@ 2021
M. Jazuli
Dinny Devi Triana
Maria Denok Bekti Agustiningrum
Cicilia Ika Rahayu Nita
Adysti Prameswari
Dyan Indah Purnamasari
ii
KATA PENGANTAR
Modul Ajar Fase F yang ada di tangan bapak dan ibu guru merupakan salah satu upaya untuk menyediakan
sumber pembelajaran. Modul ajar ini merupakan contoh, dengan harapan pada kurun waktu tertentu dapat
mengembangkan sendiri Modul Ajar sesuai dengan karakteristik lingkungan dan peserta didik. Modul Ajar ini
dikembangkan sesuai dengan Alur dan Tujuan Pembelajaran (ATP). Guru dapat pula mengembangkan ATP
sendiri berdasarkan Capaian Pembelajaran.
Bapak dan ibu guru, Modul Ajar ini dikembangkan dengan prinsip standar minimal dari Capaian
Pembelajaran, sehingga pada pelaksanaannya dapat menambahkan baik dari segi materi, evaluasi, pengayaan,
maupun komponen lain sesuai dengan kebutuhan. Pegembangan dapat pula dilakukan dengan menggunakan
media dan sumber pembelajaran lain yang tidak terdapat pada Modul Ajar ini, tetapi memiliki relevansi.
Alur dan Tujuan Pembelajaran serta Profil Pelajar Pancasila terdapat di lembar lampiran, dengan tujuan
dapat fokus pada Modul Ajar. Namun demikian, Bapak dan Ibu dapat menggunakan ATP yang terdapat pada
lampiran ini sebagai pedoman mengembangkan Modul Ajar sesuai dengan kondisi peserta didik dan
lingkungan.
Tim pengembangan berharap, Modul Ajar ini dapat membantu Bapak dan ibu guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan kurikulum baru. Kami menyadari bahwa Modul Ajar ini masih jauh dari
sempurna, kritik dan saran dari pengguna sangat diharapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
KELAS XI
Modul Ajar 1
Makna dan Simbol Tari Berpasangan/Berkelompok
Modul Ajar 2
Nilai Estetika Tari Berpasangan /Berkelompok
Modul Ajar 3
Penciptaan Tari Berpasangan/Berkelompok
Modul Ajar 4
Penampilan Tari Berpasangan/Berkelompok
KELAS XII
Modul Ajar 1
Manajemen Produksi
Lampiran
iv
MODUL AJAR 1
NILAI ESTETIKA TARI BERPASANGAN /
BERKELOMPOK
PERANGKAT AJAR SENI DAN PRAKARYA
TAR.F.EKP.11.1-2
Nama Rian Puspita Sari, Jenjang/Kelas SMA/XI
S. Pd., M.M
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengidentifikasi, menggali dan membuat tulisan tentang
nilai estetika melaui ragam gerak, tata rias, tata busana, pola lantai dan
level tari kelompok/berpasangan pada tari tradisi dan kreasi di daerah
setempat atau daerah lain.
Deskripsi Umum Aktivitas pembelajaran dilakukan pada perangkat ajar ini melalui metode
Kegiatan diskusi, presentasi, demonstrasi, project, dan ceramah.
Target Peserta Didik Untuk sekolah yang berada di wilayah pelosok yang sulit mendapatkan
jaringan internet, bisa melakukan kegiatan pembelajaran langsung di luar
kelas, seperti mengunjungi sanggar seni tari atau melihat langsung
pertunjukan seni tari yang ada di daerah tempat tinggalnya.
Untuk sekolah yang berada di wilayah pantai, pesisir, pegunungan dan
daerah pedalaman, bisa melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas
dengan cara ikut serta dalam pelatihan yang diadakan diperkumpulan
seni dalam masyarakat daerah setempat.
Perangkat ajar ini dapat digunakan untuk mengajar pada siswa
regular/tipikal dengan menggunakan materi ajar yang berstandar baik yang
disediakan melalui bahan cetak maupun link youtube.
Pada siswa dengan kesulitan belajar, diberikan contoh urutan pembelajaran
dan guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan tingkat kesulitan
belajar siswa di kelas.
Pada siswa dengan berpencapaian tinggi telah diberikan contoh materi ajar
pada urutan pembelajaran dan guru dapat mengembangkan sendiri sesuai
dengan kondisi tingkat pencapaian siswa di kelas.
Perangkat ajar ini juga dapat digunakan untuk siswa dengan berkebutuhan
khusus terutama tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, tunawicara yang
terdapat pada setiap urutan pembelajaran.
Ketersedian Materi
Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi ADA
Alternatif penjelasan, metode, dan aktivitas untuk siswa yang sulit
memahami konsep ADA
Biaya
Biaya yang digunakan pada pembelajaran ini sangat relatif, bahkan tidak
memerlukan biaya, karena bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di
lingkungan sekolah. Adapun biaya yang mungkin diperlukan untuk
membeli buku paket berkisar Rp 100.000 – 130.000,-/siswa yang dapat
digunakan untuk satu tahun pembelajaran.
Sumber Materi Ajar
Buku
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas
Ilalang, Jakarta, Indonesia Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal,
Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Fauzi D, Harry, Mulyadi yadi.2015. Buku Siswa Seni Budaya,
Bandung, Yrama Widya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya,
Yogyakarta, Pustaka Siswa.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin
Bangun. 2005. Membaca Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni
Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari
Nusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya.
Link Youtube
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-1DSKSw
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+i
si+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
Properti
Disesuaikan dengan kebutuhan Siswa
Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan Siswa Metode
Individu Diskusi Project
Kelompok Kecil Presentasi Ceramah
Kelompok Besar Demonstrasi
Asesmen
Penilaian ketercapaian pembelajaran dilakukan Jenis Asesmen
melalui Performance
Asesmen Individu
Asesmen Kelompok
Persiapan Pembelajaran
Menyiapkan alat infocus Menyiapkan lembar kerja siswa
Berada di ruang kelas tepat waktu
Urutan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
Tujuan Pembelajaran
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Guru membantu siswa mempraktikkan ragam gerak tari yang tepat sesuai dengan level gerak.
Siswa yang memiliki kesulitan dan berkebutuhan khusus
Untuk siswa yang memiliki kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus dapat diberikan contoh
ragam gerak dengan level sedang agar lebih mudah untuk dilakukan. Contoh ragam geraknya
seperti gambar berikut ini :
Aktivitas siswa
Mengalami
Tujuan Pembelajaran
o Siswa mengidentifikasi nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui tata rias dan
busana tari tradisi dan kreasi pada tari daerah setempat atau daerah lain.
Tahap selanjutnya siswa mengidentifikasi nilai estetika tata rias dan busana tari sambut
Kabupaten Muara Enim.
o Siswa menggali nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada tari daerah setempat atau daerah lain.
Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing terdiri atas 5-6 orang.
Kemudian siswa diminta mendiskusikan hasil kerja yang mereka dapat dalam menggali nilai
estetika tata rias dan busana tari sambut.
o Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
o Siswa membandingkan hasil diskusi kelompok dengan kelompok lain
o Siswa membuat simpulan diskusi kelompok dalam bentuk laporan tertulis.
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Gambar 2
Make Up Fantasi
Gambar 1 Gambar 3
Untuk siswa yang memiliki kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus dapat diberikan contoh
tutorial tata rias seperti ini :
Gambar 4 Gambar 5
Aktivitas siswa
Mengalami
Tujuan Pembelajaran
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Gambar 2 Tari Sambut Kabupaten Muara Enim (Sumber : Sanggar Arizka Cipta)
Pertemuan 4 (180 Menit)
Aktivitas siswa
Mengalami
Tujuan Pembelajaran
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Untuk siswa yang memiliki minat terhadap topik pembelajaran ini, guru dapat memberikan
gambar sebuah tari untuk di apresiasi mengenai nilai estetikanya.
Untuk siswa yang memiliki kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus dapat diberikan contoh
gambar tari bertema hewan untuk di apresiasi mengenai nilai estetikanya.
Aktivitas siswa
Mengalami
Mencipta
Tujuan Pembelajaran
Mencipta
2. Menurut saya partisipasi siswa dalam pembelajaran yang digunakan pada materi nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Keterangan :
Sangat Baik : Seluruh siswa sangat aktif dalam proses kegiatan mengidentifikasi,
menggali serta mencipta nilai estetika tari berpasangan/kelompok
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Baik : Hampir seluruh siswa sangat aktif dalam proses
kegiatan mengidentifikasi, menggali serta mencipta nilai estetika
tari berpasangan kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dengan sangat baik.
Cukup : Sebagian siswa aktif dalam proses kegiatan
mengidentifikasi, menggali serta mencipta nilai estetika
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada
daerah setempat atau daerah lain walaupun belum menunjukkan
hasil sangat baik.
Kurang : Hanya beberapa siswa aktif dalam proses kegiatan
mengidentifikasi, menggali serta mencipta nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dan belum menunjukkan hasil baik.
3. Menurut saya strategi pembelajaran yang digunakan pada materi nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Keterangan :
Sangat Baik : Seluruh siswa mampu dalam mengidentifikasi, menggali serta
mampu dengan baik mencipta nilai estetika
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain.
Baik : Hampir seluruh siswa mampu dalam mengidentifikasi,
menggali walaupun tidak seluruhnya mampu
dengan baik mencipta nilai estetika tari berpasangan/kelompok
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Cukup : Sebagaian siswa mampu dalam mengidentifikasi, menggali
dan ahanya sebagian yang mampu dengan baik mencipta
nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak
tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi
pada daerah setempat atau daerah lain.
Kurang : Beberapa siswa mampu dalam mengidentifikasi, menggali serta
hanya beberapa yang mampu dengan baik mencipta nilai estetika
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada
daerah setempat atau daerah lain.
Asesemen Pengetahuan
1. Siswa dapat mengidentifikasi nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui ragam gerak, tata
rias dan busana, serta level dan pola lantai pada tari tradisi dan kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mengidentifikasi dengan sangat tepat dan sangat
terperinci tentang nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Baik : Siswa mampu mengidentifikasi dengan tepat walaupun belum
terperinci dengan baik tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain.
Cukup : Siswa cukup mampu mengidentifikasi walaupun tidak terperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain.
Kurang : Siswa belum mampu mengidentifikasi den belum teperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan belum menunjukkan hasil yang baik.
2. Siswa dapat mendeskripsikan nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui ragam gerak, tata
rias dan busana, serta level dan pola lantai pada tari tradisi dan kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mendeskripsikan dengan sangat tepat dan sangat
terperinci tentang nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Baik : Siswa mampu mendeskripsikan dengan tepat walaupun belum
terperinci dengan baik tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain.
Cukup : Siswa cukup mampu mendeskripsikan walaupun tidak terperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain
Kurang : Siswa belum mampu mendeskripsikan den belum teperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan belum menunjukkan hasil yang baik.
3. Siswa dapat dapat membandingkan nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui ragam gerak,
tata rias dan busana, serta level dan pola lantai pada tari tradisi dan kreasi daerah setempat atau
daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu membandingkan dengan sangat tepat dan sangat
terperinci tentang nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain.
Baik : Siswa mampu membandingkan dengan tepat walaupun belum
terperinci dengan baik tentang nilai estetika
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada
daerah setempat atau daerah lain.
Cukup : Siswa cukup mampu membandingkan walaupun tidak terperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain.
Kurang : Siswa belum mampu membandingkan den belum teperinci nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan belum menunjukkan hasil yang baik.
Asesmen Kriteria Pengukuran Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Asesemen Keterampilan
1. Siswa dapat menggali keunikan nilai estetika tari berpasangan/kelompok melalui ragam gerak, tata
rias dan busana, serta level dan pola lantai pada tari tradisi dan kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu menggali keunikan nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dengan sangat tepat dan sangat terperinci.
Baik : Siswa mampu menggali keunikan nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dengan baik dengan tepat walaupun belum terperinci
dengan baik.
Cukup : Siswa hanya mampu mampu menggali keunikan nilai
estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain walaupun tidak terperinci.
Kurang : Siswa belum mampu menggali keunikan nilai estetika
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan tidak terperinci.
2. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang perbandingan nilai estetika tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi dan kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
perbandingan nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan sangat tepat dan
sangat terperinci.
Baik : Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
perbandingan nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan baik dengan
tepat walaupun belum terperinci dengan baik.
Cukup : Siswa hanya mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
perbandingan nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain walaupun tidak
terperinci.
Kurang : Siswa belum mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok
tentang perbandingan nilai estetika tari nilai estetika tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dan tidak terperinci.
3. Siswa dapat mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai tari berpasangan/kelompok
pada tari tradisi atau kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan sangat baik.
Baik : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan baik.
Cukup : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan cukup baik.
Kurang : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan kurang baik.
4. Siswa dapat membuat tulisan/ulasan tentang nilai estetika tari berpasangan/kelompok pada tari
tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya.
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu membuat tulisan/ulasan tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada di
daerah tempat tinggalnya dengan sangat tepat dan sangat terperinci.
Baik : Siswa mampu membuat tulisan/ulasan tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada di
daerah tempat tinggalnya dengan tepat walaupun belum terperinci
dengan baik.
Cukup : Siswa mampu membuat tulisan/ulasan tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada di
daerah tempat tinggalnya walaupun tidak terperinci.
Kurang : Siswa belum mampu membuat tulisan/ulasan tentang nilai estetika tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada di
daerah tempat tinggalnya tidak terperinci.
Asesemen Sikap
1. Siswa memiliki sikap menghormati terhadap keanekaragaman budaya seni tari melalui pengalaman
aktivitas pembelajaran nilai estetika tari berpasangan/kelompok bersumber pada tari tradisi dan
kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap sangat menghargai dari awal sampai
akhir dalam proses aktivitas pembelajaran nilai estetika
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada
di daerah tempat tinggalnya.
Baik : Siswa menunjukkan sikap menghargai dari awal sampai akhir
dalam aktivitas proses pembelajaran nilai estetika
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang
ada di daerah tempat tinggalnya.
Cukup : Siswa menunjukkan sikap kurang menghargai dari awal sampai
akhir dalam Proses aktivitas pembelajaran nilai estetika
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi
yang ada di daerah tempat tinggalnya tetapi tidak bersungguh-
sungguh.
Kurang : Siswa menunjukkan sikap sangat tidak menghargai dari awal
sampai akhir dalam proses aktivitas pembelajaran nilai estetika
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada
di daerah tempat tinggalnya.
2. Siswa menunjukkan sikap terhadap pengalaman berkebinekaan dalam pembelajaran nilai estetika tari
berpasangan dan kelompok bersumber pada gerak tradisi dan kreasi daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap disiplin dan bersungguh-sungguh dalam
aktivitas pembelajaran nilai estetika tari berpasangan/kelompok pada
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya.
Baik : Siswa menunjukkan sikap disiplin dalam aktivitas pembelajaran nilai
estetika tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang
ada di daerah tempat tinggalnya walaupun terkadang tidak-
bersungguh-sungguh.
Cukup : Siswa menunjukkan sikap kurang disiplin dan dan tidak bersungguh
sungguh kurang semangat dalam aktivitas pembelajaran nilai estetika
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang ada di
daerah tempat tinggalnya.
Kurang : Siswa menunjukkan sikap tidak disiplin dan dan tidak
bersungguh sangat tidak semangat dalam aktivitas pembelajaran
nilai estetika tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau
kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya.
3. Siswa menunjukkan sikap aktif dalam pengambilan keputusan di dalam proses pembelajaran
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap sangat aktif dan selalu memberikan
masukan dalam dalam proses pembelajaran
Baik : Siswa menunjukkan sikap aktif tetapi belum memberikan masukan
dalam proses pembelajran
Cukup : Siswa menunjukkan sikap aktif dalam proses pembelajaran dan tetapi
tidak memberikan masukan
Kurang : Siswa menunjukkan sikap tidak aktif dalam proses pembelajaran dan
tidak memberikan masukan.
A. Lembar Kinerja Presentasi
PENILAIAN KINERJA PRESENTASI
Matasiswaan : Seni dan Prakarya
Materi Pokok :
Nama :
Kelas :
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan
Rubrik:
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi sedang Komunikasi Lancar
komunikasi dan baik
Sistematika Penyampain tidak Sistematika Sistematika
penyampaian sistematis penyampaian sedang penyampaian baik
Wawasan Wawasan kurang Wawasan sedang Wawasan luas
SKOR (1-5)
No ASPEK
1 2 3 4 5
1 PERENCANAAN:
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penulisan
2 PELAKSANAAN
a. Ketepatan dalam mengerjakan
b. Orisinalitas laporan
c. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan ragam gerak
d. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan tata rias dan
busana
e. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan level dan pola
lantai
f. Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai
metode yang dipakai
g. Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif
h. Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (Ilmiah)
3 LAPORAN PROYEK:
a. Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
b. Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk
peningkatan kecintaan terhadap hasil karya seni tari
Indonesia
C. Lembar Penilaian Praktek
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK
Observasi
Jml
No Nama Siswa kerjasama tanggungjawab toleran disiplin Nilai
Skor
(1) (2) (3) (4)
1. ……………
2.
3.
4.
5.
6. dst.
Keterangan pengisian skor:
4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang.
E. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kerja Individu
Observasi
Menghargai Menghargai Jml
Cinta
No Nama Siswa Santun Jujur karya karya orang Skor Nilai
damai
sendiri lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1. ………..
2.
3.
4. dst.
Observasi
Peduli Peduli Menghargai Jml
No Nama Siswa responsif proaktif Nilai
lingkungan sesama karya seni Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
1. ………..
2.
3.
6. dst.
1. Bagaimana menurutmu materi yang paling sulit dari siswaan nilai estetika tari berpasangan
dan kelompok bersumber pada tari tradisi dan kreasi ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Alasan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Apakah menurutmu hasil pembelajaran yang sudah anda peroleh pada nilai estetika tari
berpasangan/ kelompok bersumber pada tari tradisi dan kreasi
Alasan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan perasaan anda selama mengikuti pembelajaran nilai estetika tari berpasangan/ kelompok
bersumber pada tari tradisi dan kreasi dalam bentuk paragraph !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
6. Tuliskan manfaat yang anda perolah setelah mengikuti hasil pembelajaran nilai estetika tari
berpasangan/ kelompok bersumber pada tari tradisi dan kreasi dalam bentuk paragraph !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
Gregory, Gayle H., Carolyn Chapman, (2006) Differntiated Instructional Strategies, California:
Corwin Press.
Kemp, Jerrold E., (2001) Designing Effective Instructional, New York: John Willey.
Koster, Joan Bouza (2012) Growing Artists Teaching the Arts to Young Children, New York:
Wadsworth.
