Anda di halaman 1dari 32

Kode Kelas: TNH-20B

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM


KESUBURAN TANAH DAN TEKNIK PEMUPUKAN

“ Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Serasah


Terhadap Tanaman Kangkung “

Disusun Oleh :
MUH. HASKAN MANGGIDI
D1D120019

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Kode Kelas: TNH-20B
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN TEKNIK PEMUPUKAN

Disusun Oleh :

MUH. HASKAN MANGGIDI


D1D120019

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Nilai


Praktikum Kesuburan Tanah dan Teknik Pemupukan

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Kesuburan dan Teknik Pemupukan

Nama : Muh. Haskan Mangidi

Stambuk : D1D120019

Kelas :B

Program Studi : Ilmu Tanah

Mengetahui,

Penanggung Jawab Koordinator Praktikum


Mata Kuliah Kesuburan dan Teknik Pemupukan

La Ode Rustam, S.P., M.Sc


NIDN. 0013088604

Hari/Tanggal/Pengesahan : Kendari,8 Juli 2022

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan praktikum dan penyusunan Laporan Lengkap Praktikum Kesuburan
Tanah Teknik Pemupukan. Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada
semua yang telah berpatisipasi dan membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Khususnya kepada dosen pembimbing dalam praktikum yang telah mengarahkan
dan membimbing kami dalam melaksanakan praktikum.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan, masih sangat jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat tersusun dengan baik
sehingga pembaca maupun pendengar dapat memahami dengan baik isi dari
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada
saat ini dan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendari, 8 Juli 2022


Penulis

Muh. Haskan Manggidi


D1D120019

iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis Muh. Haskan Manggidi dilahirkan di Kota
Kendari pada tanggal 15 Desember 2002 Anak Kedua
dari tiga bersaudara dari pasangan Sarman, S.sos.,
M.Si. Penulis lulus Pendidikan Sekolah Dasar pada
tahun 2014 di SD Negeri 4 Mandonga, pada tahun 2017
dinyatakan lulus dari Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 3 Kendari.
Dan pada tahun 2020 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 6 Kendari. Saat ini penulis merupakan Mahasiswa S1 di Jurusan
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
Mendaftar di Universitas Halu Oleo ini melalui jalur SBMPTN, dan
Alhamdulilllah saya di terima dijurusan Ilmu Tanah ini.

Kendari, 8 Juli 2022

Penulis

Muh. Haskan Manggidi

D1D120019

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Morfologi Tanaman Kangkung ................................................................4
2.2 Syarat-Syarat Tanaman Kangkung ...........................................................6
2.3 Fungsi Unsur Hara N, P dan K .................................................................7
2.4 Pupuk Organik ..........................................................................................8
2.5 Pupuk Kandang Sapi.................................................................................9
2.6 Serasah ......................................................................................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM .....................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................10
3.3 Prosedur Kerja ........................................................................................10
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................13
4.1 Hasil ........................................................................................................13
4.2 Pembahasan ............................................................................................16
BAB V PENUTUP ................................................................................................19
5.1 Kesimpulan .............................................................................................19
5.1 Saran .......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
LAMPIRAN ..........................................................................................................23

vi
DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Pengamatan Dengan Tidak Ada Kandungan Pupuk Organik ......................13

2. Pengamatan Dengan Dosis Kandungan Pupuk Organik 5 ton/ha ................14

3. Pengamatan Dengan Dosis Kandungan Pupuk Organik 10 ton/ha ..............14

4. Pengamatan Dengan Dosis Kandungan Pupuk Organik 15 ton/ha ..............15

5. Pengamatan Dengan Dosis Kandungan Pupuk Organik 20 ton/ha ..............15

6. Pengamatan Dengan Dosis Kandungan Pupuk Kandang 25 ton/ha .............16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Lampiran Dokumentasi ................................................................................23

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang


ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat
hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau di imbas oleh keadaan
bagian lain dari tanah dan/atau diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti
lahan, iklim dan musim. Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan
melainkan bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau
diamati melainkan hanya dapat ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat
dilakukan atas dasar sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah
tersebut. Dilihat sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah penaksiran
kesuburan tanah dapat dilakukan secara kangsung dengan cara melihat keadaan
tanaman yang berada diareal tersebut. Kedua cara penaksiran diatas cara
penaksiran pertama lebih efektif digunakan dalam menaksir kesuburan tanah,
karena dengan cara penaksiran.

Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakkan gejala


(performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan gejala tertentu
yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada tanaman, maka dapat
diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah. Untuk mendukung
hasil pada pengamatan visual maka perlu dilakukan analisis untuk tanah yang
diambil secara acak dan analisis tanaman. Untuk mengamati gejala kekahatan hara
secara visual ini maka dilakukan praktikum kesuburan. Agar dapat mengetahui
dan mengamati keadaan sekitar dengan cepat dan tepat, dapat mengamati gejala-
gejala yang ditunjukkan oleh tanaman yang tumbuh di daerah tersebut

. Menurut Abidin et al., (1990), kangkung adalah jenis sayuran yang


sudahdikenal oleh masyarakat Indonesia. Ada dua jenis tanaman kangkung yang
seringdibudidayakan oleh petani di Indonesia, yaitu kangkung air (Ipomoea
aquatic Forsk)dan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Dewasa ini kangkung
daratdibudidayakan secara intensifoleh petani karena banyaknya permintaan
konsumen.Tanaman kangkung darat dicirikan dengan batang berlubang di

1
2

dalamnyaserta bergetah, berbatang kecil dan panjang. Daunnya digemari seluruh


lapisanmasyarakat Indonesia karena rasanya enak dan segar, selain itu kangkung
banyakmengandung vitamin dan mineral terutama zat besi (Sunaijono, 2003).

Menurut laporan Direktorat Bina Program Tanaman Pangan (2002),


luaslahan di Indonesia yang diusahakan untuk budidaya kangkung darat dalam
tahun2002 mencapai 31.857 ha dengan produksi sekitar 136.345 ton, dan rata-rata
hasil4,279 ton ha'1. Berdasarkan laporan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
(2002),kandungan vitamin dan mineral yang terdapat pada tanaman kangkung
terdiri dari89,7 g air, 3,0 g protein, 0,3 g lemak, 5,4 g karbohidrat, 29 mg kalori,
73 mg Ca, 50mg P, 2,5 mg Fe, 32 mg vitamin C, 63 mg vitamin A, dan 0,07 mg
vitamin B.

Kangkung darat merupakan tanaman sayuran yang mudah sekali


ditanamsetiap musim, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Menurut
Sunaijono(2003), kebutuhan biji untuk penanaman kangkung darat dalam 1 ha
lahandiperlukan sekitar 2,5 kg biji kangkung, denganjarak tanam yang digunakan
adalahsekitar 20 cm x 20 cm. Untuk membudidayakan tanaman kangkung pada
jenis tanah yang kurang subur seperti Inceptisol maka diperlukan pemberian
pupuk organikuntuk meningkatkan produksi tanaman kangkung. Menurut Sugeng
(1983),kangkung darat yang telah tumbuh perlu dipupuk dengan pupuk organik
agartumbuhnya semakin subur dan mendapatkan daun maupun batang yang segar.

Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada
kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat
besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan,
dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan
poliferol. Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai
senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat
pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa ini berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi
genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
3

Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri
seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung
pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam
laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).

Serasah merupakan lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian
tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang, bunga dan
buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di
bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi (Departemen
Kehutanan, 1997). Menurut Nasoetion (1990) dalam Kurniasari (2009) serasah
adalah lapisan teratas dari permukaan tanah yang mungkin terdiri atas lapisan tipis
sisa tumbuhan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan serasa terhadap


pertumbuhan tanaman kangkung.
2. Untuk melihat respon tanaman kangkung terhadap berbagai takaran
serasa.

