Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR


UPTD PUSKESMAS KARANGREJO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengacu pada capaian RPJMN 2015- 2019 beberapa indikator
terkait Penyakit Tidak Menular (PTM) memnunukan angka capaian
target yang dikelompokkan dalam indikator yang sulit dicapai,
meskipun indikator rencana strategis PTM 2015-2019 telah dicapai.
Indikator penuruna prevalensi hipertensi pada tahun 2018 tercapai
sebesar 34,1%, angka ini lebih meningkat dibanding hasil Riskesdas
tahun 2013 sebesar 25,8%. Hal ini menunjukan dalam 5 tahun
terakhir perilaku individu masih dipengaruhi oleh kebiasaan
merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, stress dan
peningkatan faktor risiko PTM lainnya.
Penerapan program PTM masih menemukan kendala, yaitu
kurangnya advokasi kepada lintas sektor seperti Kelurahan untuk
melalukan kegiatan/ gerakan peningkatan kesadaran dan
kepedulian masyrakat untuk mendorong perubahan perilkau
individu.
Di masa penyebaran virus covid-19 ini kegiatan PTM tetap
7
memperhatikan protokol kesehatan seperti, memakai masker baik
petugas puskesmas maupun masyrakat, menjaga jarak, tidak
berkerumun saat posbindu, dan tetap menjaga pola hidup cerdik
terutama bagi penderita PTM.

B. Tujuan Pedoman
Umum :
Tersedianya pedoman pelaksanaan dalam pengelolaan program
Penyakit Tidak Menular pada masa pandemi Covid-19 agar dapat
terlaksana dengan optimal dan memperhatikan protokol kesehatan.
Khusus :
a. Meningkatkan peran serta masyarakat terkait kegiatan program PTM
di era covid 19.
b. Terkendalinya faktor risiko PTM di era covid 19.
c. Terlaksananya kegiatan Posbindu PTM dengan memperhatikan
protokol kesehatan covid 19.

C. Sasaran Pedoman
Dimanfaatkan bagi pengelola program PTM di Puskesmas, petugas
kesehatan lainnya beserta jaringan dan jejaringnya pada era covid
19.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Upaya pengendalian PTM di Puskesmas Karangrejo meliputi:
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, penyakit kronik dan
degenaratif lainnya dengan sasaran masyarakat yang masih sehat,
berisiko dan masyarakat yang memiliki penyakit.

E. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam program PTM adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko PTM dengan peran serta masyarakat.
b. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini faktor risiko
PTM.
c. Memberikan pelayanan PTM dengan optimal.
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Adapun sumber daya manusia sebagai tenaga kompeten dalam
program PTM untuk kegiatan pelayanan untuk kegiatan klinis
maupun kesehatan masyarakat meliputi :
1. Dokter Umum dengan kualifikasi pendidikan S 1
2. Bidan dengan kualifikasi pendidikan minimal D 3
3. Perawat dengan kualifikasi pendidikan minimal D 3
4. Tenaga kesehatan lain yang terkait ( Petugas Lab, Ahli Gizi &
Sanitarian)
5. Kader Posbindu PTM terlatih
B. Distribusi Ketenagaan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Karangrejo:

Berdasarkan
Kondisi di
C. Jadwal Kegiatan Buku Pedoman
NO Tenaga Kesehatan Puskesmas
Bulan Manajemen
No Kegiatan Karangrejo
1 2 3 PTM
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 Posbindu
DokterPTM
Umum √ √ √√ √ √ √ √ √√ √ √ √ √
2 3 Surveilans
PerawatPTM √ √ √√ √ √ √ √ √√ √ √ √ √
4 Pemantauan
Bidan 9 √ √

3 5 pasien
Petugas Laboratorium
dengan √ √ √√ √ √ √ √ √√ √ √ √ √
6 PTM
Ahli Gizi √ √
7 Sanitarian √ √
8 Kader Posbindu PTM √ √