Moore, Kenneth D., (2005) Effective Instructional Strategies From Theory to Practice,
California: Sage Publication.
Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp., (2007) Designing Effective Instruction,
United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Ragan, Tillman, Patricia L Smith, (1992) Instructional Design, New York, John Wiley & Son
Inc.
Reigeluth, Charles M., Cynthia B. Leshin, Joellyn Pollock, (2005) Instructional Design
Strategies and Tactics, Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication.
Richey, Rita C., James D. Klein, (2007) Design and Development Reseach: Methods, Strate-
gies, and Issues, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Seel, Norbet M., Sanne Dijkstra, (2008) Curriculum, Plans, and Process in Instructional
Design, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Smaldino, Sharon, E., Deborah L. Lowther, dan James D. Russel. (2011) Instructional
Technology & Media for Learning, terjemahan Arif Rahman, Jakarta, Kencana Prenada.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta,
Ikalasti.
Tucker, Carlin R., Tiffany Wycoff, Jason T. Green. 2017. Blended Learning in Action: A
Practical Guide Toward Sustainable Change, Singapore, Sage Publsher Asia Afrika.
Setiap siswa menerima satu lembar kerja sesuai dengan topik yang dibahas pada setiap
pertemuan.
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk yang tertulis di lembar kerja tersebut.
Lembar kerja siswa ada yang diberikan pada saat pembelajaran da nada pula yang diberikan
sebagai tugas lanjutan dari materi yang telah
Siswa mendapatkan umpan balik terhadap hasil kerja berdasakan lembar kerja
Lembar kerja siswa merupakan salah satu bagian untuk mengukur kemampuan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Lembar Kerja Siswa 1
Setelah kalian mengamati dan melakukan ragam gerak tari berpasangan/kelompok, berikan
jawaban terhadap beberapa pertanyaan berikut ini.
Apa saja yang termasuk bagian dari nilai estetika tari ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Apakah sama nilai estetika tari yang ada pada tari berpasangan dan tari kelompok ? Mengapa ?
Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Tuliskan pengalamanmu mengenai nilai estetika tari yang pernah kamu lihat di lingkungan
tempat tinggalmu !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Sumber Belajar Siswa
Buku Teks
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas Ilalang, Jakarta, Indonesia
Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal, Jakarta, Lembaga
Pendidikan Tari Nusantara.
Fauzi D, Harry, Mulyadi yadi.2015. Buku Siswa Seni Budaya, Bandung, Yrama Widya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Siswa.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin Bangun. 2005. Membaca
Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya.
Link Youtube
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-1DSKSw
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
Eisner, Elliot W. 2002. The Arts and the Creation of Mind, United State of Amerika; Yale Univer-
sity.
Gilbert, Anne Green. 1992. Creative Dance For All Ages, Reston, Virginia, National Dance
Association.
Graham, George, Shirley Ann Holt, dan Melissa Parker. 1987. Children Moving: A Teacher’s
Guide to Developing A Successful Physical Education Program, USA, Mayfield Publishing
Company.
Hopper, Bev, Jenny Grey, dan Trish Maude. 2000. Teaching Physical Education in the Primary
School, New York, RoutledgerFalmer.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta, Institut Seni
Indonesia.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.
Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan Kesenian
Jakarta.
Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United State, Human
Kinetics.
Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSI Bandung.
Materi Pengayaan
Estetis sering dikatakan estetika dan diartikan hanya sebatas indah atau keindahan dan dari
keindahan akan muncul suatu nilai seni. Nilai estetis pada gerak tari merupakan kemampuan dari gerak
tersebut untuk menimbulkan suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam
melakukan gerak harus dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya. Setiap gerak tarian pasti
memiliki nilai estetis tersendiri yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara cermat.
Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif.
Benda itu sangat estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan orang yang
mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu karena adanya tanggapan perasaan dari
pengamat. Jadi, estetis itu ada karena proses hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang
yang mengamati. Berikut adalah teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari.
Teori subyektif, dimana ciri yang menciptakan keindahan pada suatu benda sesungguhnya tidak ada,
yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati
Teori obyektif, yang berpendapat bahwa ciri atau sesuatu yang menciptakan keindahan merupakan sifat
yang telah ada pada benda yang bersangkutan.
Nilai estetika tari dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya dari gerak, pola lantai dan level, serta
tata rias dan tata busana.
A. Gerak tari
Masing-masing gerak setiap daerah memiliki keunikannya tersendiri yang tidak bisa terlepas dari
pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre dalam suatu daerah juga memiliki pengaruh
besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari. Sebagai contoh adalah pada tari saman, nilai estetis pada
tari saman adalah pada harmonisasi gerakannya. Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya
menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis. Semua penari harus menari
dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian
ini sangat menarik.
Masing-masing gerak setiap daerah memiliki keunikannya tersendiri yang tidak bisa terlepas dari
pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre dalam suatu daerah juga memiliki pengaruh
besar dalam menilai nilai estetis suatu gerak tari.
B. Pola lantai
Dalam tarian banyak menggunakan unsur ruang. Jika digambarkan, pola tersebut dapat berupa
lintasan garis diagonal, vertikal, horizontal dinamis di lantai. Dalam buku Tari Tradisi Melayu, Eksistensi
dan Revitalisasi Seni (2016) karya Muhdi Kurnia, pola lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya
garis lengkung juga terdapat pada tari Randai dari Minangkabau, di mana penari berjalan
tari. Sehingga pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, seperti variasi bentuk pola lantai,
makna pola lantai, jumlah penari, ruangan, atau tempat pertunjukan dan gerak tari.
Pola lantai garis lurus (vertikal dan horizontal) Pola lantai garis lurus sering dijumpai pada pertunjukan
tari tradisi di Indonesia. Tari Saman dari Aceh menggunakan pola lantai garis lurus secara horizontal yang
menunjukkan hubungan antarmanusia. Garis lurus dalam bentuk vertikal atau ke atas menunjukkan hubungan
dengan Tuhan sebagai pencipta.
Pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berbagai level rendah, seperti berbaring atau duduk.
Pada level sedang, pola lantai garis lurus dapat dilakukan dengan berlutut atau jongkok. Pola lantai level
tinggi dapat dilakukan dengan berdiri, jinjit, atau melompat dan melayang. Pola lantai garis lurus dapat
dilakukan pada jenis penyajian tari berpasangan atau kelompok.
Pola lantai garis lengkung, di mana penari membentuk garis melingkar, lengkung ular, dan pola lantai
angka delapan. Jenis tarian yang biasa menggunakan pola lantai ini adalah tari rakyat dan tari tradisional. Pola
lantai garis lengkung terdapat pada tari Kecak di Bali yang membentuk sebuah lingkaran. Tari Rejang Dewa
dari Bali juga menggunakan pola garis lengkung. Pola lantai garis lengkung juga terdapat pada tari Randai
dari Minangkabau, di mana penari berjalan mengelilingi pentas membentuk lingkaran.
Pola lantai dengan garis lurus dan lengkung biasanya tarian yang berhubungan dengan hal magis atau
keagamaan. Pola lantai pada tari kerakyatan biasanya menggunakan campuran kedua pola lantai. Pola lantai
diagonal Pola lantai diagonal adalah penari membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Maksudnya
mengarah serong ke kanan atau kiri dari area depan panggung. Contoh tari yang sering menggunakan pola
ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi dan Tari Pendet dari Bali.
Tata rias dalam seni tari adalah kegiatan yang berfungsi untuk mengubah penampilan dan menonjolkan
ekspresi penari dengan menggunakan make-up ke bagian wajah dan tubuh. Hal ini dilakukan pada saat
sebelum pertunjukan. Contoh dari kegiatan tata rias dapat berupa pemberian eye shadow gelap untuk
pemberian karakter jahat atau antagonis dan permainan komposisi warna pada wajah penari untuk
menonjolkan ekspresi tertentu.
Tata busana dalam seni tari adalah kegiatan merancang dan mengatur busana serta aksesoris pendukung
yang akan dikenakan oleh penari.
Tata rias dan tata busana merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan untuk penyajian suatu garapan
tari. Tata rias dan tata busana harus diperhaikan dengan cermat dan teliti. Dengan tata rias dan tata busana
yang tepat dapat memperjelas karakter dan sesuai dengan tema yang disajikan.
Materi untuk Siswa yang Kesulitan
Materi Siswa
Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa yang kurang dapat
menguasai konsep ini, guru akan mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan
materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami
siswa atau kelompok siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Maka dari itu, Siswa diberikan link video pembelajaran materi nilai estetika tari
berpasangan/kelompok secara individual/kelompok agar mengamati lebih lanjut untuk
merangsang kepekaan stimulus para siswa sehingga dapat mengidentifikasi dan menggali nilai
estetika pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dengan baik.
Jika tidak tersedia video tari, maka siswa bisa diajak melihat langsung pertunjukkan tari
yang ada di sekitar daerah tempat tinggalnya dan bisa juga dengan memperlihatkan gambar-
gambar pertunjukkan tari.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap ini adalah dengan lebih banyak
memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa tersebut yang dilakukan secara lebih
menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar
siswa tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, bertanya,
dan mengemukakan pendapat, sehingga mereka dapat memahami materi nilai estetika tari
berpasangan/kelompok dengan baik.
Adapun link video youtube yang bisa dilihat siswa dimanapun dan kapanpun adalah
sebagai berikut :
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-1DSKSw
https://youtu.be/EUKoVrRWxig
https://youtu.be/PW3GoK4VF5I
https://youtu.be/trrwbAFRdUk
https://youtu.be/OmTlZDH5n2s
https://youtu.be/MnwZjntFPOc
Pembelajaran pada materi nilai estetika tari berpasangan/kelompok tidaklah sulit, rajin-rajinlah
melihat pertunjukan tari atau bisa juga melihat gambar-gambar tari untuk melatih kita agar terbiasa dalam
mengapresiasinya.
TAR.F.EKP.11.3-6
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengidentifikasi, menggali dan membuat tulisan tentang
makna dan simbol melaui ragam gerak, tata rias, tata busana, pola lantai
dan level tari kelompok/berpasangan pada tari tradisi dan kreasi di
daerah setempat atau daerah lain.
Siswa dapat mengidentifikasi fungsi serta manfaat makna dan simbol
tari pada kehidupan masyarakat.
Properti
Disesuaikan dengan kebutuhan siswa
Makna dan simbol tari
Kata Kunci
Tari Berpasangan
Tari Kelompok
Tari Tradisi
Tari Kreasi
Pertanyaan Inti Bagaimakah fungsi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok pada tari
tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain dalam kehidupan
masyarakatnya ?
Deskripsi Umum Aktivitas pembelajaran yang dilakukan pada melalui metode diskusi,
Kegiatan presentasi, demonstrasi, project, dan ceramah.
Target Peserta Didik Untuk sekolah yang berada di wilayah pelosok yang sulit mendapatkan
jaringan internet, bisa melakukan kegiatan pembelajaran langsung di
luar kelas, seperti mengunjungi sanggar seni tari atau melihat langsung
pertunjukan seni tari yang ada di daerah tempat tinggalnya.
Untuk sekolah yang berada di wilayah pantai, pesisir, pegunungan dan
daerah pedalaman, bisa melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas
dengan cara ikut serta dalam pelatihan yang diadakan diperkumpulan
seni dalam masyarakat daerah setempat.
Perangkat ajar ini dapat digunakan untuk mengajar pada siswa
regular/tipikal dengan menggunakan materi ajar yang berstandar baik
yang disediakan melalui bahan cetak maupun link youtube.
Pada siswa dengan kesulitan belajar, diberikan contoh urutan
pembelajaran dan guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan
tingkat kesulitan belajar siswa di kelas.
Pada siswa dengan berpencapaian tinggi telah diberikan contoh materi
ajar pada urutan pembelajaran dan guru dapat mengembangkan sendiri
sesuai dengan kondisi tingkat pencapaian siswa di kelas.
Perangkat ajar ini juga dapat digunakan untuk siswa dengan
berkebutuhan khusus terutama tunarungu, tunadaksa, tunagrahita,
tunawicara yang terdapat pada setiap urutan pembelajaran.
Ketersediaan Materi
Biaya
Biaya yang digunakan pada pembelajaran ini sangat relatif, bahkan
tidak memerlukan biaya, karena bisa memanfaatkan sumber daya yang
ada di lingkungan sekolah. Adapun biaya yang mungkin diperlukan
untuk membeli buku paket berkisar Rp 100.000 – 130.000,-/siswa
yang dapat digunakan untuk satu tahun pembelajaran.
Buku
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas
Ilalang, Jakarta, Indonesia Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari
Komunal, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Fauzi D, Harry, Mulyadi yadi.2015. Buku Siswa Seni Budaya,
Bandung, Yrama Widya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya,
Yogyakarta, Pustaka Siswa.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin
Bangun. 2005. Membaca Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi
Seni Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari
Nusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya.
Link Youtube
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-
1DSKSw
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual
+isi+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
Asesmen
Penilaian ketercapaian pembelajaran dilakukan Jenis Asesmen
melalui Performance
Asesmen Individu
Asesmen Kelompok
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Urutan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
Tujuan Pembelajaran
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Siswa yang memiliki minat
Untuk siswa yang memiliki minat terhadap topik pembelajaran ini, guru dapat memberikan stimulus
ragam gerak dalam tari Gending Sriwijaya pada level gerak sedang dan rendah.
Gambar 1 - 4 :
Untuk siswa yang memiliki kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus dapat diberikan contoh
gambar bentuk jari agar lebih mudah mengenal geraknya.
Gambar 5 - 6
(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=3BpeCaF96EI)
Pertemuan 2 (180 Menit)
Tujuan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
o Siswa mengidentifikasi makna dan simbol melalui tata rias dan busana tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
Tahap selanjutnya siswa mengidentifikasi makna dan simbol tata rias dan busana tari
Gending Sriwijaya.
o Siswa membandingkan makna dan simbol melalui tata rias dan busana tari
berpasangan/kelompok pada tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
Di sini siswa membandingkan makna dan simbol tata rias dan busana tari Gending
Sriwijaya.
o Siswa mengidentifikasi persamaan makna dan simbol melalui tata rias dan busana tari
Gending Sriwijaya.
o Tahap berikutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing terdiri
atas 5-6 orang. kemudian siswa diminta mendiskusikan hasil kerja yang mereka dapat
dalam membandingkan dan mengidentifikasi persamaan makna dan simbol tata rias dan
busana tari Gending Sriwijaya.
o Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
o Siswa membandingkan hasil diskusi kelompok dengan kelompok lain.
o Siswa membuat simpulan diskusi kelompok dalam bentuk laporan tertulis.
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Tujuan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Tujuan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Pertemuan 5 (180 Menit)
Tujuan Pembelajaran
Aktivitas siswa
Mengalami
Mencipta
Mencipta
Refleksi
o Refleksi Siswa : Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran ini?
Kesulitan apa yang kamu hadapi?
o Refleksi Guru : Apa kelemahan pada proses pembelajaran ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
A. Lembar Kinerja Presentasi
PENILAIAN KINERJA PRESENTASI
Matasiswaan : Seni dan Prakarya
Materi Pokok :
Nama :
Kelas :
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Komunikasi
2 Sistematika penyampaian
3 Wawasan
4 Keberanian
5 Antusias
6 Penampilan
Rubrik:
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Komunikasi Tidak ada Komunikasi sedang Komunikasi Lancar
komunikasi dan baik
Sistematika Penyampain tidak Sistematika Sistematika
penyampaian sistematis penyampaian sedang penyampaian baik
Wawasan Wawasan kurang Wawasan sedang Wawasan luas
SKOR (1-5)
No ASPEK
1 2 3 4 5
1 PERENCANAAN:
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penulisan
2 PELAKSANAAN
a. Ketepatan dalam mengerjakan
b. Orisinalitas laporan
c. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan ragam gerak
d. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan tata rias dan
busana
e. Mendeskripsikan nilai estetika tari berdasarkan level dan pola
lantai
f. Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai
metode yang dipakai
g. Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif
h. Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (Ilmiah)
3 LAPORAN PROYEK:
a. Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
b. Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk
peningkatan kecintaan terhadap hasil karya seni tari
Indonesia
C. Lembar Penilaian Praktek
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK
Observasi
Jml
No Nama Siswa kerjasama tanggungjawab toleran disiplin Nilai
Skor
(1) (2) (3) (4)
1. ……………
2.
3.
4.
5.
6. dst.
Keterangan pengisian skor:
4. Sangat baik
3. Baik
2. Cukup
1. Kurang.
E. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kerja Individu
Observasi
Menghargai Menghargai
Cinta Jml
No Nama Siswa Santun Jujur karya karya orang Nilai
damai Skor
sendiri lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1. ………..
2.
3.
4. dst.
Observasi
Peduli Peduli Menghargai Jml
No Nama Siswa responsif proaktif Nilai
lingkungan sesama karya seni Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
1. ………..
2.
3.
6. dst.