Manfaat praktikum adalah sebagai bahan informasi bagi petani dan


masyarakat tentang manfaat penggunaan terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada praktikum kali ini yang kami gunakan adalah Kangkung termasuk
suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan) dengan tingkat takson
sebagai berikut :

Kingdom : Plantea (tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Sub Divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua / dikotil)

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae (suku kankung – kangkungan)

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomea reptans Poir

Tusi (2009)

2.1 Morfologi Tanaman Kangkung

Kangkung termasuk famili Convolvulaceae, yaita sayuran daun khas


tropisyang terkenal dan dibudidayakan di Indonesia. Produktivitas kangkungdarat
dalamnegeri masih rendah sekitar J,8 tonlha, di mana secara global mencapai 15
tonlha.Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi budi daya yang masih
bersifattradisional. Peningkatan produkstivitas produksi sayuran dapat dilakukan
denganberbagai cara, salah satunya adalah pemberian pupuk dengan jenis, dosis,
dan carayang tepat (Perdana & Fajriani 2014).

Kangkung darat (Ipomea reptans poir.) merupakan salah satu jenis


tanamansayur yang tergolong dalam Famili Convolvulaceae dan banyak digemari
olehseluruh lapisan masyarakat (Wijaya et al., 2014). Sayuran ini memiliki rasa

4
5

yangrenyah dan kaya akan sumber gizi yakni protein, lemak, karbohidrat, P,
Fe,vitamin A dan B yang penting bagi kesehatan tubuh (Moerhasrianto,
2011).Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai ekonomis dan
sangatpopular termasuk di Indonesia karena banyak diperdagangkan dan sangat
disukaibanyak kalangan masyarakat, selain harganya yang murah kangkung
jugamemiliki kandungan gizi yang cukup tinggi bagi kesehatan. Pemilihan
tanamankangkung sebagai tanaman uji dikarenakan tanaman yang berumur
pendeksehingga tanaman ini memiliki respon yang cepat terlihat jika diberi bahan
yangbersifat merangsang pertumbuhan (Irawati dan Salamah, 2013).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di


ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan
berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya
berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung (Maria, 2009).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).

Tanaman kangkung umumnya dapat tumbuh dan berkembang pada


semuajenis tanah, baik mempunyai tingkat kesuburan tinggi maupun rendah
(lahanmarjinal) (Firmansyah et al., 2019). Faktor yang dibutuhkan dalam
tanamankangkung adalah cahaya matahari, air, dan unsur hara yang tercukupi
untukmelakukan fotosintesis agar fotosintat yang dihasilkan sama dan
memberikanpengaruh berat kering tanaman (Febriyono et al., 2017). Di Indonesia
dikenal duatipe kangkung yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung
6

disebut jugaSwamp cabbage, Water convolvulus, Water spinach, berasal dari


India yangkemudian menyebarke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan
Australia danbagian negara Afrika (Suroso dan Novi, 2013). Tanaman kangkung
darattermasuk tanaman sayuran yang berumur pendek. Manfaat daunnya
mempunyaiperan penting terhadap sumber pangan di Indonesia. Kandungan gizi
dalam 100 gram kangkung meliputi energi sebesar 29 kal; protein 3 gram; lemak
0,3 gram;karbohidrat 5,4 gram; serat 1 gram; kalsium 73 mg; fosfor 50 mg; besi
2,5 mg;vitamin A 6.300 IU; vitamin B1 0,07 mg; vitamin C 32 mg; Air 89,7
gram(Purwadi, 2017).

Pemberian berbagai pupuk organik ini dilakukan untuk menjadi salah


satusolusi dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung.
Halini dikarenakan pemberian pupuk kandang yang diberikan secara teratur ke
dalamtanah, akan lebih banyak mengandung bahan organik dan mampu
menahanbanyak air sehingga terbentuk air tanah yang bermanfaat untuk tanaman,
karena akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap zat-zat makanan
bagipertumbuhan dan perkembangannya (Sari, 2011). Selain itu juga dapat
menghasilkan bahan pangan yang cukup aman, bergizi, sehingga
dapatmeningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus daya saing produksi
agibisnis(Roidah, 2013).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

2.2.1. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
(Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim
dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar
antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi
rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang
yang agak rimbun (Aditya, 2009).
7

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar


matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).

2.2.2. Media Tanam

Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur


banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar
akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar
bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).

2.2.3. Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah


sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk (Anggara, 2009).

