Anda di halaman 1dari 51

Materi Kuliah: K3 dan UU Pertambangan

RELASI HUKUM PERTAMBANGAN


& HUKUM LAINNYA

Oleh:
MEINARNI THAMRIN

Program Studi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2016
Relasi Antara
Hukum Pertambangan dan
Hk. Agraria,
Hk Lingkungan,
Hk. Kehutanan &
Hk.Penanaman Modal /Investasi
HK. Perpajakan
Hk. Laut
di Indonesia
Hubungan Antara Hukum
Pertambangan Dgn Hukum Agraria
Hal ini berkaitan erat dalam masalah penggunaan/ pemanfaatan tanah untuk
kepentingan pertambangan. Baik bagi usaha perorangan maupun dalam bentuk
badan usaha yang bergerak dalam bidang pertambangan. Status hukum atas tanah
harus diketahui lebih awal sebelum usaha pertambangan dimulai :

– Status hak milik : maka perusahaan harus memberi ganti rugi sesuai

dengan permintaan pemilik tanah.

– Jika tanah negara, tidak ada masalah karena langsung mengajukan izin

ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mendapatkan izin Hak

Guna Bangun atau Hak Guna Usaha ataupun keduanya sekaligus.

Berdasarkan UU no.5/1960
Sambungan..
– Jika perusahaan telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh

BPN maka dikeluarkanlah sertifikat HGB dan HGU yang jangka

waktunya masing - masing :

– Untuk HGB selama 35 tahun dan dapat diperpanjang selama 20

tahun lagi setelah izin pertama habis.

– Untuk HGU selama 35 tahun dan dapat diperpanjang selama 25

tahun lagi setelah izin pertama dari HGU habis.


LUAS AREA PERIZINAN PERTAMBANGAN BERDASARKAN UU MINERBA 4/2009
sistem Perizinan Pertambangan Eksplorasi Sistem perizinan Pertambangan Operasi Produksi
Survey Pendahuluan Eksplorasi Studi Kelayakan Konstruksi Produksi
Batas
Kelompok
Luas Jangka Luas Jangka Luas Jangka waktu Luas Jangka Luas Jangka Waktu
(Ha) waktu (Ha) Waktu (Ha) Waktu (Ha) Waktu (year) (Ha) (year)
(year) (year) (year)
3tahun dapat
Mineral Depending
diperpanjang Max
Radioaktif*) assignation of 1 tahun 2 tahun
2 kali satu 8tahun
government
year
3tahun dapat 1tahun Max 20 tahun
diperpanjang dapat Dapat diperpanjang 2
Mineral Max.100.000 Max Max. 25.000
1t ahun 2 kali satu diperpanja Max 2tahun kali 10 tahun
Logam 8tahun Ha
year ng satu kali
satu tahun
Max 3 year s 1tahun dan Max 10 tahun dapat
Mineral Non
dan dapat dapat Max diperpanjang 2 kali 5
Logam Max. 25.000 Max. 5.000
1 tahun diperpanjang diperpanja 7tahun Max 2tahun tahun
(Contoh: Ha
satu kali satu ng satu kali
diamond.
tahun satu tahun
Max . Max 10 tahun dapat
Mineral Non 1tahun diperpanjang 2 kali 5
Logam Max . Max. Max Max. tahun kecuali semen 20
Max. 25.000
(Contoh: 1 tahun 1tahun 3tahun 5000 Ha tahun dapat
Kaolin) diperpanjang 2 kali10
tahun.
Batuan Max. 1tahun Max 5 tahun dapat
(Contoh: diperpanjang 2 kali 5
Max. 5.000 Max. Max Max
Batupasir, Max. 1 tahun tahun.
1tahun 3tahun 1000 Ha
batuan
lainnya)
2 tahun Max 20 tahun
can be Dapat diperpanjang 2
Max Max. 15.000
Batubara Max 50.000 1tahun extended 2tahun Max 2tahun kali 10 tahun
7tahun Ha
two times
one year
Hubungan antara Hk.Pertambangan
Dengan HK.Lingkungan
UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
di Indonesia, menyatakan bahwa setiap kegiatan
pembangunan harus diwajibkan untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Maka untuk menjamin fungsi
kelestarian lingkungan hidup maka setiap kegiatan
perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang
khususnya pertambangan wajib untuk :
Memiliki Dokumen AMDAL (PP No.27/1999) direvisi PP
27/ 2012-Tentang IZIN
Menjaga Kelestarian & Fungsi LH
Sambungan..
Perusahaan wajib melakukan pengelolaan
limbah : tailing, Overburden, dan air asam
tambang, dll.
Pengelolaan limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3).
Aturan khusus perusahaan tambang dilarang
melanggar baku mutu dan kriteri baku
kerusakan lingkungan hidup yang telah
ditetapkan aturannya.
Dilarang mengimpor limbah B3.
KONSERVASI KAWASAN
KARST DAN
KEANEKARAGAMAN
HAYATI (BIODIVERSITY)
Dasar Hukum :
• UU NO.23/1997 telah diganti dengan
•UU No.32/2009
•KEPMEN PE NO. 1518K/20/MPE/1999
•UU NO. 5/ 1990
10/05/2016
•UU NO. 5/ 1994 Meinarni Thamrin 8
KONSERVASI KAWASAN
KARST
Sesuai dengan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 1518
K/20/MPE/ 1998. Ditetapkan suatu
kebijakan pengaturan perlindungan karst :
 Kawasan karst diklasifikasikan menjadi 3
(tiga) Kelas :
 Kawasan Kars Kelas I
 Kawasan Kars Kelas II
 KawasanKarst Kelas III
Kawasan Karst Kelas I :
Berfungsi sebagai Reservoir air bawah tanah
secara permanen.
Banyak terdapat gua dan jaringan aliran sungai
bawah tanah.
Untuk kepentingan laboratorium alam
(Penelitian Geologi, Arkeolog, dll) dan Objek
wisata.
Kawasan World Heritage (Warisan Dunia)
Kawasan konservasi yang tertutup bagi kegiatan
eksploitasi (Pertambangan, HPH) dll.
Kawasan Karst Kelas II
Berfungsi sebagai pengimbuh air bawah
tanah
Terdapat banyak gua dan aliran sungai
bawah tanah yang sudah runtuh,
sebarannya sangat terbatas, tetapi
memiliki nilai ilmiah.
Dapat dilakukan kegiatan pertambangan
dengan izin khusus dari MENTERI yang
berwenang.
Kawasan Karst Kelas III
Kawasan yang kriterianya tidak
termasuk dalam Kawasan Kelas I
maupun Kelas II
Dapat dilakukan kegiatan usaha
pertambangan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku
KONSERVASI
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Dasar Hukum :
UU No. 5/ 1990
UU No. 5/ 1994 tentang Ratifikasi UNCBD

10/05/2016 Meinarni Thamrin 13


10/05/2016 Meinarni Thamrin 14
Sambungan …
10/05/2016 Meinarni Thamrin 16
SAMBUNGAN….

10/05/2016 Meinarni Thamrin 17


Hubungan Antara Hk. Pertambangan
Dengan Hk. Kehutanan
Pada hubungan ini telah terjadi kontradiksi peraturan,
persoalan ini muncul setelah diberlakukannya UU No.
41/1999, di sektor kehutanan, yang antara lain berisi
pelarangan pembukaan usaha pertambangan terbuka di
hutan lindung, hal ini kemudian dibantah lagi dengan
diberlakukannya UU No. 19 / 2004, yang kemudian
memperbolehkan pembukaan tambang di hutan lindung
untuk 13 Perusahaan Asing. Hal ini merupakan salah
satu kebijakan pemerintah yang menyebabkan tidak
menariknya iklim investasi di bidang pertambangan di
Indonesia yang mengalami keterpurukan ekonomi sejak
runtuhnya Pemerintahan era orde baru. (masa vakum
dunia pertambangan di Indonesia 1999 - 2004)
UNDANG-UNDANG NO. 41/1999
TENTANG KEHUTANAN
 Pasal 38 ayat 4. : “Pada kawasan hutan lindung dilarang
melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.”
Konsekuensinya, semua kegiatan eksploitasi pertambangan
terbuka di hutan lindung yang telah ada sebelum berlakunya
undang-undang 41/1999 terkena peraturan ini dan harus
ditutup.

 Pasal 81: “Kawasan hutan yang telah ditunjuk dan atau ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebelum berlakunya undang-undang ini dinyatakan tetap berlaku
berdasarkan undang-undang ini.”
Konsekuensinya, Menteri Kehutanan dapat (dan telah)
menetapkan suatu kawasan sebagai hutan lindung, walaupun
sebelumnya telah ada kegiatan eksploitasi terlebih dahulu. Ini
berarti kegiatan eksploitasi (termasuk pertambangan) terkena
peraturan ini.

