Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Ginekomastia merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu


gyvecyang berarti perempuan dan mastos yang berarti payudara, yang dapat diartikan
sebagai payudara seperti perempuan. Ginekomastia berhubungan dengan beberapa
kondisi yang menyebabkan pembesaran abnormal dari jaringan payudara pada laki-
laki. Ginekomastia merupakan pembesaran jinak payudara laki-laki yang diakibatkan
proliferasi komponen kelenjar payudara. Ginekomastia didefinisikan secara klinis
dengan adanya massa seperti karet atau kencang yang memanjang secara konsentris
dari puting susu. Meski kondisinya biasanya bilateral, bisa jadi unilateral. Kondisi
yang dikenal sebagai pseudoginekomastia, atau lipomastia, ditandai dengan deposisi
lemak tanpa proliferasi kelenjar. yang nyeri saat ditekan,atau pembesaran payudara
yang progresif yang tidak menimbulkan rasa sakit

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Ginekomastia adalah hipertrofi payudara laki-laki. Hipertrofi ini pada masa


remaja sering ditemukan berupa cakram yang nyeri sebesar dua sampai tiga
sentimeter biasanya bilateral. Dalam waktu satu tahun, kelainan ini akan surut
menjadi normal kembali.
Ginekomastia biasanya ditemukan pada laki-laki usia lebih dari 65 tahun,
terutama pada obesitas. Penyakit hati, seperti kanker, atau sirosis hati, karsinoma
testis, tumor anak ginjal, hipertiroidisme , dan hipogonagodisme dapat disertai
ginekomastia.

Gambar 2. Sisi Lateral pasien


Gambar dengan idiopatic ginekomastia
1. Sisi anteroposterior
pasien dengan idiopatic
ginekomastia

B. Anatomi

1. Anatomi
Pada pria dan wanita payudara adalah sama sampai masa pubertas, sampai
estrogen dan hormon-hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada
wanita dan pria.

2
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar fibrosa dan lemak. Jaringan-jaringan ini
terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior oleh jaringan
ikat.Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria),
tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola, puting mempunyai perforasi pada
ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil, apertura duktus laktiferosa. Tuberkel-
tuberkel Montgomery adalah kelenjar lemak pada permukaan areola.

Gambar 3. Anatomi Payudara Wanita (kiri) dan Anatomi Payudara Pria (kanan)

Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting
dandipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat(stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit
yang menyerang satulobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase atau lobus
menuju ke dalam sinus laktiferosa,yang kemudian bermuara ke puting. Di banyak
tempat jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap
substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara padakulit. Pita
ini yaitu ligamentum cooper, merupakanligamentum suspensorium dari payudara.

3
C. Epidemiologi

Ginekomastia merupakan kelainan bentuk jinak yang dapat terjadi pada seseorang dari
segala usia. Saat usia remaja, remaja laki-laki membentuk firmness pada sekitar payudara saat
kuncup payudara membesar karena fluks hormon pubertas. Berbagai studi populasi banyak
menemukan ginekomastia. Ada tiga distribusi periode usia tersering terjadinya ginekomastia atau
perubahan yang pada umumnya dipengaruhi oleh hormon. Periode pertama ditemukan saat
neonates yang terjadi sekitar 60-90-% dari seluruh kelahiran akibat penyaluran estrogen melalui
plasenta. Periode kedua terjadi saat pubertas, yaitu dimulai saat umut 10 tahun dan puncaknya antara
usia 10-12 tahun. Periode ketiga ditemukan pada orang dewasa yang terjadi antara usia 50-80 tahun
dengan prevalensi 24-65%. Faktor ras tidak berpengaruh terhadap kejadian ginekomastia
Tabel 1. prevalensi terjadinya ginekomastia berdasarkan penelitian

4
D. Etiologi

Ginekomastia dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya. Ginekomastia


idiopatik terjadi sekitar 75% dari kasus. Keadaan fisiologis terjadi pada bayi baru
lahir dan usia dewasa saat memasuki pubertas. Pada bayi baru lahir, jaringan
payudara yang membesar berasal dari interaksi estrogen ibu melalui transplasenta.
Ginekomastia pada orang dewasa sering ditemukan saat pubertas dan sering bersifat
bilateral. Ginekomastia pada masa remaja terjadi pada 2/3 remaja. Dan bertahan
sampai beberapa bulan. Jika ginekomastia selama masa puber ini menetap maka
disebut ginekomastia esensial. Kondisi patologik diakibatkan oleh defisiensi
testosteron, peningkatan produksiestrogen atau peningkatan konversi androgen ke
estrogen. Kondisi patologik juga didapatkan pada anorchia kongenital, klinefelter
sindrom, karsinoma adrenal, kelainan hati dan malnutrisi.