Refleksi Guru
1. Menurut saya metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata
rias dan busana tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain sudah
mengidentifikasi makna dan simbol melalui ragam gerak tari berpasangan/kelompok pada tari
tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain
2. Menurut saya partisipasi siswa dalam pembelajaran yang digunakan pada materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata
rias dan busana tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Partisipasi seluruh siswa sangat tinggi dalam materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi di daerah setempat atau daerah lain
Baik : Partisipasi hampir seluruh siswa sangat tinggi dalam
materi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain
Cukup : Partisipasi sebagian siswa cukup tinggi dalam materi makna
dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain
Kurang : Partisipasi siswa rendah dalam materi makna dan simbol
tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari,
level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi di
daerah setempat atau daerah lain
3. Menurut saya strategi pembelajaran yang digunakan pada materi makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
Keterangan :
Sangat Baik : Hasil Umpan balik siswa sangat baik dalam
materi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
setempat atau daerah lain
Baik : Hasil Umpan balik siswa baik dalam materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi
dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
setempat atau daerah lain
Cukup : Hasil Umpan balik siswa cukup dalam materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
Kurang : Hasil Umpan balik siswa kurang dalam materi makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah lain.
setempat atau daerah lain
Asesemen Pengetahuan
1. Siswa dapat mengidentifikasi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau daerah
lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mengidentifikasi dengan sangat tepat dan
terperinci mengenai makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari,
level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi di
daerah setempat atau daerah lain
Baik : Siswa mampu mengidentifikasi dengan tepat walaupun belum
terperinci dengan baik mengenai makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi di daerah setempat atau daerah lain
Cukup : Siswa cukup mampu mengidentifikasi walaupun tidak terperinci
mengenai makna dan simbol tari berpasangan dan
kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata
rias dan busana tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau
daerah lain
Kurang : Siswa belum mampu mengidentifikasi dan belum terperinci
mengenai makna dan simbol tari berpasangan dan
kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata
rias dan busana tari tradisi dan kreasi di daerah setempat atau
daerah lain
2. Siswa dapat membandingkan fungsi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam
kehidupan masyarakat di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu membandingkan dengan sangat tepat dan
terperinci tentang fungsi makna dan simbol tari berpasangan dan
kelompok tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan
Baik : Siswa mampu membandingkan dengan tepat walaupun belum
terperinci dengan baik tentang fungsi makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok tari berpasangan/kelompok bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan baik
Cukup : Siswa cukup mampu membandingkan walaupun tidak terperinci
tentang fungsi makna dan simbol tari berpasangan/kelompok tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain
Kurang : Siswa belum mampu membandingkan den belum terperinci
tentang makna dan simbol tari berpasangan/kelompok tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan belum menunjukkan hasil yang baik
3. Siswa dapat membandingkan persamaan makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam
kehidupan masyarakat di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu membandingkan persamaan makna dan simbol
tari dengan sangat tepat dan terperinci tentang makna dan simbol yang
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan
Baik : Siswa mampu membandingkan persamaan makna dan simbol
dengan tepat walaupun belum terperinci dengan baik melalui gerak tari,
level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi
pada daerah setempat atau daerah lain dengan baik
Cukup : Siswa cukup mampu membandingkan persamaan makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok walaupun tidak terperinci
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain
Kurang : Siswa belum mampu dan belum terperinci membandingkan
persamaan makna dan simbol tari berpasangan/kelompok
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dan belum
menunjukkan hasil yang baik
Asesmen Kriteria Pengukuran Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Asesemen Keterampilan
1. Siswa dapat menemukan makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan masyarakat
di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu menggali makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dengan sangat tepat dan sangat terperinci
Baik : Siswa mampu menggali makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dengan baik dengan tepat walaupun belum terperinci
dengan baik
Cukup : Siswa cukup mampu menggali makna dan simbol
tari berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain walaupun tidak terperinci
Kurang : Siswa belum mampu menggali keunikan makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level,
pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah
setempat atau daerah lain dan tidak terperinci
2. Siswa dapat mempresentasikan makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan
masyarakat di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
makna dan simbol tari berpasangan/kelompok
bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari
tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan
sangat tepat dan sangat terperinci
Baik : Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
makna dan simbol tari berpasangan/kelompok
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain dengan baik dengan
tepat walaupun belum terperinci dengan baik
Cukup : Siswa cukup mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
makna dan simbol tari berpasangan/kelompok
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan
kreasi pada daerah setempat atau daerah lain walaupun tidak
terperinci
Kurang : Siswa belum mampu mempreseantasikan hasil diskusi kelompok
tentang makna dan simbol tari makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok bersumber pada gerak tari, level, pola lantai,
tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau
daerah lain dan tidak terperinci
3. Siswa dapat mendemonstrasikan ragam gerak tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada
gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan masyarakat
di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan sangat baik
Baik : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan baik
Cukup : Siswa mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level dan pola lantai
tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi daerah
setempat atau daerah lain dengan cukup baik
Kurang : Siswa kurang mampu mendemonstrasikan ragam gerak, level
dan pola lantai tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi
atau kreasi daerah setempat atau daerah lain
Asesemen Sikap
1. Siswa memiliki sikap menghormati terhadap keanekaragaman budaya seni tari melalui pengalaman
aktivitas pembelajaran mengenai makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber
pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan
masyarakat di daerah setempat atau daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap sangat menghargai dalam
aktivitas pembelajaran makna dan simbol berpasangan/kelompok pada
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
Baik : Siswa menunjukkan sikap menghargai dalam aktivitas
pembelajaran makna dan smbol tari berpasangan/kelompok pada
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
Cukup : Siswa menunjukkan cukup menghargai dalam aktivitas pembelajaran
nilai makna dan simbol berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau
kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya tetapi tidak bersungguh-
sungguh
Kurang : Siswa menunjukkan sikap kurang menghargai dalam aktivitas
pembelajaran makna dan simbol tari berpasangan/kelompok pada tari
tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
2. Siswa menunjukkan sikap toleransi terhadap pengalaman kebinekaan melalui aktivitas pembelajaran
mengenai makna dan simbol tari berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola
lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan masyarakat di daerah setempat atau
daerah lain
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap disiplin dan bersungguh-sungguh dalam
aktivitas pembelajaran makna dan simbol tari berpasangan/kelompok
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
Baik : Siswa menunjukkan sikap disiplin dalam aktivitas
pembelajaran makna dan simbol tari berpasangan/kelompok pada
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
walaupun terkadang tidak bersungguh-sungguh
Cukup : Siswa menunjukkan cukup disiplin dan dan tidak bersungguh
sungguh kurang semangat dalam aktivitas pembelajaran makna dan
simbol tari berpasangan/kelompok pada tari tradisi atau kreasi yang
ada di daerah tempat tinggalnya
Kurang : Siswa menunjukkan sikap kurang disiplin dan dan tidak
bersungguh sangat tidak semangat dalam aktivitas
pembelajaran makna dan simbol tari berpasangan/kelompok pada
tari tradisi atau kreasi yang ada di daerah tempat tinggalnya
\
3. Siswa menunjukkan sikap aktif dalam pengambilan keputusan di dalam proses pembelajaran
Keterangan :
Sangat Baik : Siswa menunjukkan sikap sangat aktif dan selalu memberikan
masukan dalam dalam proses pembelajaran
Baik : Siswa menunjukkan sikap aktif tetapi belum memberikan masukan
dalam proses pembelajaran
Cukup : Siswa menunjukkan sikap cukup aktif dalam proses
pembelajaran tetapi tidak memberikan masukan dalam
proses pembelajaran
Kurang : Siswa menunjukkan sikap kurang aktif dalam proses
pembelajaran dan tidak memberikan masukan dalam
proses pembelajaran.
Refleksi Siswa
1. Bagaimana menurutmu materi yang paling sulit dari siswaan makna dan simbol tari berpasangan
dan kelompok bersumber pada tari tradisi dan kreasi ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Apakah menurutmu hasil pembelajaran yang sudah anda peroleh pada makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok yang bersumber pada gerak tari, level, pola lantai, tata rias dan busana
tari tradisi dan kreasi dalam kehidupan masyarakat di daerah setempat atau daerah lain
Alasan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran makna dan simbol tari berpasangan/ kelompok
bersumber pada tari tradisi dan kreasi dalam bentuk paragraph !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan manfaat yang anda perolah setelah mengikuti hasil pembelajaran makna dan simbol
tari berpasangan/ kelompok bersumber pada tari tradisi dan kreasi dalam bentuk paragraph !
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
Gregory, Gayle H., Carolyn Chapman, (2006) Differntiated Instructional Strategies, California:
Corwin Press.
Kemp, Jerrold E., (2001) Designing Effective Instructional, New York: John Willey.
Koster, Joan Bouza (2012) Growing Artists Teaching the Arts to Young Children, New York:
Wadsworth.
Moore, Kenneth D., (2005) Effective Instructional Strategies From Theory to Practice, California:
Sage Publication.
Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp., (2007) Designing Effective Instruction,
United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Ragan, Tillman, Patricia L Smith, (1992) Instructional Design, New York, John Wiley & Son
Inc.
Reigeluth, Charles M., Cynthia B. Leshin, Joellyn Pollock, (2005) Instructional Design
Strategies and Tactics, Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication.
Richey, Rita C., James D. Klein, (2007) Design and Development Reseach: Methods, Strate-
gies, and Issues, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Seel, Norbet M., Sanne Dijkstra, (2008) Curriculum, Plans, and Process in Instructional
Design, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Smaldino, Sharon, E., Deborah L. Lowther, dan James D. Russel. (2011) Instructional
Technology & Media for Learning, terjemahan Arif Rahman, Jakarta, Kencana Prenada.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta,
Ikalasti.
Tucker, Carlin R., Tiffany Wycoff, Jason T. Green. 2017. Blended Learning in Action: A
Practical Guide Toward Sustainable Change, Singapore, Sage Publsher Asia Afrika.
Setiap siswa menerima satu lembar kerja sesuai dengan topik yang dibahas pada setiap
pertemuan.
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk yang tertulis di lembar kerja tersebut.
Lembar kerja siswa ada yang diberikan pada saat pembelajaran da nada pula yang diberikan
sebagai tugas lanjutan dari materi yang telah
Siswa mendapatkan umpan balik terhadap hasil kerja berdasakan lembar kerja
Lembar kerja siswa merupakan salah satu bagian untuk mengukur kemampuan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Lembar Kerja Siswa1 (Gambar dan Video)
Petunjuk
Perhatikan gambar dan video di link berikut ini :
https://youtu.be/3Mw7gJDkV00
Gambar tersebut menunjukkan pertunjukkan tari tradisi yang ada di nusantara
Tari apakah ini ? berasal dari daerah manakah tari tersebut ?
Buatlah kelompok kecil 5 sampai 7 orang
Deskripsikan makna dan simbol tari pada gambar tersebut
Lakukan posisi yang sama seperti terlihat pada gambar
Setelah itu masing-masing mempraktekkan salah satu ragam gerak yang ada pada tari tersebut
Gambar 3 Gambar 4
Setelah kalian mengamati dan melakukan ragam gerak tari berpasangan/kelompok, berikan
jawaban terhadap beberapa pertanyaan berikut ini.
Apa sajakah yang termasuk bagian dari makna dan symbol tari ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Mengapa makna dan symbol tari yang ada pada tari berpasangan dan tari kelompok pada suatu
daerah berbeda-beda ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Jelaskan tahapan dalam membuat tulisan/uraian tentang makna dan symbol tari !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Apa pengaruh fungsi makna dan simbol tari terhadap kehidupan masyarakat
daerah setempat ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Tuliskan pengalamanmu mengenai makna dan simbol tari yang pernah kamu lihat di
lingkungan tempat tinggalmu !
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Sumber Belajar Siswa
Buku Teks
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas Ilalang, Jakarta,
Indonesia Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal, Jakarta,
Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Fauzi D, Harry, Mulyadi yadi.2015. Buku Siswa Seni Budaya, Bandung, Yrama Widya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Siswa.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin Bangun. 2005.
Membaca Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya,
Link Youtube
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-1DSKSw
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
Eisner, Elliot W. 2002. The Arts and the Creation of Mind, United State of Amerika;
Yale Univer- sity.
Gilbert, Anne Green. 1992. Creative Dance For All Ages, Reston, Virginia,
National Dance Association.
Graham, George, Shirley Ann Holt, dan Melissa Parker. 1987. Children Moving: A
Teacher’s Guide to Developing A Successful Physical Education Program, USA,
Mayfield Publishing Company.
Hopper, Bev, Jenny Grey, dan Trish Maude. 2000. Teaching Physical Education in the
Primary School, New York, RoutledgerFalmer.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta,
Institut Seni Indonesia.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.
Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan
Kesenian Jakarta.
Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United
State, Human Kinetics.
Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSI Bandung.
Materi pengayaan
MAKNA DAN SIMBOL TARI
Simbol tari adalah segala hal yang terdapat dalam faktor faktor tarian (gerak, tata busana, tata rias,
level, pola lantai) yang memiliki makna atau cerita dalam sebuah tarian. Simbol gerak di sini adalah upaya
penyampaian sebuah pesan pesan dalam tarian melalui gerakan.
Simbol di dalam tari bukan hanya dalam bentuk benda tetapi juga dalam bentuk tindakan. Simbol
dalam tari dalam bentuk benda misalnya (a) tema; (b) gerak ; (c) pola lantai; (d) ritme; (e) tempo dan irama
gerak; (f) pola iringan; (g) tata rias; (h) warna, motif, atribut dalam busana; (i) properti; (j) dekorasi
panggung; (k) warna lampu, serta simbol dalam elemen tari lainnya.
Simbol dalam bentuk tindakan disebut dengan tindakan simbolis dapat berupa aturan-aturan dalam
menari, misalnya (a) penari sebelum menari melakukan kewajiban berpuasa dan berdoa; (b) ketika penari
sedang menari harus konsentrasi, bersungguh-sungguh, harus percaya diri namun tidak boleh sombong; dan
(c) penari setelah menari berdoa karena telah melaksanakan kewajiban menari. Simbol-simbol benda dan
tindakan di dalam tari tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak ditafsirkan. Kata ber-mak-na
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya mempunyai (mengandung) arti penting (dalam). Oleh karena
itu, simbol benda dan tindakan di dalam tari, harus ditafsirkan agar tari dapat diketahui maksudnya dan arti
pentingnya bagi kehidupan manusia.
Simbol di dalam gerak dan sikap diam di dalam tari yang memiliki makna disebut dengan gesture
atau gerak maknawi. Tari tradisional lebih banyak memiliki gesture atau gerak maknawi, dibandingkan
dengan tari non tradisional. Contohnya:
1) Sikap sembah atau sikap anjali dalam tari tradisional, yaitu sikap kedua telapak tangan dikatupkan. Sikap
tersebut berarti penghormatan kepada Dewa jika diangkat dikepala. Penghomatan kepada guru dan
pertapa apabila diletakkan di depan wajah. Penghormatan untuk teman apabila di depan dada;
2) Gerakan tangan ulap-ulap dalam tari Jawa (tari tradisional), yaitu menggerakkan satu atau dua tangan di
depan alis. Gerakan tersebut berarti melihat sesuatu dari jauh;
3) Gerakan tangan menusuk-nusuk dengan tombak dalam tari Berburu (tari tradisional) dari Irian Jaya.
Gerakan tersebut berarti menggambarkan pemburu yang memporoleh hasil buruannya, tujuan untuk
mempengaruhi secara magis agar hasil buruannya benar-benar banyak;
4) Gerak tangan dengan posisi tertentu untuk membedakan karakter dalam tari Jawa tradisional. Gerak
tangan dengan posisi sejajar pinggang berarti karakter tari halus. Gerak tangan dengan posisi sejajar perut
berarti karakter tari gagah atau dinamis. Gerak tangan dengan posisi sejajar lengan berarti karakter tari
agresif atau kasar.
5) Sikap dan gerak tangan simetris dalam tari tradisional, yaitu sikap atau gerak tangan kanan dan kiri sama,
berarti tokoh dalam tari memiliki karakter yang tenang dan berwibawa. Sebaliknya, sikap dan gerak
tangan asimetris dalam tari tradisional, yaitu sikap atau gerak tangan bagian kanan dan kiri berbeda, berarti
tokoh dalam tari ini memiliki karakter tidak tenang, lekas marah atau karakter yang dinamis;
6) Gerakan kepala, tangan, badan dan kaki dengan volume kecil dalam tari tradisional, berarti gerak untuk
tari putri yang meberikan kesan halus dan lembut. Namun sebaliknya, gerakan kepala, tangan, badan dan
kaki dengan volume besar dalam tari tradisional, berarti gerak untuk tari putra yang meberikan kesan
gagah penuh energi; dan gesture atau gerak maknawi dari anggota tubuh lainnya dalam tari tradisional,
seperti gerakan kaki, pandangan mata, gerak bola mata, gerak kelopak mata, gerak alis, gerak alis, gerak
badan (torso) yang memiliki makna untuk di tafsirkan.
Simbol dalam atribut tari tradisional untuk membantu mengetahui status tokoh tari melalui atribut
yang dikenakan, seperti contoh mahkota adalah simbol yang memiliki makna pemakainya adalah raja atau
ratu. Motif kain yang dikenakan oleh penari juga dapat membantu mengetahui status tokoh tari. Motif kain
parang besar memiliki makna pemakainya adalah raja, sedangkan motif kain lurik pemakainya adalah rakyat.
Memahami makna tari tradisional bukan berarti harus menafsirkan simbol dari satu elemen tari. Makna dalam
tari tradisional seringkali dapat ditemukan dari simbol dalam berbagai elemen tari. Contoh makna tari
Pakarena dari Sulawesi Selatan yang menggambarkan watak perempuan Gowa yang sopan, lembut, setia,
patuh dan hormat kepada suami, diketahui dari simbol gerak tari yang dilakukan oleh penari yang penuh
kelembutan, serius, hening dengan inner dynamik yang sepenuhnya, walaupun diiringi dengan musik yang
sangat keras. Makna menggambarkan siklus kehidupan manusia dinyatakan dari gerakan berputar mengikuti
arah jarum jam dan irama kehidupan dinyatakan dengan gerakan dengan level naik turun. Tari non tradisional
juga memiliki gesture atau gerak maknawi, walaupun tidak sebanyak tari tradisional, tetapi penjelasan
beberapa simbol dalam tari non tradisional
yang dikemukakan oleh Mery (1965) berikut ini, membantu Anda dalam memahami maksud tari.
1) Badan manusia di bagi menjadi tiga bagian. Gerak apabila dilakukan di bagian dada ke atas, berarti
ungkapan yang bersifat spiritual atau intelektual. Gerak apabila dilakukan dari bahu sampai pinggang
bererti ungkapan emosional. Gerak dilakukan dari pinggang sampai bawah berarti vitalitas hidup;
2) Garis gerak bermacam-macam, diantaranya (a) simetris berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan
sederhana dan kokoh, namun apabila banyak digunakan akan memberikan kesan membosankan; (b)
asimetris berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan dinamis dan menarik; (c) garis gerak yang
bertemu berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan berenergi dan vitalitas; dan (d) garis terpisah
berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan halus dan lembut;
3) Volume gerak bermacam-macam (a) volume gerak besar dan terbuka berarti ungkapan gerak untuk
memberikan kesan laki-laki; (b) volume gerak sedang berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan
laki-laki yang halus; dan (c) volume gerak kecil dan tertutup berarti ungkapan gerak untuk memberikan
kesan perempuan;
4) Pola gerak bermacam-macam (a) pola gerak datar berarti ungkapan gerak untuk memberikn kesan jujur,
terbuka dan dangkal; (b) pola gerak vertikal keatas atau bawah berarti ungkapan gerak untuk memberikan
kesan egosentris, menyerah; (c) pola gerak horisontal bererti ungkapan gerak untuk memberikan kesan
ingin pergi; (d) pola gerak bersilangan berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan kuat dan bingung;
(e) tidak ada sedikitpun badan yang berpola bersilangan berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan
tenang dan terbuka; (f) pola gerak lengkung berarti ungkapan gerak untuk memeberikan kesan manis; dan
(g) pola gerak spiral berarti ungkapan gerak untuk memberikan kesan antar penari terilihat dekat.
