berapa bunga terutang Sansan bulan April dengan anggapan seluruh jumlah yang
dipinjamkan dalam bulan maret akan dibayar kembali?
MODUL AKUNTANSI
61
MANAJEMEN
BAB VII
SISTEMPERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN
PESANAN DAN PROSES
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian dari perhitungan harga pokok produksi
2. Membedakan perhitungan harga pokok pesanan dan harga pokok proses
3. Menghitung harga pokok berdasarkan pesanan dan proses
1. Pengertian
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan.Tujuan dari penggunaan metode harga
pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan,
baik harga pokok produk secara keseluruhan dari tiap-tiap pesananan maupun
untuk per satuan.
a. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik dikumpulkan secara individual untuk tiap-tiap pesanan.
b. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung
terhadap pesanan yang bersangkutan
c. Biaya Overhead Pabrik (BOP) dibebankan keada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif
yang ditentukan dimuka
d. Untuk mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan BOP
pada tiap-tiap pesanan digunakan kartu harga pokok pesanan
e. Harga pokok produk per satuan dihitung sebagai berikut :
Jumlah harga pokok pesanan tertentu
Jumlah satuan produk pesanan ybs
2. Jika BOP sesungguhnya lebih kecil daripada BOP dibebankan, maka selisihnya
bersifat menguntungkan
BOP sesungguhnya xxx
Selisih BOP xxx
Contoh :
Bahan baku :
Kertas X 250 rim @ Rp 30.000,- = Rp 7.500.000,-
Kertas Y 1.000 lbr @ Rp 1.000,- = Rp 1.000.000,-
Bahan Penolong
Macam-macam bahan penolong Rp 300.000,-
3 :Pengambilan bahan baku kertas X sebanyak 100 rim dari gudang untuk
mengerjakan pesanan no. 03 dan 04 masing-masing sebanyak 60 rim dan 40
rim
4 : Pemakaian macam-macam bahan penolong sebesar Rp 150.000,-
8 : Dibayar upah kepada tenaga kerja langsung sebagai berikut :
- Untuk pesanan no. 03 sebanyak 240 jam kerja langsung dengan tarif Rp
2.000,-
- Untuk pesanan no. 04 sebanyak 200 jam kerja langsung dengan tarif Rp
2.000 ,-
10 :Pengambilan bahan baku kertas X sebanyak 100 rim dari gudang untuk mengerjakan
pesanan no. 03 dan no. 04 masing-masing sebanyak 70 rim dan 30 rim
11 : Pemakaian macam-macam bahan penolong sebesar Rp 100.000,-
22 : Dibayar upah kepada tenaga kerja langsung sebagai berikut :
- Untuk pesanan no. 03 sebanyak 200 jam kerja langsung dengan tarif Rp
2.000,-
- Untuk pesanan no. 04 sebanyak 160 jam kerja langsung dengan tarif Rp
2.000,-
27 :Pengambilan kertas Y sebanyak 200 lembar untuk mengerjakan pesanan No. 03
30 : Dibayar gaji dan upah sebagai berikut :
- Upah tidak langsung Rp 800.000,-
- Gaji bagian administrasi dan umum Rp 600.000,-
- Gaji bagian pemasaran Rp 400.000,-
BOP selain upah langsung dan bahan penolong selama bulan januarimeliputi :
- Biaya sewa Rp 75.000,-
- Biaya listrik Rp 150.000,-
- Biaya penyusutan Rp 150.000,-
- Macam-macam biaya tak langsung Rp 125.000,-
Pada akhir bulan januari pesanan no. 03 selesai dan diserahkan kepada
pemesan dengan harga Rp 7.000.000,- Pesanan no. 04 belum selesai
1. Jurnal
Januari 2
Persediaan bahan baku Rp 8.500.000,-
Persediaan bahan penolong Rp 300.000,-
Utang dagang Rp 8.800.000,-
Ket : untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong
Januari 3
Barang dalam proses – BBB Rp 3.000.000,-
Persediaan bahan baku Rp 3.000.000,-
Ket : untuk mencatat pemakaian bahanbaku kertas X
Januari 4
BOP sesungguhnya Rp 150.000,-
Persediaan bahan penolong Rp 150.000,-
Ket : Untuk mencatat pemakaian bahan penolong
Januari 8
Gaji dan upah Rp 880.000,-
Utang gaji dan upah Rp 880.000,-
Ket : Untuk mencatat kewajiban gaji dan upah-upah langsung
Januari 10
Barang dalam proses – BBB Rp 3.000.000,-
Persediaan bahan baku Rp 3.000.000,-
Ket : Untuk mencatat pemakaian bahan baku kertas X
Januari 11
BOP sesungguhnya Rp 100.000,-
Persedaiaan bahan penolong Rp 100.000,-
Ket : Untuk mencatat pemakaian bahan penolong
Januari 22
MODUL AKUNTANSI
67
MANAJEMEN
Januari 27
Barang dalam proses – BBB Rp 200.000,-
Persediaan bahan baku Rp 200.000,-
Ket : Untuk mencatat pemakaian bahan baku kertas Y
Januari 30
Gaji dan upah Rp 1.800.000,-
Utang gaji dan upah Rp 1.800.000,-
Ket : Untuk mencatat kewajiban gaji dan upah
Januari 30
BOP sesungguhnya Rp 500.000,-
Biaya sewa Rp 75.000,-
Biaya listrik Rp 150.000,-
Ak. Penyusutan Rp 150.000,-
Berbagai macam rekening yang dikredit Rp 125.000,-
Ket : Untuk mencatat BOP sesungguhnya
Januari 31
Barang dalam proses – BOP Rp 1.600.000,-
BOP yang dibebankan Rp 1.600.000,-
Ket : Untuk mencatat BOP pada pesanan 800 jkl @ Rp 2.000
1. Pengertian
Perhitungan harga pokok proses adalah perhitungan biaya yang dilakukan
secara periodik akuntansi pada kegiatan produksi masal berkelanjutan, seperti
tekstil, sepatu, kimia, gula, baja dll. Biaya proses berguna untuk membagikan jumlah
biaya produksi selama suatu periode tertentu kepada setiap satuan produk yang
dihasilkan dalam periode tersebut. Tindakan tersebut dilakukan dengan anggapan
bahwa satuan-satuan produknya tidak dibedakan satu sama lainnya,dan karenanya
satuan-satuan produk ini menanggung biaya sama besarnya.
Contoh:
Strathmore, Inc. adalahperusahaanyang
memproduksimainanedukatifmemilikitigadepartemenyaitudepartemenpembentukan,
dimana plastic dipotongmenjadibentuk-bentukyang diinginkan;
departemenperakitandimana
plastiKdirakitdanbahanpelengkapsepertialatpengunciditambahkan. Mainanyang
sudahjadidikirimkedepartemenpengemasan, dimanamainandimasukkankedalamkotak.
