Ro 3:23-26 - “(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus
telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam
darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah
membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.
(26) MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya
nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada
Yesus”.
I) Keadilan Allah.
Kitab Suci mempunyai banyak ayat yang menekankan keadilan dari Allah,
seperti:
Maz 11:7 - “Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang
yang tulus akan memandang wajahNya”.
Maz 116:5 - “TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang”.
Tetapi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam Kitab Suci, kita
sering melihat hal-hal yang seolah-olah menunjukkan bahwa Allah itu tidak
adil. Misalnya:
a) Dalam penciptaan.
Dalam penciptaan, Allah menciptakan sebagian makhluk sebagai
binatang, sebagian lagi jadi manusia. Yang jadi manusia, sebagian
hitam sebagian putih, sebagian ganteng / cantik sebagian jelek,
sebagian pandai sebagian bodoh, sebagian dalam keluarga kaya
sebagian dalam keluarga melarat, sebagian utuh anggota-anggota
tubuhnya sebagian cacat, dsb. Kalau saudara diciptakan ganteng /
cantik, dalam keluarga kaya, pandai, utuh anggota-anggota
tubuhnya, maka mungkin saudara tidak menganggap Allah tidak
adil. Tetapi bagaimana kalau saudara diciptakan sebagai orang yang
cacat, melarat, buruk mukanya dsb?
1
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
b) Dalam predestinasi.
Ef 1:4-5,11 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.
(5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan
kehendakNya, ... (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam
Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula
ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah,
yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan
kehendakNya”.
Ro 9:10-13 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah
Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa
leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan
belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah
tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan,
tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka:
‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti
ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’”.
Untuk menjawab kedua problem ini perlu diketahui bahwa ‘adil’ tidak
berarti Allah harus memberi secara sama rata.
Mat 20:1-16 - “(1) ‘Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang
tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk
kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu
mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
(3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi
orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi
jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan
kepadamu. Dan merekapun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan
pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. (6)
Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang
lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja
di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada
orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke
kebun anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada
mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka,
mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk
terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira
pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10)
Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan
mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu
dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut
kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya
2
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang
sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13)
Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak
berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar
sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan
kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15)
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?
Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (16) Demikianlah orang
yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan
menjadi yang terakhir.’”.
Tuan dalam perumpamaan ini jelas tidak berlaku sama rata. Ia lebih
murah hati kepada pekerja-pekerja yang datang belakangan. Tetapi toh
ia berkata bahwa ia bukannya berlaku tidak adil. Kalau ia berjanji
sedinar sehari, dan ia lalu memberi kurang dari itu, maka itu tidak adil.
Tetapi ia memberikan sedinar sehari, jadi pekerja kelompok pertama
tidak bisa menyalahkan tuan itu. Ia memang berlaku lebih murah hati
kepada pekerja-pekerja yang datang belakangan, tetapi ia berhak
menggunakan milik / uangnya sesukanya. Ia tidak berlaku tidak adil,
sekalipun ia tidak memberi dengan sama rata!
Juga kalau kita mau memikir lebih dalam, maka kita bisa melihat bahwa
orang yang dipilih dan diselamatkan, mendapatkan kasih / kemurahan /
belas kasihan Allah. Sedangkan orang yang tidak dipilih, mendapatkan
keadilan Allah. Tidak ada orang yang mendapatkan ketidak-adilan
Allah.
3
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
binasa selamat
2) Adanya banyak kasus dimana orang saleh justru menderita dan orang
jahat hidup enak.
Misalnya:
Ayub 19:6 - “insafilah, bahwa Allah telah berlaku tidak adil terhadap
aku, dan menebarkan jalaNya atasku”.
Ayub 21:7-15 - “(7) Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua,
bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? (8) Keturunan mereka tetap
bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. (9) Rumah-rumah
mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.
(10) Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina
mereka beranak dan tidak keguguran. (11) Kanak-kanak mereka
dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-
lompat. (12) Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi,
dan bersukaria menurut lagu seruling. (13) Mereka menghabiskan hari-
hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke
dalam dunia orang mati. (14) Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah
dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalanMu. (15) Yang
Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepadaNya, dan apa
manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepadaNya?”.
Maz 73:1-14 - “(1) Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus
hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. (2) Tetapi aku, sedikit lagi
maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. (3) Sebab aku cemburu
kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang
fasik. (4) Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh
mereka; (5) mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka
tidak kena tulah seperti orang lain. (6) Sebab itu mereka berkalungkan
kecongkakan dan berpakaian kekerasan. (7) Karena kegemukan,
kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
(8) Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal
pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. (9) Mereka membuka
mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. (10) Sebab itu
4
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
5
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
6
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
7
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
8
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kita sudah melihat bahwa Allah itu adil dan pasti menghukum dosa.