Simbol di dalam tari tidak hanya ada di dalam gerak tari. Namun, simbol juga ada di dalam elemen
tari lainnya, untuk diintepretasikan dan diketahui maknanya. Simbol dan makna biasanya merupakan hasil
kesepakan dari suatu masyarakat setempat untuk memahami sesuatu, dapat sama atau tidak sama dengan
masyarakat lainnya.
Berikut ini adalah contoh simbol dalam warna untuk membantu memahami karakter tokoh tari melalui
warna busana atau warna properti yang dikenakan;
1) warna dibagi menjadi dua kategori yaitu warna hangat dan warna dingin. Merah, orage dan kuning
termasuk dalam warna hangat yang dapat memberikan kesan menarik perhatian. Biru, hijau dan ungu adalah
warna dingin yang cenderung redup dapat memberikan kesan rileks ( Ching dan Corky Binggeli, 2011 ;114)
2) warna dalam kostum tari bermacam-macam (a) warna merah merupakan simbol yang memiliki makna
berani dan agresif; (b) warna kuning merupakan simbol yang memiliki makna keluhuran budi; (c) warna
orange merupakan simbol memiliki makna semangat, bergairah,menarik; dan (d) warna putih merupakan
simbol yang memiliki makna suci dan bersih; (e) warna hijau dan biru merupakan simbol yang memiliki
makna kedamaian ketentraman, keharmonisan.
Materi untuk Siswa yang Kesulitan
Materi Siswa
Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa yang kurang dapat
menguasai konsep ini, guru akan mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi
disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau
kelompok siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Maka dari itu, Siswa diberikan link video pembelajaran materi makna dan simbol tari
berpasangan/kelompok secara individual/kelompok agar mengamati lebih lanjut untuk merangsang
kepekaan stimulus para siswa sehingga dapat mengidentifikasi dan menggali nilai estetika pada gerak
tari, level, pola lantai, tata rias dan busana tari tradisi dan kreasi pada daerah setempat atau daerah lain
dengan baik.
Jika tidak tersedia video tari, maka siswa bisa diajak melihat langsung pertunjukkan tari yang
ada di sekitar daerah tempat tinggalnya dan bisa juga dengan memperlihatkan gambar-gambar
pertunjukkan tari.
Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar siswa tersebut
dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, bertanya, dan mengemukakan
pendapat, sehingga mereka dapat memahami dan melakukan pagelaran karya seni tari.
Adapun link video youtube yang bisa disaksikan siswa dimanapun dan kapanpun adalah
sebagai berikut :
https://www.youtube.com/channel/UCbEzeGxppaqjKrLR-1DSKSw
https://www.youtube.com/watch?v=IrvfbIc4bMs
https://youtu.be/EUKoVrRWxig
https://youtu.be/PW3GoK4VF5I
https://youtu.be/trrwbAFRdUk
https://youtu.be/OmTlZDH5n2s
https://youtu.be/MnwZjntFPOc
Pembelajaran pada materi nilai estetika tari berpasangan/kelompok tidaklah sulit, rajin-rajinlah
melihat pertunjukan tari atau bisa juga melihat gambar-gambar tari untuk melatih kita agar terbiasa dalam
mengapresiasinya.
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mengidentifikasi tema tari yang akan dipilih
Peserta didik mengidentifikasi metode penciptaan yang akan dipilih
Peserta didik menentukan tema tari
Peserta didik menentukan metode
Peserta didik melakukan eksplorasi terhadap motif gerak dari berbagai ragam gerak tari daerah
setempat atau daerah lain
Peserta didik melakukan improvisasi terhadap motif gerak tari tradisional
Peserta didik mengidentifikasi motif gerak dari berbagai ragam tari daerah setempat atau daerah lain
Peserta didik mengidentifikasi bentuk gerak dari berbagai ragam tari daerah setempat atau daerah
lain
Peserta didik melakukan forming gerak menjadi tarian
Peserta didik regular/ tipikal dapat menggunakan materi ajar yang terstandar baik yang disediakan
melalui bahan cetak maupun melalui link youtube.
Pada peserta didik dengan kesulitan belajar pada materi di urutan pembelajaran telah diberikan contoh.
Guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan tingkat kesulitan belajar peserta didik di kelas.
Pada peserta didik dengan berpencapaian tinggi telah diberikan contoh materi ajar pada urutan
pembelajaran. Guru dapat mengembangkan materi ajar disesuaikan dengan kondisi tingkat berpencapaian
setiap kelasnya.
Perangkat ajar ini telah dilengkapi pula untuk peserta didik dengan berkebutuhan khusus terutama
tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, dapat menggunakan materi ajar yang terdapat pada setiap urutan
pembelajaran.
Pengembangan Modul Ajar untuk memperhatikan peserta didik baik dari aspek kemampuan intelektual,
sosial, emosional, budaya, lingkungan tempat tinggal. Hal ini penting dilakukan sehingga Modul Ajar
sesuai dengan kebutuhan peserta didik..
1
Kata Kunci Deskripsi Umum Kegiatan
Ketersediaan Materi
Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi ADA
Alternatif penjelasan, metode, dan aktivitas untuk Peserta didik yang sulit memahami konsep ADA
Cokrohamijoyo, F.X. Sutopo, et.all. 1986. Pengetahuan Elementari dan Beberapa Masalah Tari, Jakarta,
Direktorat Kesenian.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta, Institut Seni
Indonesia.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.
Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta.
Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United State, Human Kinetics.
Purnomo, Eko, Tatang Subagyo, Sandhie Gunara, 2017. Seni Budaya X, Jakarta, Bumi Aksara.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta, Ikalasti.
Tucker, Carlin R., Tiffany Wycoff, Jason T. Green. 2017. Blended Learning in Action: A Practical
Guide Toward Sustainable Change, Singapore, Sage Publsher Asia Afrika.
Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSI Bandung.
Link Youtube
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
https://www.instagram.com/usrektaniutina/
2
Urutan Pembelajaran
3
r Peserta didik yang memiliki minat dan berpencapaian
untuk peserta didik yang memiliki minat dan berpencapaian tinggi terhadap topik pembelajaran ini, guru dapat
memberikan stimulus ragam gerak dengan teknik tinggi atau rumit. Beberapa contoh ragam gerak dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 1 dan 2 menunjukkan ragam gerak yang bersumber pada tari tradisi Minang dan juga Melayu. Ragam
gerak ini memerlukan teknik tinggi sehingga dapat diberikan kepada pelajar dengan motivasi dan minat tinggi
serta yang memiliki pencapaian pembelajaran tinggi pula. Ragam gerak yang dilakukan mengolah ruang,
waktu, dan tenaga, sehingga tampak intensitas gerak yang dinamis. (sumber: penulis)
Gambar 3 dan 4 Pengolahan ruang, waktu, dan tenaga, dilakukan untuk mencapai dinamika tari berpasangan
atau kelompok. Teknik melakukan gerak kaki, tangan, serta bagian kepala dilakukan secara detail dan cermat,
sehingga karakteristik teknik gerak dari ragam gerak tari tradisi dari daerah asal dapat terlihat dengan
jelas. (sumber: penulis)
Guru dapat membantu peserta didik menggunakan teknik dan metode yang sesuai untuk dapat melakukan
gerak seperti pada contoh ragam gerak di atas. Guru dan peserta didik tetap harus memperhatikan keselamatan
ketika melakukan gerak sehingga terhindar dari cidera.
4
r Peserta didik yang memiliki kesulitan dan berkebutuhan khusus
Untuk peserta didik yang memiliki kesulitan belajar dan berkebutuhan khusus pada proses pembelajaran
dengan topik pembelajaran ini, guru dapat memberikan stimulus ragam gerak dengan teknik mudah.
Peserta didik dengan berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, tunadaksa dapat mempelajari
contoh ragam gerak ini. Beberapa contoh ragam gerak dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 5 dan 6. Pada peserta didik dengan kesulitan belajar melakukan gerak dan berkebutuhan khusus seperti tunagrahita,
tunarungu, dan tunadaksa, dapat diberikan ragam gerak dengan menggunakan teknik yang mudah. Gerakan
tangan ke atas, kemudian membungkukan badan dengan kedua tangan kearah belakang, merupakan gerakan
yang dapat dilakukan pada kelompok peserta didik ini. (sumber: penulis)
Gambar 5 dan 6. Ragam gerak ini merupakan kelanjutan dari ragam gerak sebelumnya, Gerakan berjalan sambil kedua
tangan kanan lurus dan tangan kiri ditekuk depan dada. Gerakan ini dilakukan secara bergantian. Gerakan selanjutnya
peserta didik duduk dengan melakukan beberapa gerakan tangan yang berbeda dan dilakukan secaera selang seling.
(sumber: penulis)
5
r Pertemuan 2 (240 menit)
Aktivitas peserta didik
Mengalami
Mencipta
Bertindak dan Berpikir Artistik
Tujuan Pembelajaran
setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu:
8.1 Mengidentifikasi motif gerak dari berbagai ragam tari daerah setempat atau daerah lain
8.2 Mengidentifikasi bentuk gerak dari berbagai ragam tari daerah setempat atau daerah lain
7.1 Melakukan eksplorasi terhadap motif gerak dari berbagai ragam gerak tari daerah setempat atau
daerah lain
7.2 Melakukan improvisasi terhadap motif gerak tari tradisional
6
r Peserta didik Yang Memiliki Minat dan Pencapaian Tinggi
Untuk peserta didik yang memiliki minat dan berpencapaian tinggi terhadap topik pembelajaran ini,
guru dapat memberikan stimulus ragam gerak dengan teknik tinggi atau rumit. Beberapa contoh ragam
gerak dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Eksplorasi gerak tari tradisi diikuti dengan Gambar 2. Teknik melakukan gerakan silat, dapat diberikan
teknik atau cara melakukan secara baik dan benar sehingga kepada peserta didik dengan kemampuan pencapaian
pengembangan gerak tidak tercabut dari akar tradisi tersebut pembelajaran yang tinggi. (sumber: penulis)
(sumber: penulis)
Gambar 3. Setiap gerakan yang dilakukan memerlukan Gambar 4. Bentuk-bentuk tubuh dan gerak merupakan
teknik tersendiri. Demikian juga ketika melakukan gerakan cerminan dari daerah mana tarian tersebut berasal.
meliukkan badan ada tekniknya sehinngga terhindar Gerak merupakan salah satu ciri asal tarian tersebut.
dari cidera. (sumber: penulis) (sumber: penulis)
7
r Peserta didik yang memiliki kesulitan belajar dan berkebutuhan khusus
Untuk peserta didik yang memiliki kesulitan belajar dan berkebutuhan khusus pada proses pembelajaran
dengan topik pembelajaran ini, guru dapat memberikan stimulus ragam gerak dengan teknik mudah.
Peserta didik dengan berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, tunadaksa dapat mempelajari
contoh ragam gerak ini. Beberapa contoh ragam gerak dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 5 dan 6. Gerakan-gerakan yang sederhana dapat diberikan kepada peserta didik yang memiliki kesulitan dan
berkebutuhan khusus. Gerakan berjalan dengan menggunakan properti kantong yang terisi dapat diberikan pada kelompok
peserta didik ini. (sumber: penulis)
Gambar 7 dan 8. Ragam gerak yang bertumpu pada kekuatan kaki dapat diberikan kepada kelompok peserta didik yang
memiliki kesulitan dan berkebutuhan khusus. Permainan gerak kaki dengan variasi pada penggunaan tenaga, serta
pengolahan ruang, dan waktu merupakan salah satu cara untuk mencapai dinamika. (sumber: penulis)
8
r Pertemuan 3 (240 menit)
Mengalami
Mencipta
Bertindak dan Berpikir Artistik
Tujuan Pembelajaran
setelah mempelejari materi ini diharapkan peserta didik mampu:
7.1 Melakukan eksplorasi terhadap motif gerak dari berbagai ragam gerak tari daerah setempat atau daerah
lain
7.2 Melakukan improvisasi terhadap motif gerak tari tradisional
8.3 Melakukan forming gerak menjadi tarian
9
r Peserta didik Yang Memiliki Minat dan Pencapaian Tinggi
untuk peserta didik yang memiliki minat dan berpencapaian tinggi terhadap topik pembelajaran ini, guru
dapat memberikan stimulus ragam gerak dengan teknik tinggi atau rumit. Beberapa contoh ragam gerak
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1, 2, 3, dan 4. Eksplorasi gerak dengan menggunakan properti dapat dilakukan untuk membantu desain gerak
atas lebih dinamis. Penggunaan properti tari yang optimal dan fungsional dapat membantu sebuah tari lebih memiliki
dinamika yang variatif. Penggunaan properti yang kurang proposional dan fungsional terkadang sering mengganggu
ragam gerak. Penguasaan teknik melakukan gerak dengan menggunakan properti dapat diberikan kepada peserta
didik dengan pencapaian pembelajaran tinggi. (Sumber: penulis)
10
r Peserta didik yang memiliki kesulitan belajar dan berkebutuhan khusus
Untuk peserta didik dengan kesulitan belajar dan berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, dan
tunadaksa dapat menggunakan ragam-ragam gerak yang lebih sederhana. Pengulangan gerak dengan variasi
dapat dilakukan untuk memberi kesan lebih dinamis terhadap gerak yang dilakukan. Contoh ragam gerak
yang sederhana dapat dilihat pada gambar/foto berikut ini.
Gambar 5 dan 6. Guru dapat memberi stimulus kepada peserta didik yang memiliki kesulitan belajar dan berkebutuhan
khusus dengan melakukan eksplorasi properti selendang. Properti ini dapat dijadikan sebagai ombak lautan dengan cara
menggerak di kedua ujung selendang, atau setiap peserta didik menggerakan selendang ke udara sehingga akan terbentuk
desain atas yang dinamis. (Sumber: penulis)
Gambar 7. Properti seperti tombak dengan menggunakan Gambar 8. Properti dengan bentuk menyerupai guci teta-
sebatang bambu dapat pula dieksplorasi sebagai senjata pi terbuat dari anyaman rotan atau bambu, sering digu-
atau lainnya. Pada tari Papua tombak ini dijadikan sebagai nakan sebagai tempat untuk menyimpan ikan. Peserta didik
senjata untuk berburu binatang. Gerakan tertumpu pada dengan kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus, pasti
kaki yang cepat dan dinamis. Peserta didik dengan kesulitan dapat melakukan dan mengeksplorasi dengan menggunakan
belajar dan berkebutuhan khusus pasti dapat melakukan properti sejenis ini. (Sumber: penulis)
eksplorasi dengan menggunakan properti seperti ini atau
sejenisnya. (Sumber: penulis)
11
r Pertemuan 4 (240 menit)
Mengalami
Mencipta
Bertindak dan Berpikir Artistik
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelejari materi ini diharapkan peserta didik mampu:
7.1 Melakukan eksplorasi terhadap motif gerak dari berbagai ragam gerak tari daerah setempat atau
daerah lain
7.2 Melakukan improvisasi terhadap motif gerak tari tradisional
8.3 Melakukan forming gerak menjadi tarian
12
Pada pertemuan ke 4, peserta didik diharapkan telah mampu menyusun ragam gerak yang telah
diperoleh melalui eksplorasi dan improvisasi. Guru dapat membantu peserta didik untuk menuliskan
ragam gerak tersebut pada catatan tari atau notasi tari dalam bentuk narasi. Catatan tari ini dapat
diberikan kepada peserta didik yang memiliki ketercapaian tinggi dan juga yang berkesulitan belajar.
Catatan tari ini bertujuan agar peserta didik tidak lupa terhadap ragam gerak yang telah diperoleh.
Bentuk catatan tari ini dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, yang ditampilkan pada pada tabel
berikut ini hanya sebagai contoh.
2.
3.
4.
5.
*) ini hanyalah contoh salah satu cara membuat deskripsi ragam gerak yang telah diperoleh oleh peserta didik.
Peserta didik setelah selesai melakukan pencatatan ragam gerak, diminta untuk melakukan praktik
secara berurutan ragam gerak yang telah dicatat sesuai dengan hitungan dan pola lantainya.
13
r Pertemuan 5 (180 menit)
Tujuan Pembelajaran
setelah mempelejari materi ini diharapkan peserta didik mampu:
8.3 Melakukan forming gerak menjadi tarian
14
Refleksi Guru
Refleksi ini dilakukan setelah guru mengikuti proses pembelajaran dengan topik penciptaan karya
tari tunggal sampai selesai. Refleksi ini berbeda dengan dengan refleksi yang dilakukan setelah
mengikuti satu aktivitas pembelajaran.
1. Tuliskan dan jelaskan penguasaan materi selama proses pembelajaran dengan topik
penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Tuliskan dan jelaskan penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan
proses pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
3. Tuliskan dan jelaskan nilai kebinekaan yang diperoleh oleh pelajar selama mengikuti
proses pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan dan jelaskan perubahan sikap yang diperoleh oleh pelajar setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
15
Asesmen Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Asesmen ini digunakan setelah peserta didik mengikuti satu capaian pembelajaran, yaitu penciptaan tari tunggal,
yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Ada tiga jenis pengukuran yang dilakukan,
yaitu ketercapaian secara keterampilan, sikap, dan pengetahuan. Asesmen ini dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
r ASESMEN KETERAMPILAN
Asesmen ini digunakan untuk menilai karya peserta didik dalam bentuk repertoar tari berpasangan
yang dihasilkan pada saat pembelajaran topik penciptaan karya tari berpasangan/ kelompok.
Petunjuk Penilaian
• Bacalah setiap butir pernyataan dengan teliti.