Gambar 1.7
MODUL AKUNTANSI
72
MANAJEMEN
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja di Departemen Perakitan Strathmore Inc
adalah:
MODUL AKUNTANSI
73
MANAJEMEN
Masalah yang timbul dalam process costing adalah umumnya suatu departemen
memiliki persediaan akhir barang dalam proses.Oleh karena itu perlu dikonversi secara
matematis barang setengah jadi tersebut ke jumlah ekuivalen dari unit barang yang
telah selesai.
Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang seharusnya diperoleh dari bahan
dan usaha yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi.
Dirumuskan:
Unit Ekuivalen = Jumlah unit setengah jadi x% penyelesaian
dan dibebankan ke persediaan barang akhir proses. Sedangkan barang hilang abnormal
adalah terjadinya dapat dikendalikan oleh kemampuan manajemen, misalnya kesalahan
pemakaian peralatan, metode kerja yang salah dan penggunaan bahan baku yang salah.
Biaya barang hilang abnormal ini dibebankan ke biaya overhead pabrik, atau
dimasukkan ke perhitungan rugi-laba perkiraan beban lain-lain.
Tambahan material
Dalam proses produksi biasanya pada departemen kedua, ketiga dan
seterusnya, ada tambahan material. Tambahan material itu terdiri dari (a) tanpa
menambah unit produk, hanya menambah biaya saja, (b) menambah unit barang dan
sekaligus menambah biaya.
Tabel 4.3
Data Biaya (Perhitungan dalam Rupiah) (1)
Keterangan Dept. 1 Dept. 2 Dept.3
Diterima dari departemen sebelumnya 0 ? ?
Material 2.000 0 0
Upah 2.500 3.500 3.400
Overhead 2.300 3.000 2.000
Jumlah biaya 7.290 ? ?
Berdasarkan data akuntansi diatas, manajemen membutuhkan informasi biaya per unit
tiap-tiap unsur biaya (bahan, upah dan overhead) dan laporan biaya tiap-tiap
departemen.Tujuannya adalah untuk menilai kinerja departemen.
Tabel 4.4
Departemen I
Tahap pertama : Menghitung Ekuivalen Produksi (dalam unit)
Keterangan Material Upah dan Overhead
(Biaya Konversi)
Unit barang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya 3.400 3.400
Unit barang selesai ditahan 100 100
Unit hilang akhir proses 200 200
Unit barang dalam proses akhir **300 *270
Jumlah 4.000 3.970
Tabel 4.5
MODUL AKUNTANSI
77
MANAJEMEN
Tabel 4.6
Tahap Ketiga :Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Selesai diproses dipindahkanke dept. 2 3.400 x 1,70907 5.810,84
Hilang akhir proses 200 x 1,70907 341,81
Jumlah biaya dipindahkan ke dept. 2 6.152,65
Biaya barang dalam proses akhir :
Barang jadi ditahan 100 x 1,70907 170,91
Material 300 x 0,5000 150,00
Upah : 90% x 300 x 0,62972 170,02
Overhead : 90% x 300 x 0,57935 156,42
Jumlah biaya barang dalam proses akhir 647,35
Jumlah biaya 6.800,00
Tabel 4.7
Departemen 2
Tahap pertama : Menghitung Ekuivalen Produksi (dalam unit)
Keterangan Material Upah dan Overhead
(Biaya Konversi)
Unit barang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya 2.900 3.400
Unit barang selesai ditahan 0 0
Unit barang dalam proses akhir **400 *320
Jumlah 3.300 3.220
Tabel 4.8
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Dari dept. 1 6.152,65/3.400 1,80960
Upah 3.500/3.220 1,08696
Overhead 3.000/3.220 0,93168
Unit hilang *0,05484
Jumlah / biaya per unit 12.652,65 3,88308
*(100 x 1,80960)/(3.400-100)
MODUL AKUNTANSI
78
MANAJEMEN
Tabel 4.9
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
(perhitungan dalam rupiah)
Keterangan Perhitungan (Rp)
Selesai diproses dipindahkanke dept. 3 2.900 x 3,88308 11.260,93
Biaya barang dalam proses akhir:
Dari dept 1 : 400 x (1,80960 + 0,5484) 745,78
Upah : 80% x 400 x 1,08696 347,83
Overhead : 80% x 400 x 0,93168 296,14
Jumlah biaya barang dalam proses akhir 1,391,75
Jumlah biaya *12.652,68
Seharusnya 12.652,65
Selisih 0,03 akibat pembulatan
Tabel 5.0
Departemen 3
Tahap pertama : Menghitung Ekuivalen Produksi (dalam unit)
Keterangan Material Upah dan Overhead
(Biaya Konversi)
Unit barang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya 2.100 2.100
Unit barang selesai ditahan 100 100
Unit hilang akhir proses (abnormal) 400 400
Unit barang dalam proses akhir **300 *210
Jumlah 2.900 2.810
Tabel 5.1
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Dari dept. 2 11.260,93/2.900 3,88308
Upah 3.400 / 2.810 1,20996
Overhead 2.000 / 2.810 0,71174
Jumlah / biaya per unit 16.660,93 5,80478
MODUL AKUNTANSI
79
MANAJEMEN
Tabel 5.2
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
(perhitungan dalam rupiah)
Keterangan Perhitungan (Rp)
Selesai diproses dipindahkan ke gudang barang jadi 2.100 x 5,80478 12.190,04
Overhead pabrik (unit hilang abnormal) 400 x 5,80478 2.321,91
Biaya barang dalam proses akhir:
Selesai ditahan : 100 x 5,80478 580,49
Dari dept 2 : 300 x 3,88308 1.164,92
Upah : 70% x 300 x 1,20996 254,09
Overhead : 70% x 300 x 0,71174 149,47
Jumlah biaya barang dalam proses akhir 2.148,97
Jumlah biaya *16.660,92
Seharusnya 16.660,93
Selisih 0,03 akibat pembulatan
Barang hilang dalam proses abnormal tidak dimasukkan perhitungan biaya barang
jadi karena harus dipertanggungjawabkan manajer departemen yang bersangkutan
untuk dicari sebab-sebabnya. Biaya itu akan dibebankan ke perhitungan laba-rugi
dengan perkiraan pendapatan dan beban lain-lain dengan keterangan barang hilang
abnormal di departemen produksi 3.
Tingkat penyelesaian:
Barang dalam proses awal periode :
Material 100% 100% 100%
Upah 1/2 1/3 1/4
Overhead 1/2 1/3 1/4
Tingkat penyelesaian:
Barang dalam proses akhir periode
Material 100% 100% 100%
Upah 2/3 1/2 1/3
Overhead 2/3 1/2 1/3
Tabel 5.4
Data Biaya (Perhitungan dalam Rupiah) (2)
Biaya Persediaan Awal Barang Dalam Proses Dept. 1 Dept. 2 Dept.3
Dari departemen sebelumnya 600 1.500
Material 200 0 0
Upah 150 100 80
Overhead 140 90 70
Biaya diterimadari departemen sebelumnya ? ?