2.3 Fungsi Unsur Hara N, P, dan K

Nitrogen, P, dan K merupakan faktor penting dan harus selalu tersedia


bagi tanaman, karena berfungsi sebagai proses metabolisme dan biokimia sel
tanaman (Nurtika & Sumarni 1992). Nitrogen sebagai pembangun asam nukleat,
protein, bioenzim, dan klorofil (Sumiati 1989). Fosfor sebagai pembangun asam
nukleat, fosfolipid, bioenzim, protein, senyawa metabolik, dan merupakan bagian
dari ATP yang penting dalam transfer energi (Sumiati 1983). Kalium mengatur
keseimbangan ion-ion dalam sel, yang berfungsi dalam pengaturan berbagai
mekanisme metabolik seperti fotosintesis, metabolisme karbohidrat dan
8

translokasinya, sintetik protein berperan dalam proses respirasi dan meningkatkan


ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Hilman & Noordiyati
1988).

2.4 Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik baik


tumbuhan kering (humus) maupun limbah dari kotoran ternak yang diurai
(dirombak) oleh mikroba hingga dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik sangat
penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan (Supartha, 2012).
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak, umur
ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan pupuk
yang berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong
kehidupan mikroba tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah sehingga
menjamin kesuburan tanah, pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion
utama untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida
serta meningkatkan ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan
memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. pupuk organik berdasarkan
bentuk dan strukturnya dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk organik padat
dan pupuk organik cair (Sajimin, 2011).

Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat pengatur
tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Supartha, 2012).
Frekuensi pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil
produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang tepat akan
mempercepat laju pembentukan daun. Penggunaan pupuk organik mampu
menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk buatan yang berlebihan
dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah,
memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel,
meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan
merevitalisasi daya olah tanah (Kelik, 2010).
9

2.5 Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang sapi merupakanhasil fermentasi alami bahan organikyang


dapat digunakan sebagai pupukuntuk meningkatkan kesuburan tanahsehingga bisa
memperbaiki pertumbuhandanhasiltanaman(Anonim,2008).Kualitas pupuk
kandang sapitergantung dari bahan bakunya sepertipupuk kandang, jerami,
serasah atau sisamakanan sapidan lain sebagainya. Pupukkandang sapi mudah
didapat danmempunyai kandungan unsur hara makro(N, P, Ca, Mg) dan unsur
hara mikrosehingga fungsi pupuk kandang sapimeningkatkan kesuburan tanah
baiksecara fisik, kimia dan biologi (Linggadan Marsono, 2002).

Pupuk kandang sapi selain bisameningkatkan kesuburan tanah juga


dapatmeningkatkan pertumbuhan dan hasiltanaman kangkung dengan
baik.Kandungan hara pupuk kandang sepertiN sangat dibutuhkan tanah dan
prosespertumbuhan dan hasil tanaman.

2.6 Serasah

Pemberian serasah daun 5 t ha-1memberikan kandungan kromium yang


lebihrendah dibandingkan perlakuan pupukkandang sapi. Hal ini disebabkan oleh
pHserasah daun yang mencapai 8,07 yang dapatmeningkatkan pH tanah sehingga
dapatmenyediakan unsur P yang menjerap logamdengan baik. Ketersediaan P
dalam tanah dapatditingkatkan dengan penambahan bahanorganik yang salah
satunya melalui senyawapengkelat hasil dekomposisi yang
menyebabkanterjadinya pelepasan fosfat yang berikatandengan logam tidak larut
menjadi bentukterlarut (Stevenson, 1994).

Hal ini pun sejalandengan pemberian kascing yang


membantupembentukan khelat yang akan menjerap logamberat melalui
peningkatan P tersedia sehinggatanaman kangkung darat
menunjukkanpertumbuhan dan hasil yang lebih baik.Pemberian serasah daun 5 t
ha-1 memberikanhasil tanaman kangkung darat yangmengandung logam kromium
lebih rendahsebesar 51,33 mgkg-1 namun masih lebih tinggidibandingkan
ambang batas cemaran logamkromium untuk tanaman 5-30 mg kg-1 danambang
10

batas maksimum cemaran kromiumuntuk konsumsi 0,4 mg kg-1 (Djunaedi (2004)


dalam Hartati et al., (2014).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Juni 2022, Pukul
13:00, bertempat di Rumah Kaca Laboratorium Pedologi Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu cangkul, karung,
gerobak, mistar, jaring, timbangan, ember, piringan, label, dan peralatan tulis
menulis.

