NIM : 041054803
Tugas 3 Hukum Perdata/HKUM4202
1. Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai Garis Keutamaan, serta sebutkan dan jelaskan 4
golongan Ahli Waris menurut Undang-undang disertai dasar hukumnya ? (skor : 30)
2. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat sahnya suatu perjanjian beserta dasar hukum yang
mengaturnya ? (skor : 50)
3. Jelaskan menurut pendapat Anda tentang pengertian perjanjian Perjanjian jual beli, Perjanjian
tukar menukar, Perjanjian sewa menyewa, Perjanjian melakukan pekerjaan, Perjanjian
persekutuan, dan Perjanjian hibah beserta dasar hukumnya ? (skor : 20)
Jawaban:
1. Garis pokok keutamaan adalah garis hukum yang menentukan urutan-urutan keutamaan
diantara golongan-golongan dalam keluarga pewaris, dengan pengertian bahwa golongan
yang satu lebih diutamakan daripada golongan yang lain. Penggolongan garis pokok
keutamaan adalah sebagai berikut:
Kelompok keutamaan I : Keturunan pewaris
Kelompok keutamaan II : Orang tua waris
Kelompok keutamaan III : Saudara-saudara pewaris dan keturunannya
Kelompok keutamaan IV : Kakek dan nenek pewaris dan seterusnya
- Perjanjian tukar menukar. Tukar-menukar diatur dalam Pasal 1541 sampai dengan Pasal
1546 KUH Perdata. Perjanjian tukar-menukar adalah “Suatu persetujuan, dengan mana
kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara
bertimbal balik sebagai suatu ganti barang lainnya.” (Pasal 1451 KUH Perdata)
Perjanjian tukar-menukar adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak yang satu
dengan pihak lainnya, dalam perjanjian itu pihak yang satu berkewajiban menyerahkan
barang yang ditukar, begitu juga pihak lainnya berhak menerima barang yang ditukar.
Barang yang ditukar oleh para pihak, dapat berupa barang bergerak maupun barang tidak
bergerak. Penyerahan barang bergerak cukup penyerahan nyata, sedangkan barang tidak
bergerak menggunakan penyerahan secara yuridis formal.
- Perjanjian sewa menyewa diatur di dalam babVII Buku III KUH Perdata yang berjudul
“Tentang Sewa-Menyewa” yang meliputi pasal 1548 sampai dengan pasal 1600 KUH
Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdata
menyebutkan bahwa: “ Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya
kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu
harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah disanggupi pembayaranya.”
Sewa-menyewa adalah persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak
penyewa. Pihak yang menyewakan menyerahkan barang yang hendak disewa kepada
pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya.
-Perjanjian melakukan pekerjaan pengertian tentang perjanjian kerja dapat kita ambil,
antara lain dari dua sumber. Sumber pertama yakni UU N 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan , dan KUH Perdata.
-Perjanjian hibah diatur dalam Pasal 1666 s.d. Pasal 1693 KUH Perdata. Di
dalamKUHPerdata Buku II Bab X, bagian pertama, Pasal 1666 terdapat pengertian
hibah(schenking) yang didefenisikan sebagai berikut :
bahwa hibah adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di waktu
hidupnyadengan Cuma-Cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali untuk menyerahkan
suatubenda guna keperluan si penerima hibah yang menerima penyerahan.