KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat IPA
yang terbentuk secara kodrati, telah mendorong mereka untuk mengagumi dan
universal.
Praginda, 2009: 20-21) menyatakan kata sains berasal dari bahasa latin yaitu
berasal dari bahasa Jerman yaitu wissenchaft yang artinya sistematis, sehingga
suatu urutan yang terorganisasi. Istilah sains umumnya merujuk pada masalah
1
Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, 2009: 23-31). Pada hakikatnya, IPA
dibangun atas proses, produk, sikap, dan aplikasi. Proses merupakan kegiatan
ilmiah atau penggunaan produk ilmiah, misalnya rasa ingin tahu, terbuka,
jujur, dan sebagainya. IPA sebagai aplikasi, dimana teori-teori IPA akan
(Trianto, 2012:137).
Menurut Carin dan Sund (1992: 4-5), sains memiliki tiga elemen dasar,
yaitu proses, produk, dan tingkah laku manusia. Proses atau metode
seterusnya. Produk sains berupa fakta, prinsip, hukum, dan teori. Tingkah laku
masyarakat.
fenomena alam dan segala aspeknya yang bersifat empiris. Metode ilmiah
2
diperoleh produk sains berupa fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi. Sains
mengembangkan teknologi serta ilmu lainnya. Selain itu, sains juga digunakan
sebagai sarana untuk mengembangkan sikap dan nilai tertentu, misalnya sikap
untuk menghasilkan produk dan nilai yang dapat digunakan manusia untuk
teknologi. Kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam pembentukan
konsepsi menjadikan anak mampu mengambil sikap atas kehadiran sains dan
teknologi di sekitar mereka yang tentu saja sarat dengan berbagai masalah.
3
melainkan pembentukan pengetahuan pada anak dengan bekal pengetahuan
erat dengan proses transfer nilai dan upaya mereproduksi kebudayaan untuk
apa yang akan diajarkan dan bagaimana seorang guru mengajarkan sains.
tak berbeda jauh dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk melakukan
sains dapat dikemas menjadi serupa dengan apa yang dilakukan ilmuwan dan
mengembangkan konsep baru atau menguji berbagai ide. Hal ini dikarenakan
ilmiah yang sangat berdaya sebagai problem solving dalam kehidupan anak.
Bukan hanya berguna bagi anak dalam kehidupannya, pendidikan sains juga
datang. Menurut Cullingford (1990: 86), transfer belajar bukan hanya terletak
pada aplikasi dari prinsip dan konsep yang umum tetapi pada kemampuan
4
untuk menciptakan hubungan antara apa yang telah diketahui dan apa yang
alam dan seisinya. Selain melakukan kegiatan yang sesuai dengan langkah
5
tidak dapat berkembang tanpa adanya peralatan canggih, misalnya mikroskop
tentang alam menjadi titik tolak untuk mengembangkan peralatan yang bisa
penyakit kanker, dan pertahanan negara. Begitu pula dengan perusahaan dan
114-115).
sains agar produk yang dihasilkan dapat optimal penggunaannya. Sains dan
sekolah.
6
mencapai tujuan tersebut, guru diharapkan membekali peserta didik dengan
190). Sedangkan menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 76-80),
yang lebih dekat, lebih nyata, dan lebih memiliki arti bila dibandingkan
dengan konsep dan teori sains itu sendiri (I Made Alit Mariana dan Wandy
7
pendekatan STM bersifat kontekstual, artinya langsung mengaitkan dengan
sendiri secara aktif tentang fenomena alam yang ditemuinya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini bisa terjadi karena pada sintaks pendekatan STM siswa
8
membuat siswa lebih bergairah dan termotivasi untuk belajar (Smarabawa,
Masyarakat (STM) disebut juga sebagai pendekatan terpadu antara sains dan
mengkondisikan siswa agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk
kritis, kreatif, dan inovatif. Salah satu dampak siswa belajar dengan
kreatif dalam mencari solusi pemecahan masalah tersebut (Yager, 1996: 8-9).
9
7. Penekanan keterampilan proses sains
8. Penekanan kepada kesadaran mengenai karir, khususnya yang
berhubungan dengan sains dan teknologi
9. Memberikan peserta didik untuk berperan dalam bermasyarakat
10. Menentukan proses sains dan teknologi yang mempengaruhi masa depan
11. Sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses
belajar. (I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, 2009: 42)
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami; b) Bahan yang dipelajari lebih
faktual dan akurat; c) Kegiatan belajar siswa menjadi komprehensif dan lebih
aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara; d) Sumber belajar menjadi
lebih kaya; e) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan yang
STM yang memiliki tahapan secara sistematik untuk menuntut peserta didik
10
sains dan teknologi (brainstorming an issue or topic), peserta didik dituntut
Wayan Subagya, dan Nyoman Suardana; 2013: 6-7). Menurut Abas (2012:
manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif dan diarahkan pada solusi atau
108).