• Berilah tanda (P) pada salah satu kolom Sangat Baik, Baik, Cukup, atau Kurang sesuai dengan
hasil pengamatan
Kriteria Penilaian
Aspek yang
No. Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Dinilai
(4) (3) (2) (1)
1. Desain Gerak Jika dua penari Jika hanya satu Jika kedua Jika kedua penari
melakukan penari kurang penari kurang tidak melakukan
gerakan saling melakukan gerak melakukan gerak gerak saling
mengisi pada saling mengisi saling mengisi mengisi pada
desain gerak, pada desain pada desain desain gerak
yaitu atas, gerak, yaitu gerak, yaitu dari yang dominan
tengah, dan atas, tengah, dan desain gerak dan tidak
bawah serta bawah, tetapi atas, tengah, menajdi satu
menjadi satu kurang menjadi dan bawah dan kesatuan utuh,
kesatuan utuh, satu kesatuan kurang menjadi disertai dengan
disertai dengan yang utuh, satu kesatuan, teknik yang
teknik gerak disertai dengan disertai dengan kurang benar
yang benar teknik gerak teknik yang
yang kurang kurang benar
benar
2. Desain Ruang Jika kedua penari Jika kedua Jika kedua penari Jika kedua penari
melakukan penari kurang tidak melakukan tidak melakukan
gerakan saling melakukan gerakan saling gerakan saling
mengisi pada gerakan saling pada pengolahan mengisi dan
pengolahan mengisi pada ruang akibat tidak melakukan
ruang akibat pengolahan gerak yang pengolahan
gerak yang ruang akibat dilakukan dan ruang, akibat
dilakukan gerak yang hanya 2 yang gerak yang
setidaknya dilakukan , atau dominan tetapi dilakukan, tidak
ada 3 yaitu hanya ada 2 tidak merupakan terlihat dan
luas, sempit, yang dominan satu kesatuan kurang menajdi
dan kombinasi serta merupakan utuh satu kesatuan
keduanya, serta kesatuan yang
merupakan utuh
kesatuan utuh
16
Kriteria Penilaian
Aspek yang
No. Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Dinilai
(4) (3) (2) (1)
3. Desain Waktu Jika kedua penari Jika kedua Jika kedua Jika kedua penari
dan iringan melakukan penari kurang penari tidak tidak melakukan
gerakan saling melakukan melakukan gerak gerakan saling
mengisi pada gerakan yang saling mengisi mengisi dan
pengolahan saling mengisi pada pengolahan tidak melakukan
waktu menjadi pada pengolahan waktu, sehingga pengolahan
satu kesatuan waktu kurang kurang menjadi waktu menjadi
dengan menjadi kesatuan kesatuan dengan satu kesatuan
pengolahan dengan salah satu salah satu dari dengan ruang,
ruang dan dari pengolahan pengolahan tenaga, dan
tenaga serta pengolahan pengolahan iringan, baik
sesuai dengan ruang dan tenaga, ruang dan berupa hitungan,
iringan, baik sesuai dengan tenaga, serta ketukan,
berupa hitungan, iringan, baik kurang sesuai atau bunyian
ketukan, berupa hitungan, dengan iringan, instrumen
atau bunyian ketukan, baik berupa
instrumen atau bunyian hitungan,
instrumen ketukan,
atau bunyian
instrumen
4. Dinamika Jika kedua penari Jika kedua Jika kedua penari Jika kedua penari
melakukan gerak penari kurang tidak melakukan tidak melakukan
saling mengisi melakukan gerak gerakan saling gerak saling
pada pengolahan saling mengisi mengisi pada mengisi dan
ruang, waktu, pada pengolahan pengolahan tidak melakukan
tenaga, dan ruang, waktu, ruang, waktu, pengolahan
iringan menjadi tenaga, dan tenaga, dan ruang, waktu,
satu kesatuan iringan, salah iringan, dan dua tenaga, dan
utuh. satunya kurang dari komponen iringan, tidak
menjadi satu tersebut kurang menjadi satu
kesatuan utuh menjadi satu kesatuan utuh.
kesatuan utuh
5. K e s a t u a n / Jika kedua penari Jika kedua Jika kedua penari Jika kedua penari
Harmoni melakukan penari kurang tidak melakukan tidak melakukan
gerakan saling melakukan gerakan saling gerakan saling
mengisi dari awal gerakan saling mengisi pada mengisi dan
sampai akhir mengisi, ada pengolahan tidak melakukan
dan melakukan salah satu ruang, waktu, pengolahan gerak
pengolahan ragam gerak tenaga, disertai berdasarkan
ruang, waktu, yang kurang dengan desain ruang, waktu,
tenaga, disertai pengolahan gerak, dan tenaga, disertai
dengan berdasarkan dilakukan kurang dengan desain
desain gerak, ruang, waktu, menjadi satu gerak, dan tidak
merupakan satu tenaga, disertai kesatuan utuh. menampakkan
kesatuan utuh dengan desain satu kesatuan
secara optimal gerak, dilakukan utuh.
kurang menjadi
satu kesatuan
utuh.
17
r ASESMEN SIKAP
Asesmen ini digunakan untuk mengukur Profil Pelajar Pancasila, elemen Berkebinekaan Global dan
Kreatif, setelah pelajar mengikuti satu topik pembelajaran, yaitu penciptaan karya tari berpasangan
atau kelompok.
Petunjuk Penilaian
• Bacalah setiap butir pernyataan dengan teliti.
• Berilah tanda (P) pada salah satu kolom Sangat Baik, Baik, Cukup, atau Kurang sesuai dengan
hasil pengamatan
Kriteria Penilaian
Sangat Baik Cukup Kurang
No. Aspek yang Dinilai
Baik
(4) (3) (2) (1)
1 Mendalami budaya dan identitas budaya
2 Mengekplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
3 Mengekplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4 Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai
perspektif
5 Menghilangkan stereotype dan prasangka
6 Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan pembangunan berkelanjutan
7 Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
8 Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
9 Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
bersama
10. Berkomunikasi antar budaya
11. Memahami peran individu dalam demokrasi
12. Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan
18
r ASESMEN PENGETAHUAN
Asesmen ini digunakan untuk mengukur kemampuan pengetahuan peserta didik terhadap topik
penciptaan karya tari tunggal. Asesmen pengetahuan ini pada prinsipnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan asesmen keterampilan, karena keduanya merupakan satu kesatuan. Pada asesmen
pengetahuan lebih mengukur pada konsep garapan tari berpasangan atau kelompok, sedangkan pada
asesmen keterampilan menekankan pada pratiknya.
Petunjuk Penilaian
• Bacalah setiap butir pernyataan dengan teliti.
• Berilah tanda (P) pada salah satu kolom Sangat Baik, Baik, Cukup, atau Kurang sesuai dengan
hasil pengamatan
Kriteria Penilaian
1. Orisinalitas karya
19
Refleksi Peserta didik
Refleksi ini dilakukan setelah guru mengikuti proses pembelajaran dengan topik penciptaan
karya tari berpasangan atau kelompok sampai selesai. Refleksi ini berbeda dengan dengan refleksi
yang dilakukan setelah mengikuti satu aktivitas pembelajaran.
1. Tuliskan dan jelaskan nilai-nilai kebaikan yang diperoleh setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Tuliskan dan jelaskan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti proses pem-
belajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
3. Tuliskan dan jelaskan nilai kebinekaan yang diperoleh setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan dan jelaskan perubahan sikap yang diperoleh setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan topik penciptaan karya tari berpasangan atau kelompok.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
20
Daftar Pustaka
Gregory, Gayle H., Carolyn Chapman, (2006) Differntiated Instructional Strategies, California:
Corwin Press.
Kemp, Jerrold E., (2001) Designing Effective Instructional, New York: John Willey.
Koster, Joan Bouza (2012) Growing Artists Teaching the Arts to Young Children, New York:
Wadsworth.
Moore, Kenneth D., (2005) Effective Instructional Strategies From Theory to Practice,
California: Sage Publication.
Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp., (2007) Designing Effective Instruction,
United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Ragan, Tillman, Patricia L Smith, (1992) Instructional Design, New York, John Wiley & Son
Inc.
Reigeluth, Charles M., Cynthia B. Leshin, Joellyn Pollock, (2005) Instructional Design
Strategies and Tactics, Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publication.
Richey, Rita C., James D. Klein, (2007) Design and Development Reseach: Methods, Strate-
gies, and Issues, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Seel, Norbet M., Sanne Dijkstra, (2008) Curriculum, Plans, and Process in Instructional
Design, Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Smaldino, Sharon, E., Deborah L. Lowther, dan James D. Russel. (2011) Instructional
Technology & Media for Learning, terjemahan Arif Rahman, Jakarta, Kencana Prenada.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta,
Ikalasti.
Tucker, Carlin R., Tiffany Wycoff, Jason T. Green. 2017. Blended Learning in Action: A
Practical Guide Toward Sustainable Change, Singapore, Sage Publsher Asia Afrika.
Setiap peserta didik menerima satu lembar kerja sesuai dengan topik yang dibahas pada setiap
pertemuan.
Peserta didik mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk yang tertulis di lembar kerja tersebut.
Lembar kerja Peserta didik ada yang diberikan pada saat pembelajaran dan ada pula yang
diberikan sebagai tugas lanjutan dari materi yang telah
Peserta didik mendapatkan umpan balik terhadap hasil kerja berdasakan lembar kerja
Lembar kerja Peserta didik merupakan salah satu bagian untuk mengukur kemampuan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
21
Lembar Kerja Peserta didik 1
petunjuk
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar tersebut menunjukkan dua peserta didik
sedang melakukan aktivitas gerakan yang sama
Buatlah kelompok kecil dengan anggota 2
orang
Lakukan posisi sama seperti yang terlihat pada
gambar, kemudian lakukan gerakan lanjutan
sebanyak 4 ragam gerak secara berpasangan.
Setiap gerakan lakukan dengan hitungan 4 x 8
hitungan
catat dan beri nama gerakan dan hitungan
Jika ada yang belum jelas dapat menanyakan
kepada guru mata pelajaran seni tari Gambar 1 (sumber: diadaptasi dari buku Jacquline Smith
Komposisi Tari: Petunjuk Praktis Bagi Guru, Yogyakarta,
Ikalasti
22 9
Lembar Kerja Peserta didik 3
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar tersebut menunjukkan dua peserta
didik sedang melakukan aktivitas gerakan
bersalaman.
Buatlah kelompok kecil dengan anggota 2
orang
Lakukan posisi sama seperti yang terlihat
pada gambar, kemudian lakukan gerakan
bersalaman sebanyak 4 ragam gerak
bersalaman secara berpasangan.
Setiap gerakan lakukan dengan hitungan
4 x 8 hitungan
catat dan beri nama gerakan dan hitungan
Jika ada yang belum jelas dapat menanya-
kan kepada guru mata pelajaran seni tari
10 23
Bahan Bacaan Peserta Didik
Buku Teks
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas Ilalang, Jakarta, Indonesia
Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal, Jakarta, Lembaga
Pendidikan Tari Nusantara.
Harymawan, RMA. 1993. Dramaturgi, Bandung, Remajaroda Karya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin Bangun. 2005. Membaca
Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan Tari Nusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya,
Link Youtube
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta
https://www.youtube.com/results?search_query=usrek+tani+utina
https://www.instagram.com/eny_unnes
https://www.instagram.com/sendratasik.unnes/?hl=id
https://www.instagram.com/usrektaniutina/
Eisner, Elliot W. 2002. The Arts and the Creation of Mind, United State of Amerika; Yale Univer-
sity.
Gilbert, Anne Green. 1992. Creative Dance For All Ages, Reston, Virginia, National Dance
Association.
Graham, George, Shirley Ann Holt, dan Melissa Parker. 1987. Children Moving: A Teacher’s
Guide to Developing A Successful Physical Education Program, USA, Mayfield Publishing
Company.
Hopper, Bev, Jenny Grey, dan Trish Maude. 2000. Teaching Physical Education in the Primary
School, New York, RoutledgerFalmer.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta, Institut Seni
Indonesia.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.
Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan Kesenian
Jakarta.
Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United State, Human
Kinetics.
Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSI Bandung.
24 1
Materi Pengayaan
Tari Berpasangan
Setiap etnis atau suku di Indonesia memiliki keragaman gerak tari berpasangan atau kelompok.
Ada tari berpasangan yang bersifat sebagai pelengkap dari upacara adat, tetapi ada juga tari
berpasangan yang berfungsi sebagai hiburan. Tari Karonsih, tari Lambangsih, pada masyarakat
Jawa sering ditampilkan sebagai bagian tak terpisahkan dari upacara penganten. Kedua tarian
tersebut memiliki simbol cinta sepasang manusia. Dengan menampilkan tarian tersebut, diharapkan
penganten memiliki cinta sepayang hayat. Tari Zapin pada masyarakat Melayu sering dilakukan
secara berpasangan. Tarian ini merupakan tari pergaulan. Tarian bertujuan agar diantara mereka
bisa saling mengenal. Tarian ini juga sering dilakukan pada acara seperti upacara pengantin, atau
upacara adat lainnya. Pada masyarakat Betawi, ada tari Cokek yang juga dilakukan secara
berpasangan. Pada masyarakat Bali ada tari Oleg Tambulilingan, Tari Joged Bumbung,
merupakan beberapa contoh tari yang dilakukan secara berpasangan. Pada masyarakat Minang
ada tari Payung, yang ditarikan secara berpasangan. Pada penyajiannya, tari berpasangan sering
dilakukan secara berkelompok.
Tari berpasangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan tari tunggal atau kelompok.
Karakteristik pada tari berpasangan, yang paling penting adalah gerak yang dilakukan oleh penari
saling mengisi antara penari satu dengan penari lain. Pada tari berpasangan dapat pula melakukan
gerak yang sama. Perhatikan beberapa tari berpasangan berikut ini.
Gambar 5 Tari Topeng Cirebon (sumber: penulis) Gambar 6 Tari Dewabrata (sumber: penulis)
Gambar 7 Tari Topeng Bali (sumber: penulis) Gambar 8 Tari Belibis (sumber: penulis)
25
Materi Peserta Didik
Materi untuk Peserta Didik yang Kesulitan
Pada pengembangan gerak tari berpasangan dibutuhkan kerjasama yang baik diantara
keduanya. Kerjasama dilakukan tidak hanya pada saat melakuka gerak, tetapi ekspresi mimik
Materi
muka. Kedua Peserta Didiksaling mengisi, tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang. Keduanya
penari harus
harus menampilkan secara seimbang. Jadi untuk menjadi seorang penari berpasangan, haruslah saling
memahami tidak saling menonjolkan diri, baik pada saat melakukan improvisasi, eksplorasi,
maupun menampilkan tarian.
Pada masa depan karakteristik yang mampu kolaboratif dapat membantu untuk menyelesaikan
permasalahan. Manusia pada hakikatnya makhluk sosial, sehingga interaksi dengan manusia
lainnya menjadi keniscayaan. Orang-orang yang memiliki karakter berkebinekaan global, diharapkan
dapat hidup berdampingan secara damai dengan keragaman dan perbedaan.
Gambar 9 Jaipong merupakan salah satu tari Gambar 10 Ragam gerak tari Melayu sering dilakukan
pergaulan yang berkembang di Jawa Barat berpasangan dalam bentuk kelompok (sumber: penulis)
(sumber: penulis)
Gambar 11 Dialog pada tari berpasangan dilakukan Gambar 12 Kreativitas merupakan unsur penting
melalui gerak yang saling mengisi (sumber: penulis) dalam penciptaan tari berpasangan (sumber: penulis)
15
15
26
Materi untuk Peserta Didik yang Kesulitan
2715
MODUL AJAR 4
PENAMPILAN KARYA TARI BERPASANGAN /
BERKELOMPOK
MODUL AJAR SENI DAN PRAKARYA
TAR.F.EKP.11.
Eny Kusumastuti
Nama Jenjang/Kelas SMA/ XI
(UNNES 2020)
Asal Sekolah Indonesia Maju Mata Siswaan Seni dan Prakarya
Tujuan Pembelajaran
1. siswa menampilkan ragam gerak tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain dengan hitungan
siswa menampilkan tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain sesuai dengan iringan
2. siswa menampilkan tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain sesuai dengan iringan disertai
dengan unsur pendukungnya
3. siswa mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penampilan tari sesuai dengan karakteristik tarian
tersebut berasal
4. siswa mengidentifikasi manfaat melakukan penampilan tari untuk kehidupan diri pribadi Siswa
menampilkan tari berpasangan sesuai dengan karaktetistik tarian berasal
5. siswa mengekpresikan tari berpasangan sesuai dengan karakteristik tariannya melalui gerak dan
6. ekspresi
7. siswa memilih tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain
8. siswa menyadari bahwa setiap siswa merupakan agen perubahan bidang kesenian
Ruang kelas
Jika dimungkinkan ada ruang sejenis aula yang tidak terdapat bangku dan kursi sehingga siswa
dapat melakukan gerak secara leluasa
Jika tidak terdapat ruang aula, guru dapat meman- faatkan ruang di luar kelas yang memungkinkan
untuk melakukan pembelajaran penampilan Tari Berpasangan
Properti
Disesuaikan dengan kebutuhan penampilan tari yang akan dibawakan oleh siswa
Untuk sekolah yang berada di wilayah pelosok dan kesulitan mendapatkan jaringan internet, bisa
melakukan pembelajaran secara langsung tatap muka dengan menggunakan pendekatan lingkungan
dengan cara mengunjungi sanggar seni budaya, paguyuban seni, atau melihat langsung pertunjukan
seni tari yang ada di lingkungan tempat tinggal peserta.
Untuk sekolah yang berada di pesisir pantai, pegunungan atau di pedalaman, dapat mengadakan
pembelajaran secara langsung dengan cara ikut serta dalam pelatihan yang diadakan paguyuban seni
tradisional kerakyatan yang ada di daerah sekitar tempat tinggal peserta didik atau sekolah.
Modul ajar ini bisa digunakan untuk mengajar peserta didik regular/tipikal dengan menggunakan
materi ajar yang berstandar baik yang disediakan oleh sekolah ataupun yang berasal dari media cetak
ataupun media non cetak.
Untuk peserta didik yang memiliki kesulitan belajar, disediakan contoh materi dan urutan pembelajaran
sehingga guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan tingkat kesulitan belajar peserta didik di
kelas.
Untuk peserta didik dengan tingkat pencapaian kemampuan belajar tinggi telah disediakan contoh
materi ajar beserta urutan pembelajaran agar digunakan sebagai dasar guru mengembangkan materi
ajar sendiri sesuai dengan karakteristik awal dan kondisi tingkat pencapaian peserta didik di kelas.
Modul Ajar ini juga dapat digunakan untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus terutama
tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita, tuna wicara yang terdapat pada setiap urutan pembelajaran.
Ketersediaan Materi
Materi Ajar
Materi Ajar Alat
Pengayaan untuk siswa Penghayatan - Laptop
berpencapaian tingg ADA
Desain gerak, ruang - Audio Visual
Alternatif penjelasan, metode, dan Desain ruang - Peralatan instrumen
aktivitas untuk s i s w a yang sulit Desain waktu dan iringan
memahami konsep ADA
Dinamika
Desain dramatik
Biaya
- Tidak ada biaya yang dikeluarkan
Urutan Pembelajaran
Kegiatan Inti (200 Menit)
Kegiatan Inti
Siswa menampilkan Gerakan tari berpasangan model pembelajaran Jigsaw
dengan hitungan sesuai yang sudah dilihat dan 1) Stimulation
Peserta didik melihat video Tari Berpasangan
disiswai melalui video yang dikirim guru
melalui WhatsApp Grup dengan cara merekam https://www.youtube.com/watch?v=tb2qTko36Zs
kemudian mengirimkan ke link yang sudah yang dibagikan via whatsapp grup
disediakan guru
Guru Meriview penampilan siswa melalui video
2) Problem Statement
Menjawab pertanyaan: Tirulah Gerakan yang ada
yang dikirimkan pada link yang sudah
dalam video tari berpasangan dengan hitungan !
diberikan.