10/05/2016 Meinarni Thamrin 19


Sambungan ….
Dikeluarkannya Peraturan Menteri
Kehutanan No. 14/2006 , Tentang “
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan”
Pada pasal 17:
• Masalah Lahan Kompensasi : “Clean and Clear
2 kali luas Lahan yang digunakan untuk
Kegiatan Industri Pertambangan“ atau
• Pembayaran Ke negara (PNBP u/ sektor
Kehutanan) sebesar 1% dari harga per satuan
produksi dari seluruh jumlah produksi.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 21
PETA TATA GUNA LAHAN &
PT ANTAM Tbk BLOK PROSPEK NIKEL - HALMAHERA
398000 408000 418000 428000 438000

Luas
HL.1 : 1.995 Ha
(KW.00PPO113)
101500 101500
KW00PP0113
(EKSPL-PERPANJ)
LUAS 12.280 Ha
Masa berlaku :
08 Jan. 1998 s/d
25 Mei 2003
IV.A IV.B IV.C

Luas
HL.1 : 1.966 Ha
(KW.PPO443)
93500 93500

50"

P1

III.A III.B
P. MABULI
P. MISLUI BESAR
III.C
N

S C A LE

0 2500 5000 7500

85500 e h i
LEGENDA : 85500

HUTAN LINDUNG
45"
HL.2
HUTAN PRODUKSI
P. Pakal TERBATAS
II.A II.B Luas HL : 702 Ha
II.C
HUTAN PRODUKSI
YG DPT DIKONVERSI
Luas
HL.2 : 6.423 Ha HUTAN PRODUKSI
TETAP
AREAL PENGGUNAAN
77500 77500
KW97PP0443 LAIN
EKSPLOITASI 50"
: Blok Prospek
BK.TUTUNGAN LUAS 39.040 Ha : Jalan
I Masa berlaku : : Sungai
08 Jan. 1998 s/d : Hutan Lindung
0'40"
08 Jan. 2019
10/05/2016
398000
21'20"
408000
25'
Meinarni Thamrin
418000 428000 438000 22
Daftar 13 Perusahaan Lolos Beroperasi di kawasan Hutan
Lindung Berdasarkan UU No.19/2004
Deforestasi & Luas Area KK
Bombana

10/05/2016 Meinarni Thamrin 25


Hubungan antara Hukum
pertambangan dengan Hukum
Perpajakan

Usaha Pertambangan di Indonesia sarat


dengan kewajiban untuk membayar
Berbagai Pajak (+ 10 Kewajiban Pajak) &
Non Pajak seperti : iuran tetap ,iuran
eksplorasi, dan iuran eksploitasi / royalty,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

10/05/2016 Meinarni Thamrin 26


Hubungan Hk PERTAMBANGAN
dengan Hk INVESTASI

10/05/2016 Meinarni Thamrin 27


KONTRADIKSI ?

10/05/2016 Meinarni Thamrin 28


HUKUM LAUT

Berdasarkan Konvensi PBB 1980


Tentang HUKUM LAUT
INTERNASIONAL
WILAYAH KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA

10/05/2016 Meinarni Thamrin 30


LUAS WILAYAH NEGARA RI
Luas seluruh daratan wilayah RI + 1.926.170
km2 ditambah :
Wilayah Laut teritorial 12 Mil dari garis dasar ke
arah laut bebas.
Wilayah Batas Landas kontinen RI yang bersatu
dengan Landas Kontinen Asia di Wilayah
Indonesia Bag.Barat dan Landas Kontinen
Australia di Bag.Timur Wilayah RI menyebabkan
luas wilayah landas kontinen RI makin luas.

10/05/2016 Meinarni Thamrin 31


Sambungan…
Landas Kontinen : Dasar laut yang secara geologi
maupun morfologi merupakan lanjutan dari
sebuah kontinen (benua), biasanya merupakan
laut dangkal (paparan) yang dalamnya tak lebih
dari 150 m. Dimana batas wilayah landas
kontinen sebuah negara paling jauh 200 mil dari
garis dasar.
 Luas Wilayah ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) RI :
Garis pada jarak 200 mil dari garis dasar ke
arah laut bebas.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 32
Sambungan…
Jika wilayah di dalam batas teritorial, landas
kontinen maupun ZEE antara dua negara yang
bertetangga saling tumpang tindih maka
ditentukan garis yang menghubungkan titik-titik
yang sama jauhnya dari garis dasar kedua
negara itu sebagai batas yang sebenarnya.
RI mempunyai kedaulatan sepenuhnya sampai
batas laut teritorial, tetapi harus memberi alur
pelayaran bagi lalu lintas damai.
RI mempunyai hak atas pemanfaatan SDA yang
yang terdapat di dalam wilayah batas landas
kontinen dan
10/05/2016 Meinarni Thamrin 33
Sambungan….
Mempunyai hak kesempatan pertama
dalam memanfaatkan Sumberdaya Alam
di dalam batas Zona Ekonomi Eksklusif,
dengan kewajiban menghormati lalu lintas
damai di dalam wilayah tersebut.