Biaya departemen periode ini :
Material 2.000 0 0
Upah 2.500 3.500 3.400
Overhead 2.300 3.000 2.000
Jumlah biaya 7.290 ? ?
Solusi PT Proses KM
Tabel 5.5
Departemen 1 : Model Rata-Rata
Tahap Pertama :Menghitung Ekuivalen Produksi
Keterangan Material Upah dan Overhead
(Biaya Konversi)
Unit barang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya 3.800 3.800
Unit barang selesai ditahan 100 100
Unit barang dalam proses akhir 300 200
Jumlah 4.200 4.100
Tabel 5.6
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Material (200+2.000) / 4.200 0,52381
MODUL AKUNTANSI
81
MANAJEMEN
Tabel 5.7
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya :
3.800 X 1,76527 6.708
Biaya barang dalam proses akhir :
Barang jadi ditahan : 100 X 1,76527 176,53
Material : 300 X 0,52381 157,14
Upah : 2/3 X 300 X 0,64634 129,27
Overhead : 2/3 X 300 X 0,58612 118,02
Jumlah biaya barang dalam proses akhir : 581,96
Jumlah biaya 7.289,97
Seharusnya 7.290,00
Selisih akibat pembulatan 0,03
Tabel 5.8
Departemen 2 : Model Rata-Rata
Jumlah biaya departemen 2
Keterangan (Rp)
Biaya barang dalam proses awal :
Dari departemen sebelumnya 600,00
Upah 100,00
Overhead 90,00
Biaya periode ini
Terima dari departemen sebelumnya 6.708,01
Upah 3.500,00
Overhead 3.000,00
Jumlah 13.998,01
Tabel 5.9
Tahap Pertama :Menghitung Ekuivalen Produksi
Upah dan Overhead
Keterangan (Biaya Konversi)
MODUL AKUNTANSI
82
MANAJEMEN
Tabel 6.0
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Material (600 + 6.708,01)/ (300 + 3.800) 1,78244
Upah (100 + 3.500 ) / 3.800 0,94737
Overhead (90 + 3.000) / 3.800 0,81316
Penyesuaian unit hilang (100 X 1,78244) / (4.100 -100) 0,04456
Jumlah / biaya per unit 12.998,01 3,58753
Tabel 6.1
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya : 3.600 X 3.58753 12.915,11
Biaya barang dalam proses akhir :
Dari departemen sebelumnya :
400 X (1,78244 + 0,04456) 730,80
Upah : 1/2 X 400 X 0,94737 189,47
Overhead : 1/2 X 400 X 0,81316 162,63
Jumlah biaya barang dalam proses akhir : 1,082,90
Jumlah biaya 13.998,01
Tabel 6.2
Departemen 3 : Model Rata-Rata
Jumlah biaya departemen 3
Keterangan (Rp)
Biaya barang dalam proses awal :
Dari departemen sebelumnya 1.500,00
Upah 80,00
Overhead 70,00
Biaya periode ini
Terima dari departemen sebelumnya 12.915,11
Upah 3.400,00
Overhead 2.000,00
Jumlah 19.965,11
Tabel 6.3
Tahap Pertama :Menghitung Ekuivalen Produksi
MODUL AKUNTANSI
83
MANAJEMEN
Tabel 6.4
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per
unit
Dari departemen sebelumnya (1.500 + 12.915,11)/ (400 + 3.600) 3,60378
Upah (80 + 3.400 ) / 3.700 0,94054
Overhead (70 + 2.000) / 3.700 0,55946
Penyesuaian unit hilang (100 X 3,60378) / (4.000 -100) 0,09240
Jumlah / biaya per unit 19.965,11 5,19618
Tabel 6.5
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Biaya yang ditransfer ke gudang barang jadi : 3.500 X 5,196181 18.186,63
Biaya barang dalam proses akhir :
Barang jadi ditahan: 100 X 5,19618 519,62
Dari departemen sebelumnya :
300 X (3,60378 + 0,09240) 1.108,85
Upah : 1/3 X 300 X 0,94054 94,05
Overhead : 1/3 X 300 X 0,55946 55,95
Jumlah biaya barang dalam proses akhir : 1,778,47
Jumlah biaya 19.965,10
Seharusnya 19.965,11
Selisih akibat pembulatan 0,01
Perhitungan Biaya Metode Masuk Pertama Keluar Pertama / FIFO (First In First Out)
Tabel 6.6
Departemen 1 : Model FIFO
MODUL AKUNTANSI
84
MANAJEMEN
Tabel 6.7
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Material 2.000 / 3.800 0,52632
Upah 2.500 / 3.900 0,64103
Overhead 2.300 / 3.900 0,58974
Jumlah / biaya per unit 1,75700
Tabel 6.8
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Biaya persediaan awal barang dalam proses 400
Biaya tambahan :
Upah ½ X 400 X 0,64103 128,21
Overhead ½ X 400 X 0,58974 117,95
Jumlah 736,16
Biaya yang ditrransfer ke departemen berikutnya
(3800 – 400) 3400 X 1,75709 5.974,11
Total biaya yang ditransfer ke dept. berikutnya 6.710,27
Biaya barang dalam proses akhir:
Barang jadi ditahan : 100 X 1,75709 175,71
Material : 300 X 0,52632 157,90
Upah : 2/3 X 300 X 0,64103 128,21
Overhead : 2/3 X 300 X 0,58974 117,95
579,77
Jumlah biaya 7.290,04
Seharusnya 7.290
MODUL AKUNTANSI
85
MANAJEMEN
Tabel 6.9
Departemen 2 : Model FIFO
Jumlah biaya departemen 2
Keterangan (Rp)
Biaya barang dalam proses awal :
Dari departemen sebelumnya 600,00
Upah 100,00
Overhead 90,00
Biaya periode ini
Terima dari departemen sebelumnya 6.710,27
Upah 3.500
Overhead 3.000
Jumlah 14.000,27
Tabel 7.0
Tahap Pertama :Menghitung Ekuivalen Produksi
Keterangan Upah dan
Overhead
(Biaya Konversi)
Unit barang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya 3.600
Dikurangi persediaan awal 300
Unit diproses periode ini 3.300
Ditambah unit barang selesai ditahan 0
Ditambah barang dalam proses awal yang harus dikerjakan *200
periode ini
Ditambah unit barang dalam proses akhir **200
Jumlah 3.700
* 2/3 X 300 unit = 200 unit yang harus dikeluarkan dalam periode ini, karena 1/3 selesai
** ½ X 400 = 200 unit
Tabel 7.1
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
Keterangan Perhitungan BIaya Per unit
Material 6.710,27/3800 1,76586
Upah 3500/3700 0,94595
Overhead 3.000/3.700 0,81081
Penyesuaian unit hilang (100 X 1,76586)/ (3.800 – 100) 0,04773
Jumlah / biaya per unit 3,57035
Tabel 7.2
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Persediaan awal barang dalam proses (300 unit) 790
