Anda di halaman 1dari 3

Pensiun Pejabat Negara dan ASN

 Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya selama
bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
 Jaminan hari tua yaitu menjamin kehidupan masa purna bakti
 Penghargaaan baru mempunyai nilai apabila diberikan tepat waktu dan tepat pada
penerimanya
 Jenis Pensiun : Pensiun pegawai Pensiun Janda/Duda Pensiun anak Pensiun orang Tua
(tewas).
 Sistem pendanaan pensiun :
 Pay as You Go adalah sistem pendanaan pensiun dimana biaya untuk pembayaran
pensiun dipenuhi secara langsung oleh pemerintah pada saat pegawai memasuki
masa pensiun;
 Fully Funded adalah sistem pendanaan pensiun dimana besarnya dana yang
dibutuhkan untuk pembayaran pensiun dimasa yang akan datang dipenuhi dengan
cara diangsur secara bersama-sama melalui iuran oleh masing-masing pegawai dan
pemerintah sebagai pemberi kerja selama pegawai masih aktif bekerja.
 Syarat untuk mendapatkan hak pensiun :
 Diberhentikan dengan hormat.Usia 50 tahun Masa Kerja 20 tahun.Yang Mencapai
BUP Masa Kerja Minimal 10 tahun.
 Tidak terikat masa kerja bagi PNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan
tidak dapat bekerja lagi karena keadaan jasmani dan rohani disebabkan karena
Dinas.
 Minimal masa kerja 4 tahun bagi PNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan
dinyatakan tidak dapat bekerja lagi karena keadaan jasmani dan rohani yang
disebabkan bukan karena Dinas.
 Dalam hal Penyederhanaan Organisasi yang bersangkutan berhak Pensiun apabila
telah berusia 50 tahun dan Masa Kerja 10 tahun.
 Meninggal Dunia/Tewas tanpa melihat usia dan Masa Kerja.
 Mulai Hak Pensiun :
 Bulan Berikutnya PNS diberhentikan.
 Pensiun Janda/Duda Bulan Ke-5 PNS/Pensiunan PNS Meninggal Dunia.
 Pensiun Janda/Duda ( Duda Beristri) Bulan Ke 3 Duda Berisitri Meninggal Dunia.
 Berakhirnya Hak Pensiun :
 Penisun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun pegawai
meninggal dunia. Penisun Janda/Duda meninggal dunia atau menikah lagi.
 Bagian pensiun Janda/Duda/Anak meninggal, mencapai usia 25 tahun, telah
mempunyai penghasilan sendiri, telah menikah.
 PNS yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaan karena penghapusan jabatan, atau
alasan lain apabila diberhentikan dengan hormat usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan
masa kerja pensiun minimal 10 tahun. Apabila PNS tsb diatas pada saat diberhentikan telah
memiliki masa kerja 10 tahun namun usia belum mencapai 50 tahun maka pensiunnya
ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.
 Usia pegawai negeri untuk penetapan hak atas pensiun ditentukan atas dasar tanggal
kelahiran yang disebut pada pengangkatan pertama sebagai PN menurut bukti yang sah.
(Ps. 10 UU 11/69)
 Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal, maka isteri (isteri-isteri) yang telah
terdaftar berhak menerima pensiun janda/duda. Jika tidak ada isteri/suami yang terdaftar
maka isteri/suami yang ada pada saat meninggal berhak menerima pensiun. Apabila isteri
lebih dari 1 maka pensiun janda diberikan pada isteri yang ada waktu itu paling lama dan
tidak terputus nikahnya. Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal dan tidak
mempunyai isteri/suami yang berhak menerima maka diberikan kepada anak-anaknya.
Apabila PNS pria meninggal sedang ia mempunyai isteri disamping anak dari isteri lain,
maka bagian janda diberikan kepada isteri dan anak dari isteri yg lain.
 Kepada anak-anak yang ayah dan ibunya kedua-duanya PNS dan keduanya meninggal
dunia, maka diberikan 1 pensiun janda/duda atas dasar yang lebih menguntungkan.
 Anak yang berhak menerima pensiun Janda/Duda : Belum berusia 25 tahun, atau Tidak
mempunyai penghasilan sendiri, atau Belum menikah atau belum pernah menikah.
 Apabila PNS tewas dan tidak mempunyai isteri/suami atau anak maka pensiun janda/duda
20 % diberikan kepada orangtuanya. Jika ke 2 org tuanya cerai maka dibagi 2.
 Pensiun janda/duda berakhir jika janda/duda meninggal dunia, tidak ada lagi anak yang
memenuhi syarat utk menerima.
 Bagian pensiun janda/duda yang diberikan kepada janda/duda yang tidak mempunyai anak
dibatalkan jika ia menikah lagi terhitung mulai bulan berikutnya stlh perkawinan.
 Dalam hal janda, perkawinan tersebut putus lagi maka terhitung dari bulan berikutnya
janda tersebut diberikan lagi pensiunnya.
 Tata cara penetapan pemberhentian dan pensiun adalah :
 BKN /KANREG menyampaikan daftar nominatif/listing 18 bln sebelum PNS
mencapai BUP.
 Pejabat Pengelola Kepegawaian wajib memeriksa listing tersebut. Setelah
diperiksa, Pejabat Pengelola Kepegawaian membuat DPCP rangkap 2 untuk
disampaika kepada yang bersangkutan selambat-lambatnya 1 bulan.
 PNS yang bersangkutan wajib memeriksa DPCP dan menandatanganinya dan
selambat-lambatnya 2 minggu harus meyampaiakn kembali kepada Pejabat
Pengelola Kepegawaian dgn melampirkan pas photo 4 X 6 ( 5 lembar ) beserta
lampiran lainnya.
 Pejabat Pengelola Kepegawaian selambat-lambatnya 2 minggu harus menandatangi
DPCP tsb dan menyampaikannya kepada BKN/ KANREG.
 Dalam hal PNS berhak KPP maka usul pemberhentiannya dan pensiun sekaligus diusulkan
KPPnya dengan melampirkan :
 DP 3 satu thn terakhir.
 Surat pernyataan tdk pernah dijatuhi hukuman displin tk berat /sedang dlm 1 thn
terakhir.
 Besarnya manfaat penisun pejabat negara :
 1 % ( Satu Perseratus) untuk tiap 1 (satu) bulan masa jabatan, dng ketentuan
sekurang-kurangnya 6 % (enam perseratus ) sebanyak-banyaknya 75% (tujuh
puluh lima perseratus) dari dasar pensiun.
 Besarnya manfaat pensiun janda/duda pejabat negara ½ (setengah) dari pensiun
suami/isterinya.
 Besarnya manfaat pensiun janda/duda tewas karena dinas 72 % ( tujuh puluh
dua perseratus ) dari dasar pensiun.
 Besarnya manfaat pensiun pejabat Negara karena keuzuran jasmani karena dinas 75
% ( tujuh puluh luma perseratus ) dari dasar pensiun.
 Pejabat yang berwenang menetapkan SK Pensiun adalah Presiden; Ka BKN; Mendagri.

Anda mungkin juga menyukai