Anda di halaman 1dari 18

Adakah Manusia Mengalami Masa Remaja?

Apakah Setiap Orang


Mengalami Masa Tekanan
dan Badai (Storm and
sress)?
TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA
(Lestari 2006, Sofia 2006, Nashori, 2003)

1. Persaksian
2. Dalam Kandungan
3. Bayi
4. Kanak-kanak, Tamyiz
5. Baligh, Amrad
6. Taklif
7. Futuh,
8. Kebangkitan (kembali)
1. FASE PERSAKSIAN
Q.S Al A'raaf (7) : 172 - 174
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Pencipta kami), kami
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
173.atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua
kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini
adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka
apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-
orang yang sesat dahulu [582]?" [582]. Maksudnya: agar orang-orang musyrik
itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan
Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak
ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang
mempersekutukan Tuhan itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut
disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu.
174.Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka
kembali (kepada kebenaran).
2. DALAM KANDUNGAN
Q.S. Al Mu’minuun (23) : 12-14
12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah
13. Kemudian Kami jadikan nutfah itu (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim)
14. Kemudian nutfah itu Kami jadikan ‘Alaqah, lalu Kami jadikan Mudghoh
(segumpal daging), dan segumpal daging itu Kami jadikan ‘idhooma
(tulang belulang), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging
(Lahma). Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Q.S. Az Zumar (39) : 6
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor
yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana
kamu dapat dipalingkan?
[1306]. Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan
kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
DALAM KANDUNGAN
 Dari Abi Abd Rahman Abdillah Ibn Mas’ud r.a
berkata,”Rasulullah SAW mengatakan kepada kami bahwa
kejadian manusia sesungguhnya adalah seorang dari kalian
dikumpulkan dari perut ibumu selama 40 hari berupa nutfah,
kemudian menjadi alaqah dalam waktu yang sama, kemudian
menjadi mudghah juga dalam waktu yang sama. Sesudah itu
malaikat diutus untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan diutus
untuk melakukan pencatatan empat hal, yaitu rizkinya, usianya,
amal perbuatannya, dan celaka atau bahagianya” (H.R. Muslim)
 Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya dalam proses kehamilan)
nutfah tidak berubah dalam rahim selama 40 hari, setelah itu ia
menjadi ‘alaqah, lalu mudghah dalam waktu yang sama. Kalau
Allah Menghendaki untuk Menyempurnakannya, Allah Mengutus
malaikat yangakan berkata kepadanya laki-laki atau
perempuan, celaka atau bahagia, pendek atau tinggi, kurang
atau lebih kekuatan dan umurnya, sehat atau sakit. Semua itu
akan dicatat.” Seorang sahabat bertanya,”Lalu apa gunanya
kalau semua itu telah ditentukan?” Beliau
menjawab,”Berbuatlah, karena masing-masing akan diarahkan
kepada tujuan penciptanya” (H.R. Ahmad)
DALAM KANDUNGAN
Pengaruh Sikap dan Perilaku Orang tua terhadap
anak dalam kandungan (Nashori, 2003) :
1. Fisik : apa yang dikonsumsi orang tua
berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak
2. Kognisi : apa yang distimulasikan berpengaruh
terhadap perkembangan kognitif anak
3. Emosi : apa yang dirasakan, terutama Ibu,
berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak
4. Spiritual : apa yang diamalkan orang tua
berpengaruh terhadap perkembangan spiritual
anak
3. BAYI (0-2 tahun)
 Kesiapan fungsi pendengaran saat lahir : Mendengarkan adzan dan
iqomah oleh orang sholeh  peneguhan persaksian tauhid
 Rambut dicukur, bersedekah emas/perak seberat rambut yang
telah dicukur
 Aqiqah Menyembelih hewan untuk dibagikan. Hikmahnya adalah
melakukan pengorbanan dan pendidikan bagi jiwa bayi agar kelak
menjadi manusia yang mampu mengatasi sifat-sifat yang
cenderung berbuat tipu daya, kerusakan, dan kehancuran
