Anda di halaman 1dari 5

Biasanya digunakan 4-6 kelompok terdiri dari sedikitnya 4 ekor tikus

(Gunawan, 2016).cara pemberian obat pun harus dipilih sesuai dengan yang

di gnakan di klinik.jadi untuk obat yang akan di gunakan sebagai salep

terutama harus di uji terhadap kulit (Gunawan, 2016).

Untuk menentukan efek toksik suatu hewan dalam waktu singkat

setelah pemejanan perlu dilakukan suatu uji toksisitas akut. Uji toksisitas akut

yang dilakukan untuk mengetahui nilai LD50 dan dosis maksimal yang masih

dapat ditoleransi hewan uji (menggunakan dua spesies hewan uji). Uji

ketoksikan dikerjakan dengan memberikan dosis tunggal senyawa uji pada

hewan uji( sekurang-kurangnya dua jenis hewan uji ronden dan mirroden,

jantan dan betina). Takaran dosis yang dianjurkan paling tidak 4 peringkat

dosis, dari dosis rendah yang tidak mematikan hewan uji sampai dosis tinggi

yang mematikan seluruh hewan uji titik Pengamatan yang dilakukan meliputi

gejala klinis dan jumlah hewan yang mati (Anonim, 2018). Teknik pemberian

juga mempengaruhi hasil, antara lain waktu pemberian suhu lingkungan,

kelembaban, sirkulasi udara titik tidak luput kesalahan manusia juga dapat

mempengaruhi hasil ini. Sehingga Sebelum melakukan penelitian, ada

baiknya kita memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ini.

Secara umum, semakin kecil nilai LD50 semakin toksik senyawa tersebut titik

begitu pula sebaliknya, Semakin rendah LD50 semakin rendah toksiknya.

Hasil yang diperoleh (mg/kg BB) dapat digolongkan menurut potensi


ketoksikan akut senyawa uji menjadi beberapa kelas, seperti yang dilihat

pada tabel berikut(Loomis, 1978) :

No Kelas LD 50 (mg/kg BB)

1. Luar biasa toksik 1 atau < 1

2. Sangat toksik 1 – 50

3. Cukup toksik 50 – 500

4. Sedikit toksik 500 – 5000

5. Praktis tidak toksik 5000 – 15000

6. Relaktif kurang berbahaya Lebih dari 15000

Evaluasi tidak hanya mengenai LD50, tetapi juga terhadap kelainan

tingkah laku, stimulasi atau depresi SSP, aktivitas motorik dan pernafasan

tikus untuk mendapat gambaran tentang sebab kematian. Hal ini harus

dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium klinik dan pembuatan sediaan

histologi dari organ yang dianggap dapat memperlihatkan kelainan titik

kematian yang timbul oleh kerusakan pada hati ginjal atau sistem hemopoetik

tidak akan terjadi pada hari pertama. Kematian yang yang ditimbulkan karena

kerusakan alat tersebut, baru timbul paling cepat Pada hari ketiga

(Gusniswarna, 1995).
B. Uraian bahan

1,Aquadest (FI III,Hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : aquadest

RM/BM : H20/18,02

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Sidametri ( Anonim 2011)

Bahan aktif : Sipermetrin 50 gram/liter

Jenis peptisida : insektisida

Cara kerja : Racun kontak dan lambung

Furmulasi : Emulsiviable Consentrate

Warna : kuning

Ukuran kemasan : 100 ml dan 400 ml

Jenis kemasan ; kaleng


Kelas bahaya WHO : Kelas ii (bahaya)

3. Uraian hewan uji

a. Tikus putih ( Rattus novergicus)

kingdom : Animalia

Filum ; Chordata

Kelas : mamalia

Ordo : Rodentia

Familly : murinae

Genus : Rattus

Species : Ratuss novergicus (sugianto 1995)

Anda mungkin juga menyukai