Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN

HIPERTENSI
Nomor : /SOP/PKM-
MB/2017
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :1/2
Ditetapkan Kepala
UPT. Puskesmas Irfan Maulana, M.Kep Ns.Sp.Kep.M.B
Martapura Barat NIP. 19770218 200003 1 004

1. Pengertian Penanganan Hipertensi adalah langkah-langkah yang dilakukan


petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.
Kondisi ini sering tanpa gejala. Peningkatan tekanan darah yang
tidak terkontrol dapat mengakibatkan komplikasi, seperti stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan
kasus Bronkitis Akut di UPT. Puskesmas Martapura Barat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang Pelayanan
Klinis.
4. Referensi KMK No.HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan a. Alat:
bahan 1) Sphygmomanometer
2) Termometer
3) Stetoskop
4) Timbangan
5) Stature meter
6) Alat Tulis
b. Bahan:
1) Rekam Medik
6. Prosedur a. Petugas melakukan anamnesis.
/Langkah- Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala.
langkah Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung
berdebar- debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa
sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman
kepala, mudah lelah dan impotensi.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik :
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan
darah meningkat.
c. Petugas menegakkan Diagnosis.
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.

Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee


VII (JNC VII)
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
PENANGANAN
HIPERTENSI
Nomor : /SOP/PKM-
MB/2017
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman : 2/2

Hipertensi stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg


Hipertensi stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

d. Petugas memberikan terapi.


Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka
panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1
bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
1) Hipertensi tanpa compelling indication
a) Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50
mg/hari, furosemid 2x20-80 mg/hari), atau pemberian
penghambat ACE (captopril 2x25-100 mg/hari), amlodipin
1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari)
atau kombinasi.
b) Hipertensi stage-2.
c) Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2
minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat,
d) Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi diatas.
Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari
atau maksimum 2 kali sehari.
2) Hipertensi dengan compelling indication (lihat tabel)
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis
atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah
tercapai (kondisi untuk merujuk ke Spesialis).
e. Petugas melakukan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan
sekunder bila penderita belum menunjukkan perbaikan dalam 1
bulan pengobatan.
f. Petugas memberikan edukasi dan konseling
Menjelaskan hipertensi dan permasalahannya.
Menjelaskan perawatan penderita hipertensi dengan pengendalian
tekanan darah melalui pengaturan diet, aktifitas jasmani, dan
kepatuhan berobat
g. Petugas meuliskan ke dalam status rekam medis semua hasil
pemeriksaan dan terapi.
h. Petugas menulis kedalam buku register
7. Unit Terkait a. Ruang Tindakan Gawat Darurat
b. Ruang Pemeriksaan Umum
c. Pustu
d. Apotek
8. Rekaman No Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl. Diberlakukan
Historis

2/2

Anda mungkin juga menyukai