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

Meja 1 Meja 2 Meja 3 Ukur


Pendaftaran Wawancara BB, TB, LP
Meja 4 Meja 5
Pemeriksaan Konseling
dan Jiwa
B. Standar Fasilitas
Jumlah yang
No. Peralatan tersedia dan
berfungsi
1 Bodyfat analyzer 2
2 Tensimeter digital 1
3 Alat ukur lingkar perut 1
4 Alat ukur tinggi badan 1
5 Timbangan berat badan 1
6 KIE PTM 1
7 Alat periksa glukosa darah 1
8 Alat periksa lemak darah 1
9 Peak flow meter 0
10 Nebulizer 0
11 CO analyzer 4
12 Spirometer 1
13 EKG 1
14 AED Defribilator 0
15 HbA1C
1 test 0
16 0
Test thyroid rapid test 0
17 Elektrofotometer 0
18 Crioterapi 1
19 Alat bantuan hidup dasar 1
20 Phantom mamae 0
21 Phantom serviks 0
22 Ultrasound bone densitometer 0
23 Tabung O2 1
24 Pulse oxymeter 1
25 Opthalmoskop 0
26 Otoscope 1
27 Meja gynecologi 1
28 Cryogun 1
29 Spekulum 5
30 Lampu halogen 1
31 Kit opthalmology komunitas 1
Tali pengukur 6 meter 1
Light lamp 0
E- tumbling 1
Multiple ccluder fleksible 0
32 Tonometer schiotz 0
33 Snellen chart 0
34 Ishihara test 1
35 Garputala 512 Hz 0
36 Pemeriksaan serumen
Pinset telinga 0
Pelilit kapas 0
Lampu senter untuk periksa/head 1
lamp
37 Masker medis 3
38 Gown 3
39 Face shield 3

1
1

BAB V
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan dalam program PTM , meliputi:
1. Pengukuran tekanan darah.
2. Pengukuran gula darah.
3. Pengukuran indeks massa tubuh.
4. Wawancara perilaku berisiko.
5. Edukasi perilaku gaya hidup sehat.
6. Pemantauan pasien dengan PTM.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan program pencegahan dan
penaggulangan penyakit tidak menular terutama pada masa
penyebaran virus covid 19 ini diperlukan kerjasama yang baik antara
pengelola program dengan lintas program dan lintas sektoral karena
program ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya peran
serta aktif dari masyarakat dan lintas program maupun lintas
sektoral dalam deteksi dini faktor risiko PTM.
C. Langkah Kegiatan
Langkah Kegiatan/alur pelayanan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular di Puskesmas Karangrejo
adalah :
1. Pengunjung puskesmas usia >15 tahun, rujukan posbindu PTM/
Posyandu Lansia, intervensi lanjut PIS-PK, pasien rujuk balik datang
ke puskesmas.
2. Pasien datang wajib memakai masker dan setelah pemeriksaan
selesai dapat langsung kembali ke rumah masing-masing untuk
menghindari kerumunan.
3. Pasien diukur suhu tubuh.
1
4. Pasien dilakukan 2anamnesis faktor risiko PTM.
5. Pasien dilakukan pemeriksaan (tekanan darah, gula darah, IMT,
lingkar perut).
6. Pasien dengan PTM yang datang untuk kontrol rutin diberikan obat
sesuai indikasi.
7. Pasien rujuk balik diberikan rujukan.
8. Pasien dengan tanpa risiko PTM diberikan KIE dan obat sesuai
dengan keluhan pada saat datang ke puskesmas.
9. Pasien dengan perokok aktif diberikan konseling UBM.
10. Pasien/ perempuan usia subur atau yang sudah pernah
melakukan hubungan badan dilakukan IVA
11. Dilakukan penyampaian KIE pada seluruh pasien kunjungan
sehat/ sakit (PTM).
Langkah Kegiatan/alur pelayanan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular program deteksi dini faktor
risiko di posbindu Puskesmas Karangrejo adalah :
Berikut penjelasan 5 tahap kegiatan yang berlangsung di
Posbindu, sebagai berikut:
1. Tahap I.
Pendaftaran, Penulisan NIK, Pengisian Bio Data dan Pencatatan Hasil
Layanan.
a. Tanyakan kepada peserta Posbindu apakah sudah pernah datang ke
Posbindu sebelumnya?.
b. Catat semua Informasi ini pada Register Posbindu dan Buku
Pemantauan FR PTM.
c. Jika ini kunjungan pertama maka isi :
- Data Pribadi (mengisi tanggal kunjungan pertama, NIK, nama
lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir,
alamat rumah, pekerjaan, alamat kantor, status perkawinan, No.
HP/Rumah/Kantor, Email, Golongan Darah).
- Lembar informasi. Diisi jika peserta Posbindu telah pernah
didiagnosis menyandang salah satu penyakit oleh tenaga medis.
d. Jika ini kunjungan kedua dan tidak ada perubahan data pribadi,
peserta Posbindu diarahkan langsung pada tahapan kegiatan
berikutnya.
1
3
2. Tahap II
Wawancara Faktor Risiko PTM
a. Tanyakan Riwayat Penyakit Tidak Menular pada keluarga dan diri
sendiri.
b. Tanyakan Faktor Risiko PTM:
- Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok.
- Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika iya,
apakah merokok di dalam atau di luar rumah.
- Tanyakan pola konsumsi sayur buah.
- Tanyakan apakah pola aktifitas fisik.
- Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol.
- Tanyakan tingkat stres dengan menggunakan kuesioner SRQ-20.