Tabel 2. Etiologi Ginekomastia

5
Tabel 3. Obat-obat yang dapat menyebabkan ginekomastia

E. Patofisiologi

Pada laki-laki, hormon sex utama adalah testosterone yang disekresi oleh
testis, pada perempuan, hormon sex utama adalah estrogen yang disekresi oleh
ovarium. Tetapi kedua hormon tersebut disekresi pada laki-laki maupun perempuan.
Produksi estrogen sebagian terjadi didalam testis dan sebagian testoteron terjadi di

Tabel 3. Obat-obat yang bisa menyebabkan ginekomastia


dalam ovarium, Ginekomastia merupakan hasil ketidakseimbangan antara hormon
estrogen yang menstimulasi jaringan payudara, dan hormon androgen yang
mengantagonis proses stimulasi tersebut.
Perubahan rasio normal estrogen terhadap androgen telah ditemukan pada
pasien ginekomastia yang berhubungan dengan banyak faktor etiologi yang berbeda.

Gambar 4. Patofisiologi ginekomastia. Estradiol adalah hormon


pertumbuhan payudara, dan kelebihan estradiol menyebabkan proliferasi
jaringan payudara. Dalam keadaan normal, sebagian besar estradiol pada
pria berasal dari konversi perifer testosteron dan adrenal estrone.
Mekanisme dasar ginekomastia terkait endokrin adalah penurunan
produksi androgen, peningkatan absolut dalam produksi estrogen, dan
peningkatan ketersediaan prekursor estrogen untuk konversi perifer
menjadi estradiol.

7
F. Diagnosis

Langkah pertama dalam evaluasi klinik adalah menetapkan bahwa benjolan


ini adalahginekomastia. Keadaan yang paling sulit dibedakan dengan ginekomastia
adalah pembesaran jaringan lemak subareolar payudara tanpa proliferasi kelenjar
(psuedoginekomastia).Pasien dengan pseudoginekomastia memiliki badan obesitas
menyeluruh dan tidak mengeluhkan nyeri. Dan sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan payudara.Pemeriksaan yang baik dengan meletakkan tangan pasien
dibelakang kepala sambil pasien baring.
Pemeriksa meletakkan ibu jari pada sisi yang satu dan jari kedua diletakkan
pada sisi lain lalu memeriksa dengan seksama. Pada pasien ginekomastia akan
didapatkan benjolan yang kenyal dan berbatas tegas dan berada ditengah dan puting
susu serta mudah dipalpasi.Sedangkan pada pseudoginekomastia tidak ada hambatan
saat kedua jari dipertemukan.

Gambar 5. Cara pemeriksaan fisik dalam mendiagnosis ginekomastia

8
Biasanya ginekomastia terjadi asimetrik. Ginekomastia unilateral
biasanyamenandakan adanya pertumbuhan ginekomastia bilateral. Meskipun kelainan
sepertineurofibroma, limpangioma, hematoma, lipoma dan kista dermoid dapat
mengakibatkan pembesaran unilateral, namun yang paling harus dibedakan ialah
dengan karsinoma payudara yang terjadi pada laki-laki kurang dari 1%. Kanker
payudara pada laki-laki biasanya massanya unilateral, keras, terfiksasi pada jaringan
dibawahnya, adanya dimpling, retraksi atau crusting puting susu, keluarnya cairan
dari puting susu atau adanya limfadenopati aksilla.