10/05/2016 Meinarni Thamrin 34


= 2,3 juta km2
= 0,8 juta km2
= 2,7 juta km2
10/05/2016 Meinarni Thamrin 35
POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN (DI KAWASAN
PESISIR DAN LAUTAN) BERDASARKAN JENIS SUMBERDAYA ALAM

A. SUMBERDAYA DAPAT PULIH (RENEWABLE RESOURCES)


- Ikan dan biota lainnya - Terumbu karang
- Hutan Mangrove - Pulau-pulau kecil
- Dll.
B. SUMBERDAYA TAK DAPAT PULIH (NON-RENEWABLE
RESOURCES)
- Minyak dan gas bumi
- Bahan tambang dan mineral lainnya.
C. ENERGI KELAUTAN
- Gelombang - Pasang surut
- OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) - Angin
D. JASA-JASA LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL SERVICES)
- Media teransportasi dan komunikasi - Pengaturan iklim
- Keindahan alam - Penyerapan Limbah
10/05/2016 Meinarni Thamrin 36
FOTO TAMBANG NIKEL
DI PULAU OBI, MALUKU

10/05/2016 Meinarni Thamrin 37


10/05/2016 Meinarni Thamrin 38
10/05/2016 Meinarni Thamrin 39
10/05/2016 Meinarni Thamrin 40
10/05/2016 Meinarni Thamrin 41
10/05/2016 Meinarni Thamrin 42
10/05/2016 Meinarni Thamrin 43
STOCK PILE LATERIT NIKEL, P.OBI
PENYELESAIAN SENGKETA

DI
SEKTOR PERTAMBANGAN
Sebelum berlakunya UU No.4/2009
Penyelesaian Sengketa KP /SIPD

• Investor Domestik : KP dan SIPD , merupakan SUB


ORDINAT Pemerintah : Dicabut/ dibatalkan surat
ijin KP & SIPD
• Lewat Pengadilan, dimana proyek berada.
• Diajukan dlm Bentuk gugatan /somasi.
• Bentuk Tuntutan Pemerintah :
1. PIDANA : Pelanggaran HAM, Pencemaran
Lingkungan Hidup, dll.
2. PERDATA : Penggelapan pajak dan
administrasi, dll.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 45
U/ KK DAN PKP2B

• Kedudukan PEMERINTAH & INVESTOR ASING,


se Level dalam hubungan Hukum Kontrak.
• Penyelesaian Sengketa :
1. Pengadilan : Nasional & Internasional
2. Non Pengadilan : Arbitrase Internasional

10/05/2016 Meinarni Thamrin 46


Penyelesaian SENGKETA
(Dispute Resolution) ada 2 Cara :

• Melalui Pengadilan yang disebut Legitasi

• Melalui alternatif lain (non pengadilan)


penyelesaian sengketa dengan kesepakatan
kedua belah pihak yang bertikai atau ADR
(Alternatif Dispute Resolution) di luar
pengadilan.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 47
Melalui Alternatif Lain
(Non Pengadilan) :

• Konsultasi,
• Negosiasi,
• Mediasi,
• Konsiliasi,
• Penilaian ahli hukum.
Penyelesaian cara ini biasanya banyak dipakai di
negara-negara maju seperti : Amerika Serikat,
Inggris, Korea dan Jepang.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 48
Dalam literatur penyelesaian sengketa
ada 2 pola yaitu :

1. The binding Adjudicative Procedure ; dimana


hakim memutuskan perkara mengikat kedua
belah pihak. Bentuknya ada 5 macam yaitu :
Legitasi, arbitrase, mediasi-arbitrase dan
hakim partikelir.
2. Non binding adjudicative procedure ; dimana
hakim tidak mengikat kedua belah pihak.
10/05/2016 Meinarni Thamrin 49
Penyelesaian sengketa dalam Kontrak
Bagi Hasil (Migas) biasanya :

• Dilakukan dengan cara Perdamaian dan


Arbitrase dengan 3 orang wasit.
• Dimana pusat lembaga arbitrase internasional
berkedudukan di Paris sejak 1923.

10/05/2016 Meinarni Thamrin 50


10/05/2016 Meinarni Thamrin 51

Anda mungkin juga menyukai