Bahan yang di gunakan adalah tanah, polybag, bibit tanaman kangkung,


pupuk organik, pupuk NPK (200/kg/ha), air.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1. Penyiapan Media Tanam

1. Percobaan di ulang sebanyak 3 kali sehingga dibutuhkan 12 polybag dan


kertas label.

2. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik 0 gram (0).

3. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 12,5 gram (5).

4. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 25,0 gram (10).

5. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 37,5 gram (15).

6. Tanah top soil yang diambil dari daerah dekat rumah menggunakan
cangkul dan dipindahkan ke atas gerobak.

10
11

7. Tanah yang berada diatas gerobak dipindahkan menggunakan piringan ke


karung yang sudah disediakan.

8. Tanah dibersihkan dari kotoran (gulma, batu, dan lainnya) diayak


menggunakan jaring.

9. Pupuk organik di timbang dengan dosis tertentu.

10. Tanah yang telah bersih dari kotoran di masukkan ke dalam polybag dan
pupuk organik dengan dosis tertentu.

11. Kemudian polybag yang telah berisi tanah dan pupuk organik di inkubasi
selama 10 hari.

3.3.2. Penanaman

1. Polybag berjumlah 12 disusun dengan jarak antar polybag 40 x 40 cm.

2. Setelah masa inkubasi selesai, selanjutnya penyiapan bibit tanaman.

3. Bibit tanaman tomat terlebih dahulu di campurkan dengan antracol sebagai


fungsida untuk menghindari bibit dimakan oleh semut atau serangga
lainnya.

4. Buat lubang dimedia tanam sedalam 0,5 cm, masukkan bibit kangkung
kemudian ditutup menggunakan sedikit pupuk organik.

3.3.3. Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Serasah

Sesuai dengan dosis perlakuan yaitu :tanpa pupuk kandang sapi atau
kontrol(p0), dosis pupuk kandang sapi 5 ton/ha atau setara 12,5 g/polibag (p1),
dosis pupukkandang sapi 10 ton/ha atau setara 25,0 g/polibag (p2), dosis pupuk
kandang sapi 15 ton/ha atau setara 37,5 g/polibag (p3),dosis pupuk kandang sapi
20 ton/ha atau setara 50,0 g/polibag (p4) dan dosis pupuk kandang sapi 25 ton/ha
atau setara 75,5 g/polibag (p5).

3.3.4. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan gulma dan pencegahan hama


dan penyakit.
12

3.3.5. Variabel yang Diamati

1. Tinggi tanaman

2. Jumlah daun

3. Bobot basah per rumpun

3.3.6. Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanaman umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 30


hari.

3.3.7. Jumlah Tanaman yang Diamati

Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 18 tanaman kangkung.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Deskripsi Lokasi Percobaan

Tempat Percobaan : Rumah Kaca, Laboratorium Pedologi Ilmu


Tanah FP UHO

Alamat Tempat Percobaan : Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu,


Kabupaten Kota Kendari

Letak Geografi : Di Utara : Perumahan Dosen, Timur : Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UHO, Selatan :
Bundaran Tugu UHO dan Barat : Fakultas
Peternakan UHO.

Tinggi Permukaan : 5 m dpl

Kemiringan : 4%

Tabel 4.1.1. Pengamatan Dengan Tidak Ada Kandungan Pupuk Organik P0

Variabel yang diamati Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Percobaan 7 14 21
1 Tidak 7,6 7,5
Tinggi Tanaman (cm) tumbuh
2 2,3 5,4 12,2
3 5,5 11,2 19,1
1 - 6 15
Daun 2 1 8 10
3 12 19 22
1 - 4 5
Rumput 2 - 1 4
3 - 1 4

