BAB III
Berdasarkan gambar peta area pelayanan sistem penyediaan air minum ini mencakup
sekitar 100% yang didasarkan pada kebutuhan domestik, karena pada wilayah pelayanan tidak
ada fasilitas umum. Menurut Reynold dan Richards (1996) debit air buangan biasanya bervariasi
antara 50 sampai 100% dari kebutuhan air bersih total. Dalam perencanaan ini, debit air limbah
diasumsikan sebesar 70% dari kebutuhan air bersih. Jalur pipa dapat dilihat pada gambar yang
terdapat di lampiran. Berikut adalah perhitungan debit rata-rata air limbah.
Menurut Reynold dan Richards (1996) debit air buangan biasanya bervariasi
antara 50 sampai 100% dari kebutuhan air bersih total. Dalam perencanaan ini, debit air
limbah diasumsikan sebesar 70% dari kebutuhan air bersih. Jalur pipa dapat dilihat pada
gambar yang terdapat di lampiran. Berikut adalah perhitungan debit rata-rata air limbah.
Perhitungan diameter pipa air limbah berdasarkan pada pembebanan air limbah pada
masing-masing pipa sesuai dengan perhitungan sebelumnya. Kriteria Desain perencanaan
dimensi sistem perpipaan IPAL komunal adalah sebagai berikut:
1) Saluran air buangan terisi d/D = 60%-80% dari diameter saluran air buangan. Pengisian
air dalam pipa dengan criteria tersebut dimaksudkan untuk menghindari terlalu
banyaknya ruang kosong dalam pipa yang memungkinkan terisi dengan udara bebas,
dengan demikian dapat dihindari terbentuknya H2s yang berlebihan, dimana pada
akhirnya dapat menimbulkan korosi dalam pipa saluran air buangan tersebut.
2) Pipa air buangan terbuat dari pipa PVC
3) V dalam pipa Telah direncabakan dari 0.5 m/dt
4) Diameter telah ditetapkan untuk pipa service diameter 110 mm dan pipa persil 160 mm
5) Diperhatikan pembebanan debit yang didapat dari pipa sebelumnya
Berikut adalah contoh perhitungan dimensi pipa air limbah pada jalur A – B :
Tabel 4.4 Perhitungan Slope
Penanaman pipa mengikuti slope pipa yang telah ditetapkan sebelumnya. Slope tersebut
diusahakan sedapat mungkin mengikuti slope medan dan diusahakan sedemikian rupa
sehingga pemompaan tidak diperlukan. Pompa digunakan apabila penanaman pipa telah atau
hampir mencapai 1 meter. Dalam perencanaan sistem penyaluran air limbah ini menggunakan
pompa karena kedalaman tidak mencapai 4 meter. Sedangkan untuk pipa pertama kedalaman
ditambah sekitar 0,8 m untuk kedalaman awal yang ditentukan dari kedalam selokan.
Contoh perhitungan untuk penanaman pipa :
Diameter
Jenis Elevasi Tanah (m) Slope Slope Headloss
Nama Jalan Saluran L (m) Pipa
Pipa Medan Digunakan (m)
Awal Akhir (mm)
Wisma Permai Barat II A-1A 396.33 Service 4 4 110 0% 0.7% 2.69
Wisma Permai Barat III B-1B 414.01 Service 4 4 110 0% 0.7% 2.81
Wisma Permai Barat V C-1C 439.74 Service 4 4 110 0% 0.7% 2.99
Dharmahusada Permai XII D-1E 159.5 Service 4 4 110 0% 0.7% 1.08
Dharmahusada Permai XI E-1E 72.04 Service 4 4 110 0% 0.7% 0.49
Dharmahusada Permai XII 1E-1F 102.2 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.42
Dharmahusada Permai VIII F-1F 120.09 Service 4 4 110 0% 0.7% 0.82
Dharmahusada Permai XII 1F-1G 94.39 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.39
Dharmahusada Permai IX G-1G 169.87 Service 4 4 110 0% 0.7% 1.15
Dharmahusada Permai XII 1G-1D 40.34 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.17
Dharmahusada Permai X H-1H 174.41 Service 4 4 110 0% 0.7% 1.18
Wisma Permai Barat II 1A-1B 35.8 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.15
WPB II + WPB III 1B-1C 49.6 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.20
WPB II + WPB III + WPB V 1C-1D 50.57 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.21
DP XII+DP XI+DP VIII+DP IX 1D-O 28.18 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.12
DP X 1H-O 30.69 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.13
DP XII+DP XI+DP VIII+DP IX+DP X O-IPAL 10.06 Lateral 4 4 160 0% 0.4% 0.04
Jarak kedalaman
D Pipa Manhole yang digunakan
L Pipa Panjang Antar Jumlah Total penanaman
Nama Jalan Jalur Pipa dipakai slope
(m) Pipa (m) Manhole Manhole Manhole
(mm) Lurus Belokan Pertigaan awal akhir
(m)
Wisma Permai Barat II A-1A Service 396.33 110 100 4 4 0 0 4 0.007 0.81 3.50
Wisma Permai Barat III B-1B Service 414.01 110 100 5 5 0 0 5 0.007 0.81 3.62
Wisma Permai Barat V C-1C Service 439.74 110 100 5 3 2 0 5 0.007 0.81 3.80
Dharmahusada Permai XII D-1E Service 159.50 110 100 2 1 0 1 2 0.007 0.81 1.89
Dharmahusada Permai XI E-1E Service 72.04 110 100 1 0 0 1 1 0.007 0.81 1.30
Dharmahusada Permai XII 1E-1F Lateral 102.20 160 100 2 0 0 2 2 0.004 1.30 2.36
Dharmahusada Permai VIII F-1F Service 120.09 110 100 2 1 0 1 2 0.007 0.81 1.63
Dharmahusada Permai XII 1F-1G Lateral 94.39 160 100 1 0 0 1 1 0.004 1.63 2.75
Dharmahusada Permai IX G-1G Service 169.87 110 100 2 1 0 1 2 0.007 0.81 1.96
Dharmahusada Permai XII 1G-1D Lateral 40.34 160 100 1 0 0 1 1 0.004 2.75 2.92
Dharmahusada Permai X H-1H Service 174.41 110 100 2 2 0 0 2 0.007 0.81 1.99
Wisma Permai Barat II 1A-1B Lateral 35.80 160 100 1 0 0 1 1 0.004 3.55 3.70
WPB II + WPB III 1B-1C Lateral 49.60 160 100 1 0 0 1 1 0.004 3.70 3.90
WPB II + WPB III + WPB V 1C-1D Lateral 50.57 160 100 1 0 1 0 1 0.004 3.90 4.11
DP XII+DP XI+DP VIII+DP IX 1D-O Lateral 28.18 160 100 1 0 0 1 1 0.004 4.11 4.23
DP X 1H-O Lateral 30.69 160 100 1 0 0 1 1 0.004 1.99 2.12
DP XII+DP XI+DP VIII+DP IX+DP X O-IPAL Lateral 10.06 160 100 1 0 0 1 1 0.004 4.23 4.27