Anda di halaman 1dari 5

ANALISA STUDI KELAYAKAN (FEASABILITY STUDY) PENGEMBANGAN POLI KIA

(KESEHATAN IBU DAN ANAK) DI KLINIK CANTIKA AYU SAMARINDA

I. PENDAHULUAN
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan prioritas dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan
keluarga dan sekitarnya secara umum. Upaya KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah
upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Poli KIA adalah tempat mendapatkan pelayanan kesehatan terkait dengan ibu dan
anak. Poli KIA adalah bentuk pelayanan Puskesmas dalam gedung yang
pelayananannya sebatas pelayanan dasar. Poli KIA sering diintegrasikan dengan Poli
KB, sehingga pelayanan yang ada dalam poli KIA nantinya akan ada dua jenis, yaitu
pelayanan antenatal neonatus (antenatal neonatus care) dan pelayanan KB.
Pada proses pencatatan di KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Klinik Cantika Ayu
Samarinda, pemeriksaan masih di lakukan secara manual dengan menulis di kartu
rawat jalan sehingga bila ada pasien kehilangan kartu pasien dan harus mendaftar
ulang maka kartu rawat jalan harus ganti yang baru dan ini mengakibatkan bidan
kehilangan riwayat kesehatan pemeriksaan yang pernah dijalani oleh pasien, bila
terjadi seperti itu maka petugas harus melihat pada buku kunjungan pasien KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak). Hal ini menyebabkan lamanya proses registrasi. Selain itu
dalam pembuatan laporan kunjungan tiap harinya, petugas masih melakukannya
secara manual yaitu dengan merekap satu-persatu kartu rawat jalan pasien kedalam
buku kunjungan KIA dan ini memerlukan waktu yang lama mengingat setiap harinya
kunjungan pasien KIA mencapai 50-100 pasien. Ini juga rentan terjadinya human error
karena bisa saja ada data pasien yang terlewati dalam proses pencatatan dan bahkan
ada juga yang dicatat dua kali karena faktor kelalaian petugas.
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan umum program Kesehatan
Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

II. JUMLAH PENDERITA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)


Menurut Prawirohardjo (2010) sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil
dan sebagian besar kehamilannya berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15%
menderita komplikasi berat dan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam
jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap
tahun.
Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2015 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI)
sebanyak 619 kasus atau sebesar 111,16 per 100.000 kelahiran hidup. Derajat
kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran
hidup. AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu terbanyak menurut WHO (World Health Organization) adalah
kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan. Adapun
penyebab ibu meninggal adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Tiga terlambat
meliputi: terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Sedangkan empat terlalu meliputi: terlalu muda punya anak (< 20 tahun), terlalu
banyak melahirkan (> 3 anak), terlalu rapat jarak melahirkan (< 2 tahun) dan terlalu
tua (> 35 tahun).
WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari 585 ribu ibu meninggal
setiap tahun saat hamil dan bersalin, artinya setiap hari ada 1 perempuan yang
meninggal (BKKBN, 2009). Sedangkan menurut Laporan Rutin Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) tahun 2010, AKI di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000
kelahiran hidup atau sedikitnya 11.534 ibu meninggal setiap tahunnya. Hal ini berarti
setiap jam terdapat 2 orang ibu hamil atau bersalin meninggal karena berbagai sebab.
Demikian pula dengan AKB, khususnya angka kematian bayi baru lahir masih berada
pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup.

III. TUJUAN STUDI KELAYAKAN POLI KIA


Tujuan dari studi kelayakan ini adalah menganalisa kelayakan secara ekonomis dari
rencana investasi FIV, dengan rincian sebagai berikut:
1. Mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal dari
investasi tersebut (payback period).
2. Menghitung dan melakukan analisa, berdasarkan nilai (Rp) dari investasi tersebut
pada saat ini (Net Present Value, NPV)
3. Menghitung dan melakukan analisa, dilihat dari tingkat pengembalian investasi
tersebut bila nilai dari investasi tersebut pada saat ini = 0 (Internal Rate of Return,
IRR).
4. Menghitung dan menganalisa kemampuan dari investasi tersebut untuk
menghasilkan laba (Indeks Profitabilitas, IP).
5. Membandingkan antara manfaat (keuntungan) yang akan diperoleh dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk melakukan investasi tersebut (Cost Benefit Ratio,
CBR).

IV. BATASAN DALAM STUDI KELAYAKAN


Dalam studi ini digunakan batasan sebagai berikut:
1. Analisa dilakukan hanya dalam aspek finansial (keuangan)
2. Klinik Cantika Ayu adalah klinik swasta sehingga rencana pengembangan Poli
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 126-135 mengenai Kesehatan Ibu, Bayi dan
Anak.
3. Klinik Cantika Ayu melayani 7 kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Ilir,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda
Seberang, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan
Sungai Pinang.
Asumsi yang digunakan dalam studi kelayakan ini, antara lain:
1. Jumlah Pasien
Karena jumlah masalah KIA di daerah kerja Klinik Cantika Ayu masih sangat tinggi
dan belum ada penurunan dari jumlah kasus-kasus yang sebelumnya.
2. Peningkatan jumlah pasien dikarenakan sosialisasi adanya Poli KIA di Klinik Cantika
Ayu terus menerus dilakukan sehingga pasien mulai semakin menyadari pentingnya
konsultasi di Poli KIA.
3. Pengembangan Poli KIA membutuhkan sumberdaya antara lain satu orang dokter,
satu orang perawat, satu orang bidan dan satu orang administrasi.

V. PELAYANAN POLI KIA


1. Konsultasi : pasien mendapat informasi dan berkonsultasi baik dengan dokter,
perawat, maupun bidan.
2. Pemberian resep oleh dokter bila dibutuhkan.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pemeriksaan ibu hamil (ANC
Terpadu), pemeriksaan USG pada ibu hamil, pelayanan ibu nifas pasca persalinan
serta pelayanan IVA (Inspeksi Visual Asetat).
4. Melakukan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan wanita usia subur serta
pemberian imunisasi DPT, HB, Campak, BCG, dan Polio pada bayi.

VI. HASIL ANALISA STUDI KELAYAKAN

No Uraian Hasil Keterangan


1 CBR (Cost Benefits Ratio) 0,20 Nilai < 1, program poli
KIA tidak layak
dikembangkan.
2 NPV 254,139,9 Nilai negatif, dan < 0,
98
maka poli KIA tidak
diterima atau tidak
layak.
3 IRR (Internal Rate of Return) Nilai IRR 1% < suku
bunga (10%), maka Poli
KIA tidak layak.
4 PP (Payback Periode) 2 tahun 4 bulan Waktu yang dibutuhkan
untuk pengembalian
investasi selama 2
tahun 4 bulan
5 PI (Profitabilitas Indeks) Nilai PI < 1, maka
pengembangan poli KIA
tidak diterima atau
tidak layak.

Anda mungkin juga menyukai