Sedangkan semua manusia berdosa, bahkan sangat berdosa. Kalau mau
lebih meresapi hal ini, mari kita lihat ayat-ayat di bawah ini dan
membandingkannya dengan hidup kita.
• Ro 3:10-18 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar,
seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak
ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka
cepat untuk menumpahkan darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan
mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan damai tidak mereka
kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’... (23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah”.
• 10 Hukum Tuhan (Kel 20:3-17).
• Hukum kasih kepada Allah dan sesama manusia (Mat 22:37-39).
Manusia sangat berdosa, Allah adil, dan akan ada penghakiman akhir
jaman. Ini menjadi problem! Sekarang, bagaimana manusia berdosa ini
bisa diselamatkan?
9
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan
bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik
akal maupun suara hati mereka najis”.
Kalau saudara menganggap diri saudara cukup baik, maka
perhatikan gambaran Firman Tuhan di bawah ini tentang keadaan
manusia di hadapan Allah.
Yeh 36:17 - “‘Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah
mereka, mereka menajiskannya dengan tingkah laku mereka;
kelakuan mereka sama seperti cemar kain di hadapanKu”.
Dosa / kejahatan kita digambarkan seperti ‘cemar kain’. Apakah
‘cemar kain’ itu? NIV menterjemahkannya: ‘a woman’s monthly
uncleanness’ (= kenajisan bulanan dari seorang perempuan).
Bandingkan juga dengan Im 15:20,24 - “(20) Segala sesuatu yang
ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu
yang didudukinya menjadi najis juga. ... (24) Jikalau seorang laki-laki
tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu,
maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang
ditidurinya menjadi najis juga”.
Untuk kata ‘cemar kain’ yang pertama (ay 20) NIV menterjemahkan
‘her period’ (= masa datang bulannya), sedangkan untuk kata ‘cemar
kain’ yang kedua (ay 24) NIV menterjemahkan ‘her monthly flow’ (=
aliran bulanannya).
Jadi kelihatannya yang dimaksudkan dengan ‘cemar kain’ itu adalah
cairan darah yang dikeluarkan seorang perempuan pada saat
datang bulan.
10
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
11
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2) Ada agama lain, yang mempunyai pandangan bahwa Allah itu maha
penyayang dan pengasih, dan karena itu sekalipun manusia itu
berdosa, manusia tetap bisa masuk surga.
Tetapi ini lagi-lagi menghancurkan keadilan Allah! Kalau Allah
memasukkan manusia berdosa begitu saja ke surga, maka ini
menghancurkan keadilan Allah!
Bdk. Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia
tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.
Apa yang dilakukan sang hakim mirip dengan apa yang dilakukan oleh
Allah. Karena Ia adil, Ia harus menjatuhkan hukuman kepada manusia
yang berdosa, tetapi karena Ia mengasihi manusia, Ia lalu menjadi
manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus, dan Ia menerima hukuman yang
Ia sendiri jatuhkan, pada waktu Ia mati di atas kayu salib.
12
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
13
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti oleh adanya ketaatan / perbuatan
baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan kita diselamatkan adalah
imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.
Illustrasi:
sakit → obat → sembuh → olah raga / bekerja
dosa → iman → selamat → taat / berbuat baik
Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja obat, bukan olah raga /
bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti bahwa orang itu
sudah sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah
minum obat dan sudah sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga /
bekerja, maka pasti ada yang salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia selamat karena iman, bukan
karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang berkata bahwa ia sudah
beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama sekali tidak ada
perbuatan baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan imannya.
Juga kalau kita melihat pada garis waktu, maka akan terlihat dengan jelas
bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan baik, yang menye-babkan kita
diselamatkan.
-----------------------------------------------------------------------------------------
tak ada perbuatan baik ada perbuatan baik
(total depravity)
selamat
Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”.
14
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kalau ada orang yang setelah mendengar penawaran itu lalu mau percaya
kepada Yesus sebagai Tuhan / Juruselamatnya, maka sekalipun ia adalah
orang berdosa, dosanya diampuni dan ia pasti masuk surga. Tidak adil?
Adil, karena hukuman sudah dijatuhkan, tetapi ditanggung oleh Yesus
sendiri.
Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep
sorrow for the sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has
paid the debt of His people to the last jot and tittle, and received the divine
receipt; and unless God can be so unjust as to demand double payment for one
debt, no soul for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It
seems to be one of the very principles of our enlightened nature to believe that
God is just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is
it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes afterwards
the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and
without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is
punished for me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can
never be punished” (= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang
lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut
terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar
hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah
menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar
sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa,
untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam
neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah
diterangi, untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa
haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi
tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang
sama bahwa Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak
dari keyakinan dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang
yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi
Yesus telah menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika
Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus,
tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25,
morning.
15
Keadilan Allah dan Karya Kristus – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kesimpulan.
-AMIN-
16