MODUL AKUNTANSI
86
MANAJEMEN
Biaya tambahan :
Upah 2/3 X 300 X 0,94595 189,19
Overhead 2/3 X 300 X 0,81081 162,16
Jumlah 1.141,35
Barang selesai periode ini (3.300 unit) 3.300 X 3,57035 11.782,16
Barang ditransfer ke departemen berikutnya 3.600 unit 12.923,51
Biaya barang dalam proses akhir :
Dari departemen sebe;umnya :
400 X (1,76586 + 0,04773) 725,44
Upah : ½ X 400 X 0,94595 189,19
Overhead : ½ X 400 X 0,81081 162,16
Jumlah biaya barang dalam proses akhir 1.076,79
Jumlah biaya 14.000,30
Seharusnya 14.000,27
Selisih akibat pembulatan 0,03
Tabel 7.3
Departemen 3 : Model FIFO
Jumlah biaya departemen 3
Keterangan (Rp)
Biaya barang dalam proses awal :
Dari departemen sebelumnya 1.500,00
Upah 80,00
Overhead 70,00
Biaya periode ini
Terima dari departemen sebelumnya 12.923,51
Upah 3.400
Overhead 2.000
Jumlah 19.973,51
Tabel 7.4
Tahap Pertama :Menghitung Ekuivalen Produksi
Keterangan Upah dan
Overhead
*3/4 X (Biaya 300 unit
= 200 unit Konversi) yang
harus Unit barang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi 3.500
dikerjakan Dikurangi persediaan awal 400 dalam
periode Unit diproses periode ini 3.100 ini,karena
¼ selesai Ditambah unit barang selesai ditahan 100
** Ditambah barang dalam proses awal yang harus dikerjakan *300 1/3 X 300
= periode ini 100 unit
Ditambah unit barang dalam proses akhir **100
Jumlah 3.600
Tabel
7.5
Tahap Kedua : Perhitungan Biaya Per unit (dalam Rupiah)
MODUL AKUNTANSI
87
MANAJEMEN
Tabel 7.6
Tahap Ketiga : Penyajian Laporan Biaya Produksi
Keterangan Perhitungan (Rp)
Persediaan awal barang dalam proses (400 unit) 1.650,00
Biaya tambahan :
Upah 3/4 X 400 X 0,94444 283,33
Overhead 3/4 X 400 X 0,55556 166,67
Jumlah 2.100,00
Barang selesai periode ini (3.100 unit) 3.100 X 5,192,43 16.096,53
Barang ditransfer ke departemen berikutnya 3.500 unit 18.196,53
Biaya barang dalam proses akhir :
Dari departemen sebe;umnya :
300 X (3,58986 + 0,10257) 1.107,73
Barang jadi ditahan, 100 X 5,19243 519,24
Upah : 1/3 X 300 X 0,94444 94,44
Overhead : 1/3 X 300 X 0,55556 55,56
Jumlah biaya barang dalam proses akhir 1.776,97
Jumlah biaya 19.973,50
Seharusnya 19.973,51
Selisih akibat pembulatan 0,01
STUDI KASUS
Selama tahun berjalan, beberapa pekerjaan telah diselesaikan. Data yang berhubungan
dengan salah satu pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:
Diminta :
a. Siapkan laporan aliran fisik
b. Siapkan laporan unit ekuivalen
c. Hitunglah biaya perunit ekuivalen
d. Hitunglah biaya yang ditransfer keluar dan biaya persediaan akhir barang dalam
proses
e. Siapkan rekonsiliasi biaya.
BAB VIII
FULL COSTING DAN DIRECT COSTING
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Menggunakan laporan laba-rugi berdasarkan full costing sebagai alat untuk
prencanaan maupun pengendalian aktivitas perusaahaan
2. Menggunakan laporan laba-rugi berdasarkan variabel costing sebagai alat untuk
prencanaan maupun pengendalian aktivitas perusaahaan
sedangkan perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya (variabel dan tetap)
ke produk. Perbandingan antara metode perhitungan biaya variabel dengan biaya
absorpsi dapat dirangkum sebagai berikut:
Tabel 7.7
Jenis Perbandingan Variabel Costing Absorption Costing
1. Biaya produksi per unit Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung
Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead variabel Biaya overhead variabel
Biaya overhead tetap
Tabel 7.8
Hubungan laba dalam penghitungan biaya absorpsi dan variabel
No Jika Maka
1 Produksi > Penjualan Laba bersih absorpsi > Laba bersih variabel
2 Produksi < Penjualan Laba bersih absorpsi < Laba bersih variabel
3 Produksi = Penjualan Laba bersih absorpsi = Laba bersih variabel
Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai
beban, sedangkan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada
pada unit-unit yang terjual. Apabila jumlah yang diproduksi berbeda dari jumlah yang
terjual, overhead tetap akan mengalir ke luar atau ke dalam persediaan. Apabila jumlah
overhead tetap dalam persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan absorpsi
akan lebih besar dari laba menurut perhitungan biaya variabel. Apabila jumlah overhead
tetap dalam persediaan berkurang, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan
lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi.
MODUL AKUNTANSI
92
MANAJEMEN
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah sama dengan selisih di
antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya
absorpsi. Hal ini dapat dinyatakan sebagai:
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi - Laba menurut perhitungan biaya variabel
= Tarif overhead tetap x (Unit yang diproduksi – Unit yang terjual)
3. Jika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor yang lain tetap, maka laba akan tetap.
VC = Variabel Cost ; TFC = Total Fix Cost. Kalkuasi biaya produksi peruh per unit adalah
biaya bahan langsung + biaya upah langsung + biaya overhead pabrik variabel + biaya
overhead pabrik tetap = (5+4+3+(4.000/1000) =16 . Sedangkan kalkulasi produksi
variabel per unit adalah biaya bahan langsung + biaya upah langsung + biaya overhead
pabrik variabel = (5+4+3) = 12. Jarak kapasita (relevant range) dari 0 unit sampai dengan
1.000 unit, biaya tetapnya sebesar Rp 10.000, harga Rp 30/unit.
Manajemen ingin mendapat informasi tentang kalkulasi biaya produksi model full
costing dan direct costing :
1. Perhitungan rugi laba jika produksi 1.000 unit seluruhnya dijual
MODUL AKUNTANSI
94
MANAJEMEN
2. Menghitung rugi-laba, jika diproduksi 1.000 unit dan dijual 800 unit.
Solusi 1
Tabel 8.0
Laba –Rugi : Full Costing
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 1.000 unit @ Rp 30 30.000
Harga pokok penjualan (1.000 X Rp 12) + Rp 4.000 16.000
Laba kotor 14.000
Biaya pemasaran (1.000 X Rp 2) + Rp 4.000 6.000
Biaya administrasi (1.000 X Rp 1 ) + Rp 2.000 3.000
Laba operasi 5.000
Tabel 8.1
Laba –Rugi : Variabel Costing (Direct Costing)
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 1.000 unit @ Rp 30 30.000
Harga pokok penjualan (1.000 X Rp 12) 12.000
Marjin kontribusi kotor 18.000
Biaya pemasaran variabel (1.000 X Rp 2) 2.000
Biaya administrasi variabel (1.000 X Rp 1 ) 1.000
Marjin kontribusi 15.000
Biaya tetap 10.000
Laba operasi 5.000
Solusi 2
Tabel 8.2
Laba –Rugi : Full Costing
Keterangan Jumlah
(Rp)
Penjualan 800 unit @ Rp 30 24.000
Harga pokok produksi (1.000 X Rp 12) + Rp 4.000 = Rp 16.000
Nilai persediaan : 200 X (Rp 16.000 / 1.000) = Rp 3.200
MODUL AKUNTANSI
95
MANAJEMEN
Tabel 8.3
Laba –Rugi : Variabel Costing (Direct Costing)
Keterangan Jumlah
(Rp)
Penjualan 800 unit @ Rp 30 24.000
Harga pokok produksi (1.000 X Rp 12) = Rp 12.000
Nilai persediaan 200 unit X (Rp 12.000 / 1.000) = Rp 2.400
Harga pokok penjualan 800 unit 9.600
Marjin kontribusi kotor 14.400
Biaya pemasaran variabel (800 X Rp 2) 1.600
Biaya administrasi variabel (800 X Rp 1 ) 800
Marjin kontribusi 12.000
Biaya tetap 10.000
Laba operasi 2.000
Keterangan :
1. Selisih laba Rp 800 adalah sama dengan selisih nilai persediaan full costing = 200 X 16 = 3.200,
direct costing = 200 X 12 =2.400
2. Jika manajemen menyajikan laporan untuk pohak luar perusahaan , maka menggunakan bentuk
full costing
3. Jika manajemen menyajikan laporan untk pihak dalam perusahaan , maka menggunakan
bentuk direct costing
4. Hal ini disebabkan karena laporan untuk pihak luar pada umumnya didasarkan pada fungsi-
fungsi manajemen yang harus tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum,
sedangkan laporan untuk pihak dalam pada umumnya didasarkan pada perilaku biaya dan
informasi untuk mengambil keputusan manajemen dalam merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengevaluasi kinerja, serta membuat perbaikan-perbaikan yang
berdasarkan kebutuhan informasi untuk mengambil keputusan yang tidak harus tunduk pada
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima oleh umum.
Informsi Manajemen
Berdasarkan kalkulasi kedua model diatas, manajemen mendapat informasi anatara lain
sebagai berikut :
1. Jika yang diproduksi sama dengan yang dijual, atau dengan kata lain tidak ada persediaan
barang jadi pada akhir periode, maka kalkulasi full costing besarnya sama dengan laba kalkulasi
direct costing.
MODUL AKUNTANSI
96
MANAJEMEN
2. Jika terdapat persediaan barang jadi pada akhir periode, maka selisih laba operasi antara full
costing dengan direct costing besarnya sama dengan selisisih nilai persediaannya.
3. Informasi kalkulasi full costing berguna untuk menilai kinerja manajemen berdasar fungsinya,
yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran dan manajemen umum dan administrasi.
4. Informasi kalkulasi direct costing berguna untuk mengetahui perilaku pendapatan yang
berdampak pada perilaku biaya dan unuk mengetahui perilaku biaya tetap dalam rentang
kapasitas produksi tertentu.
5. Pada kalkulasi full costing dengan adanya persediaan akhir barang jadi, labanya lebih besar
dibanding dengan kalkulasi direct costing, hal itu disebabkan karena biaya overhead pabrik
pada full costing diperhitungkan dalam nilai persediaan barang jadi akhir periode yang
merupakan harta dalam perhitungan neraca.
Keputusan Manajemen
Berdasarkan informasi tersebut,manajemen dapat mengambil keputusan antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk mengukur prestasi manajer, nilai persediaan barang jadi apada akhir periode harus
dihitung berdasarkan aktivitas yang menyerap biaya, yaitu biaya variabelnya saja, biaya tetap
overhead pabrikharus diperlakukan sebagai beban. Dengan demikianlaba operasi sebagai salah
satu prestasi manajer divisi dapat dinilai secara rasionalsesuai dengan perilakunya.
2. Untuk keperluan penetapan harga, kalkulasi direct costing lebih kompetitif karena tidak
membebankan biaya tetap overhead pabrik dan biaya tetap lainnya ke dalam penetapan harga.
Dengan demikian harga akan lebih kompetitif
3. Manajemen dapat mengetahui beban tetap yang harus ditanggung oleh kemampuannya
memperoleh pendapatan. Makin tinggi beban tetap, makin tinggi pendapatan yang harus
diperolehnya. Dengan demikian manajemen akan selalu berusaha mereduksi beban tetap
sehingga menjadi beban tetap yang sangat efisien.
STUDI KASUS
Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual, kapasitas maksimum 1.500 unit hargaRp
30/unit.
Alternatif 1 Alternatif 2
Kapasitas actual 900 unit 1.200 unit
Sales actual 800 unit 1.100 unit
Persediaan 100 unit 100 unit
Diminta :
1. Seluruh produksi dijual
2. Menghitung rugi-laba full costing dan direct costing untuk alternatif 1 dan 2
3. Produk yang diserap di pasar 1.100 unit; jika terjadi order khusus 400 unit@ Rp 15/unit,
apakah order khusus diterima atau ditolak ?
4. Manajemen memperkirakan laba atau rugi dalam berbagai kondisi ekonomi : buruk, rugi Rp
3.000, normal, laba Rp 2.000; baik, laba Rp 5.000, berapa target volume sales masing-
masing kondisi ekonomi?
MODUL AKUNTANSI
98
MANAJEMEN
BAB IX
HARGA TRANSFER
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Memahami peran dan konsep harga transfer dalam suatu perusahaan
2. Menetapkan harga transfer dalam suatu perusahaan
Arti Sempit Harga produk / jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam 1
perusahaan.
MODUL AKUNTANSI
100
MANAJEMEN
Jika menjual, tidak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu
perusahan.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur labadi dalamnya
Bagi divisi penjual, harga transfer merupakan pendapatan yang pada gilirannya
merupakan unsur laba yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga adanya
transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya
3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi, sekaligus
mengintegrasikan divisi yang dibentuk.
Proses pembentukan harga transfer memberi kesempatan kepada manajer divisi yang
terkait untuk merunding semua unsur pembentuk harga transfer, karena unsur ini
akan mempengaruhi besar kecilnya laba.
MODUL AKUNTANSI
101
MANAJEMEN
Dengan harga transfer, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan
“independent” yang melakukan nego penetapan harga barang yang ditransfer
antar divisi tersebut.