Buatlah rekaman video Gerakan tari berpasangan
Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama
dengan hitungan!
materi ini
Diharapkan siswa dapat menirukan dan
menampilkan Kembali Gerakan tari berpasangan
dengan hitungan. Siswa termotivasi untuk
melakukan perintah guru dengan penuh percaya
diri.
Mengasosiasi/mengolah:
Kelompok putaran ke-2 ini juga berdiskusi pada
platform WA, siswa kemudian akan saling
mengajarkan Gerakan yang sudah disiswai kepada
anggota kelompok lainnya.
4) Verification
Siswa secara mandiri memeragakan minimal 5
ragam gerak tari berpasangan dengan hitungan,
kemudian diupload di facebook masing-masing
siswa dengan menandai akun guru dengan penuh
percaya diri.
Generalization
5)
Mengomunikasikan:
Guru memberikan pembenahan terhadap Gerakan
yang sudah dilakukan oleh siswa pada kolom
komentar di Facebook siswa.
Mengasosiasi/mengolah:
Kelompok putaran ke-2 ini juga berdiskusi pada
platform WA, siswa kemudian akan saling
mengajarkan Gerakan yang sudah disiswai kepada
anggota kelompok lainnya.
4)Verification
Siswa secara mandiri memeragakan minimal 5
ragam gerak tari berpasangan dengan hitungan,
kemudian diupload di facebook masing-masing
siswa dengan menandai akun guru dengan penuh
percaya diri.
5)Generalization
Mengomunikasikan:
Guru memberikan pembenahan terhadap Gerakan
yang sudah dilakukan oleh siswa pada kolom
komentar di Facebook siswa.
Penutup (10 Menit)
Kegiatan Penutup dan Tindak Lanjut: Tindak Lanjut:
1) Guru memberikan rangkuman materi kepada siswa 1) Guru Menyampaikan link google meet melalui
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aplikasi Whats App Grup untuk pertemuan tatap
bertanya
3) Siswa menanyakan hal-hal yang masih diragukan muka (sinkronus)
4) Siswa mencatat penjelasan guru tentang tugas
tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya dengan
cermat
5) Ketua kelas memimpin doa
6) Siswa menjawab salam dengan penuh rasa syukur
dan santun.
Mengasosiasi/mengolah:
Kelompok putaran ke-2 ini juga berdiskusi
pada platform WA, siswa kemudian akan
saling mengajarkan Gerakan yang sudah
disiswai kepada anggota kelompok lainnya.
6) Verification
Siswasecara mandiri memeragakan Gerakan
tari berpasangan dengan iringan sesuai unsur
pendukung tari kemudian diupload di
facebook masing-masing siswa dengan
menandai akun guru dengan penuh percaya
diri.
7)Generalization
Mengomunikasikan:
Guru memberikan pembenahan terhadap
Gerakan yang sudah dilakukan oleh siswa
pada kolom komentar di Facebook siswa.
Penutup (10 Menit) (10 menit)
Kegiatan Penutup dan Tindak Lanjut: Tindak Lanjut:
4) Guru memberikan rangkuman materi kepada 1) Guru Menyampaikan link google meet
siswa melalui aplikasi Whats App Grup untuk
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya pertemuan tatap muka (sinkronus)
6) Siswa menanyakan hal-hal yang masih
diragukan
7) Siswa mencatat penjelasan guru tentang tugas
tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya
dengan cermat
8) Ketua kelas memimpin doa
9) Siswa menjawab salam dengan penuh rasa
syukur dan santun.
PERTEMUAN TATAP MUKA 4 (220 Menit)
MENGALAMI
https://www.youtube.com/watch?v=tb2qTko
36Zs
c. Kelompok putaran 1, setiap siswa dapat
Memilih ragam gerak untuk ditirukan dan
ditampilkan kembali dengan iringan dan
ekspresi sesuai unsur pendukung tari
d. Pada putaran ke-2, setiap siswamengajarkan
Gerakan yang sudah dikuasai kepada sesama
siswa lainnya dalam satu kelompok tersebut.
Mengasosiasi/mengolah:
Kelompok putaran ke-2 ini juga berdiskusi
pada platform WA, siswa kemudian akan
saling mengajarkan Gerakan yang sudah
disiswai kepada anggota kelompok lainnya.
8) Verification
Siswasecara mandiri memeragakan minimal 5
ragam gerak tari berpasangan dengan iringan
dan ekspresi sesuai unsur pendukung tari
kemudian diupload di facebook masing-
masing siswa dengan menandai akun guru
dengan penuh percaya diri.
Generalization
9)
Mengomunikasikan:
Guru memberikan pembenahan terhadap
Gerakan yang sudah dilakukan oleh siswa
pada kolom komentar di Facebook siswa.
1. Menurut saya pendekatan pembelajaran yang digunakan pada penampilan karya tari
berpasangan
Standart Penilaian
Standart Penilaian
- Sangat Baik, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan
iringan, ekspresi dan unsur pendukung tari
- Baik, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan iringan,
ekspresi
- Cukup, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan
iringan
- Kurang, jika siswa membawakan tari berpasangan tidak sesuai iringan, ekspresi
dan unsur pendukung tari
Standart Penilaian
- Sangat Baik, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan
iringan, ekspresi dan unsur pendukung tari
- Baik, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan iringan,
ekspresi
- Cukup, jika siswa mampu membawakan tari berpasangan sesuai dengan
iringan
- Kurang, jika siswa membawakan tari berpasangan tidak sesuai iringan, ekspresi
dan unsur pendukung tari
Asesemen Pengetahuan
1. Siswa mampu mendeskripsikan ragam gerak tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain.
Alasan
- Sangat Baik, jika siswa mampu mendiskripsikan ragam gerak tari berpasangan
daerah setempat atau daerah lain dengan lengkap dan benar
- Baik, jika siswa mampu mendiskripsikan sebagian ragam gerak tari
berpasangan daerah setempat atau daerah lain dengan benar
- Cukup, jika siswa mampu mendiskripsikan sebagian ragam gerak tari
berpasangan daerah setempat dan daerah lain kurang benar
- Kurang, jika siswa tidak mampu mendiskripsikan tari berpasangan daerah
setempat dan daerah lain
2. Siswa dapat mendeskripsikan kelemahan dan kekuatan penampilan tari sesuai dengan karakteristik
tarian tersebut berasal dalam bentuk satu paragraph 100 – 200 kata
Alasan
3. Siswa dapat mengidentifikasi manfaat melakukan penampilan tari untuk kehidupan diri pribadi.
Alasan
1. Siswa dapat menampilkan ragam gerak tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain dengan
hitungan.
Alasan
- Sangat Baik, jika siswa mampu menampilkan seluruh ragam gerak tari
berpasangan daerah setempat atau derah lain dengan hitungan
- Baik, jika siswa mampu menampilkan Sebagian saja ragam gerak tari
berpasangan daerah setempat atau derah lain dengan hitungan
- Cukup, jika siswa mampu menampilkan seluruh ragam gerak tari berpasangan
daerah setempat atau daerah lain dengan hitungan yang kurang tepat
- Kurang, jika siswa tidak mampu menampilkan seluruh ragam gerak tari
berpasangan derah setempat atau daerah lain
2. Siswa dapat menampilkan tari berpasangan derah setempat atau daerah lain sesuai dengan iringan
Alasan
- Sangat Baik, jika siswa mampu menampilkan tari berpasangan daerah setempat
atau derah lain dengan iringan
- Baik, jika siswa mampu menampilkan tari berpasangan daerah setempat atau
daerah lain dengan iringan tetapi kurang tepat
- Cukup, jika siswa mampu menampilkan sebagian tari berpasangan daerah
setempat atau daerah lain dengan iringan
- Kurang, jika siswa tidak mampu menampilkan tari berpasangan derah setempat
atau daerah lain dengan iringan
3. Siswa dapat menampilkan tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain sesuai dengan iringan
disertai dengan unsur pendukungnya.
Alasan
- Sangat Baik, jika siswa mampu menampilkan tari berpasangan daerah setempat
atau derah lain dengan iringan disertai unsur pendukungnya
- Baik, jika siswa mampu menampilkan tari berpasangan daerah setempat atau
daerah lain dengan iringan disertai unsur pendukungnya tetapi kurang tepat
- Cukup, jika siswa mampu menampilkan sebagian tari berpasangan daerah
setempat atau daerah lain dengan iringan dan unsur pendukungnya
- Kurang, jika siswa tidak mampu menampilkan tari berpasangan derah setempat
atau daerah lain dengan iringan sesuai unsur pendukungnya
Assemen Kriteria Pengukuran Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menampilkan tari berpasangan daerah setempat dan daerah lain sesuai dengan karakteristik
tarian tersebut berasal
2. Siswa dapat mengeskresikan tari berpasangan sesuai dengan karakteristiktariannya melalui gerak dan
ekspresi wajah
3. Siswa dapat memilih tari berpasangan daerah setempat atau daerah lain.
Asesemen Sikap
1. Siswa memiliki sikap menghormati terhadap keanekaragaman budaya seni tari melalui pengalaman
melakukan aktivitas penampilan tari berpasangan
2. Siswa menunjukkan sikap terhadap pengalaman kebinekaan melalui aktivitas menampilkan tari berpasangan daerah
setempat atau daerah lain.
1. Apakah menurut anda metode pembelajaran pada penampilan tari berpasangan daerah
setempat atau daerah lain? Jawablah dengan singkat dan jelas!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Apakah menurut anda proses pembelajaran pada penampilan tari berpasangan daerah setempat atau
daerah lain? Jawablah dengan singkat dan jelas!
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Apakah menurut anda hasil pembelajaran yang sudah anda peroleh pada penampilan tari
berpasangan? Jawablah dengan singkat dan jelas!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Tuliskan perasaan kalian selama mengikuti pembelajaran penampilan tari berpasangan
dalam bentuk paragraph antara 200 – 300 kata.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
5. Tuliskan manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran penampilan tari
berpasangan dalam bentuk paragraph antara 200 – 300 kata.
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
Setiap siswa menerima satu lembar kerja sesuai dengan topik yang dibahas pada setiap
pertemuan.
Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk yang tertulis di lembar kerja tersebut.
Lembar kerja siswa ada yang diberikan pada saat pembelajaran dan ada pula yang
diberikan sebagai tugas lanjutan dari materi yang telah diberikan
Siswa mendapatkan umpan balik terhadap hasil kerja berdasakan lembar kerja
Lembar kerja siswa merupakan salah satu bagian untuk mengukur kemampuan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Lembar Kerja Siswa 1
petunjuk
Buku Teks
Dewan Kesenian Jakarta. 2001. Farida Oetoyo: Menari di Atas Ilalang, Jakarta, Indonesia
Tera
Dibia, I Wayan, FX Widaryanto, Endo Suanda. 2006. Tari Komunal, Jakarta, Lembaga
Pendidikan Tari Nusantara.
Harymawan, RMA. 1993. Dramaturgi, Bandung, Remajaroda Karya.
Harun, Chairul. 1993. Kesenian Randai di Minangkabau, Jakarta, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya, Yogyakarta, Pustaka Siswa.
Riantiarno, Ratna, Wiewik Sipala, Nungki Kusumastuti, Jabatin Bangun. 2005. Membaca
Indonesia, Jakarta, Forum Apresiasi Seni Pertunjukan.
Suanda, Endo. 2006. Topeng, Jakarta, Lembaga Pendidikan TariNusantara.
Video
Dewan Kesenian Kota Palembang, Tari Gending Sriwijaya,
Link Youtube
https://www.youtube.com/results?search_query=eny+kusumastuti
https://www.youtube.com/results?search_query=sendratasik+unes
https://www.youtube.com/results?search_query=upt+audio+visual+isi+surakarta
https://www.youtube.com/watch?v=cWqUZWf6Ws0&t=381s
https://www.youtube.com/watch?v=4OqqIymENI4
https://www.youtube.com/watch?v=tb2qTko36Zs
https://www.youtube.com/watch?v=JwiXKjWYGEU
Eisner, Elliot W. 2002. The Arts and the Creation of Mind, United State of Amerika; Yale Univer-
sity.
Gilbert, Anne Green. 1992. Creative Dance For All Ages, Reston, Virginia, National Dance
Association.
Graham, George, Shirley Ann Holt, dan Melissa Parker. 1987. Children Moving: A Teacher’s
Guide to Developing A Successful Physical Education Program, USA, Mayfield Publishing
Company.
Hopper, Bev, Jenny Grey, dan Trish Maude. 2000. Teaching Physical Education in the Primary
School, New York, RoutledgerFalmer.
Hawkins, Alma. 1990. Mencipta Lewat Tari, terjemahan Sumandiyo Hadi, Yoyakarta, Institut Seni
Indonesia.
Hawkins, Alma. 2003. Bergerak Mengikuti Kata Hati, terjemahan I Wayan Dibia, Jakarta, MSPI.
Humprey, Doris. 1983. Seni Menata Tari, terjemahan Sal Murgiyanto, Jakarta, Dewan Kesenian
Jakarta.
Kaufmann, Karen A. 2006. Inclusive Creative Movement and Dance, United State, Human
Kinetics.
Widaryanto, F.X. 2009. Koreografi Bahan Ajar, Bandung, STSIBandung.
Materi Pengayaan
Tari Berpasangan
Setiap etnis atau suku di Indonesia memiliki keragaman gerak tari berpasangan atau kelompok.
Ada tari berpasangan yang bersifat sebagai pelengkap dari upacara adat, tetapi ada juga tari
berpasangan yang berfungsi sebagai hiburan. Tari Karonsih, tari Lambangsih, pada masyarakat
Jawa sering ditampilkan sebagai bagian tak terpisahkan dari upacara penganten. Kedua tarian
tersebut memiliki simbol cinta sepasang manusia. Dengan menampilkan tarian tersebut, diharapkan
penganten memiliki cinta sepayang hayat. Tari Zapin pada masyarakat Melayu sering dilakukan
secara berpasangan. Tarian ini merupakan tari pergaulan. Tarian bertujuan agar diantara mereka
bisa saling mengenal. Tarian ini juga sering dilakukan pada acara seperti upacara pengantin, atau
upacara adat lainnya. Pada masyarakat Betawi, ada tari Cokek yang juga dilakukan secara
berpasangan. Pada masyarakat Bali ada tari Oleg Tambulilingan, Tari Joged Bumbung,
merupakan beberapa contoh tari yang dilakukan secara berpasangan. Pada masyarakat Minang
ada tari Payung, yang ditarikan secara berpasangan. Pada penyajiannya, tari berpasangan sering
dilakukan secara berkelompok.
Tari berpasangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan tari tunggal atau kelompok.
Karakteristik pada tari berpasangan, yang paling penting adalah gerak yang dilakukan oleh penari
saling mengisi antara penari satu dengan penari lain. Pada tari berpasangan dapat pula melakukan
gerak yang sama. Perhatikan beberapa tari berpasangan berikut ini.
Foto 9 Jaipong merupakan salah satu tari Foto 10 Ragam gerak tari Melayu sering dilakukan
pergaulan yang berkembang di Jawa Barat berpasangan dalam bentuk kelompok (sumber: Eko
(sumber: Eko Purnomo) Purnomo)
Foto 11.Dialog pada tari berpasangan dilakukan Foto 12. Kreativitas merupakan unsur penting dalam
melalui gerak yang saling mengisi (sumber: Eko penciptaan tari berpasangan (sumber: Eko Purnomo)
Purnomo)
Materi untuk Siswa yang Kesulitan
Materi Siswa
Pembelajaran penampilan tari berpasangan bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, namun
Jika kalian menemukan ragam gerak berpasangan, perhatikan beberapa ragam gerak berikut
ini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Essential Question
Bagaimanakah manajemen pergelaran berperan penting dalam penyelenggaraan
pergelaran seni tari?
PENGETAHUAN/KETERAMPILAN PRASYARAT
KATA KUNCI
- Pengetahuan Manajemen
- Pergelaran Seni Tari
Dalam pembelajaran pengetahuan belum memfokuskan hasil pergelaran seni tari yang
akan dilaksanakan, rincian biaya pelaksanaan pergelaran terdapat pada perangkat ajar
ketrampilan manajemen pergelaran tari.
KETERSEDIAAN MATERI
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Mengalami
1. Guru memberikan materi ajar tentang 3 tim yang terdapat pada manajemen pergelaran
tari
2. Siswa mencari literasi tambahan terkait tim dalam manajemen produksi.
3. Siswa melakukan analisis kebutuhan manajemen pertunjukan berupa produksi, tata
kerja produksi dan struktur tata kerja produksi
4. Siswa mempresentasikan hasil pencarian literasi
Refleksi
Siswa mendapatkan pengetahuan konsep, prosedural, faktual, dan metakognitif tentang
manajemen pertunjukan seni
Sikap gotong royong dengan subelemen kerjasama, komunikasi, dan koordinasi
diterapkan dalam manajemen pergelaran
Nama :…………………………………
Kelas :…………………………………
3. Tanyakan pada guru jika ada langkah kegiatan yang kurang dimengerti
LATAR BELAKANG
Coba apa yang ada dalam benak Anda ketika kita melihat sebuah
Pertunjukan Pergelaran Tari? Menurut kalian apakah hal yang membuat sebuah
Pertunjukan Pergelaran Tari tersebut menarik serta sukses ? Ada apa dibalik
semua Pertunjukan Pergelaran Tari yang spektakuler ? Itu semua berkat suatu
Manajemen Pergelaran Tari yang baik.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Prinsip-Prinsip
Uraian Jawaban
Managemen
Prinsip Pembagian Setiap orang memiliki wewenang dan
Kerja 5 tanggung jawab untuk malaksanakan
tugas masing-masing sesuai bidangnya.
Prinsip Wewenang Dalam suatu kegiatan perlu adanya
dan Tanggung satu komando agar setiap anggota
Jawab 5 dapat mengetahui kepada siapa ia
mesti bertanggung jawab.
Prinsip Tertib dan Prinsip penempatan orang sesuai
Disiplin 5 dengan keahlian dan minatnya.
Prinsip Kesatuan Perlu ada keterbukaan secara bersama-
Komando 5 sama dari ketercapaian hasil pekerjaan
yang sudah dilakukannya. Untuk
membina motivasi kerja yang sungguh-
sungguh dan setia serta jujur dalam
bekerja perlu dikembangkan reward
sesuai perannya.
