Email : talfina34@gmail.com
Abstrak
Islam mewajibkan umatnya supaya menjadi umat yang terpelajar dan berpendidikan. Diharapkan
orang yang berpendidikan di era global sekarang ini akan semakin meningkat, sedangkan orang
yang tidak berpendidikan akan berkurang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini. Al-
Qur’an yang diturunkan oleh Allah Swt merupakan petunjuk dan pedoman untuk manusia. Hal
itu karena AI Quran memiliki nilai-nilai pedoman, petunjuk, dan kemuliaan pada zat-Nya yang
kesemua itu harus dipelihara dan dijaga dengan baik. Seseorang tidak boleh melupakan Al-
Qur’an apalagi membelakanginya atau meninggalkannya.Al-Qur’an mengandung beberapa
hakikat seperti kalaamullaah, mukjizat, diturunkan kepada hati nabi, disampaikan secara
mutawatir dan membacanya adalah ibadah.
Pendahuluan
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat Jibril yang tiada tandingannya, dia merupakan mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan Rasul, diriwayatkan secara
mutawatir, dimulai dari surah al-Fātiḥaḥ dan diakhiri dengan surah al-Nās. Al-Qur‟an yang
merupakan Firman Allah tentulah dapat jaminan pemeliharaan dari Allah atas keotentikan nya.
Al-Qur‟an sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia yang berisi tentang
pengajaran bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain dan memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada dalam masyarakat. Al-Qur‟an mengajarkan kepada manusia untuk
senantiasa selalu menebarkan kebajikan di muka bumi, tujuan utamanya adalah agar manusia
hidup damai berdampingan dan tidak saling berselisih dan bermusuhan.
Berdasarkan fakta diatas, disebutkan bahwa Al-Qur‟an sebagai petunjuk dan pedoman
hidup bagi umat manusia yang berisi tentang pengajaran bagaimana manusia berinteraksi satu
sama lain dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena itu, kita perlu rasanya mengkaji Al-qur’an sebagai pedoman hidup sekaligus
penyelenggaraan pendidikan.
Pembahasan
1 Syaikh Manna al-Qaththan. Pengantar Studi Ilmu al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2011), cet. 6 h. 167
B. Pengertian Dasar Penyelenggaraan Pendidikan
Dasar merupakan landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai sekaligus sebagai landasan untuk
berdirinya sesuatu.2 Ajaran itu bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW,
(sebagai landasan ideal), serta ijtihad. Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis.
Al-qur’an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau penjelasan tidak ditemukan di
dalam al-alqur’an maka harus dicari di dalam Sunnah, apabila tidak ditemukan juga
dalam Sunnah, barulah digunakan ijtihad. Sunnah tidak bertentangan dengan al-qur’an
dan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-qur’an dan Sunnah.
Surat al-Baqarah /2: 185 menegaskan bahwa al-Qur’an berfungsi sebagai
petunjuk (al-Huda) dan pembeda antara yang benar dan yang batil (al-Furqan). Secara
historis, kedua fungsi tersebut sudah berlaku sejak masa Rasulullah SAW hingga
kini, yaitu al-Qur’an dijadikan basis kepercayaan, peribadatan, hukum dan
perilaku. Bahkan al-Qur’an ditempatkan sebagai fondasi bagi pendidikan Islam (Untung,
2005: 65). Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama, pada masa awal
pertumbuhan Islam menjadikan al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam, di samping al-
Sunnah (Ramayulis, 2002: 122).
2 Ibid.
3 Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Terj. Herry Noer Ali, (Bandung, CV. Dipenegoro, 1988), h. 143-155
Pakar pendidikan Islam lainnya membagi sumber atau dasar nilai yang dijadikan
acuan dalam pendidikan Islam kepada tiga, yaitu al-Quran, al-Hadîts, serta Ijtihad 4 para
ilmuan muslim yang berupaya memformulasi bentuk sistem pendidikan Islam yang
dituntut oleh perkembangan zaman, sedangkan pemecahannya tidak terdapat di dalam
kedua sumber utama di atas. Samsul Nizar membagi dasar pendidikan agama Islam
menjadi tiga sumber, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dalam bahasa Arab guna menjalankan jalan hidup yang
membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmatan lil ‘alamin), baik di
dunia maupun di akhirat. Pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa
mengacu pada sumber yang termuat dalam Al Qur’an. Dengan berpegang
pada nilai-nilai tertentu dalam Al Qur’an terutama dalam pelaksanaan
pendidikan Islam umat Islam akan mampu mengarahkan dan mengantarkan
umat manusia menjadi kreatif dan dinamis serta mampu mencapai esensi
nilai-nilai ubudiyah kepada Khaliknya (Tantowi, 2009: 15-16).
2. Sunnah.
Keberadaan Sunnah Nabi tidak lain adalah sebagai penjelas dan penguat
hukum-hukum yang ada didalam Al Qur’an, sekaligus sebagai pedoman bagi
kemaslahatan hidup manusia dalam semua aspeknya. Eksistensinya
merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan
penjelasan Nabi dari pesan-pesan illahiyah yang tidak terdapat didalam Al
Qur’an, maupun yang terdapat didalam Al Qur’an tetapi masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut secara terperinci (Tantowi, 2009: 17).
3. Ijtihad.
Pentingnya Ijtihad tidak lepas dari kenyataan bahwa pendidikan Islam di
satu sisi dituntut agar senantiasa sesuai dengan dinamika zaman dan IPTEK
yang berkembang dengan cepat. Sementara disisi lain, dituntut agar tetap
mempertahankan kekhasannya sebagai sebuah sistem pendidikan yang
berpijak pada nilai-nilai agama. Ini merupakan masalah yang senantiasa
4 Samsul Nizar, Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 2001), h. 95.
menuntut mujtahid Muslim di bidang pendidikan untuk selalu berijtihad
sehingga teori pendidikan Islam senantiasa relevan dengan tuntutan zaman
dan kemajuan IPTEK (Tantowi, 2009: 21).5
1. الم
Artinya Alif laam miin
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat
Al-Quran seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya.
Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena
dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.
Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan
ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al-Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al-Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang
tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Quran
diturunkan dari Allah dan hanya buatan Nabi Muhammad صلى هللا عليه وسلمsemata-
mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. (Tafsir al-Mukhtashar).
Imam al-Qurthubi berkata dalam tafsirnya: sesungguhnya huruf-huruf yang
ada diawal-awal surat adalah rahasia Allah yang ada dalam al-Qur’an. Dan beliau
juga berkata: sekelompok ulama berkata: kita menyukai untuk berbicara dalam hal
ini, untuk mengeluarkan faidah-faidah yang dikandung dan makna-makna yang ada
didalamnya. Dan mereka berbeda pendapat mengenai masalah ini; sebagian
berpendapat bahwa huruf-huruf ini adalah isyarat yang merujuk pada huruf-huruf
hijaiyyah yang Allah Ta’ala kabarkan kepada orang-orang Arab yang menantang
untuk menandingi al-Qur’an yang tersusun dari huruf-huruf yang merupakan dasar
dari bahasa mereka. Hal ini ditujukan agar menjadi bukti yang lebih jelas akan
5 Nur Hidayat, PERAN DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBAL, Jurnal eL-Tarbawi, Volume
VIII, No.2, 2015
kelemahan mereka untuk menandingi al-Qur’an padahal al-Qur’an diturunkan
menggunakan bahasa mereka.6
8 Ibid.
Tafsir ayat ke 4 yaitu Orang-orang yang bertaqwa beriman kepada apa yang
diturunkan kepadamu wahai Rasul, yaitu Al-Quran, dan apa yang diturunkan
kepadamu berupa hikmah, yaitu sunnah. Mereka juga beriman kepada kitab-kitab
yang diturunkan kepada para Rasul sebelummu, seperti Taurat, Injil dan lainnya.
Mereka juga membenarkan alam kehidupan setelah kematian termasuk apa yang ada
disana, berupa hisab dan balasan amal perbuatan, mereka membenarkan dengan hati
mereka dengan pembenaran yang terlihat dari lisan dan perbuatan mereka. Di sisni
iman pada Hari Akhir disebut secara khusus karena iman kepadanya termasuk
pendorong terkuat untuk melakukan kebaikan-kebaikan, menjauhi larangan-larangan
dan mendorong seseorang untuk melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap
dirinya.9