Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI

No. Dukumen          : 277.O.2


SOP No. Revisi                      : - Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit        : 1 Juni 2016 Kepala Puskesmas Bruno
Halaman                            : 3 dari 3
WAHYU HANDOYO,SKM.MPH
PUSKESMAS
Pembina
BRUNO NIP. 19671025 198703 1 003

1. Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari    ≥ 140 mmHg dan
atau diastolik ≥ 90 mmHg.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mendiagnosa, menatalaksana hipertensi
3. Kebijakan SK kepala Puskesmas Bruno No. 222.A1 tentang jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas
Bruno
4. Referensi Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Prosedur a. Anamnesa
b. Pemeriksaanfisik
c. Diagnosa
d. Rencana penatalaksanaan komprehensif
e. Prognosis
6. Langkah-langkah Anamnesa
Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala.
Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, leher
kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman
kepala, mudah lelah dan impotensi.
Faktorrisiko
Faktor risiko dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang dapat dimodifikasi dan yang tidak
dapat dimodifikasi.
Hal yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi dan penyakit
kardiovaskular dalam keluarga.
Hal yang dapat dimodifikasi, yaitu:
 Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan).
 Konsumsi alkohol berlebihan.
 Aktivitas fisik kurang.
 Kebiasaan merokok.
 Obesitas.
 Dislipidemia.
 Diabetes mellitus.
 Psikososial dan stress.

PemeriksaanFisik
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan darah meningkat (sesuai kriteria
JNC VII). Nadi tidak normal.

Penegakan Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan JNC VII
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre-Hipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg

Hipertensi stage 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg


Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
HIPERTENSI
No. Dukumen          : 277.O.2
SOP No. Revisi                      : - Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit        : 1 Juni 2016 Kepala Puskesmas Bruno
Halaman                            : 3 dari 3
WAHYU HANDOYO,SKM.MPH
PUSKESMAS
Pembina
BRUNO NIP. 19671025 198703 1 003

Diagnosis Banding
a. Proses akibat white coat hypertension.
b. Proses akibat obat.
c. Nyeri akibat tekanan intraserebral.
d. Ensefalitis.

Komplikasi
Hipertropi ventrikel kiri, proteinuria dan gangguan fungsi ginjal, aterosklerosis pembuluh darah,
retinopati, stroke atau TIA, infark miokard, angina pektoris, serta gagal jantung.

Penatalaksanaan
 Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup, seperti menjaga
berat badan ideal, diet kaya buah dan sayuran serta produk rendah lemak, pembatasan
intake natrium/garam, aktivitas fisik aerobik yang teratur, pembatasan konsumsi alkohol.
 Pemberian obat antihipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. Kontrol pengobatan
dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
 Hipertensi tanpa compelling indication:
1. Hipertensi      stage      1      dapat      diberikan      diuretik      (HCT      12,5-50      mg/hari,     
furosemid      2x20-
80mg/hari), atau penghambat ACE (captopril 2x25-100 mg/hari), penyekat reseptor beta,
penghambat      kalsium      (      amlodipin      1x2,5-10mg/hari,      atau      nifedipin      long      acting 
30-
60mg/hari) atau kombinasi.
2. Hipertensi stage 2.
Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi 2 minggu, dapat diberikan 2 kombinasi
obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE.
3. Pemilihan      antihipertensi      didasarkan      ada      tidaknya      kontraindikasi      dari      masing-
masing
antihipertensi di atas. Sebaiknya pilih antihipertensi yang diminum sekali sehari atau
maksimum 2 kali sehari.

Konseling dan Edukasi


Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah dan mengontrol hipertensi,
seperti:
1. Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak.
2. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
3. Gaya hidup aktif/olah raga teratur.
4. Stop merokok.
5. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).

Kriteria Rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi.
2. Resistensi hipertensi.
3. Krisis hipertensi ( hipertensi emergensi dan urgensi).

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam apabila terkontrol.

Bagan Alir Anamnesia Penegakan


Diagnosis
HIPERTENSI
No. Dukumen          : 277.O.2
SOP No. Revisi                      : - Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit        : 1 Juni 2016 Kepala Puskesmas Bruno
Halaman                            : 3 dari
3
WAHYU HANDOYO,SKM.MPH
PUSKESMAS
Pembina
BRUNO NIP. 19671025 198703 1 003

Pemeriksaan
Pemeriksaan Gula Darah
Fisik

Rujuk apabila DM dengan


Komplikasi,infeksi beksi Terafi
Konseling dan danpenatalaksan
berat dan dengan
Edukasi Diet Rendah Gula
kehamilan

Hal-hal    yang diperhatikan a. Anamnesa


b. Pemeriksaanfisik
c. Komplikasi
d. Prognosis
Unit terkait Poli umum
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Dukumen terkait -

Rekaman historis
perubahan NO Yang diubah Isi perubahan Tanggal      mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai