Anda di halaman 1dari 11

PERBAIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Semester III

Disusun Oleh :
Dendi Ferdiansyah
32722001D20020 / 2.B

Jum’at, 07 Januari 2022

PROGRAM STUDY DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KOTA SUKABUMI
2021/2022
SOAL TUGAS
1. Bayi laki-laki usia 2 hari, dibawa ke RS karena mengalami atresia ani.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan posisi rectum berada di
bawah m. puborektalis, lekukan anus dan spingter eksternal berada di posisi
yang normal. Bayi mengalami distensi abdomen dan muntah hijau. Apakah
implementasi yang harus dilakukan untuk mengatasi kasus di atas ?
A. Kolostomi
B. Post sagital anoplasty
C. Ileostomi
D. Laparatomi
E. Apendiktomi
Uraian Jawaban :
1. Teori
Atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai
lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan
kloaka yang terjadi saat kehamilan. Terdapat 3 klasifikasi atresia ani salah
satunya yaitu :
• Anomaly intermediet yaitu rektum berada pada atau di bawah
tingkat otot puborektalis, lesung anal dan eksternal berada posisi
yang normal.
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah
pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses.
2. Analisis
Berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan posisi rectum
berada di bawah m. puborektalis, lekukan anus dan spingter eksternal
berada di posisi yang normal. Maka dari hasil pemeriksaan diganostik
tersebut menunjukan bahwa Bayi mengalami distensi abdomen dan
muntah hijau. Jadi implementasi yang akan dilakukan pada bayi tersebut
yaitu kolostomi.
3. Jawaban : A. Kolostomi
2. Anak laki-laki usia 2 tahun, dirawat di rumah sakit dengan hirsprung. Orang
tua klien mengatakan sudah 1 bulan klien susah buang air besar, distensi
abdomen yang progresif, muntah dan tidak nafsu makan, apatis. Apakah
diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan kasus diatas?
A. Gangguan pola napas b/d distensi abdomen
B. Konstipasi b/d obstruksi karena aganglion usus
C. Devisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b/d
adanya muntah
D. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
E. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Hisprung (mega kolon kongenital) adalah suatu penyumbatan pada
usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus yan tidak adekuat
karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya.
• Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang membuat seseorang
buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.
• Obstruksi usus adalah penyumbatan yang membuat makanan atau
cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar. Sehingga bisa
menyebabkan masalah gangguan proses penyerapan makanan atau
cairan, serta gangguan pembuangan sisa pencernaan.
• Aganglion usus ini kelainan saraf pada usus, sehingga tanpa peran
dari sel-sel saraf yang tidak dikontrol tersebut menjadi sangan sempit
dan kesulitan untuk melewati.
2. Analisis
Berdasarkan kasus diatas menunjukan bahwa anak tersebut mengalami
hisprung yang dimana ditandai dengan sudah 1 bulan klien susah buang
air besar, distensi abdomen yang progresif, muntah dan tidak nafsu makan,
kesadaran apatis. Maka diagnosa keperawatan yang mungkinmuncul pada
kasus tersebut yaitu konstipasi b/d obtruksi karena aganglion usus yang
dimana ditandai dengan klien susah buang air besar dan mengalami
obstruksi dalam proses penyerapan atau cairan.
3. Jawaban : D. Konstipasi b/d obstruksi karena aganglion usus
3. Anak perempuan usia 2 tahun, dengan hipospadia baru dilakukan tindakan
operasi perbaikan leher bleder. Operasi sudah dilakukan 6 hari yang lalu dan
kondisi klien semakin membaik, tanda-tanda vital stabil, dipasang kateter,
drainage sudah diangkat,urine sudah mulai jernih. Apakah rencana
keperawatan untuk pemulangan klien pada kasus diatas?
A. Menganjurkan banyak minum
B. Ajarkan tehnik distraksi untuk mengurangi nyeri
C. Menyanjurkan untuk tidak banyak beraktivitas
D. Ajarkan perawatan kateter
E. Menganjurkan selalu mengobservasi keluaran urine
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Hipospadia merupakan kondisi kelainan bawaan lahir yang
menyebabkan letak lubang kencing (uretra) tidak pada posisi yang
seharusnya.
• Leher bleder (Leher kandung kemih) merupakan sekelompok otot
yang menghubungkan kandung kemih ke uretra. Otot-otot tersebut
mengencang untuk menahan urin di kandung kemih, dan rileks saat
melepaskan urin ke uretra.
• Pemasangan kateter adalah memasukan selang karet atau plastik
melalui uretra ke dalam kandung kemih.
• Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam
memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung
uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan
kepatenan kelancaran aliran urine pada sistem drainasi kateter
(Potter & Perry, 2006).
2. Analisis
Berdasrkan kasus diatas menunjukan bahwa anak perempuan tersebut
mengalami hipospadia, hipospadia ini merupakan kondisi kelainan
bawaan lahir yang menyebabkan letak lubang uretra tidak pada posisi
yang seharunya, Maka dalam hal ini pasien tersebut melakukan tindakan
oprasi perbaikan leher bleder. Jadi rencana keperawatan untuk
pemulangan pada pasien tersebut yaitu mengajarkan perawatan kateter
yang bertujuan untuk mempertahankan kepatenan kelancaran urine pada
sistem drainasi kateter paca oprasi leher bleder.
3. Jawaban : C. Ajarkan perawatn kateter
4. Bayi perempuan usia 1 bulan, sudah 2 hari dirawat di ruang anak, dengan
keluhan sulit BAB. Hasil pengkajian sering menggunakan pencahar supaya
mudah BAB, BAB keluar sedikit berbentuk pita, sudah 1 minggu belum BAB
serta anak sulit makan. HAsil pemeriksaan perut kembung dan lubang anus
terasa menjepit, berat badan saat ini 3 kg, frekuensi nafas 25x menit,
frekuensi nadi 128x/menit. Apakah implementasi untuk mengatasi masalah
prioritas kasus di atas?
A. Pemasangan rectal tube
B. Pemberian infus cairan D5
C. Lakukan pemberian oksigen
D. Pemberian nutrisi yang lunak
E. Pemasangan naso gastric tube
Uraian Jawaban :
1. Teori
Pemasangan rectal tube adalah proses mengeluarkan angin atau udara
dengan cara memasukan selang anus. Yang bertujuan untuk mengeluarkan
angin dan udara, mengurangi kembung dan memberi rasa nyaman pada
pasien.
2. Analisis
Berdasarkan kasus diatas pasien tersebut mengalami kesulitan BAB yang
disertai dengan anak sulit makan, didapatkan hasil pemeriksaan fisikperut
kembung dan lubang anus terasa menjepit, berat badan saat ini 3 kg,
frekuensi nafas 25x menit, frekuensi nadi 128x/menit. Maka dalam hal ini
implementasi pada anak tersebut yaitu dengan pemasangan rectal tube
yang dimana tujuan dari pemasangan ini adalah untuk membantu
mengeluarkan angin dan udara, mengurangi rasa kembung, dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien, yang ditandai dengan hasil
pemeriksaan perut pasien tersebut kembung sehingga pasien tidak
mau/sulit makan.
3. Jawaban : A. Pemasangan rectal tube
5. Batita perempuan usia 2,5 tahun, dirawat dengan demam tifoid. Anak
mendapatkan antibiotik dengan dosis 3 x 150 mg. Sediaan vial yang ada berisi
1 gram bubuk yang akan diencerkan dengan 5 ml aquades. Berapa ml
antibiotik yang diinjeksikan pada anak setiap kali pemberian ?
A. 0,5 ml
B. 0,75 ml
C. 1 ml
D. 1,25 ml
E. 1,5 ml
Uraian Jawaban :
1. Teori
Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan.
Cara ngitung : Obat
X Pelarut
Sediaan obat