Gambar 6. Ginekomastia asimetris

Setelah diagnosis ginekomastia dapat dibuat, beberapa etiologi lain dapat


diketahuimelalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan rasa
sakit pada payudara. Riwayat penggunaan obat-obatan dan juga riwayat kelainan hati
dan ginjal menjadihal penting dalam menetapkan etiologi. Riwayat penurunan berat
badan, takikardi, gemetar,diaporesis dan hiperdefekasi dapat membantu ke arah
hipertiroid. Pada pemeriksaan fisik dilakukan palpasi pada payudara untuk

9
membedakan dengan pembesaran akibat jaringanlemak. Pemeriksaan palpasi pada
testis juga perlu dilakukan untuk menilai apakah ada rasasakit atau tidak. Gejala-
gejala dan hipogonadisme juga perlu di periksa, seperti penurunanlibido, impotensi,
penurunan kekuatan dan juga atrofi testis.
Pemeriksaan yang teliti terutama untuk massa di abdomen, dapat membantu
dalam menemukan kanker adrenocortical. Mammografi atau FNA sangat membantu
dalam membedakan kanker atauginekomastia, meskipun biopsy bedah harus
dilakukan jika kedua prosedur sebelumnya tidak menunjukkan adanya proses
keganasan. Pada pasien dengan kemungkinan neoplasmatestikular dapat dilakukan
USG testis. Pada pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan kadar
serum hormon-hormon tertentu untuk dapat menentukan etiologi, seperti pemeriksaan
gonadotropin korionik serum (hCG), testosterone, estradiol dan LH

G. Penatalaksanaan

Penanganan ginekomastia dilakukan berdasarkan penyebabnya. Secara umum


tidak ada pengobatan bagi ginekomastia fisiologis. Tujuan utama pengobatan adalah
untuk mengurangi kesakitan dan menghindari komplikasi. Penanganan ginekomastia
meliputi tigahal yaitu observasi, medikamentosa dan operasi.
1. Observasi
Observasi dilakukan pada pasien-pasien yang mendapatkan terapi
obat-obatan yang biasa menyebabkan ginekomastia. Penggunaan obat-
obatan tersebut dihentikan dan pasiendievaluasi setelah 1 bulan. Jika
ginekomastia terjadi akibat obat-obatan, maka penghentiankonsumsi obat-
obatan tersebut akan menyebabkan berkurangnya rasa sakit pada
payudara.Penggantian obat yang menyebabkan ginekomastia dengan obat
lainnya dapat dilakukan.
Sebagai contoh, ketika hendak memberikan obat calcium channel
blocker pada orangtua, penggunaan nifedipine lebih berpotensi timbulnya

10
ginekomastia, dibandingkan dengan verapamil dan juga diltiazem.
Keadaan yang sama juga terjadi pada penggunaan histamin reseptor atau
parietal cell proton-pump. Penggunaan obat cimetidine lebih memiliki
resiko dibandingkan ranitide dan juga omeprazole.
Observasi juga dapat dilakukan pada keadaan fisiologis, termasuk
pasien usia pubertas dan memiliki pemeriksaan fisik dan testis yang
normal. Pasien tersebut dievaluasi selama 6 bulan
2. Medikamentosa
Identifikasi kelainan penyebab ginekomastia dapat membantu
meringankan pembesaran payudara. Obat-obat yang dapat digunakan
sebagai berikut :

a) Clomiphene (anti estrogen).Efek samping obat ini dapat


mengakibatkan gangguan penglihatan, muntah dan bintik merah.

b) Tamoxifen (antagonis estrogen). Efek samping obat ini dapat


mengganggu epigastrium dan mual.

c) Danazol, obat testosteron sintetik, yang menghambat sekresi LH dan


FSH dan menurunkan sintesis estrogen di testis.Efek samping obat ini
adalah akne, penambahan berat badan, retensi cairan, mual dan hasil
fungsi hati yang abnormal.
3. Operatif
Pengobatan dengan bedah bertujuan mengembalikan bentuk normal
payudara danmemperbaiki kalainan payudara, puting dan areola.
Pengobatan operatif dilakukan jika respon obat-obatan tidak mencukupi.
Pembedahan yang bersifat kuratif dapat dilakukan padatumor yang
menyerang penghasil estrogen atau hCG.

