Anda di halaman 1dari 4

1.

Mobilitas barang dan faktor produksi antar wilayah menjadi salah satu hal yang penting
dalam ilmu ekonomi regional. Mengingat bahwa asumsi yang digunakan adalah mobilitas
antar wilayah lebih lancar daripada mobilitas internasional yang memiliki hambatan bea
masuk. Kecamatan Trawas dan Pacet adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Mojokerto. Kecamatan Trawas memiliki ketinggian 700 mdpl dan Kecamatan Pacet
memiliki ketinggian 600 m dpl. Morfologi kedua wilayah ini hampir sama yaitu berupa
pegunungan yang menyimpan potensi sumbermata air bersih dibanyak lokasi. Dengan
melihat potensi wilayah yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Mojokerto akan
mengembangkan salah satu diantara kedua wilayah tersebut sebagai pusat pengolahan Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK). Berdasarkan analisis yang dilakukan, untuk
menghasilkan jumlah produk yang sama biaya faktor produksi yang dibutuhkan jika
lokasi pengolahan AMDK di Trawas adalah 300 juta/tahun sedangkan biaya faktor
produksi yang dibutuhkan jika lokasi pengolahan AMDK di Pacet adalah 150 juta/tahun.

a) Jelaskan model dasar yang tepat dari studi kasus di atas!

Jawab :

Model dasar dari kasus diatas adalah morfologi berdasarkan lokasi raw
material dimana Pemerintah Kabupaten Mojokerto berniat untuk mengembangkan
wilayah sebagai pusat pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

b) Jelaskan hal-hal apa saja yang dapat mendasari suatu wilayah dapat
menghasilkan produk dengan harga jual yang lebih murah!

Jawab :

Hal yang mendasari suatu wilayah memiliki produk dengan harga jual lebih murah
adalah :

1. Raw Material, merupakan bahan mentah atau bahan baku untuk penunjang sebuah
produksi. Jika sebuah produksi barang tersebut memiliki letak raw material yang
dekat dengan daerah pemasaran maka akan jauh lebih murah dibandingkan
dengan letak raw material dnegan daerah pemasaran yang jauh. Hal ini
dikarenakan, biaya transportasi yang ada dapat ditekan
2. Labour, merupakan seseorang yang memproses bahan mentah. Apabila upah yang
diberikan kepada karyawan / pegawai termasuk tinggi serta seseorang yang dapat
mengelola bahan baku tersebut susah maka akan menaikkan harga dari produk
tersebut.
3. Kemudahan mencari bahan baku, faktor tidak mudahnya mencari bahan baku juga
dipertimbangkan. Apabila dalam mencari bahan tersebut susah memerlukan
teknologi maka harga nya juga akan mahal

c) Jelaskan bagaimana dampak dari dua wilayah yang memiliki perbedaan harga jual
produk!

2. Pertumbuhan ekonomi adalah prasyarat dari pembangunan wilayah dan kota. Pada
prinsipnya pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-
menerus dalam jangka panjang. Banyak sekali para ahli yang memiliki perbedaan dalam
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi, sehingga banyak sekali ditermukan teori-teori
yang menjelaskan proses terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Jelaskan proses pertumbuhan ekonomi berdasarkan Teori Schumpeter hingga
pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan!
Jawab :
Teori Schumpeter (Jospeh Schumpeter)
Teori Schumpeter menitikberatkan pada kontribusi pengusaha untuk
menciptakan perrtumbuhan ekonomi. Dalam teori Schumpeter menunjukkan bahwa
pengusaha adalah kelompok yang akan selalu melakukan inovasi dalam suatu kegiatan
ekonomi. Kegiatan inovasi dapat berupa menghadirkan barangbarang modern yang
dibutuhkan oleh masyarakat, efiesiensi produksi dalam memproduksi barang, memperluas
pasar dengan masuk ke pasar-pasar yang baru, mengembangkan faktor modal dan
memperbarui struktur organisasi perusahaan agar perusahaan lebih koefisien dalam
kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan inovasi dibutuhkan investasi-investasi yang masuk ke
perusahaan sehingga akan mendukung kegiatan perusahaan dalam meningkatkan
pembaharuan barang.
Teori yang dikemukakan oleh Schumpeter mengasumsikan bahwa wilayah
perekonomian suatu negara sedang tidak berkembang. Dalam keadaan tersebut, maka
kelompok mengusaha akan memanfaatkan keadaan tersebut untuk melakukan inovasi
agar dalam meningkatkan keuntungan. Untuk melakukan inovasi maka pengusaha
akan mencari modal untuk melakukan inovasi dengan meminjam modal dan
melakukan penanaman modal baru. Schumpeter mengatakan atau penanaman dibagi
menjadi dua golongan yaitu 1) penanaman modal otonomi dan 2) penaman modal
terpengaruh. Dengan adanya investasi maka kegiatan ekonomi negara akan meningkat
dan akan berdampak pada tingkat pendapatan masyarakat yang juga meningkat, ketika
pendapatan masyarakat meningkat maka konsumsi masyarakatpun meningkat. Dari
kegiatan masyarakat tersebut maka akan menggerakkan perusahaan untuk menciptakan
lebih banyak barang dan melakukan invetasi
Schumpeter berpendapat bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka
kemungkinan kecil untuk melakukan inovasi, dorongan melakukan inovasi yang minim
menyebabkan pertumbuhan ekonomi bukannya meningkat akan tetapi justru melambat
sehingga akan mencapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “Stationary state”.
Dalam teori yang dikemukakan oleh Schumpeter yaitu dalam keadaan yang sedang tidak
berkembang maka akan mendorong untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi yang
tinggi

3. Kebijakan ekonomi wilayah dapat dilakukan dalam bentuk kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Kebijakan fiskal menyangkut dengan pengendalian penerimaan dan pengeluaran
wilayah, sedangkan kebijakan moneter menyangkut dengan pengendalian jumlah uang
beredar dalam masyarakat.
Jelaskan contoh penerapan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi ekonomi
wilayah dan kota, serta sebutkan lembaga-lembaga pelaksana kebijakan moneter
tersebut!
Jawab :
Berikut beberapa instrumen kebijakan moneter yang mempengaruhi ekonomi wilayah dan
kota
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui
tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana
kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang
teratur.Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan
suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika
peredaran uang harus dikurangi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian
surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan
moneter adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran
uang, maka pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang
harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank
Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus
ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga
tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang
dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah
penetapan suku bunga acuan.
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank
Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

Lembaga yang memiliki kewenangan terkait dengan kebijakan moneter adalah


Bank Indonesia. Dalam UU No 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, dijelaskan
bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia bersifat independen
bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnnya, kecuali untuk
hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini. BI berkedudukan di ibu
kota NKRI dan dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah NKRI. Tujuan
serta Tugas BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah dengan
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

Anda mungkin juga menyukai