Tabel 4.1.2. Pengamatan Dengan Dosis Pupuk Organik 5 ton/ha (12,5


g/polybag) P1

13
14

Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Variabel yang diamati
Percobaan 7 14 21
1 6,3 9 17,6
Tinggi Tanaman (cm) 2 7,4 7,6 16,3
3 5,5 7,2 19,5
1 15 22 33
Daun 2 16 - 31
3 12 12 14
1 3 8 7
Rumput 2 5 8 11
3 5 4 9

Tabel 4.1.2. Pengamatan Dengan Dosis Pupuk Organik 10 ton/ha (25,0


g/polybag) P2

Variabel yang diamati Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Percobaan 7 14 21
1 5,6 7,6 mati
Daun 2 6,5 10 18,5
3 4 7,5 12,4
1 6 - -
Jumlah Cabang 2 21 25 38
3 9 12 15
1 4 8 11
Rumput 2 3 4 4
3 3 4 5

Tabel 4.1.2. Pengamatan Dengan Dosis Pupuk Organik 15 ton/ha (37,5


g/polybag) P3
15

Variabel yang diamati Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Percobaan 7 14 21
1 6 8 16
Tinggi Tanaman (cm) 2 6,2 12,1 25,5
3 4,5 6 14,2
1 16 25 32
Daun 2 13 22 33
3 8 11 17
1 6 5 12
Rumput 2 6 12 14
3 14 14 19

Tabel 4.1.2. Pengamatan Dengan Dosis Pupuk Organik 20 ton/ha (50,0


g/polybag) P4

Variabel yang diamati Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Percobaan 7 14 21
1 5,3 8,8 18,5
Tinggi Tanaman (cm) 2 4 5,5 14,2
3 - 7 16,5
1 13 17 26
Daun 2 10 15 26
3 - 22 32
1 5 6 8
Rumput 2 20 31 30
3 18 31 26

Tabel 4.1.2. Pengamatan Dengan Dosis Pupuk Organik 20 ton/ha (50,0


g/polybag) P5
16

Variabel yang diamati Waktu Pengamatan (Hari Setelah Tanam)


Percobaan 7 14 21
1 3,4 5,8 11,5
Tinggi Tanaman (cm) 2 5,5 11,6 20
3 7,5 8,5 17
1 16 18 21
Daun 2 12 17 24
3 20 27 37
1 3 2 2
Rumput 2 9 13 11
3 5 7 8

4.2 Pembahasan

Pelaksanaan praktikum di Rumah Kaca Lab Pedologi Ilmu Tanah FP UHO


memiliki letak geografi di Utara : Perumahan Dosen, Timur : Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UHO, Selatan : Bundaran Tugu UHO dan Barat : Fakultas
Peternakan UHO, dengan ketinggian 5 mdpl dan kemiringan 4%, Widyanto
(2007) menyatakan bahwa selain sebagi sumber unsur hara, pupuk organik dapat
merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan kesehatan tanaman dan mengurangi
penggunaan pestisida. Menjadikan tanaman tumbuh lebih baik dan meningkatkan
daya serap dan daya ikat tanah terhadap air, sehingga ketersediaan air bagi
tanaman tercukupi.

Pengaruh dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kangkung


berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 21 hari, dengan 3 kali
percobaaan tanaman yang tidak diberikan pupuk kandang sapi dan serasah
memiliki tinggi 2,3 dan 5,5 pada percobaan 2 dan 3 sementara pada percobaan 1
tidak tumbuh sedangkan untuk jumlah daunnya ada 1 dan 12 pada percobaan 2
dan 2 sementara pada percobaan pertama tidak memiliki daun, serta rumput tidak
ada sama sekali baik dari percobaan 1, 2 dan 3. Pengamatan sangat terlihat
17

perubahannya mulai dari tanaman berumur 7 hari, 14 hari hingga tanaman


berumur 21 hari.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang sapi dan serasah sebanyak 5


ton/ha (12,5 gram/polybag) P1 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari
memiliki tinggi 17,6 cm, 16,3 cm, dan 19,5 cm dengan jumlah daun 33, 31, dan
13 serta memilki rumput pada umur 21 hari 7, 11, dan 9.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 10 ton/ha (25,0