(hewani)
 Nama yang baik, nama adalah doa
 Indera penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan perlu
distimulasi agar berfungsi optimal
 Penyusuan berperan penting dalam perkembangan fisik, kognisi,
emosi, dan spiritual bayi
 Khitan : pensucian fisik/jasad
PENYUSUAN TERHADAP BAYI
 Q.S Al Baqarah (2) :
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan
oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
 Q.S. Luqman (31)
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
4. Kanak-kanak (2-7 tahun)
 Masa eksplorasi, ingin tahu terhadap dunia dan
lingkungan
 Belajar tentang Islam
 Pendidikan yang bertauhid untuk menyelamatkan jiwa
oleh orang tua / lingkungan dengan keteladanan,
pembiasaan, dan penciptaan lingkungan kondusif
Tamyiz (7-10 tahun)
 Persiapan menjadi hamba Allah (Abdullah) :
 Memiliki pengetahuan cara berinteraksi dengan Allah
 Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan Allah
(sholat, puasa, dsb)
 Mampu membedakan hal yang baik dan buruk
 Mampu menalar apa yang Diperintahkan dan Dilarang Allah
 Mampu membedakan tingkatan hukum (wajib, sunah,
mubah, makruh, haram)
 Bermain untuk memenuhi perkembangan fisik,
emosi, dan sosial
 Mendapatkan pendidikan moral dari orang tua
 Pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan
daripada konsekuensi negatif
5. Remaja, Baligh, Amrad
(10-17 tahun)
 Baligh : sampai, masa kanak-kanak berakhir,
mulai menginjak masa remaja
 Laki-laki : spermache
 Perempuan : menarche
 Sudah wajib melakukan hal-hal yang telah
diatur agama
 Persiapan menjalankan tugas dan tanggung
jawab manusia / khalifah
 Muatan utama pendidikan adalah penguasaan
dasar-dasar ilmu ketuhanan dan ilmu
kemakhlukan
Amrad
 Persiapan menjadi khalifatullah / wakil Allah :
 Mengetahui tugas dan tanggung jawab manusia
 Memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis
bidang tertentu yang memberikan manfaat
 Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan
sesama manusia
 Mampu berpikir abstrak, menerima pengetahuan
secara rasional dan empirik
 Belajar Banyak hal tentang Islam
 Akil baligh : Berakal
 Rasio berkembang dan mewarnai tindakan
6. Taklif (17-40 tahun)
 Bertanggung jawab atas semua sikap dan perilaku pribadi, ibadah,
muamalah / kemasyarakatan, jinayah / hukum, munakahat
 Fisik berfungsi secara maksimal, puncak pertumbuhan,
menguasai ketrampilan motorik dan merespon
 Menguasai penalaran, analogis, dan kreatif
 Emosi stabil
 Siap menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai khalifatullah
 Mengembangkan peran sosial, sebagai bagian dari
masyarakat
 Pengembangan diri dan masyarakat, dengan tidak memisahkan
(mendikotomikan) agama dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kehidupan.
Q.S AL BAQARAH (2):286
Allah tidak membebani (Laa yukallifullah) seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):
1. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah.
2. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami.
3. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tak sanggup kami memikulnya.
4. Beri ma'aflah kami;
5. ampunilah kami; dan
6. rahmatilah kami.
7. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir."
7. Futuh (40 tahun-maut)
 Futuh : kemenangan
 Mengalami berbagai pengalaman
spiritual dan religius (spiritual / religius
experiences)
 Mampu memahami esensi / hakikat
segala sesuatu
 Mampu melakukan kontemplasi
 Perasaan cinta kepada Sang Pencipta
dan maklukNya semakin kuat
Futuh
Q.S. An Nashr (110) :
1. Apabila telah datang pertolongan Allah
dan kemenangan (Al-Fathu)
2. dan kamu lihat manusia masuk agama
Allah dengan berbondong-bondong
3. maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima taubat
Q.S. Al Ahqaaf (46) : 15
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa:
1. "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
2. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku.
3. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri
8. Kebangkitan (pasca maut)
 Q.S. Al Hajj (22) : 5
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah

Anda mungkin juga menyukai