11
Sunaryo Kuswana (2013: 20) menjelaskan bahwa berpikir kritis menjelaskan
tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diyakini. Dalam
1. Membedakan antara fakta yang dapat dibuktikan dan klaim atas nilai
tertentu
2. Membedakan informasi, pandangan, atau alasan yang relevan dari yang
tidak relevan
3. Menentukan ketepatan fakta suatu pernyataan
4. Menentukan kredibilitas sumber
5. Mengidentifikasi pandangan atau argumen yang ambigu
6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan
7. Mendeteksi prasangka
8. Mengidentifikasi kekeliruan logika
9. Mengenali ketidakkonsistenan logika dalam urutan penalaran
12
10. Menentukan kekuatan argumen atau
pandangan. (Robert E Slavin, 2011: 39-40)
dapatkan tanpa mengkritisinya. Siswa akan lebih melihat secara kritis dan
bersifat mutlak dan tidak bisa berubah. Berpikir kritis menuntut penilaian
terhadap dua hal yaitu akurasi dan kelayakan informasi serta alur penalaran.
3. Mengajukan alasan
13
4. Membuat asumsi
4. Menilai akseptabilitas
5. Mengevaluasi argumen
8. Menarik inferensi
9. Menghasilkan argumen
berikut:
2. Mengumpulkan informasi
14
3. Membuat kesimpulan tentatif
4. Menguji kesimpulan
5. Mengambil keputusan
1. Berpikir terbuka
4. Kehati-hatian intelektual
E. Motivasi Belajar
15
dalam bertingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada tiga jenis
perubahan tingkah laku menuju ke arah yang lebih baik. Tingkah laku dapat
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik misalnya hasrat dan
tertentu.
16
Motivasi menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang
sungguh, tidak terarah, dan bahkan tidak membawa hasil. Menurut sifatnya,
Agar para siswa memiliki motivasi yang tinggi, beberapa usaha yang
kemampuan siswa
17
8. Penghargaan terhadap pribadi anak (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:
60-62)
Uno (2013: 27) menjelaskan lebih dalam lagi mengenai peranan motivasi
ketekunan belajar.
dengan bertambahnya usia. Tepuk tangan dan pujian spontan yang mengiringi
yang rumit dan menghabiskan banyak waktu, daya tarik dan gangguan-
gangguan dunia yang sangat hebat, serta motivasi adalah persediaan energi
terbatas yang harus dibagi antara diri kita dan dunia secara bijak. Ada empat
pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak yaitu budaya, keluarga,
sekolah, dan diri anak sendiri. (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 13-25)
yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, menuntut siswa untuk
18
menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, menggunakan
Ada beberapa ciri motivasi belajar antara lain tekun menghadapi tugas, ulet
masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin/
pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Hal ini berarti bahwa suatu
yang kuat pula. Artinya, pekerjaan tersebut akan dikerjakan dengan penuh
19
yang tinggi sehingga mampu belajar dengan baik dan menikmatinya antara
lain:
sendiri
pembelajaran.
20
F. Pendekatan Konstekstual
190). Sedangkan menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 76-80),
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
juga pemanfaatan segala sumber daya yang ada dalam konteks untuk
21
membuat aktivitas belajar mandiri, membuat aktivitas belajar bekerja sama
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
22
G. Materi Pencemaran Air
Materi Pencemaran Air merupakan materi IPA untuk kelas VII SMP
23
ASPEK BIOLOGI KIMIA FISIKA
terjadinya kelangkaan air
pencemaran air bersih
7.4.7 Menyebutkan
teknologi untuk
mengidentifikas
i air tercemar
secara otomatis
Keterpaduan Connected
Materi Biologi pada Pencemaran diutamakan, kemudian diambil
sebagian materi Kimia yang berhubungan dengannya mengenai Sifat
Larutan Asam Basa untuk mendeteksi ciri-ciri air yang tercemar dan
Alasan
materi Fisika mengenai pemisahan campuran khususnya Filtrasi
Sederhana dalam pembuatan alat penjernih sederhana sebagai upaya
mengatasi pencemaran air.
Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)
1. Pencemaran Air
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak
bahan-bahan kimia lain. Air yang tercemar adalah air yang mengandung
sehingga air tersebut tidak dapat digunakan secara normal untuk keperluan
tertentu.
24
a. Karakter Fisik
pencemaran air tidak mutlak tergantung pada warna air karena bahan
buangan yang memberi warna belum tentu lebih berbahaya dari pada
mempunyai rasa (kecuali air laut), maka hal itu telah terjadi polusi
Misalnya, bau fenol dari air buangan yang berasal dari pabrik gas,
petroleum, dan plastik juga dianggap mempunyai rasa fenol, dan bau
dianggap mempunyai rasa khlor. Adanya rasa pada air biasanya juga
25
2) Perubahan Suhu Air
organisme air karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun
seiring dengan kenaikan suhu. Ikan yang hidup di dalam air yang
ikan dan hewan air akan mati karena kekurangan oksigen. Suhu air
buangan yang relatif tinggi dapat ditandai dengan munculnya ikan dan
b. Karakter Kimiawi
1) Adanya Perubahan pH
mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5. Air dapat bersifat asam atau
air. Selain itu, air limbah yang mempunyai pH rendah bersifat sangat
26
korosif terhadap baja dan sering mengakibatkan pipa besi menjadi
berkarat.