gram/polybag) P2 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi
18,5 cm dan 12,4 cm pada percobaan 2 dan 3 sementara pada percobaan pertama
tanaman mati, jumlah daun pada percobaan 2 dan 3 sebanyak 38 dan 15 serta
rumput pada umur 21 hari pada percobaan 2 dan 3 adalah 38 dan 15.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 15 ton/ha (37,5


gram/polybag) P3 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi 16
cm, 25,5 cm, dan 14,2 cm dengan jumlah daun 32, 33 dan 17 serta memilki
rumput pada umur 21 hari 12, 14 dan 19.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 20 ton/ha (50,0


gram/polybag) P4 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi
18,5 cm, 14,2 cm, dan 16,5 cm dengan jumlah daun 26, 26 dan 32 serta memilki
rumput pada umur 21 hari 8, 30 dan 26.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 25 ton/ha (75,5


gram/polybag) P5 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi 16
cm, 25,5 cm, dan 14,2 cm dengan jumlah daun 32, 33 dan 17 serta memilki akar
pada umur 21 hari 12, 14 dan 18.

Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk


membantu pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka
pertumbuhannya akan lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan
hasil produksi yang baik perlunya perawatan tanaman seperti penyiraman
sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan pertumbuhannya
akan lebih bagus. Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat
seperti ulat, kutu putih dan wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat
18

menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini


menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. kutuh putih
merusak daun kangkung mengakibatkan daun kuning. Sedangkan hama wereng
menyebabkan tanaman menjadi layu.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan, terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan


pertumbuhan tanaman dan berat bobot basah dengan semakin ditingkatkannya
dosis pupuk. Dengan bertambahnya jumlah pupuk kandang sapi yang diberikan ke
dalam tanah, maka jumlah unsur hara juga semakin meningkat, sehingga
ketersediaan unsur hara dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman menjadi
tercukupi. Sehingga di peroleh data sebagai berikut:

Pengaruh dosis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kangkung


berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 21 hari, dengan 3 kali
percobaaan tanaman yang tidak diberikan pupuk kandang sapi dan serasah
memiliki tinggi 2,3 dan 5,5 pada percobaan 2 dan 3 sementara pada percobaan 1
tidak tumbuh sedangkan untuk jumlah daunnya ada 1 dan 12 pada percobaan 2
dan 2 sementara pada percobaan pertama tidak memiliki daun, serta rumput tidak
ada sama sekali baik dari percobaan 1, 2 dan 3. Pengamatan sangat terlihat
perubahannya mulai dari tanaman berumur 7 hari, 14 hari hingga tanaman
berumur 21 hari.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang sapi dan serasah sebanyak 5


ton/ha (12,5 gram/polybag) P1 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari
memiliki tinggi 17,6 cm, 16,3 cm, dan 19,5 cm dengan jumlah daun 33, 31, dan
13 serta memilki rumput pada umur 21 hari 7, 11, dan 9.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 10 ton/ha (25,0


gram/polybag) P2 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi
18,5 cm dan 12,4 cm pada percobaan 2 dan 3 sementara pada percobaan pertama
tanaman mati, jumlah daun pada percobaan 2 dan 3 sebanyak 38 dan 15 serta
rumput pada umur 21 hari pada percobaan 2 dan 3 adalah 38 dan 15.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 15 ton/ha (37,5


gram/polybag) P3 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi 16

19
20

cm, 25,5 cm, dan 14,2 cm dengan jumlah daun 32, 33 dan 17 serta memilki
rumput pada umur 21 hari 12, 14 dan 19.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 20 ton/ha (50,0


gram/polybag) P4 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi
18,5 cm, 14,2 cm, dan 16,5 cm dengan jumlah daun 26, 26 dan 32 serta memilki
rumput pada umur 21 hari 8, 30 dan 26.

Tanaman yang diberikan pupuk kandang ayam sebanyak 25 ton/ha (75,5


gram/polybag) P5 dengan 3 kali percobaan pada umur 21 hari memiliki tinggi 16
cm, 25,5 cm, dan 14,2 cm dengan jumlah daun 32, 33 dan 17 serta memilki akar
pada umur 21 hari 12, 14 dan 18.