Pada umunya metode yang lazim digunakan pada harga transfer adalah
berdasar :
a. Transfer berdasar variabel cost + mark up (laba)
b. Transfer berdasar total cost atau full cost + mark up (laba)
c. Transfer berdasar variabel costing + mark up (laba)
d. Transfer berdasar full costing + mark up (laba)
e. Transfer berdasar harga pasar
Contoh :
Struktur biaya PT AX, atau biaya standar yang didasarkan pada kapasitas normal 1.000
unit produk, disajikan dalam tabel berikut ini :
Tebel 8.4
Struktur biaya PT AX (Perhitungan dalam rupiah)
Keterangan AVC AFC
Biaya bahan langsung 5 -
Biaya upah langsung 4 -
Biaya overhead pabrik 3 4
Biaya pemasaran 2 4
Biaya administrasi 1 2
Jumlah 15 10
Keterangan :
AVC = Average variabel cost atau biaya variabel rata-rata = Rp 15
AFC = Average fix cost atau biaya tetap rata-rata = Rp 10
AFC + AVC = AC atau average cost atau biaya rata-rata = Rp 25
Jumlah Rp 16
Jika manajemen puncak memutuskan besarnya mark-up sebesar 10%, maka dapat
menggunakan salah satu dari lima model harga transfer dimana besarnya harga
transfer adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. Biaya didasarkan pada input yang diproses
2. Output divisi A dapat dijual ke pasar atau ditransfer ke divisi B untuk diolah
3. Output divisi B juga dapat dijual ke pasar atau ditransfer ke divisi C
4. Harga transfer ditetapkan oleh Top Eksekutif yaitu 200% variabel cost dari divisi A ke B dan B ke
C, atau 150% full cost dari divisi A ke B dan B ke C
Tabel 8.7
Perhitungan Rugi-Laba : Harga Transfer 150% full cost
Keterangan Divisi A Divisi B Divisi C PT ABC
Unit input 1.000 800 600
Sales unit 800 600 500
Harga transfer Rp 229,50 637,31 800
MODUL AKUNTANSI
104
MANAJEMEN
Tabel 8.8
Perhitungan Rugi-Laba : Harga Pasar
Keterangan Divisi A Divisi B Divisi C PT ABC
Unit input 1.000 800 600
Sales unit 800 600 500
Harga transfer Rp 200 500 800
Sales Rp 160.000 300.000 400.000 400.000
Biaya transfer 0 160.000 300.000 0
Biaya variabel 78.000 38.400 25.800 142.200
Biaya tetap 75.000 72.000 63.000 210.000
Laba (rugi) Rp 7.000 29.600 11.200 47.800
Keterangan :
1. Jumlah hari penjualan satu tahun 360 hari
2. Divisi A dapat menjual ke divisi B dengan harga negosiasi Rp 19, biaya usaha dapat
dihindari Rp 2
3. Dari data di atas manajemen bisa memperoleh informasi seperti di bawah ini
MODUL AKUNTANSI
105
MANAJEMEN
Tabel 9.0
Sebelum Negoisasi Penjualan Seluruhnya Ke Pasar
Keterangan Divisi A Divisi B
(Rp) (Rp)
Penjualan 600.000 1.100.000
Harga pokok produksi 420.000 770.000
Marjin kontribusi kotor 180.000 330.000
Biaya usaha 90.000 140.000
Tabel Marjin kontribusi 90.000 190.000 9.1
Biaya tetap 80.000 130.000
Laba usaha 10.000 60.000
SetelahNegoisasi Divisi A jual ke Divisi B Rp 15
Keterangan Divisi A Divisi B Total
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan *550.000 500.000 1.050.000
Harga pokok produksi 420.000 ***150.000 570.000
Marjin kontribusi kotor 130.000 350.000 480.000
Biaya usaha **30.000 50.000 80.000
Marjin kontribusi 100.000 300.000 400.000
Biaya tetap 80.000 50.000 130.000
Laba usaha 20.000 250.000 270.000
Laba sebelum negosiasi 10.000 50.000 60.000
Kenaikan laba 10.000 200.000 210.000
Keterangan :
* (20.000 X Rp 20) + (10.000 X Rp 15)
**Biaya usaha yang dikeluarkan hanya 30.000 unit X (Rp 3 – Rp 2) yang dapat dihindari Rp
30.000
***Harga pokok produk divisi B = 10.000 X Rp 15 harga transfer yang diterima dari divisi A
Kesimpulan :
Harga transfer negosiasi dapat meningkatkan laba divisi dan laba perusahaan secara
keseluruhan, jika teknik negosiasinya berdasar tujuan perusahaan secara keseluruhan.
STUDI KASUS
1. Divisi komponen memproduksi suku cadang yang digunakan divisi barang. Biaya
produksi suku cadang adalah sebagai berikut :
MODUL AKUNTANSI
106
MANAJEMEN
Suku cadang biasanya dijual dengan harga antara $28 dan $30 dalam pasar
eksternal.Saat in, divisi komponen menjual produknya kepada pelanggan eksternal
seharga $29.Divisi ini mampu memproduksi 200.000 unit per tahun. Namun hanya
150.000 unit yang diperkirakan akan terjual selama tahun mendatang karena lemahnya
kondisi perekonomian. Biaya penjualan variabel dapat dihindari jika suku cadang dijual
secara internal.
Selama ini, divisi barang membeli suku cadang serupa dari pemasok eksternal
dengan harga $28. Divisi ini memperkirakan akan menggunakan 50.000 unit suku cadang
selama tahun mendatang. Manajer divisi barang telah mengajukan penawaran untuk
membeli 50.000 unit dari divisi komponen seharga $18 per unit.
Diminta :
1. Tentukanlah harga transfer minimum yang dapat diterima divisi komponen !
2. Tentukanlah harga transfer maksimum yang bersedia dibayar oleh manajer divisi
barang !
3. Apakah transfer internal sebaiknya dilakukan ?mengapa? Jika anda adalah
manajer divisi komponen, bersediakah anda menjual 50.000 suku cadang dengan
harga $18 per unit? Jelaskan!
4. Seandainya total asset operasi rata-rata divisi komponen adalah $10 juta,
hitunglah ROI (Return on Investment) untuk tahun mendatang dengan
menganggap 50.000 unit tersebut ditransfer ke divisi barang dengan harga $21
per unit.
(ROI = Laba operasi / Asset operasi rata-rata)
Diminta :
1. Perhitungan rugi-laba PT ABC, harga transfer berdasar harga pasar
2. Perhitungan rugi laba PT ABC, jika B membeli di pasar
3. Apa yang terbaik bagi B
MODUL AKUNTANSI
107
MANAJEMEN
BAB X
BIAYA RELEVAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa/i diharapkan dapat :
1. Mengetahui biaya mana saja yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
dan biaya mana saja yang tidak layak digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan
Biaya Diferensial:
Pemahaman biaya diferensial seringkali rancu dengan konsep biaya yang
dikembangkan dalam akuntansi biaya seperti: relevant cost, future cost, out of pocket
cost, sunk cost, opportunity cost, incremental cost.
