PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Anatomi
1. Anatomi
Pada pria dan wanita payudara adalah sama sampai masa pubertas, sampai
estrogen dan hormon-hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada
wanita dan pria.
2
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar fibrosa dan lemak. Jaringan-jaringan ini
terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior oleh jaringan
ikat.Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria),
tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola, puting mempunyai perforasi pada
ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil, apertura duktus laktiferosa. Tuberkel-
tuberkel Montgomery adalah kelenjar lemak pada permukaan areola.
Gambar 3. Anatomi Payudara Wanita (kiri) dan Anatomi Payudara Pria (kanan)
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting
dandipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat(stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit
yang menyerang satulobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase atau lobus
menuju ke dalam sinus laktiferosa,yang kemudian bermuara ke puting. Di banyak
tempat jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap
substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara padakulit. Pita
ini yaitu ligamentum cooper, merupakanligamentum suspensorium dari payudara.
3
C. Epidemiologi
Ginekomastia merupakan kelainan bentuk jinak yang dapat terjadi pada seseorang dari
segala usia. Saat usia remaja, remaja laki-laki membentuk firmness pada sekitar payudara saat
kuncup payudara membesar karena fluks hormon pubertas. Berbagai studi populasi banyak
menemukan ginekomastia. Ada tiga distribusi periode usia tersering terjadinya ginekomastia atau
perubahan yang pada umumnya dipengaruhi oleh hormon. Periode pertama ditemukan saat
neonates yang terjadi sekitar 60-90-% dari seluruh kelahiran akibat penyaluran estrogen melalui
plasenta. Periode kedua terjadi saat pubertas, yaitu dimulai saat umut 10 tahun dan puncaknya antara
usia 10-12 tahun. Periode ketiga ditemukan pada orang dewasa yang terjadi antara usia 50-80 tahun
dengan prevalensi 24-65%. Faktor ras tidak berpengaruh terhadap kejadian ginekomastia
Tabel 1. prevalensi terjadinya ginekomastia berdasarkan penelitian
4
D. Etiologi
5
Tabel 3. Obat-obat yang dapat menyebabkan ginekomastia
E. Patofisiologi
Pada laki-laki, hormon sex utama adalah testosterone yang disekresi oleh
testis, pada perempuan, hormon sex utama adalah estrogen yang disekresi oleh
ovarium. Tetapi kedua hormon tersebut disekresi pada laki-laki maupun perempuan.
Produksi estrogen sebagian terjadi didalam testis dan sebagian testoteron terjadi di
7
F. Diagnosis
8
Biasanya ginekomastia terjadi asimetrik. Ginekomastia unilateral
biasanyamenandakan adanya pertumbuhan ginekomastia bilateral. Meskipun kelainan
sepertineurofibroma, limpangioma, hematoma, lipoma dan kista dermoid dapat
mengakibatkan pembesaran unilateral, namun yang paling harus dibedakan ialah
dengan karsinoma payudara yang terjadi pada laki-laki kurang dari 1%. Kanker
payudara pada laki-laki biasanya massanya unilateral, keras, terfiksasi pada jaringan
dibawahnya, adanya dimpling, retraksi atau crusting puting susu, keluarnya cairan
dari puting susu atau adanya limfadenopati aksilla.
9
membedakan dengan pembesaran akibat jaringanlemak. Pemeriksaan palpasi pada
testis juga perlu dilakukan untuk menilai apakah ada rasasakit atau tidak. Gejala-
gejala dan hipogonadisme juga perlu di periksa, seperti penurunanlibido, impotensi,
penurunan kekuatan dan juga atrofi testis.
Pemeriksaan yang teliti terutama untuk massa di abdomen, dapat membantu
dalam menemukan kanker adrenocortical. Mammografi atau FNA sangat membantu
dalam membedakan kanker atauginekomastia, meskipun biopsy bedah harus
dilakukan jika kedua prosedur sebelumnya tidak menunjukkan adanya proses
keganasan. Pada pasien dengan kemungkinan neoplasmatestikular dapat dilakukan
USG testis. Pada pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan kadar
serum hormon-hormon tertentu untuk dapat menentukan etiologi, seperti pemeriksaan
gonadotropin korionik serum (hCG), testosterone, estradiol dan LH
G. Penatalaksanaan
10
ginekomastia, dibandingkan dengan verapamil dan juga diltiazem.