Dapat juga disimpulkan dalam membudidaya tanaman kangkung darat


perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat
memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan
kualitas hasil panen karena batangnya yang keras dan banyak mengandung getah.
ini. Setelah penen pertama dan dilakukan pemupukan pomi retang waktu untuk
pemanenan kedua lebih cepat dan tanaman lebih subur dan hijau.

5.2 Saran

Selama pelaksanaan praktikum pemeliharaan dan penjagaan dari


organisme pengganggu penting untuk dillakukan agar tidak menghambat
pertumbuhan tanaman dan lebih memahami panduan praktikum sebelum
melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. Agus Sumama. Subhan. & Karien. 1990. Penanaman, Jumlah Bibit,
danAplikasi Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan
HasilKangkung Darat Pada Tanah Latosol. Subang.

Aditya. 2009. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman. Blogspot.

Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

Irawati & Salamah, Z. 2013. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea


reptans Poir) Dengan Pemberian Pupuk Organik Berbahan Dasar
Kotoran Kelinci. Jurnal Bioedukatika, 1(1), pp.1-96.

Kelik, W. 2010. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik


Cair Hasil Perombakan Anaerob Limbah MakananTerhadap
Pertumbuhan Sawi (Brasica juncea L.). [Skripsi Univ.11 Maret]
Surakarta.

Lingga, P dan Marsono. 2002.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar Swadaya,


Jakarta.

Lim AH, Vimala P.2012. Growth and Yield Responses of Four Leafy Vegetablesto
Organic Fertilizer. Journal of Tropical Agriculture and Food
Science.40(1):1-ll.

Maria. 2009. Cara Budidaya Tanaman Kangkung. Blogspot.

Moerhasrianto, P. 2011. Respon Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran Pada


Berbagai Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik. Skripsi Universitas
Jember, pp.1-80.

Perdana BSK, Fajriani 5.2014. The Effect Of Application Of Bio Stimulator And
Plant Spacing On Growth And Yield Of Swamp Cabbage (Ipomoea
reptans Poir.). Jurnal Produksi Tanaman. 2(6) : 41 4483.

Purwadi, W. 2017. Pertumbuhan dan Kadar Protein pada Tanaman Kangkung


Darat (Ipomoea reptans Poir) dengan Pemberian Pupuk Organik Cair

21
(POC) Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Limbah Cair Tahu. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Roidah, I. S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan


Tanah. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo, 1(1), pp. 30-42.

Sari, P. T. & Josi, A. A. 2019. Pengaruh Senyawa Humat dan Pupuk Kandang
Ayam Terhadap Serapan Hara Nitrogen dan Kualitas Bibit Stek Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.). Jurnal Bioindustri, 01(02), pp. 83-97.

Stabnikova O, Ding HB, Tay JH, Wang JY. 2004. Biotechnology for
aerobicconversion of food waste into organic fertllizer. Waste
Management &Research.23(l):3941.

Sunaijono, H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Bogor.

Suparta, I Nyoman Yogi. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman
Padi Sinstem Pertanian Organik. E-jurnal Agroteknologi Tropika ISSN:
2301-6515 Vo;1 No2.

Sajimin, et.al. 2011. Pengaruh Jenis dan Taraf Pemberian Pupuk Organik pada
Produktivitas Tanaman alfalfa (Medicago sativa L.). Bogor Jawa Barat.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner2011.

Suroso, B. & Novi, E. r. 2013. Teknologi Inovasi Budidaya Durian Di Kalimantan


Timur. Agitrop Jurnal Ilmi-Ilmu Pertanian, pp.98-108.

Susila, A.D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi


danHoltikultura. Fakultas Pertanian IPB.

Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur Kangkung. PT Alex Media


Komputindo. Jakarta.

Wijaya, T. A., Djauhari, S. dan Cholil. A. 2014. Keanekaragaman Jamur Endofit


Akar Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Pada Lahan Pertanian
Organik dan Konvensional. Jurnal Hama dan Penyakit Tanaman, 2(1),
pp.1-10.

23
LAMPIRAN

23

Anda mungkin juga menyukai