1. Biaya diferensial versus Biaya relevan
MODUL AKUNTANSI
108
MANAJEMEN
Biaya relevan merupakan biaya yang akan terjadi karena sebuah keputusan,
sedangkan biaya diferensial menyangkut informasi yang akan datang dan berbeda
diantara alternatif yang akan dipilih dan bersifat unik.
2. Biaya diferensial versus Biaya masa akan datang
Biaya masa akan datang merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi dimasa
mendatang dan jumlahnya harus diestimasikan, pertimbangannya:
Biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen
Biaya ini harus direncanakan (budget cost)
Biaya ini untuk mendukung aktivitas tertentu/diharapkan
3. Biaya diferensial versus Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara proporsional dengan tingkat
kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu terkait dengan alternatif yang sedang
dipertimbangkan untuk dipilih.
4. Biaya diferensial versus Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya
perubahan volume aktivitas. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya
tetap mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak, hal ini tergantung
apakah biaya tersebut dapat ditelusuri ke obyeknya.
5. Biaya diferensial versus Biaya depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi biaya secara periodik atas kos aktiva tetap yang
diperoleh diwaktu yang lampau. Depresiasi muncul karena keputusan investasi
modal jangka panjang, karena itu dalam pengambilan keputusan jangka pendek
biaya depresiasi dapat diabaikan.
6. Biaya diferensial versus Biaya tambahan
Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume aktivitas dipilih.
7. Biaya diferensial versus Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
8. Biaya diferensial versus Biaya tunai
MODUL AKUNTANSI
109
MANAJEMEN
Out of pocket cost adalah jenis biaya yang memerlukan pengeluaran kas saat
sekarang atau dalam jangka pendek sebagai akibat keputusan manajemen.
Kesimpulan:
Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang
Dipengaruhi oleh pengambilan suatu keputusan manajemen
Selalu relevan dengan alternatif pilihan keputusan
Memberi manfaat lebih baik
3. Komposisi Produk
Perbandingan produk yang sedemikian rupa, untuk diproduksi /dijual, yang mana
komposisi tersebut memberikan total laba yang paling besar sesuai dengan informasi
yang tersedia.
Tabel 9.2
ALTERNATIF DUA PRODUK
Keterangan Produk A Produk B
Harga Jual Produk Rp 5.000 Rp 4.000
Biaya Variabel Rp 2.500 Rp 3.000
Kesimpulan:
semakin banyak produk A terjual, semakin besar keuntungan yang dapat
disumbangkan pada perusahaan.
Tabel 9.3
KAPASITAS MESIN & WAKTU PEMBUATAN PRODUK
Tabel 9.4
DAYA SERAP PASAR
Komposisi Produk:
Dengan komposisi seperti ini total laba yang di
Produk A : 4.000 unit
Produk B : 80.000 unit peroleh sebesar Rp 90.000.000
Komposisi Produk:
Dengan komposisi seperti ini total laba yang di
Produk A : 6.000 unit
Produk B : 70.000 unit peroleh sebesar Rp 85.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 8.000 unit Dengan komposisi seperti ini total laba yang di
Produk B : 60.000 unit peroleh sebesar Rp 80.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 10.000 unit Dengan komposisi seperti ini total laba yang di
Produk B : 50.000 unit peroleh sebesar Rp 75.000.000
Tabel 9.5
Data Biaya Produksi
Keterangan Tarif Total Biaya
Komponen Biaya:
■ Bahan baku 50 5.000.000
■Tenaga kerja (v) 100 10.000.000
■ Biaya overhead pabrik (v) 30 3.000.000
■ Biaya overhead (tetap) dihindari 40 4.000.000
■ Biaya overhead (tetap) bersama 50 5.000.000
Total Biaya Produksi 270 27.000.000
Tabel 9.6
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
Keterangan Tarif Total Biaya
Komponen Biaya:
Bahan baku 50 5.000.000
Tenaga kerja (v) 100 10.000.000
Biaya overhead pabrik (v) 30 3.000.000
Biaya overhead (tetap) dihindari 40 4.000.000
Tabel 9.7
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
25.272.000
25.000.000
Investasi Fasilitas: 272.000
Rp 25.000.000
Kesimpulan:
Nilai tunai penghematan selama umur ekonomis Rp 25.272.000 lebih besar
dibanding dengan investasinya Rp 25.000.000. Jadi memproduksi sendiri
diterima, karean akan memberi tambahan keuntungan bagi perusahaan
melalui penghematan biaya selama umur proyek tersebut.
Contoh:
Tabel 10.5
Informasi biaya differensial untuk produk “A”
Keterangan Tarif Total Biaya
Bahan baku 2.000 20.000.000
Tenaga kerja (v) 1.000 10.000.000
Biaya overhead pabrik (v) 1.500 15.000.000
Biaya overhead pabrik (T) 1.300 13.000.000
Biaya administrasi & umum (T) 500 5.000.000
Biaya pemasaran (T) 750 7.500.000
Total Biaya Penuh Produk “A” 7.050 70.500.000
Tabel 10.6
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial
(Rp 18.500 – Rp 10.000) x 10.000 unit 85.000.000
Biaya Differensial
(Rp 5.000 x 10.000 unit) 50.000.000
Laba Differensia ( dari produk “A menjadi A-1” 35.000.000
Kesimpulan:
Memproses lebih lanjut dari produk A menjadi produk “A-1” lebih menguntungkan,
karena mampu menyumbangkan tambahan laba sebesar Rp 35.000.000 yang
diperoleh melalui selisih dari tambahan pendapantan sebesar Rp 85.000.000 dan
tambahan biaya sebesar Rp 50.000.000.
Contoh lanjutan:
Untuk memproses lebih lanjut dari produk “A menjadi A-1”diperlukan
tambahan investasi Rp 100.000.000 dan manfaat ekonomis tiga tahun
tingkat return on invesment 20%.
Keterangan Jumlah
MODUL AKUNTANSI
115
MANAJEMEN
Pendapatan Differensial
(Rp 18.500 – Rp 10.000) x 10.000 unit 85.000.000
Biaya Differensial
(Rp 5.000 x 10.000 unit) 50.000.000
Keterangan Jumlah
Present Value Laba Differensial:
tahun 1 : 0,833 x Rp 35.000.000 29.155.000
tahun 2 : 0,694 x Rp 35.000.000 24.290.000
tahun 3 : 0,579 x Rp 35.000.000 20.265.000
Total nilai tunai laba differensial 73.710.000
Tambahan investasi 100.000.000
Nilai tunai bersih 26.290.000
Kesimpulan:
Memproses lebih lanjut dengan tambahan investasi sebesar Rp 100.000.000
tidak menguntungkan, lebih baik dijual dalam keadaan saat ini.