11
Ada 2 jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu Surgical resection
(subcutaneousmastectomy) dan Liposuctio-assisted mastectomy.
a. Surgical resection (subcutaneousmastectomy)
Ada beberapa jenis irisan pada eksisi payudara laki-laki. Jenis
irisan yang seringdilakukan adalah dengan insisi intra-areolar atau
Webster incision. Insisi Webster dibuatsepanjang lingkaran areola
bagian bawah dan dengan panjang irisan yang bervariasitergantung
dari areola pasien. Insisi lain yang digunakan adalah insisi
tranversal yangmelewati papilla mamae. Insisi ini memiliki bukaan
yang terbatas. Triple-V incision memiliki bukaan yang paling
besar namun jarang digunakan saat sekarang. Sebelum operasi,
dokter bedah harus menentukan garis insisi dan memperkirakan
kedalaman jaringan lemak dan jaringan payudara yang akan
dikeluarkan. Selain itu ada teknik Letterman dan juga teknik yang
digunakan jika ginekomastia bersifat masif.

Gambar 7. (a) Webster incision, (b) Webster incision yang diperlebar ke arah medial
danlateral, (c) Transverse incision, (d) Triple-V incision, (e) Teknik yang palingsering
digunakan untuk reseksi kulit dan transposisi puting susu (LettermanTechnique), (f)
Teknik yang digunakan pada ginekomastia massif.

12
b. Liposuctio-assisted mastectomy.
Liposuctio-assisted mastectomy merupakan salah satu jenis
operasi untuk pseudognikomastia. Insisi dibuat sekitar 1 cm diatas
areola, lalu jaringan kelenjar dan parenkim disedot keluar.
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1980 an. Sekarang
digunakan ultrasonic liposuction yang meningkatkan hasil koreksi
payudara. Komplikasi pascaoperasi ini lebih kecildi bandingkan
dengan operasi open mastektomi

H. Prognosis

Prognosis dari ginekomastia baik untuk semua etiologi. Suatu studi


menunjukkan 90% pasien ginekomastia fisiologis membaik dalam 2 tahun. Pasien
ginekomastia akibat keadaan patologik dapat membaik dengan terapi obat dan
pembedahan.

13
BAB III
PENUTUP

Ginekomastia dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya. Ginekomastia


idiopatik terjadi sekitar 75% dari kasus. Keadaan fisiologis terjadi pada bayi baru
lahir, masa pubertasdan lanjut usia (memasuki usia 50-80 tahun). Kondisi patologik
diakibatkan oleh defisiensi testosteron, peningkatan produksi estrogen atau
peningkatan konversi androgen ke estrogenmisalnya pada sindrom klinefelter,
karsinoma adrenal, kelainan hati dan lain-lain juga bisamenyebabkan ginekomastia.
Selain itu, penggunaan obat-obatan juga dapat menyebabkan terjadinya ginekomastia.

Dokter umum adalah lini pertama dalam pelayanan kesehatan, sangat penting
bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda kelainan yang terjadi pada Ginekomastia agar
penanganan dapat segera dilakukan karena lebih cepat ditangani akan lebih baik.
Penanganan ginekomastia dilakukan berdasarkan penyebabnya. Secara umum tidak
ada pengobatan bagi ginekomastia fisiologis. Tujuan utama pengobatan adalah untuk
mengurangi kesakitan dan menghindari komplikasi. Penanganan ginekomastia
meliputi tigahal yaitu observasi, medikamentosa dan operasi.

Bila kita sebagai dokter umum mendapatkan kasus ini, kita perlu untuk
mengedukasi pasien ,terutama mengenai pemeriksaan dan pengobatan kemudian
selanjutnya segera merujuk pada dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, De Jong, W. ed. Payudara. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2.


Jakarta: EGC; 2004. p.471-475

14
2. Mansjoer A, Suprohita, Wardhani WI, Setiowulan W. Editor Kapita Selekta
Kedokteran ed 3 Jilid 2. Media Aesculapius FK-UI Jakarta 2000
3. Jay M Pensler. Plastic Surgery for Gynecomasti Management [Online] 2016
Jan 17 [Cited 2017 Jul 30] available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1273437
4. George Ansstas. Gynecomastia Treatment & Management [Online] 2017
Mar17 [Cited 2017 Jul 30] available from :
http://emedicine.medscape.com/article/120858
5. Glass AR. Gynecomastia In: Becker KL. Principles And Practice Of
Endrocrinology And Metabolism 3rd Ed. Lippincott William & Wilkins
Publisher. 2002
6. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dan Sel Ke Sistem Ed 2. EGC Jakarta 2001

15

Anda mungkin juga menyukai