Anda di halaman 1dari 4

Nomor 1.

a. Pengertian atau makna pembangunan ekonomi.


Pembangunan ekonomi berarti suatu kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Mengacu pada
pengertian di atas maka pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai “suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka
panjang”.
Dari definisi tadi jelas bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga hal penting, yaitu
bahwa:
1. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, yang berarti adanya perubahan
yang terjadi terus-menerus
2. Pembangunan ekonomi menitikberatkan pada usaha untuk menaikkan pendapatan
per kapita
3. Pendapatan per kapita berlangsung terus-menerus dalam jangka panjang

b. Pengertian pendapatan perkapita suatu negara dan cara perhitungan pendapatan tersebut.
Pendapatan per kapita adalah cara untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di
suatu negara. Telah dikemukakan bahwa pendapatan nasional dapat diartikan sebagai GNP
atau GDP. Pendapatan per kapita sering dipakai sebagai ukuran tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Oleh karena itu pendapatan per kapita dapat dihitung dari nilai GDP per GNP tersebut
dibagi banyaknya penduduk. Karena itu sering timbul istilah per kapita GDP (gross domestic
product) atau per kapita GNP (gross national product)

c. Dua kelemahan utama penggunaan “pendapatan per kapita” sebagai indikator


pembangunan.
kelemahan metodologis dalam menghitung pendapatan, yang di antaranya disebabkan
1. Ketidaksempurnaan atau kekeliruan dalam menghitung nilai pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita. Salah satu penyebab ketidak sempurnaan itu adalah
permasalahan dalam menentukan jenis-jenis kegiatan produk yang dimasukkan
dalam perhitungan pendapatan nasional. Pada umumnya patokan yang dipakai
adalah bahwa yang termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional adalah
kegiatan-kegiatan yang hasilnya dijual ke pasar, di mana pemilik barang atau tenaga
memperoleh bayaran dari penjualan barang dan atau tenaganya.
 Contoh: di negara sedang berkembang hasil pertanian tidak dipasarkan
tetapi untuk dikonsumsi sehingga tenaga yang dikeluarkan oleh petani
pemilik tidak dihitung. Seharusnya hasil dan tenaga yang dikeluarkan
dihitung dan dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional.
2. Kesulitan karena adanya nilai tukar mata uang (kurs).
 Contoh: ada dua negara, yaitu negara A dan negara B, dengan kesamaan
dalam jumlah penduduk dan tingkat produksi. Tingkat produksi makanan (di
A dan B) adalah 200 unit sedangkan produksi pakaian 100 unit. Harga
makanan per unit di negara A 50 peso di negara B 20 dolar, harga makanan
terunik di negara A 100 peso di negara B 250 dolar.Nilai tukar di antara mata
uang A (peso) dan mata uang B (dolar), misalnya adalah 1 dolar sama
dengan 4 peso.
dari tabel diatas maka pendapatan nasional berdasarkan mata uang piso dan
dolar kedua negara adalah:

Karena jumlah penduduk A dan B sama maka tingkat kesejahteraan B lebih


baik dari A. Sedangkan dilihat dari data produksi fisik, sebenarnya tingkat
kesejahteraan masyarakat A dan B tidak berbeda.
Perhitungan juga menjadi sulit karena adanya beberapa macam nilai tukar
resmi (multiple exchange rates) di mana nilai tukar untuk transaksi impor
berbeda dengan nilai tukar untuk transaksi ekspor. Dengan menggunakan
sistem nilai tukar pengembangan (flooting exchange rate), di mana nilai
tukar ditentukan oleh permintaan dan penawaran atas mata uang asing.

Nomor 2.

a. Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang


cukup panjang dan penuh risiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak
sama tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan, karena pertanian
memiliki karakteristik dan spesifik seperti yang dikemukakan di bawah ini:
 Sumber daya yang dikuasai petani sangat terbatas, seperti lahan, modal,
teknologi, pendidikan dan kemampuan memanfaatkan pasar.
 Lembaganya struktur ekonomi dualistik, usaha tani oleh petani kecil dan
usaha tani besar yang komersial, yang tidak ditopang bentuk kerjasama atau
kemitraan yang saling menguntungkan dan berkeadilan.
 Petani kecil dengan skala kecil terkonsentrasi pada kegiatan budidaya untuk
menghasilkan komoditas bahan mentah. Proses agresi industri dan proses
hilir hanya ditangani oleh lembaga ekonomi dengan struktur yang lepas atau
tidak berakar pada pertanian sehingga nilai tambah yang tercipta di sektor
hilir terdistribusikan dengan baik (dalam bentuk harga yang wajar) ke tingkat
usaha tani.
 Investasi di sektor budidaya pertanian mempunyai risiko ketidakpastian
yang tinggi karena keragamannya sangat dipengaruhi iklim, mempunyai
gestation period yang relatif panjang dan secara umum mempunyai return
off investment yang rendah. Sementara itu kebijakan ekonomi makro tidak
memperhatikan permasalahan tersebut sehingga kebijakan investasi di
sektor pertanian diperlakukan sama dengan sektor-sektor lainnya.
Dari karakteristik di atas dapat dikemukakan bahwa upaya peningkatan
pembangunan pertanian seyogianya ditangani secara terpadu dengan filter-
sektor lainnya dalam suatu program nasionalis yang berkelanjutan melalui
perlakuan-perlakuan yang spesifik.

Pertanian memiliki karakteristik yang spesifik, yaitu:

1.Sumber daya yang dikuasai petani sangat terbatas,

2. Terdapat usaha tani skala kecil dan usaha tani skala besar yang komersial yang satu sama lain
tidak memiliki kemitraan yang saling menguntungkan,
3. Petani kecil dengan skala kecil terkonsentrasi pada kegiatan budidaya untuk menghasilkan
komoditas bahan mentah, sedangkan proses agroindustri dan proses hilir hanya ditangani oleh
lembaga ekonomi dengan struktur yang berakar pada pertanian,

4. Investasi di sektor budidaya pertanian, merupakan risiko ketidakpastian yang tinggi.

b.

Nomor 3

a. Tjokroamidjojo (1985) mengemukakan pengertian perencanaan dengan kata kunci yaitu


proses, cara, dan penentuan tujuan. Antara lain:
1. Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu;
2. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-
baiknya (maxsimum output) dengan sumber-sumber yang ada
supaya lebih efisien dan efektif;
3. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang
akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa;

b. Fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut:


1. Dalam perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan
kegiatan, serta pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-
potensi, prospek prospek perkembangan, hambatan-hambatan
serta risiko-risiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan
datang.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan
yang terbaik dari alternatif-alternatif yang dibuat berdasarkan
kepentingan pencapaian tujuan.
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi
pentingnya tujuan.
5. Perencanaan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur atau
standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi (Repelita VI
pertanian, 1995).

C. Unsur-unsur penyusunan rencana terdiri dari:

1. Tinjau keadaan

Tinjauan keadaan dapat berupa tinjauan tentang pelaksanaan rencana


sebelumnya. Kegiatan ini mengidentifikasi masalah-masalah pokok yang
dihadapi, kemajuan yang telah dicapai untuk menjamin kontinuitas
kegiatan-kegiatan usaha, hambatan-hambatan yang masih ada, dan
potensi-potensi serta prospek yang masih bisa dikembangkan.

2.... Perkiraan keadaan yang akan datang


Dalam perkiraan ini diperlukan data statistika berbagai hasil penelitian
atau kajian serta teknik-teknik proyeksi mekanisme informasi untuk
mengetahui kecenderungan-kecenderungan proses prospektif masa
yang akan datang.

3. Penetapan tujuan dan pemeliharaan cara-cara pencapaian tujuan rencana tersebut


Dalam penetapan tujuan dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan sering kali nilai-
nilai politik, sosial budaya masyarakat, memainkan peran yang cukup penting secara
teknis didasarkan pada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang masa yang akan
datang titik untuk membuat suatu penetapan tujuan yang baik, sebaiknya dilakukan
penyusunan suatu kerangka menyeluruh atau kerangka makro.

4. Identifikasi kebijakan atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam penyusunan
rencana
suatu kebijakan mungkin perlu didukung oleh program-program terarah. Untuk bisa
lebih mengoperasionalisasikan rencana kegiatan usaha, perlu dilakukan identifikasi
kebijakan berdasarkan pemilihan alternatif yang terbaik.

5. Tahap terakhir penyusunan rencana ini adalah tahapan persetujuan rencana.


Dalam tahap ini dilakukan proses pengambilan keputusan titik proses pengambilan
keputusan di sini mungkin saja dilakukan secara bertingkat-tingkat, mulai dari
putusan di bidang teknis sampai memasuki wilayah proses politik.

Anda mungkin juga menyukai