Anda di halaman 1dari 12

Bab 5

FAKTOR PRODUKSI DAN PENDUKUNG

EKONOMI PERTANIAN
Faktor produksi dalam usahatani atau merupakan unsur-unsur pokok dalam usahatani
adalah merupakan faktor-faktor utama yang diperlukan dalam usahatani. Faktor-faktor produksi
merupakan input dalam proses produksi pertanian. Proses produksi pertanian adalah proses yang
mengkombinasikan faktor-faktor produksi pertanian untuk menghasilkan produksi pertanian (output ).

01 FAKTOR PRODUKSI TANAH

Sumber daya tanah harus menjadi prioritas utama ketika menyusun


sediaan sumber daya, dimana tanah pada umumnya merupakan sumber daya amat
berharga, merupakan salah satu bentuk sumber daya tetap dan akan amat
mempengaruhi tipe dan luas perusahaan yang dipertimbangkan. Pentingnya faktor
produksi tanah, bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya lahan, tetapi juga
dari segi yang lain, misalnya aspek kesuburan tanah, macam penggunaan lahan,
dan topografi tanah (tanah dataran pantai, rendah, dan dataran tinggi).
Tanah juga merupakan sumber daya yang komplit dengan aneka macam sifat yang
diidentifikasi. Unsur berikut ini menunjukkan beberapa unsur penting yang tercakup dalam
persediaan tanah adalah :

Jumlah area yang tersedia termasuk untuk keperluan budidaya,


01 padang rumput, kayu dan lahan kosong,

Tipe tanah, termasuk faktor kemiringan, ketinggian dan pemukaannya,


02
Tingkat kesuburan tanah sekarang dan yang diperlukan. Program
03 pengujian tanah mungkin diperlukan sebagai bagian dari persediaan

Faktor iklim termasuk curah hujan tahunan, perkembangan


04 musim dan lainlain.
02 FAKTOR PRODUKSI MODAL

Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga
kerja menghasilkan barang-barang baru, yaitu hasil pertanian. Modal petani berupa barang di luar tanah
adalah ternak dan kandang, cangkul, bajak dan alat pertanian lainnya, pupuk, bibit, hasil panen yang belum
dijual, tanaman yang masih di sawah dan lainnya.

Faktor produksi modal merupakan faktor produksi utama dalam proses produksi, karena input ini dapat
mempengaruhi pengadaan input produksi yang lain. Dengan kata lain, modal merupakan unsur produksi
yang paling penting karena tanpa modal kegiatan produksi tidak akan berjalan.

MACAM – MACAM MODAL


MENURUT SIFATNYA :
 Modal Tetap , barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi yang dapat
digunakan beberapa kali.
 Modal bergerak , barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi yang dapat
digunakan beberapa kali.
Menurut Sumbernya : MENURUT bentuknya :
 Modal sendiri  Modal abstrak
 Modal asing  Modal konkrit

Menurut pemilikannya : Modal sebagai faktor produksi ;


 Modal individu  Modal Tetap
 Modal masyarakat  Modal Lancar

Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman


(kredit dari bank, koperasi, tetangga atau famili), warisan, dari usaha lain dan kontrak
sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai
peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah, rumah, dll)
menjadi dan dikuasai pemilik modal.
03 FAKTOR PRODUKSI TENAGA KERJA

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi
asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki
oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan
keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi :

1. Tenaga kerja terdidik, adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki
keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang
keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan
sopir.
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan
dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain..
04 FAKTOR PRODUKSI MANAJEMEN

Manajemen atau pengelolaan artinya kemampuan manusia mengelola atau mengkombinasikan


seluruh faktor-faktor produksi dalam waktu tertentu untuk memperoleh produksi tertentu. Manajemen
terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi.
Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka
manajemen berarti pula bagaimana mengelola orangorang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan
proses produksi

Faktor manajemen dipengaruhi oleh :


 tingkat pendidikan,
 pengalaman berusahatani,
 skala usaha, besar kecilnya kredit, dan
 macam komoditas.
:

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam merencanakan, mengorganisir,


mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi faktor produksi yang dikuasai/dimiliknya sehingga
mampu memberikan produksi seperti yang diharapkan. Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman
pangan yang berwawasan agribisnis dan berorientasi pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha
yang profesional. Oleh sebab itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu didorong dan
dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan
modal/investasi.
Petani adalah pelaku usahatani. Mereka berfungsi sebagai pengelola atau seorang manajer bagi usahatani
yang mereka kerjakan. Berhasil dan tidaknya usahatani yang dikerjakan pada dasarnya sangat tergantung
pada kemampuan petani dalam mengatur dan mengelola faktor-faktor produksi yang dikuasai.

Kemampuan manajerial dan style manajerial oleh petani akan diwarnai oleh beberapa hal salah satunya
adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan ini akan berafiliasi dengan pola pikir dan kualitas
sumberdaya manusia (SDM).
Petani memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengelola usahataninya tergantung pada faktor-faktor
produksi yang dikuasai. Petani yang memiliki lahan luas membutuhkan sarana produksi pertanian lebih
banyak dibandingkan petani dengan lahan sempit.
04 KEBIJAKAN HARGA

kebijakan harga dan pendapatan (price and income policy). Harga dilihat dari sisi kebijakan
bertujuan untuk mengadakan stabilisasi harga, sedangkan segi pendapatannya bertujuan agar pendapatan
petani tidak terlalu berfluktuasi dari musim ke musim dan dari tahun ke tahun. Kebijakan harga dapat
mengandung pemberian suatu penyangga (support) untuk hasil-hasil pertanian supaya tdak merugikan
petani atau langsung sejumlah subsidi tertentu bagi petani

Tujuan kebijakan harga :


1. Stabilisasi harga hasil-hasil pertanian terutama pada tingkat petani,
2. Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan nilai tukar (term of trade),
3. Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi
4. Kebijakan harga biasanya ditujukan untuk produsen dan konsumen

Menjaga kestabilan harga dan pendapatan petani, perlu campur tangan pemerintah yaitu :
5. membatasi atau menetukan kuota tingkat produksi yang dapat dilakukan oleh produsen (pengaturan pola tanam),
6. melakukan pembelianpembelian produk yang akan distabilkan harganya di pasar bebas,
7. memberikan pengarahan atau bantuan kepada petani apabila harga pasar lebih rendah dari pada harga yang dianggap
sesuai oleh pemerintah.
04 KEBIJAKAN Non HARGA

Kebijakan non harga dapat disepandankan dengan kebijakan untuk membangkitkan sektor riil
pertanian berupa peningkatan kapasitas produksi melalui ekstensifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi.

1. Infrastruktur
 Pembangunan infrastruktur transportasi
 Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi pertanian, yaitu: irigasi perdesaan,
 Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, meliputi:
penyediaan air minum, sanitasi perdesaan

2. Intensifikasi Pertanian
 Pengolahan tanah yang baik
 Pengairan/irigasi yang teratur
 Pemilihan bibit unggul
 Pemupukan
 Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
3. Ekstensifikasi Pertanian
 Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru
 Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering
 Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan Lahan gambut

4. Diversifikasi Pertanian
 Diversifikasi pertanian dengan pergantian jenis tanaman
 Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpang sari
 Diversifikasi pertanian dengan menggunakan lahan pertanian yang berbasis hutan (Agroforestry)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai