Anda di halaman 1dari 2

Analisis kasus

1. Sebab kematian
Penelantaran anak termasuk penyiksaan secara pasif, yaitu segala keadaan perhatian
yang tidak memadai, baik fisik, emosi maupun sosial. 1
Perkiraan sebab kematian dapat dimungkinkan dari pengamatan yang teliti kelainan-
kelainan yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan luar. Jadi tanpa pembedahan
mayat perkiraan sebab kematian dapat diketahui dengan menilai sifat luka, lokasi serta
derajat berat ringannya kerusakan korban.1
Pada kasus tidak didapatkan tanda-tanda adanya kekerasan, namun bisa dicurigai bayi
sengaja dilahirkan dengan belum cukum bulan dan dibuang.
2. Mekanisme kematian
Penyebab kematian terbanyak pada infantisida adalah asfiksia. Dari pemeriksaan luar
salah satunya dapat ditemukan peteki pada konjungtiva palpebra. Peteki dapat terjadi
karena struktur konjungtiva palpebral sendiri yang merupakan jaringan ikat longgar dan
keadaan hipoksia yang dapat merusak endotel kapiler, sehingga sel darah merembes ke
jaringan2
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea).3
Penilaian lain yang dilakukan untuk menentukan bayi tersebut lahir matur adalah
dengan mengukur panjang badan bayi. Panjang badan diukur dari puncak kepala hingga
tumit. Bayi yang memiliki panjang badan lebih dari 48 cm dikatakan sebagai bayi matur
atau cukup bulan. Jika setelah dilakukan pengukuran, didapati panjang badan kurang dari
atau sama dengan 45 cm, itu dapat diartikan bahwa bayi tersebut premature. Lanugo
merupakan rambut rambut halus yang menutupi tubuh bayi baru lahir.3
Lanugo mulai tumbuh pada umur kehamilan 24-25 minggu, dan bertambah banyak
pada umur kehamilan 28 minggu. Pada keadaan prematur, lanugo akan tumbuh sangat
sedikit pada kulit bayi. Sedangkan pada keadaan matur lanugo memang jarang
ditemukan karena lanugo mulai mengalami penipisan. 3
Seiring perkembangan menuju matur, daun telinga akan mengalami penambahan
kartilago. Pemeriksaan dengan melipat daun telinga ke arah wajah kemudian dengan
cepat dilepaskan merupakan cara untuk mengetahui matur atau tidaknya seorang bayi.
Bila daun telinga cepat kembali setelah dilipat, hal itu menunjukkan bahwa tulang rawan
telinga sudah terbentuk sempurna sekaligus dijadikan tanda bahwa bayi dalam kondisi
matur. Sedangkan pada bayi prematur, daun telinga akan tetap terlipat ketika dilepaskan.
Pada kasus didapatkan asfiksia karena didapatkan tanda-tanda sianosia pada bibir dan
jari-jari pada bayi.

3. Cara kematian
Cara kematian pada kasus adalah mati tidak wajar dikarenakan pada kasus
mengatakan bahwa jenazah ditempat sampah.
Cara kematian menjelaskan bagaimana kematian itu terjadi. Secara umum cara
kematian dibagi menjadi dua, yakni wajar dan tidak wajar. 3
1) Mati Wajar (Natural Death) disebabkan penyakit atau usia tua (> 80 tahun)
2) Mati tidak wajar (Unnatural Death), disebabkan berbagai jenis kekerasan
(pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan kerja serta kecelakaan lalu lintas),
kematian akibat tindakan medis, tenggelam, intoksikasi, dan kematian yang tidak
jelas penyebabnya.
4. Waktu kematian
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan
kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam
keadaan steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel
pascamati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan. Setelah seseorang
meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Darah
merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar
bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii. Pada proses
pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, serta asam amino dan asam
lemak. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan
pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan
bakteri serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh
terbentuknya sulf-met-hemo-globin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan
menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh
darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman. 3
Pada kasus didapatkan perubahan warna pada perut yang berwarna perut
jenazah yang berwarna kuning kehijauan.

Anda mungkin juga menyukai