Pada saat wawancara perlu memperhatikan tata cara pelaksanaan


wawancara berikut :
1. Perkenalkan diri anda kepada Peserta Posbindu sebelum wawancara
dimulai dan kemukakan tujuan wawancara.
2. Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum.
Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih
baik tanyakan dulu soal kesenangan atau kebiasaan/hobinya. Jika dia
sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi
topik anda
3. Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak
menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta peng-
ulangan jawaban dari Peserta Posbindu.
4. Hindari pertanyaan yang berbelit – belit.
5. Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hindari
pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan Peserta Posbindu.
6. Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban
dicatat.
7. Hasil dicatat pada buku monitoring faktor risiko PTM.
8. Beri kesan yang baik setelah wawancara.
9. Jangan lupa ucapkan terima kasih.

1
4
3. Tahap III
Pengukuran Faktor Risiko PTM
Pengukuran berat badan
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka “0”.
d. Persilahkan peserta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
e. Perhatikan posisi kaki Peserta Posbindu tepat di tengah alat timbang,
sikap tenang (jangan bergerak – gerak) dan kepala tidak menunduk
(memandang lurus ke depan).
f. Jarum di kaca jendela alat timbang akan bergerak dan tunggu sampai
diam/tidak berubah.
g. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum berhenti dan isikan pada buku
monitoring faktor risiko PTM.
h.Minta Peserta Posbindu turun dari alat timbang.
i. Jarum pada alat timbang akan berada pada posisi “0” secara
otomatis.
j. Untuk menimbang Peserta Posbindu berikutnya, ulangi prosedur dari
awal.

Pengukuran tinggi badan


10
1. Pasang alat pengukur tinggi badan (dapat menggunakan pita
meteran, microtoise, dan lain-lain).
2. Minta peserta melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup
kepala).
3. Peserta diminta berdiri tegak.
4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat pita meteran terpasang.
5. Baca angka tinggi badan tepat pada bagian atas kepala.
6. Catat hasil pengukuran ke dalam Buku Monitoring FR PTM
 Pengukuran lingkar perut
1. Jelaskan pada peserta tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan
apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.
2. Raba tulang rusuk paling bawah peserta dan tandai sebagai batas atas
pengukuran.
3. Raba ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai sebagai
batas bawah pengukuran
4. Minta peserta untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
(ekspirasi normal).
5. Tetapkan titik tengah di antara batas atas dan batas bawah dan tandai
sebagai titik tengah pengukuran.
7. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah
kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut
kembali menuju titik tangah di awal pengukuran.
8. Apabila peserta mempunyai perut yang gendut ke bawah,
pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada
titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh melipat.

Penghitungan IMT
1. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus
berikut:

IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m)


x Tinggi Badan (m)

2. Bandingkan hasil 8perhitungan IMT dengan ukuran IMT yang terdapat


pada tabel di bawah ini.
3. Kemudian tetapkan apakah peserta masuk kategori obesitas atau tidak.
Catat hasil IMT dan kategori obesitas pada buku pemantauan/
monitoring.
Tabel 2: Tabel kategori obesitas pada orang dewasa
IMT< 18,5 Berat badan kurang (underweight)
IMT18,5 – 22,9 Berat badan normal

IMT > 23 Kelebihan berat badan (Overweight)