Contoh:
Tabel 10.7
PT. WIRAYUDA
Laporan Laba-rugi Per Lini Produk
Periode Semester I Tahun 2008
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Penjualan 500.000.000 250.000.000 250.000.000
Biaya Variabel 260.000.000 105.000.000 115.000.000
Tabel 10.8
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”
Keterangan Jumlah
Manfaat Biaya:
Biaya variabel 115.000.000
Biaya tetap yang terhindarkan 110.000.000
Total manfaat 225.000.000
Solusi Alternatif:
Tabel 10.9
PT. WIRAYUDA
Laporan Laba-rugi Per Lini Produk
Periode Semester I Tahun 2008
Catatan:
■Total Laba bersih tetap sebesar Rp 120.000.000, tidak ada lini produk rugi
■Biaya tetap tak terhindar dibebankan atas dasar perbandingan laba kontribusi
Contoh:
PT. Wirayuda memiliki kapasitas produksi sebesar 200.000 unit, kapasitas yang
telah diguna kan baru sebesar 150.000 unit (75%), harga jual produk sebesar Rp
1.250/unit. Anggaran tahun 2008 untuk 150 unit sebagai berikut:
Biaya Variabel:
■Biaya produksi (V) Rp 400 Rp 60.000.000
■Biaya komersial (V) Rp 120 Rp 18.000.000
Biaya Tetap:
■Biaya overhead (T) Rp 300 Rp 45.000.000
■ Biaya komersial (T) Rp 150 Rp 22.500.000
Total biaya penuh produk “A” Rp 970 Rp 145.500.000
Jika pesanan khusus sebanyak 30.000 unit dengan harga Rp 750 per unit,
apakah di terima atau ditolak….?
Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial:
■30.000 unit x Rp 750 22.500.000
Biaya Differensial:
■ Biaya produksi (v) 12.000.000
■ Biaya komersial (v) 3.600.000
Jumlah 15.600.000
Kesimpulan:
Pesanan khusus diterima, karena memberi kontribusi margin sebesar Rp
6.900.000 yaitu selisih dari tambahan pendapatan dan tambahan biaya
yang muncul karena ke putusan yang harus diambil
MODUL AKUNTANSI
119
MANAJEMEN
STUDI KASUS
Divisi Y ;
Marjin kontribusi Rp 330.000, rasio biaya-biaya variabel terhadap penjualan 45%, biaya
tetap yang tidak bisa dihindarkan Rp 80.000, sedangkan yang bisa dihindarkan Rp 50.000.
Divisi Z ;
Marjin kontribusi Rp 460.000, rasio biaya-biaya variabel terhadap penjualan 55%, biaya
tetap yang tidak bisa dihindarkan Rp 100.000, sedangkan yang bisa dihindarkan Rp 60.000
Diminta :
1. Manajemen ingin mengetahui struktur biaya perusahaan yang terdiri dari perhitungan
biaya rata-rata per unit atau average variable cost, total fixed cost, average fixed cost
dan average cost yang didasarkan pada kapasitas normal 10.000 unit divisi X
2. Biaya produksi per unit berdasar full costing divisi X
3. Biaya produksi per unit berdasar direct costing divisi X
4. Selisih nilai persediaan barang tak terjual divisi X
5. Perhitungan Rugi-Laba berdasar full costing divisi X
6. Perhitungan rugi-laba berdasar direct costing divisi X
7. Manajemen memutuskan untuk memproduksi pada kapasitas penuh, karena salah satu
pelanggan setia ingin membeli sisa output setelah dijual di pasar bebas dengan cara
order khusus pada harga Rp 30 per unit. Apakah kepututsan manajemen itu rasional
atau tidak untuk divisi X? untuk mendukung keputusan harus disajikan perhitungan
MODUL AKUNTANSI
120
MANAJEMEN
rugi-laba dengan menerima order khusus dan dengan menolak order khusus. Catatan
bahwa order khusus tersebut :
a. Tidak merusak harga pasar karena yang memesan khusus adalah langganan yang
setia
b. Tidak bertentangan dengan undang-undang
c. Kapasitas pabrik masih memungkinkan karena permintaan pasar ditambahdengan
order khusus berjumlah 13.000 unit sedangkan kapasitas maksimum pabrik 15.000
unit.
d. Tersedia modal kerja untuk melayani order khusus tersebut
e. Dengan adanya order khusus tidak mengubah biaya variabel per unit untuk non
produksi, dan tidak ada penambahan biaya tetap karena masih ada dalam relevan
range 10.000 unit sampai dengan 14.000 unit
8. Manajemen juga memutuskan untuk membeli produk yang sama yang ditawarkan oleh
pesaing dengan harga Rp 46 per unit. Keputusan itu mengakibatkan biaya tetap sebesar
Rp 7,6 per unit dapat dihindarkan (avoidable fixed cost). Apakah keputusan manajemen
itu rasional untuk divisi X? untuk mendukung argumentasi, harus disajikan perhitungan
relevant cost membuat sendiri. Dalam hal ini manajemen belum mampu
memberdayakan pebrik untuk meningkatkan produk lain atau menyewakan kepada
pihak ketiga
9. Jika divisi X menderita rugi operasi Rp 100.000, manajer pabrik memutuskan untuk
menutup divisi tersebut. Biaya tetap yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable fixed
cost) sebesar Rp 120.000. Apakah keputusan manajer divisi itu rasional?
10. Jika manajemen mampu menyewakan pabrik divisi X dengan harga sewa Rp 5.000 per
tahun, dengan catatan bahwa biaya tetap yang tidak dapat dihindarkan seperti
penyusutan dan pajak bumi dan bangunan menjadi tanggungan pemilik yang
diperhitungkan sebesar Rp 50.000, apakah tindakan manajemen itu rasional, mengingat
harga sewa sangat kecil sekali sehingga menjadi perdebatan yang sangat tajam di tim
manajemen.
MODUL AKUNTANSI
121
MANAJEMEN
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, et al, 2007 , “ Manajemen Biaya Penekanan Strategis “, Edisi Ketiga, Jakarta :
Salemba Empat
Bustami, 2007, “ Akuntansi Biaya : Teori dan Aplikasi “, Jakarta : Graha Ilmu
Darsono dan Ari Purwanti, 2013, “ Akuntansi Manajemen”, Edisi 3, Jakarta : Mitra
Wacana Media
Hansen & Mowen, 2015, “Akuntansi Manajerial”, Jilid I dan II Edisi 8, Jakarta : Salemba
Empat
Henry Simamora, 2012, “Akuntansi Manajemen”, Edisi III, Riau : Star Gate
Mulyadi, 2001, “ Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa”, Edisi Ketiga, Jakarta :
Salemba Empat
Ray H. Garrison, Eric W Noreen, Peter C. Brewer, 2013 “Akuntansi Manajerial”, Jilid I dan
II Edisi 14, Jakarta: Salemba Empat