Keadaan yang sama juga terjadi pada penggunaan histamin reseptor atau
parietal cell proton-pump. Penggunaan obat cimetidine lebih memiliki
resiko dibandingkan ranitide dan juga omeprazole.
Observasi juga dapat dilakukan pada keadaan fisiologis, termasuk
pasien usia pubertas dan memiliki pemeriksaan fisik dan testis yang
normal. Pasien tersebut dievaluasi selama 6 bulan
2. Medikamentosa
Identifikasi kelainan penyebab ginekomastia dapat membantu
meringankan pembesaran payudara. Obat-obat yang dapat digunakan
sebagai berikut :
11
Ada 2 jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu Surgical resection
(subcutaneousmastectomy) dan Liposuctio-assisted mastectomy.
a. Surgical resection (subcutaneousmastectomy)
Ada beberapa jenis irisan pada eksisi payudara laki-laki. Jenis
irisan yang seringdilakukan adalah dengan insisi intra-areolar atau
Webster incision. Insisi Webster dibuatsepanjang lingkaran areola
bagian bawah dan dengan panjang irisan yang bervariasitergantung
dari areola pasien. Insisi lain yang digunakan adalah insisi
tranversal yangmelewati papilla mamae. Insisi ini memiliki bukaan
yang terbatas. Triple-V incision memiliki bukaan yang paling
besar namun jarang digunakan saat sekarang. Sebelum operasi,
dokter bedah harus menentukan garis insisi dan memperkirakan
kedalaman jaringan lemak dan jaringan payudara yang akan
dikeluarkan. Selain itu ada teknik Letterman dan juga teknik yang
digunakan jika ginekomastia bersifat masif.
Gambar 7. (a) Webster incision, (b) Webster incision yang diperlebar ke arah medial
danlateral, (c) Transverse incision, (d) Triple-V incision, (e) Teknik yang palingsering
digunakan untuk reseksi kulit dan transposisi puting susu (LettermanTechnique), (f)
Teknik yang digunakan pada ginekomastia massif.
12
b. Liposuctio-assisted mastectomy.
Liposuctio-assisted mastectomy merupakan salah satu jenis
operasi untuk pseudognikomastia. Insisi dibuat sekitar 1 cm diatas
areola, lalu jaringan kelenjar dan parenkim disedot keluar.
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1980 an. Sekarang
digunakan ultrasonic liposuction yang meningkatkan hasil koreksi
payudara. Komplikasi pascaoperasi ini lebih kecildi bandingkan
dengan operasi open mastektomi
H. Prognosis
13
BAB III
PENUTUP
Dokter umum adalah lini pertama dalam pelayanan kesehatan, sangat penting
bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda kelainan yang terjadi pada Ginekomastia agar
penanganan dapat segera dilakukan karena lebih cepat ditangani akan lebih baik.
Penanganan ginekomastia dilakukan berdasarkan penyebabnya. Secara umum tidak
ada pengobatan bagi ginekomastia fisiologis. Tujuan utama pengobatan adalah untuk
mengurangi kesakitan dan menghindari komplikasi. Penanganan ginekomastia
meliputi tigahal yaitu observasi, medikamentosa dan operasi.
Bila kita sebagai dokter umum mendapatkan kasus ini, kita perlu untuk
mengedukasi pasien ,terutama mengenai pemeriksaan dan pengobatan kemudian
selanjutnya segera merujuk pada dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
14
2. Mansjoer A, Suprohita, Wardhani WI, Setiowulan W. Editor Kapita Selekta
Kedokteran ed 3 Jilid 2. Media Aesculapius FK-UI Jakarta 2000
3. Jay M Pensler. Plastic Surgery for Gynecomasti Management [Online] 2016
Jan 17 [Cited 2017 Jul 30] available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1273437
4. George Ansstas. Gynecomastia Treatment & Management [Online] 2017
Mar17 [Cited 2017 Jul 30] available from :
http://emedicine.medscape.com/article/120858
5. Glass AR. Gynecomastia In: Becker KL. Principles And Practice Of
Endrocrinology And Metabolism 3rd Ed. Lippincott William & Wilkins
Publisher. 2002
6. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dan Sel Ke Sistem Ed 2. EGC Jakarta 2001
15