Prinsip Memiliki kepatuhan dan ketaatan
Keadilan dan dalam melaksanakan tugas dan
Kejujuran 5 perannya.
3. Setelah mengetahui tentang prinsip manajemen, berikan tanda garis sesuai
dengan uraian jawaban yang dianggap benar dalam tabel di bawah ini.
Fungsi
Uraian Jawaban
Manajemen
Fungsi Usaha atau tindakan dari pimpinan
Perencanaan dalam rangka menimbulkan kemauan
(Planning) dan membuat bawahan mengetahui
tugas dan tanggung jawabnya.
4. Jelaskan secara terperinci kegiatan pembagian tugas yang ada didalam fungsi
manajemen!
a. Kegiatan fungsi Planning
b. Kegiatan fungsi Organizing
c. Kegiatan fungsi Actuating
d. Kegiatan fungsi Controlling
5. Deskripsikan tata kerja produksi dan struktur tata kerja produksi
Tim Produksi
No Struktur Panitia Tata Kerja Produksi
1. Pimpinan Produksi
2. Sekretaris Produksi
3. Bendahara
4. Seksi Dokumentasi
5. Seksi Publikasi
6. Seksi Pendanaan
7. Tiketing
House Manager
No Struktur Panitia Tata Kerja Produksi
1. Keamanan
2. Akomodasi
3. Konsumsi
4. Transportasi
5. Seksi Gedung
TimArtistik
No Struktur Panitia Tata Kerja Produksi
1. Sutradara/Koreografer
2. Pimpinan Artistik
3. Stage Manager
4. Penata Panggung
5. Penata Cahaya
6. Penata Rias/Busana
7. Penata Suara
8. Penata Musik
ASESMEN KRITERIA PENGUKURAN KETERCAPAIAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Asesmen Pengetahuan
Asesmen 1
Asesmen 2
Asesemen Keterampilan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………
Asesemen Sikap
Penilaian Pribadi Berdasarkan Profil Pancasila
Nama : ………………
Kelas : ………………
Gotong Royong
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Mampu membangun Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1 kerjasama yang konsisten ditunjukkan peserta didik
Mandiri
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Mampu bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1 dengan baik yang konsisten ditunjukkan peserta didik
Kreatif
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Berpikir luas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1 yang konsisten ditunjukkan peserta didik
Mandiri
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Mampu bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1 dengan baik yang konsisten ditunjukkan peserta didik
Kreatif
No. Indikator Penilaian Kerjasama
Berpikir luas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
1 yang konsisten ditunjukkan peserta didik
BAHAN AJAR
Bahasa Latin
"Managiare"
Memiliki Arti
Mengurusi, Mengendalikan,Menangani
Menurut Mary Parker Follet, management seni adalah suatu pekerjaan melalui orang-
orang. Selain definisi tersebut, manajemen diartikan pula sebagai pengaturan atau
pengelolaan sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal. Beberapa ahli lain
berpendapat bahwa manajemen diartikan sebagai sebuah seni perencanaan, perorganisasian,
penyusunan, pengarahan, serta pengendalian (pengawasan) dari sumber daya perusahaan
guna mencapai goal atau tujuan yang telah diputuskan.Pada dasarnya, penerapan prinsip
manajemen dalam seni tari lebih diterapkan pada suatu kegiatan pergelaran tari yang
memiliki nilai komersial atau ditiketkan. Konsep ini diterapkan untuk menekan biaya proses
produksi agar tidak rugi secara pembiayaan dan pengeluaran Untuk mencapai itu semua
diperlukan suatu persiapan dan konsep manajemen yang baik agar pergelaran tari yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan. Meskipun prinsip
manajemen di atas lebih menekankan pada persoalan komersial, tetapi tidak semua kegiatan
manajemen pergelaran tari mesti memiliki nilai komersial atau ditiketkan. Selain memiliki
nilai dan fungsi komersial, ada pula kegiatan manajemen pergelaran tari dilakukan seniman
tari untuk mengefisiensikan berbagai persiapan agar kegiatan pergelaran tari dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Jadi, bukan semata-mata untuk mencari keuntungan dari
segi material atau keuntungan keuangan.
B. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERGELARAN TARI
Prinsip
Kesatuan
Komando
Prinsip
Prinsip Tertib
Pembagian
dan Disiplin
Kerja
Prinsip
Prinsip Wewenang
Keadilan dan dan
Kejujuran Tanggung
Jawab
C. TUGAS DAN FUNGSI PAGELARAN TARI
(Planning)
(Controlling)
FUNGSI (Organizing)
(Actuating)
Kesuksesan dalam sebuah kegiatan pergelaran tari tidak hanya terfokus pada artis di
atas panggung atau penari saja. Akan tetapi, terdapat faktor lain yang mampu mendukung
keberhasilan dari kegiatan pergelaran tari, yakni salah satunya faktor manajemen yang baik.
Gambar 1 : Persiapan pagelaran
Mengingat pentingnya manajemen yang baik dalam sebuah kegiatan pergelaran tari,
maka perlu dirancang dan di susun dengan baik konsep manajemen yang dibutuhkan dalam
sebuah kegiatan pergelaran tari.
TAHUKAH KAMU????
Sebuah manajemen pastilah memilki fungsi dalam sebuah organisasi atau kegiatan
termasuk di antaranya untuk kegiatan pergelaran tari. Fungsi manajemen tersebut meliputi
sebagai berikut :
Fungsi Fungsi
Pengarahan Pengorganisasian
(Actuating) (Organizing)
Dalam sebuah kegiatan pergelaran karya tari, selain penari dan pemain musik terdapat
peran lain yang sama pentingnya dengan posisi penari dan pemain musik.
Untuk mengingatnya kembali, marilah bersama-sama kita Siswai ulang pada bagian
materi pembentukan struktur kepanitian.
Setiap Tim dalam struktur kepanitian saling bekerja sama dengan baik
dalam menghasilkan sebuah pergelaran tari yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Murni, N., 2013. ” Tari dan Manajemen Pertunjukan”. Garak Jo Garik, 19.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/19/163000969/pergelaran-tari--
pengertian-maksud-dan-tujuan?page=all (Diakses tanggal 15 Oktober 2020)
SUMBER BELAJAR
Sanggar seni
1. Menurut saya pendekatan yang digunakan pada manajemen pergelaran seni tari
Sangat Baik Baik
Alasan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Cukup Kurang
Alasan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Cukup Kurang
Alasan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
REFLEKSI SISWA
Murni, N., 2013. ” Tari dan Manajemen Pertunjukan”. Garak Jo Garik, 19.
Sampai dengan saat ini, poster dinilai sebagai media paling efisien untuk menyampaikan
informasi. Tak heran kalau pemanfaatan poster sudah mencapai sekup yang lebih luas. Tak
cuma untuk kepentingan iklan saja, poster juga identik dengan informasi kesehatan,
pendidikan, bahkan kini politik.
Lalu, apa itu poster? Secara sederhana, makna atau definisi poster yaitu media publikasi yang
tersusun dari tulisan atau gambar, atau perpaduan kedua jenis ini, yang memiliki tujuan
memberi informasi pada khalayak. Informasi yang ditampilkan di poster biasanya bernada
persuasif, atau ajakan.
Karena sifatnya berupa ajakan, maka poster harus diletakkan di tempat umum dan strategis.
Lokasi poster biasanya disesuaikan dengan target yang dibuat. Semisal target yang dituju
kaum remaja, poster bisa ditempatkan di sekolah atau kampus. Bisa juga di tempat publik jika
tujuannya masyarakat umum.
Tujuan Poster
Tujuan utama poster yaitu memberi informasi, dan informasi yang disampaikan bisa berupa
apapun. Kadang bisa berupa ajakan, himbauan, pemberitahuan, perkenalan, atau bahkan
rayuan supaya mau membeli suatu produk. Ini semua tergantung konsep awal saat
mau membuat desain poster.
Tentu saja, untuk bisa memancing perhatian dari khalayak umum agar mau melihat, poster
harus dilengkapi gambar menarik dan kadang sedikit menggelitik. Tulisan yang dipakai pun
cukup singkat, dan ukuran hurufnya harus cukup besar. Tapi, komposisi desain poster yang
dipilih harus sederhana.
Desain poster yang cukup ramai justru bisa mengaburkan informasi yang mau disampaikan
ke pembaca. Poster pada umumnya dipasang di tempat yang ramai, tapi hanya dilihat
beberapa detik saja, itupun sambil lalu. Karena itu, sangat tak dianjurkan membuat desain
poster yang ramai dan penuh warna.
Ciri-ciri Poster
1. Bahasa singkat
Poster umumnya memakai tulisan pendek dan jelas juga ukuran huruf yang cenderung besar.
Ini diperlukan guna menghindari kerancuan arti dan ambiguitas tinggi jika terlalu panjang.
Tulisan panjang justru membuat tingkat keterbacaan poster jadi rendah sehingga informasi
tak sampai.
2. Terdapat gambar
Poster biasanya disisipi gambar-gambar sederhana yang berperan sebagai penjelas tulisan
pendek. Dengan gambar penjelas, maksud informasi lebih mudah ditangkap dan bisa lebih
cepat dimengerti. Sekali lagi, gambar yang dipakai harus berupa gambar sederhana dan jelas.
3. Warna kontras
Ciri lain dari suatu poster yaitu komposisi warna yang dipilih sangat kontras dari warna latar
(background). Maksudnya sama, yaitu supaya bisa meng-highlight tulisan pendek agar lebih
kentara. Memakai gradasi warna boleh saja, asal warna tulisan tetap kontras di mata
pembaca.
4. Desain sederhana
Poster lebih mengedepan sisi manfaat daripada sisi estetika, dalam arti tujuan lebih penting
dari desain. Akan percuma saja kalau desain poster sangat wah tapi tingkat keterbacaan jadi
rendah. Desain sederhana lebih masuk akal dan lebih dianjurkan, tapi juga jangan melupakan
aspek seni.
5. Mudah dibaca
Seperti yang sudah disebut, poster yang dipasang di tempat ramai pun hanya akan dilihat
sepersekian detik saja. Inilah kenapa poster harus mudah dibaca, terutama untuk khalayak
yang merasa buru-buru. Bahkan jika poster hanya berisi beberapa kata saja, itu tetap
dibolehkan.
Sumber
https://blog.sribu.com/id/cara-membuat-poster-menarik/
LAMPIRAN 1
ALUR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
SINTAKS
INSTRUCTIONAL
DESIGN
Eko Purnomo
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
A. Rasionalitas
B. Fase E Kelas X
Langkah 1 Pengembangan Input dan Dampak Pembelajaran
Langkah 2 Pengembangan Bahan Ajar
Langkah 3 Pengembangan Capaian Pembelajaran dalam Elemen
Glosarium
C. Fase F Kelas XI dan XII
Langkah 1 Pengembangan Input dan Dampak Pembelajaran
Langkah 2 Pengembangan Bahan Ajar
Langkah 3 Pengembangan Capaian Pembelajaran dalam Elemen
Glosarium
D. Penutup
Daftar Referensi
Lampiran Profil Peserta didikPancasila
A. RASIONALITAS
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi digital menjadikan interaksi manusia tidak
mengenal batas geografis dan demografis. Informasi, komunikasi, mengalir deras, bahkan
terkadang tanpa daya saring. Kebenaran berita dengan kebohongan berita, terkadang beda
tipis. Dibutuhkan kemampuan dan kecerdasan untuk dapat menyaring semua informasi
melalui teknologi komunikasi. Ketahanan bangsa pada masa depan terletak pada percepatan
(akselerasi) mengantisipasi perubahan zaman. Bangsa yang tidak dapat melakukan akselerasi
akan tertinggal dan terjajah secara teknologi dan ekonomi.
Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh bangsa Indonesia semakin tahun
akan semakin menipis dan pada akhirnya habis. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tidak lagi
bertumpu pada kekayaan SDA tetapi harus beralih pada pengembangan Sumberdaya Manusia
(SDM). Negara-negara maju telah melakukan hal tersebut 20 tahun yang lalu sehingga pada
saat sekarang ini telah menikmati hasil dari pembangunan SDM. Inggris dan Kanada
merupakan contoh yang berhasil mengembangkan pembangunan SDM dengan mengandalkan
sektor Industri Kreatif sebagai salah satu sektor yang menyumbang hampir 11% dari PDB.
Korea Selatan, India, dan Tiongkok merupakan cluster baru di wilayah Asia yang juga
mengandalkan sektor Industri Kreatif. Negara-negara tersebut mengolah potensi budaya
terutama kesenian, sebagai salah satu sektor untuk mendatangkan devisa bagi negara.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan merupakan payung
hukum dalam pengembangan dan pemanfaat kebudayaan. Kebudayaan Indonesia merupakan
asset bangsa yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran bangsa. Kebudayaan merupakan
kekayaan yang tidak akan pernah digali, karena kebudayaan bersifat dinamis, bukan statis.
Kebudayaan sebagai kekayaan, memiliki keberagaman yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Kekayaan dan keragaman tersebut terdapat pada setiap etnis dan suku sebagai
warisan baik dalam bentuk benda maupun tak benda. Pemanfaatan kebudayaan dalam
ekosistem sekolah belum dilakukan secara optimal. Pada sekolah formal, kebudayaan
terutama kesenian, pemanfaatan hanya dilakukan sekedar sebagai materi pembelajaran.
Pembelajaran kesenian di sekolah sebatas pada hasil belajar dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan keterampilan tetapi belum memberi dampak kepada Peserta didikdari setiap
jenjang pendidikan. Pembelajaran kesenian di sekolah seharusnya menjadi sarana bagi
Peserta didikyang memiliki minat dan bakat untuk dapat meningkatkan potensi diri. Ini
berarti pembelajaran kesenian di sekolah formal tidak hanya bertujuan untuk memenuhi
standar hasil belajar dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan, tetapi juga dapat
berdampak terhadap siswa untuk mengembangkan potensi diri pada wilayah Industri Kreatif.
Peran guru, sekolah, masyarakat, penulis buku seni dan prakarya, Kemdikbud, Dinas
Pendidikan, serta stakeholder dalam bidang pendidikan memiliki peran penting pada
pembangunan SDM bermutu dan unggul bidang seni, sejak dari jenjang pendidikan Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) nonseni. Pembangunan SDM bidang kesenian dapat
mencapai tujuan optimal sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman, jika terjadi
perubahan cara berpikir pada semua sektor, terutama guru, eksosistem sekolah, serta penulis
bahan ajar. Perubahan cara berpikir dimulai dari tujuan pembelajaran tidak hanya sekedar
pada pencapaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan, tetapi juga dapat berdampak bagi
kehidupan Peserta didikkelak.
Pembangunan SDM dapat berhasil tidak hanya Peserta didikmenguasai konsep materi (ilmu),
tetapi juga diimbangi dengan karakter (adab). Pembangunan SDM memadukan kedua hal
tersebut, yaitu ilmu dan adab, sehingga melahirkan SDM yang berilmu dan beradab. Kedua
hal inilah yang dapat dijadikan sebagai modal Peserta didikuntuk kelak dapat bersaing sesuai
dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Indonesia berusahan untuk mengembangkan dan
membangun SDM yang sesuai dengan falsafah bangsa yaitu Pancasila. Ada enam Profil
Peserta didikPancasila (PPP), seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Setiap Peserta didikIndonesia setelah menamatkan pendidikan pada setiap jenjang diharapkan
memiliki enam elemen Profil Peserta didikPancasila. Setiap elemen memiliki sub-elemen
yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan psikologisnya. Karakteristik mata
pelajaran Seni dan Prakarya memiliki kemelekatan dengan elemen Berkebinekaan Global,
Kreatif dan Gotongroyong. Ketiga elemen ini dapat melebur menjadi kesatuan utuh di dalam
tujuan pembelajaran. Pemilihan ketiga elemen Profil Peserta didikPancasila, dengan
pertimbangan berikut ini.
Berkebinekaan Global penting dikuasai oleh Peserta didikIndonesia di tengah derasnya arus
informasi melalui media digital. Informasi baik yang memiliki kebenaran maupun tidak
terpampang melalui gawai dan media lainnya. Media digital juga diyakini memiliki
efektivitas sebagai sarana untuk melakukan infiltrasi kebudayaan. K-Pop, Drama Korea,
industri musik Negara-negara maju, yang diminati oleh generasi milenial Indonesia
merupakan salah satu contoh infiltrasi budaya melalui media digital. Peserta didikbaik di
perkotaan maupun perdesaan memiliki idola penyanyi atau artis dari Korea atau Negara
lainnya. Peserta didikmenjadi penggemar penyanyi dari luar negeri tidak menjadi persoalan,
tetapi tetap mengenal budayanya sendiri jauh lebih penting. Pembelajaran mata pelajaran
Seni dan Prakarya dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan dan
menguatkan Keberbinekaan Global.
Kesenian merupakan salah satu hasil kebudayaan sebagai hasil kreativitas manusia. Manusia
melalui kesenian mengekspresikan baik untuk relasi sosial maupun relasi religius. Kesenian
sebagai hasil kreativitas senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman. Kesenian tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan rohani tetapi juga
jasmani. Kesenian selalu melakukan revitalisasi sesuai dengan kebutuhan manusia. Mata
pelajaran Seni dan Prakarya merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kreativitas
manusia Indonesia dalam bidang kesenian.
Gotongroyong merupakan karakter asli bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tetap tegak
berdiri karena hasil dari Gotongroyong untuk bersama-sama mendirikan sebuah bangsa.
Gotongroyong merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Pertunjukan-
pertunjukan kesenian di kampong-kampung karena ada gotongroyong dari berbagai elemen
masyarakat. Mata pelajaran Seni dan Prakarya merupakan sarana berlatih Peserta didikuntuk
dapat mengembangkan dan menguatkan sikap gotongroyong.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sintaks untuk mengembangkan alur dan tujuan
pembelajaran sehingga memudahkan terutama bagi guru dan penulis bahan ajar. Alur dan
tujuan pembelajaran ini secara komprehensif dapat mencakup semua komponen yang
terdapat pada kurikulum yang disederhanakan. Sintaks Instruksinal Design (ID)
dikembangkan dengan pertimbangan sebagai berikut; (1) guru seni budaya di jenjang
pendidikan SMA tidak semua berlatar belakang pendidikan seni. Data menujukkan ada 40%
guru berlatar belakang keilmuan berbeda dengan ilmu seni; (2) hasil penelitian yang
dilakukan oleh Puskurbuk (2020) menunjukkan 51% guru mengembangkan perangkat
pembelajaran sendiri dan 49 tidak mengembangkan perangkat sendiri; (3) guru sebanyak
30% cukup memahami Kompetensi Dasar dan 70% memahami Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2013. Ketiga alasan ini setidaknya memberi gambaran terhadap kondisi guru
dalam melakukan implementasi Kurikulum 2013 yang telah berlangsung selama hampir tujuh
tahun.