IMT 23 – 24,9 Dengan risiko


IMT 25 – 29,9 Obesitas I

IMT > 30 Obesitas II


4. Tahap IV
Pemeriksaan Faktor Risiko PTM
1. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan tekanan darah dan gula darah.
2. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan.
3. Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit dilaksanakan
1 tahun sekali dan bagi peserta dengan obesitas, dilakukan pemerik-
saan paling sedikit 1 -2 kali dalam setahun.
a. Pengukuran Tekanan Darah
Alat dan Bahan:
a. Tensimeter digital.
b. Manset.
c. Batu baterai.
Cara Pengukuran:
1. Duduk bersandar dengan tenang, lengan dan siku menempel di atas
meja.
2. Telapak tangan menghadap ke atas.
3. Lengan baju tidak dilipat.
4. Kaki tidak menyilang. Telapak kaki rata menyentuh lantai.
5. Letak manset sejajar dengan posisi jantung, kira-kira 2 jari di atas
siku.
6. Jangan bergerak dan berbicara selama pengukuran.
7. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
8. Perhatikan arah masuknya perekat manset.
9. Pakai manset, perhatikan arah selang.
9
10. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.
11. Lakukan pengukuran 2x dengan jeda 1-2 menit.
12. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih >
10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit
dengan melepaskan manset pada lengan.
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah
No. Tekanan Darah Klasifikasi
1. 120/80 mm/Hg Normal
2. 120-139/80-90 Prehipertensi
mm/Hg
3. 140-150/90-99 Hipertensi derajat 1
mm/Hg
4. 160/100 mm/Hg Hipertensi derajat 2
(Sumber: JNC VII, 2003)
b. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Alat dan bahan
c. Alat pemeriksaan kadar gula darah (Analyzer).
d. Test strip gula darah.
e. Auto lancet (Autoclix).
f. Kapas alkohol.
g. Sarung tangan.
h. Kotak limbah benda tajam/safety box.
Pemeriksaan dengan Glukometer (disesuaikan dengan jenis gluko-
meter).
a. Masukkan chip yang terdapat pada tabung strip tes ke alat gluko-
meter.
b. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas
yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
c. Masukkan strip tes bila gambar strip tes telah muncul.
d. Tusukkan jarum khusus/ lancet pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
e. Tekan ujung jari ke arah luar.
f. Sentuhkan satu/dua tetes darah sampai memenuhi tengah area/ tanda
pada strip tes.
g. Baca hasil pemeriksaan glukosa darah yang muncul.

1
0

5. Tahap V
Identifikasi Faktor Risiko PTM, Edukasi dan Tindak Lanjut Dini.
Kegiatan identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan tindak lanjut
dini merupakan tahapan layanan terakhir setelah teridentifikasi faktor
risiko yang ada. Pengendalian faktor risiko PTM, tidak selalu harus
dilakukan dengan obat-obatan. Pada tahap dini, kondisi faktor risiko
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko dan berperilaku
hidup yang sehat seperti berhenti merokok, diet seimbang, rajin
beraktifitas fisik, pengelolaan stres dan lain-lain. Edukasi dilakukan
oleh kader Posbindu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor risiko PTM. Pada saat
edukasi, kader meng- anjurkan bagi setiap perempuan usia 30-50
tahun dan sudah pernah kontak seksual, untuk mendapatkan
pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dalam rangka
deteksi dini kanker leher rahim dan pemeriksaan payudara klinis
(Sadanis) untuk deteksi dini.

1
1
BAB V
LOGISTIK

Untuk kebutuhan logistik yang diperlukan dalam kegiatan


program PTM disediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Metro melalui
UPTD Puskesmas Karangrejo. Sedangkan untuk pembiayaan dalam
rangka pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana menggunakan
anggaran dari semua penganggaran yang diterima oleh UPTD
Puskesmas Karangrejo diantaranya BOK.

1
2
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan


pencegahan dan penanggulangan penyakit teidak menular perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

1
3
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di


program PTM perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas/pelaksana dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan terhadap risiko
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
terutama pada saat ini dimana penyebaran virus covid semakin
bertambah, agar memperhatikan protokol kesehatan masing-masing.

1
4
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan


penyakit tidak menular dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur
2. Tercapainya indikator capaian sesuai sasaran
3. Tercapaianya indikator SPM
Hasil monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang dihadapi
dibahas pada pertemuan lokakarya mini bulanan, triwulan dan
tahunan serta dalam kegiatan koordinasi lintas program maupun
lintas sektor yang lainnya.

1
5
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan


puskesmas/pelaksana dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
pada era covid 19 dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan pelaksanaan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular tergantung pada komitmen
yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

1
6
1
0

Anda mungkin juga menyukai