ion-ion logam yang pada umumnya bersifat racun, seperti Cd, Cr, dan
Pb.
maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan tidak etis apabila
27
ada yang membuang sisa radioaktif ke lingkungan. Salah satu sumber
batu bara.
dalam proses pengolahan air buangan (Wisnu Arya Wardhana, 2004: 71-
78; Philip Kristanto, 2004: 72-75; dan Arif Zulkifli, 2014: 68-69).
lain:
28
sampai sekitar 10,5-11. Deterjen biasanya ditambahkan pula bahan
bahkan dapat mematikan. Selain itu, ada sebagian bahan deterjen yang
merusak lingkungan.
dapat bekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan
biopolar aktif yang akan mengikat ion Ca dan/atau ion Mg pada air
b. Limbah Pertanian
pertanian seringkali meliputi daerah yang sangat luas dan sisa bahan
29
tersebut sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, hujan yang
c. Limbah Industri
Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Magnesium (Mg), dan lain-lain yang
30
didegradasi oleh mikroorganisme yang tidak menutup kemungkinan ikut
masyarakat (Wisnu Arya Wardhana, 2004: 80-82 dan I Gusti Ayu Tri
dilakukan pengolahan limbah cair yang meliputi berbagai proses, mulai dari
ataupun maupun terpusat (off site). Untuk penanganan limbah rumah tangga
31
2. Pemisahan Campuran dengan Filtrasi
tubuh manusia dan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Namun
kini, saat musim kemarau tiba, tanah akan kekeringan karena pada musim
hujan air tidak terserap dengan baik. Hal ini menyebabkan berkurangnya
kualitas air tawar yang menjadi tumpuan hidup manusia, yang bisa dilihat
dari perubahan warna, rasa, dan bau air yang kita gunakan. Mengatasi hal
tersebut, bisa dilakukan berbagai macam cara untuk pengolahan air minum.
Dari beberapa cara pengolahan air sebagai air minum, cara yang paling
standar fisik air minum yang meliputi bau, rasa, tingkat kejernihan air,
jumlah zat terlarut, suhu, dan warnanya. Salah satu contoh pengolahan air
filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan
filtrat.
a. Filtrasi Sederhana
(filtrasi) akan menentukan baik tidaknya hasil penjernihan air yang akan
32
untuk menyerap kotoran, zat kimia, dan polutan lain yang ada di dalam
33
(Siti Fatimah, 2011: 5-7). Berikut penjelasan mengenai pengelolaan air di
PDAM.
1) Intake
(sampah) agar tidak sampai masuk ruang intake karena bisa mengganggu
kinerja pompa.
2) Koagulasi
gaya tolak menolak antar partikel koloid sehingga partikel koloid tersebut
34
3) Flokulasi
4) Sedimentasi
proses pengendapan.
5) Filtrasi
dilakukan dengan cara melewatkan air melalui media porous yaitu pasir
6) Chlorinasi
35
H. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
p<0,05). Nilai F sebesar 69,814 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Diperkuat dengan pengujian LSD dengan hasil terdapat perbedaan skor rata-
rata kemampuan berpikir kritis atau Δμ(KBK) adalah sebesar 0,180 dengan
standar deviasi 0,018 dan angka signifikansi lebih kecil daripada 0,05. Nilai
Δμ (KBK) tersebut lebih besar daripada LSD (KBK) sebesar 0,108. Hal ini
siswa SMP.
(STM) terhadap hasil belajar PTD berupa motivasi belajar siswa (F=85, 471
dan p<0,05). Hal ini berarti nilai FA×B(hitung) lebih besar dari pada nilai
Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
36
teknologi masyarakat terhadap hasil belajar PTD ditinjau dari motivasi belajar
siswa.
berpikir kritis siswa yang menggunakan model STM lebih besar dari CTL
dan konvensional. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Tuti Rahma Tri
Ketut Suwita, dan Tuti Rahma Tri Yuliani dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar siswa SMP. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk
SMP.
37
pengetahuan (termasuk IPA) yang bersifat dinamis dan tentatif semakin
pada teori dan fakta yang ada, belum mengaitkan antara materi dengan
tersebut dalam kehidupan nyata siswa. Hal tersebut berdampak pada kurang
yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
(STM).
pada sintaks pendekatan STM akan melatih siswa agar senang mencari dan
ditemui saat memecahkan masalah. Selanjutnya siswa diuji apakah hal yang
38
telah dipelajari sebelumnya diyakini dengan mantap pula saat pemantapan
konsep oleh guru bersama dengan siswa lainnya, namun tetap menerima
inferensi dan evaluasi dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sejak
awal.
39
Gambar 4. Kerangka Berpikir Peneliti
40
J. Hipotesis Penelitian
kritis dan motivasi belajar IPA siswa kelas VII SMP N 10 Yogyakarta.
41