Sintaks ID berusaha untuk membantu memudahkan guru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran. Sintaks ID memberi petunjuk dan langkah-langkah bagi guru untuk
melakukan pengembangan baik Alur dan Tujuan Pembelajaran, perangkat pembelajaran,
maupun bahan ajar. Guru melalui sintaks ID ini dapat pula menggambil konten yang sesuai
seperti rumusan tujuan pembelajaran. Pengembangan Alur dan Tujuan Pembelajaran dapat
dilihat pada Sintaks ID berikut ini.
Pada akhir fase, siswa mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari dalam
menggali tari tradisi berdasarkan makna dan simbol sebagai inspirasi dalam membuat
gerak tari kreasi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri.
Siswa mengekspresikan diri dengan menciptakan karya tari berpijak dari tradisi.
Penciptaan 5. Menumbuhkan rasa 5.1 Peserta didik melakukan eksplorasi Komposisi Tari Internal 720
Tari menghormati terhadap motif gerak dari berbagai Ide dan 1. Kepekaan rasa menit
terhadap ragam gerak tari daerah setempat atau orisinalitas 2. Kepekaan indrawi
keanekaragaman daerah lain desain gerak 3. Inovasi gerak
budaya 5.2 Peserta didik melakukan improvisasi dessain 4. Pribadi Kreatif
terhadap motif gerak tari tunggal ruang
6. Refleksi terhadap 6.1 Peserta didik mengidentifikasi motif desan waktu
pengalaman gerak dari berbagai ragam tari daerah dan iringan
kebinekaan setempat atau daerah lain dinamika
6.2 Peserta didik mengidentifikasi bentuk desain
gerak dari berbagai ragam tari daerah dramatik
setempat atau daerah lai komposisi
6.3 Peserta didik melakukan forming
gerak menjadi tarian tari tunggal
7. Berpartisipasi dalam 7.1 Peserta didik mengidentifikasi tema
pengambilan tari yang akan dipilih *) dibuatkan Eskternal
keputusan bersama 7.2 Peserta didik mengidentifikasi metode perangkat 5. Body, Mind, and Soul
penciptaan yang akan dipilih ajar / bahan
7.3 Peserta didik menentukan tema tari ajar
7.4 Peserta didik menentukan metode
penciptaan yang dipilih
Penampilan 8. Berkomunikasi antar 8.1 Peserta didik menampilkan ragam Menerapkan Internal 360
Tari budaya gerak tari daerah setempat atau komposisi 1. Kepekaan rasa menit
daerah lain dengan hitungan tari dalam 2. Kepekaan indrawi
8.2 Peserta didik menampilkan tari bentuk 3. Inovasi gerak
tunggal daerah setempat atau daerah penampilan
lain sesuai dengan iringan tari tunggal Eskternal
8.3 Peserta didik menampilkan tari tradisional 4. Body, Mind, and Soul
tunggal daerah setempat atau daerah 5. Kepercayaan diri
lain sesuai dengan iringan disertai 6. Motivasi berprestasi
dengan unsur pendukungnya
9. Refleksi terhadap 9.1 Peserta didik mengidentifikasi
pengalaman kelemahan dan kekuatan penampilan
kebinekaan tari sesuai dengan karakteristik tarian
tersebut berasal
9.2 Peserta didik mengidentifikasi
manfaat melakukan penampilan tari
untuk kehidupan diri pribadi
10. Menyelaraskan 10.1 Peserta didik menampilkan tari
perbedaan budaya tunggal sesuai dengan karaktetistik
tarian berasal
10.2 Peserta didik mengekpresikan tari
tunggal sesuai dengan karakteristik
tariannya melalui gerak dan ekspresi
wajah
11. Memahami peran 111 Peserta didik memilih tari tunggal
individu dalam 11.2 Peserta didik memiliki kesadaran
demokrasi melalui penampilan tari merupakan
salah satu saran untuk melakukan
perubahan bidang kesenian
Total waktu: 1440 menit/ 32 jam
Langkah 2 Pengembangan Bahan Ajar Kelas X
Berdasarkan analisis identifikasi pada komponen CP, TP, dan P3, maka jelas terlihat
materi/konten apa saja yang akan diberikan pada kelas X SMA. Ada materi yang
berhubungan dengan konsep pengetahuan, yaitu Nilai Estetika, Makna dan Simbol, tetapi ada
juga yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan, yaitu membuat tari yang berpijak
pada tari tradisi. Berdasarkan analisis matrik pada input dan dampak pembelajaran sesuai
dengan sintaks ID, maka bahan ajar utama yang penting untuk disediakan adalah Komposisi
Tari, seperti terlihat pada spectrum berikut ini.
Kepekaan rasa Kepekaan yang ditimbulkan dari pikiran yang diwujudkan dalam
bentuk empati dan simpati
Kepekaaan indrawi Kepekaan yang ditimbulkan melalui pancaindra yang dimiliki oleh
manusia
Stereotype Prasangka atau praduga terhadap sifat atau karakter dari kelompok
tertentu
Pada akhir fase, siswa mampu mengevaluasi hasil penciptaan karya tari dengan
membandingkan berbagai macam pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan
makna, simbol, nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni yang dapat dijadikan
inspirasi untuk menciptakan karya tari secara individu ataupun kelompok sebagai
bentuk aktualisasi diri dalam mempengaruhi orang lain. Siswa mampu mencipta karya
seni dengan menggunakan prinsip - prinsip manajemen produksi.
b. Berdasarkan tanda pada CP, maka teridentifikasi materi/konten pembelajaran, yaitu
mencipta karya tari, nilai estetika, makna dan simbol, aktualisasi diri, dan manajemen
pertunjukan seni. Konten atau materi pada fase F ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI
dan kelas XII, untuk itu materi dibagi menjadi dua. Kelas X dengan materi Makna,
Simbol, Nilai Estetika dan Mencipta Karya Tari, sedangkan kelas XII materi Manajemen
Pertunjukan Seni.
c. Berdasarkan materi/konten, atau kompetensi, kemudian kembangkan Tujuan Pembelajaran
sesuai dengan konten yang telah diberikan tanda dan telah teridentifikasi, yaitu mencipta
karya tari, nilai estetika, makna dan simbol, dan aktualisasi diri.
d. Profil Peserta didikPancasila (P3) merupakan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
akan menjadi tujuan akhir pembelajaran, untuk itu pengembangan Tujuan Pembelajaran,
dapat disandingkan dengan elemen dan subelemen Profil Peserta didikPancasila. Pada
kelas XI SMA berdasarkan Sintaks ID ini elemen yang digunakan Berkebinekaan Global
dan Kreatif. Pemilihan kedua elemen ini sesuai dengan karakteristik materi yang akan
diberikan.
e. Pada kelas XI dan XII Profil Peserta didikPancasila ditambahkan dengan elemen
Gotongroyng. Penambahan ini disesuaikan dengan materi Manajemen Pertunjukan Seni.
f. Berdampak merupakan komponen yang menjadi karakteristik yang berbeda dari
kurikulum sebelumnya sehingga “penting” untuk dituliskan pada komponen Input
Pembelajaran, karena ketercapaian Tujuan Pembelajaran dapat dilihat pada dampak yang
ditimbulkan. Ada dua dampak, yaitu dampak yang berhubungan dengan konten atau
materi pembelajaran, tetapi ada juga dampak yang diakibatkan setelah Peserta
didikmempelajari materi tersebut. Pada alur pengembangan ini Berdampak dibagi menjadi
dua, yaitu dampak internal yang berhubungan dengan materi pembelajaran, dan dampak
esternal yang diakibatkan oleh materi pembelajaran, baik berupa sikap, pengetahuan,
maupun keterampilan.
g. Berikan jam pelajaran sesuai dengan tingkat kesulitan dan keluasan materi pada setiap
materi yang terdapat di CP. Contoh pengembangan Alur dan Tujuan Pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Matrik Pemetaan Elemen Pembelajaran Kelas XI dan XII
Kata Kunci Profil Peserta Tujuan Pembelajaran Materi/Konten Dampak Waktu
Materi pada didikPancasila Pembelajaran
Capaian Berkebinekaan Global
Pembelajaran
Nilai Estetika 1. Mendalami budaya 1.1 Peserta didikmengidentifikasi nilai Pengetahuan Internal 180
dan identitas budaya estetika melalui ragam gerak tari konsep, faktual, 1. Pengetahuan menit
tradisi dan kreasi prosedural, dan estetika
1.2 Peserta didikmengindentifikasi metakognitif 2. Berpikir kritis
nilai estetika melalui tata rias dan tentang estetika
busana tari tradisi dan kreasi pada tari Eksternal
1.3 Peserta didikmengidentifikasi level Berpasangan 3. Pengetahuan
dan pola lantai tari tradisi dan atau multikultural
kreasi Tari Kelompok 4. Sikap toleransi
2. Mengekplorasi dan 2.1 Peserta didikmenggali nilai Sikap
membandingkan estetika melalui ragam gerak tari Berkebinekaan
pengetahuan budaya, tradisi dan kreasi Global, Kreatif,
kepercayaan, serta 2.2 Peserta didikmenggali nilai dan Gotong
praktiknya estetika melalui tata rias dan royong
busana tari tradisi dan kreasi Membuat
2.3 Peserta didikmenggali level dan tulisan tentang
pola lantai tari tradisi dan kreasi nilai estetika
2.4 Peserta didikmembuat tulisan pada tari
tentang nilai estetika pada tari
tradisi atau kreasi
Makna dan 3. Mengekplorasi dan 3.1 Peserta didikmembandingkan Pengetahuan Internal 180
Simbol membandingkan makna dan simbol melalui ragam konsep, faktual, 1. Pengetahuan menit
pengetahuan budaya, gerak tari tradisi dan kreasi prosedural, dan semiotika
kepercayaan, serta 3.2 Peserta didikmembandingkan metakognitif
praktiknya makna dan simbol melalui tata rias tentang makna
dan busana tari tradisi dan kreasi
3.3 Peserta didikmembandingkan dan Simbol Eskternal
level dan pola lantai tari tradisi dan pada Tari 2. Pengetahuan
kreasi Berpasangan multikultural
4. Mempertimbangkan 4.1 Peserta didikmengidentifikasi atau Tari 3. Sikap toleransi
dan menumbuhkan fungsi makna dan simbol melalui Kelompok
berbagai perspektif ragam gerak tari tradisi dan kreasi Sikap
4.2 Peserta didikmengidentifikasi Berkebinekaan
fungsi makna dan simbol melalui Global, Kreatif,
ragam gerak tari tradisi dan kreasi Gotong royong
4.3 Peserta didikmengidentifikasi Membuat
fungsi makna dan simbol melalui ulasan tentan
ragam gerak tari tari tradisi dan makna dan
kreasi simbol pada tari
5. Menghilangkan 5.1 Peserta didikmengidentifikasi berpasangan
stereotype dan persamaan makna dan simbol atau kelompok
prasangka melalui gerak tari tari tradisi dan
kreasi
5.2 Peserta didikmengidentifikasi
persamaan makna dan simbol
melalui tata rias dan busana tari
tari tradisi dan kreasi
5.3 Peserta didikmengidentifikasi
persamaan makna dan dimbol
melalui level dan pola lantai tari
tari tradisi dan kreasi
6. Aktif membangun 6.1 Peserta didikmengidentifikasi
masyarakat yang fungsi makna dan simbol tari pada
inklusif, adil, dan kehidupan masyarakat
pembangunan 6.2 Peserta didikmengidentifikasi
berkelanjutan manfaat makna dan simbol tari
pada kehidupan masyarakat
6.3 Peserta didikmengidentifikasi
fungsi nilai estetika tari pada
masyarakat
6.4 Peserta didikmengidentifikasi
manfaat nilai estetika tari pada
masyarakat
6.5 Peserta didikmembuat
tulisan/ulasan tentang fungsi nilai
estetika, makna dan simbol pada
masyarakat pendukungnya
Penciptaan 7. Menumbuhkan rasa 7.1 Peserta didikmelakukan eksplorasi Komposisi Tari Internal 720
Tari menghormati terhadap motif gerak dari berbagai Berpasangan atau 1. Kepekaan rasa menit
Berpasangan terhadap ragam gerak tari tari tradisi dan Kelompok 2. Kepekaan indrawi
atau keanekaragaman kreasi Ide dan 3. Inovasi gerak
Berkelompok budaya 7.2 Peserta didikmelakukan orisinalitas
improvisasi terhadap motif gerak desain gerak Eksternal
tari tari tradisi dan kreasi dessain ruang 4. Pribadi Kreatif
7.3 Peserta didikdapat memilih iringan desan waktu dan 5. Body, Mind, and
tari sesuai dengan tema dan pola iringan Soul
garapnya dinamika 6. Literasi Budaya
desain dramatic
8. Refleksi terhadap 8.1 Peserta didikmengidentifikasi komposisi tari
pengalaman motif gerak dari berbagai ragam
kebinekaan tari tari tradisi dan kreasi
8.2 Peserta didikmengidentifikasi
bentuk gerak dari berbagai ragam
tari tari tradisi dan kreasi
8.3 Peserta didikmelakukan forming
gerak menjadi tarian
9. Berpartisipasi dalam 9.1 Peserta didikmengidentifikasi tema
pengambilan tari yang akan dipilih
keputusan bersama 9.2 Peserta didikmengidentifikasi
metode penciptaan yang akan
dipilih
9.3 Peserta didikmenentukan tema tari
9.4 Peserta didikmenentukan metode
penciptaan yang dipilih
Penampilan 10. Berkomunikasi antar 10.1 Peserta didikmenampilkan ragam Menerapkan Internal 360
Tari budaya gerak tari daerah setempat atau Komposisi Tari 1. Kepekaan rasa menit
Berpasangan daerah lain dengan hitungan Berpasangan atau 2. Kepekaan indrawi
atau 10.2 Peserta didikmenampilkan tari Tari Kelompok 3. Inovasi gerak
Berkelompok berpasangan daerah setempat atau
daerah lain sesuai dengan iringan Eksternal
10.3 Peserta didikmenampilkan tari 4. Body, Mind, and
berpasangan daerah setempat atau Soul
daerah lain sesuai dengan iringan 5. Kepercayaan diri
disertai dengan unsur 6. Motivasi berprestasi
pendukungnya 7. literasi budaya
11. Refleksi terhadap 11.1 Peserta didikmengidentifikasi
pengalaman kelemahan dan kekuatan
kebinekaan penampilan tari sesuai dengan
karakteristik tarian tersebut
berasal
11.2 Peserta didikmengidentifikasi
manfaat melakukan penampilan
tari untuk kehidupan diri pribadi
12. Menyelaraskan 12.1 Peserta didikmenampilkan tari
perbedaan budaya berpasangan sesuai dengan
karaktetistik tarian berasal
12.2 Peserta didikmengekpresikan tari
berpasangan sesuai dengan
karakteristik tariannya melalui
gerak dan ekspresi wajah
13. Memahami peran 13.1 Peserta didikmemilih tari
individu dalam berpasangan daerah setempat atau
demokrasi daerah lain
13.2 Peserta didikmenyadari bahwa
setiap Peserta didikmerupakan
agen perubahan bidang kesenian
Total Waktu 1440 menit/ 32 jam pelajaran
Fase F Kelas XII
Kata Kunci Profil Peserta Tujuan Pembelajaran Materi/Konten Dampak Waktu
Materi pada didikPancasila Pembelajaran
Capaian Gotong Royong
Pembelajaran
Manajemen 14. Kerjasama 14.1 Peserta didik mengidentifikasi Manajemen Internal 720
Seni tugas dan tanggung jawab pribadi Pertunjukan Seni 1. Menerapkan menit
Pertunjukan 14.2 Peserta didikmelakukan tugas dan manajemen maajemen
tanggung jawab sesuai dengan produksi pertunjukan seni
prosedur yang telah ditetapkan fungsi dasar 2. Melakukan
15. Komunikasi 15.1 Peserta didik melakukan manajemen pertunjukan seni
komunikasi baik lisan maupun produksi
tulisan dengan staf produksi tata kerja produksi Eksternal
lainnya struktur tata kerja 1. Kemampuan
15.2 Peserta didik melakukan produksi manajemen diri
komunikasi baik lisan maupun pembiayaan 2. kemampuan
tulisan dengan teman sejawat manajemen waktu
marketing
16. Koordinasi 16.1 Peserta didik melakukan 3. kemampuan
menyelenggarakan
koordinasi kerja dengan staf berkolaborasi
pertunjukan
produksi lainnya
16.2 Peserta didikmelakukan *) diperlukan
koordinasi sesuai dengan tugas perangkat Ajar
dan fungsinya /bahan ajar
Total waktu: 7200 menit/ 16 jam pelajaran
Langkah 2. Pengembangan Bahan Ajar Kelas XI dan XII SMA
Berdasarkan analisis pemetaan pada pengembangan Input dan Damapk Pembelajaran,
berdasarkan Capaian Pembelajaran ada konten atau materi yang sama dengan kelas X, yaitu
Makna dan Simbol, Nilai Estetika, Penciptaan dan Penampilan Tari. Ada materi baru pada
fase F, yaitu Manajemen Pertunjukan. Berdasarkan kajian analisis maka Bahan Ajar yang
perlu disediakan pada fase F adalah Bahan Manajemen Pertunjukan Seni. Materi dari
Manajemen Pertunukan Seni seperti terlihat pada spectrum berikut ini.
Makna dan Simbol Makna adalah arti dan simbol merupakan tanda yang terlihat yang
mengganti gagasan atau objek. Makna dan simbol pada konteks ini
memiliki arti memahami arti melalui simbol-simbol yang terdapat
pada pertunjukan tari.
Nilai Estetika Nilai merupakan elemen yang memuat pertimbangan yang membawa
ide-ide seseorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau
diinginkan. Estetika sesuatu yang mempelajari nilai-nilai melalui
sensoris. Nilai estetika merupakan pertimbangan secara individual
berdasarkan sensoris terhadap suatu objek yang memiliki nilai
keindahan.
Tari Tunggal Merupakan sajian tari yang dilaksanakan oleh seorang penari baik
perempuan atau laki-laki
Tari Berpasangan Merupakan sajian tari yang dilakukan oleh sepasang penari baik
dilakukan oleh penari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan
perempuan, atau perempuan dengan laki-laki
Tari Berkelompok Merupakan sajian tari yang dikakukan oleh sekelompok penari yang
lebih dari tiga orang, baik kelompok laki-laki, perempuan, atau
campuran antara laki-laki dengan perempuan.