2. Analisis

Jadi antibiotik yang diinjeksikan pada anak tersebut setiap kali pemberian
yaitu 0,75ml/setiap kali pemberian.
3. Jawaban : B.0,75
6. Seorang anak laki-laki usia 3 tahun, sudah 6 hari dirawat diruangan anak
karena mengalami demam typoid . Saat ini kondisi anak sudah mulai
membaik, tetapi masih dipasang infuse. Sehari-hari aktifitas anak berbaring
dan menonton TV. Apakah permainan yang dapat perawat berikan pada anak
tersebut?
A. Memrlukan alat permainan
B. Permainan yang aktif dan energik
C. Memerlukan teman dalam bermain
D. Dapat digabungkan dengan berbagai usia
E. Permainan yang tidak bertentangan dengan terapi
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Deman Tyipoid adalah Demam tifoid adalah infeksi akut salurancerna
yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
• Prinsip permainan pada anak di rumah sakit :
a. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang
sedang dijalankan
b. Tidak membutuhkan banyak energi
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua
f. Bila keadaan anak masih lemah maka gunakan bentuk permainan
pasif
2. Analisis
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun, sudah 6 hari dirawat diruangan anak
karena mengalami demam typoid . Saat ini kondisi anak sudah mulai
membaik, tetapi masih dipasang infuse. Sehari-hari aktifitas anak
berbaring dan menonton TV. Maka sesuai dengan kasus diatas perawat
dapat memberikan permainan yang tidak bertentangan dengan terapi karna
anak tersebut masih tepasang infuse.
3. Jawaban : E. Permainan yang tidak bertentangan dengan terapi
7. Seorang anak laki-laki berusia 2,5 tahun, dirawat di ruang anak dengan
keluhan demam. Saat perawat akan melakukan pemeriksaan fisik, anak
menangis dan berteriak serta menolak kehadiran perawat. Apa tindakan yang
dapat perawat lakukan pada anak tersebut?
A. Memeberikan anak mainan sesuai keinginan anak
B. Memberitahukan apa yang terjadi pada diri anak saat ini
C. Meggunakan nada suara yang lembut dan bicara lambat
D. Memberikan kesempatan anak untuk mengekspresikan kecemasannya
E. Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Usia Toddler mualai dari 1-3 tahun
• Komunikasi pada anak usia toddler :
- Egosentris : hanya melihat sesuatu yang berpusat pada dirinya
(komunikasi berpusat pada dirinya)
- Takut terhadap ketidaktahuan : beritahu apa yang akan terjadi
pada dirinya, bagaimana mereka merasakannya, beri kesempatan
untuk memegang alat yang akan menyentuh anak, berkomunikasi
dengan anak dengan menggunakan objek tradisional seperti
boneka.
2. Analisis
Berdasarkan kasus diatas menunjukan anak tersebut termasuk kedalam
usia tooddler yang dimana pada usia ini anak sudah merasa takut akan
ketidaktahuannya, sehingga perawat dalam menghadapi hal tersebut bisa
untuk memberikan kesempatan pada tersebut untuk mencoba menyentuh
atau memegang alat periksaan yang akan menyentuh anak.
3. Jawaban : E. Memberikan kesempatan pada anak untuk
menyentuh alat pemeriksaan
8. Bayi laki-laki usia 1 hari, lahir dengan berat badan 1350 gram. Saat dikaji
bayi tampak menangis merintih, retraksi dada, dan akral teraba dingin.
Refleks hisap lemah, RR 64x/menit, Suhu 360C, HR 148x/m, SPO2 92%.
Berdasarkan berat badan lahir bayi N masuk kategori?
A. Bayi berat lahir rendah
B. Bayi berat lahir sangat rendah
C. Bayi berat lahir amat sangat rendah
D. Bayi dismatur
E. Bayi premature
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahirkurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi.
• Kategori berdasarkan Dengan bayi berat badan bayi :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 sampai
<2500gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000sampai
<1500gram
3. Bayi berat lahir extrem rendah (BBLER), berat lahir
2. Analisis
Bayi laki-laki yang berusia 1 hari, yang ditandai dengan hasil berat badan
1350 gram dan didapatkan hasil pengkajian bayi tampak menangis
merintih, retraksi dada, dan akral teraba dingin. Refleks hisap lemah, RR
64x/menit, Suhu 360C, HR 148x/m, SPO2 92%. Jadi Berdasarkan uraian
teori diatas bayi tersebut termasuk kedalam kategori bayi dengan berat
lahir sangat rendah (BBSLR).
3. Jawaban : B. Bayi berat lahir sangat rendah
9. Seorang bayi perempuan usia 5 hari, dirawat di ruang perinatologi dengan
keluhan kuning. Berat badan 2750 gram dan panjang badan 48 cm. Kadar
bilirubin indirek 13 mg%. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin sebesar 4
mg% per hari. Apakah klasifikasi icterus pada kasus tersebut?
A. Icterus fisiologis
B. Icterus patologis
C. Kern icterus
D. Icterus kongenital
E. Icterus fototerapis
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput
lender, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.
• Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari ke dua dan
hari ke tiga yang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak
melewati kadar yang membahayakan atau yang mempunyai potensi
menjadi kern ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada
bayi.
- Ikterus fisiologis yang memiliki warna kuning di daerah 1 sampai
4 (berdasarkan rumus Kremer) yang timbulnya pada hari ke 3atau
lebih dan memiliki kadar bilirubin 11-15 mg%
2. Analisis
Seorang bayi dengan keluhan kuning, Kadar bilirubin indirek 13 mg%.
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin sebesar 4 mg% per hari. Maka
berdasarkan uraian teori pada kasus tersebut termasuk ke icterus fisiologi
yang ditandai dengan memiliki kadar bilirubin indirek 13mg%.
3. Jawaban : A.Ikterus Fisiologis
10. Anak laki-laki usia 3 tahun, dibawa oleh ibunya ke IGD karena mengalami
kejang 2 kali tadi pagi, badan panas, suhu 390C. Kejang selama 5 menit diawali
tangan kaku dan diikuti seluruh badan. Apakah intervensi paling tepat yang
dapat dilakukan perawat untuk mencegah terjadinya injuri akibat risiko
kejang berulang?
A. Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah
B. Meletakkan spatel lidah di tempat tidur bagian atas
C. Meletakan oksigen dan peralatan suction di samping tempat tidur
D. Meletakkan air minum dekat klien
E. Melepaskan akses intravena dan selang infus
Uraian Jawaban :
1. Teori
• Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berusia 3 bulan
sampai 5 tahun dan berhubungan dengan demam serta tidak
didapatkan adanya infeksi ataupun kelainan yang jelas di intrakranial.
• Demam adalah kenaikan suhu tubuh lebih dari 38°C rektal atau lebih
37,8°C aksila.
• Resiko kejang berulang adalah dimana suhu demam lebih dari 38,8°C dan
terjadi pada saat tubuh naik, bukan pada saat setelah terjadinya kenaikan
suhu yang lama (Wong,2010).
2. Analisis
Berdasarkan kasus diatas menunjukan bahwa pasien tersebut mengalami
kejang Demam yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh 39°C dan
mengalami kejang 2kali sejak pagi, maka dalam hal ini perawat bisa
melakukan pencegahan supaya tidak terjadinya resiko injuri yaitu dengan cara
menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah yang bertujuan untuk
mencegah resiko jatuh/injury pada pasien tersebut.
3. Jawaban : A. Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah

Anda mungkin juga menyukai