Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama terhadap pengembangan kualitas
sumber daya manusia dalam suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan hal utama dalam
memajukan suatu negara. Di Indonesia, pendidikan menerapkan kurikulum 2013 dalam
pelaksanaanya.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa (2013, hlm. 42),

Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang mengutamakan pada


pemahaman, skill, dan pendidikan dalam berkarakter, dimana siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dalam sikap disiplin yang tinggi. Dalam kurikulum yang baru (kurikulum
2013) suatu kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa.

Pendapat tersebut menegaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan


Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berpusat pada siswa.

Keterampilan berbahasa merupakan patokan utama siswa dalam mempelajari


pembelajaran bahasa. Tarigan (2013, hlm. 1) mengatakan, “Keterampilan berbahasa
mempunyai empat komponen, yaitu 1) Keterampilan menyimak (listening skills); 2)
Keterampilan berbicara (speaking skills); 3) Keterampilan membaca (reading skills); dan
4) Keterampilan menulis (writing skills).”

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam


kehidupan sehari-hari. Berbicara digunakan sebagai alat komunikasi karena akan lebih
efektif jika dilakukan dengan berbicara. Keterampilan berbicara haruslah dimiliki oleh
setiap individu di dunia. Hal ini karena keterampilan berbicara merupakan suatu pokok
yang digunakan dalam berkomunikasi. Tarigan (2015, hlm. 16) menyatakan, berbicara
merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang
mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”
Berbicara merupakan salah satu aspek mendapatkan pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara


merupakan kemampuan untuk mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan melalui lisan maupun tulisan yang dapat dipahami orang
lain.

Salah satu keterampilan berbicara yang harus dipelajari dan dikembangkan oleh
siswa yaitu pembelajaran bermain drama. Bermain drama merupakan kegiatan
memerankan tokoh yang ada dalam cerita. Dalam memerankan drama seorang pemain
harus dapat membayangkan latar dan tindakan pelaku dan dapat menggunakan suara
sesuai dengan pemahamannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku.

Dalam kurikulum yang baru (kurikulum 2013) suatu kegiatan pembelajaran


berpusat pada siswa. Maka peneliti ingin menerapkan model pembelajaran yang akan
melatih pola berpikir siswa, mengembangkan rasa ingin tahu, percaya diri, dan berfikir
kritis, terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT).

Dari banyaknya model pembelajaran, model Numbered Heads Together (NHT)


bisa dijadikan alternatif untuk digunakan dalam pembelajaran bermain drama. Model
Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran kooperatif yang menekan
pada tanggung jawab secara individu dan kelompok untuk memahami materi yang
dipelajari sehingga siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran yang
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Bermain Drama Menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16
Bandung Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya untuk menjelaskan masalah dan membuat


penjelasan dapat diukur. Identifikasi ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian.
Penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia,


khususnya dalam keterampilan bermain drama.
2. Kurangnya keberanian siswa dalam mengeluarkan ide atau pendapat.

3. Siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja tanpa


berusaha memahami karakter tokoh yang akan diperankannya.
4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, dapat membantu penulis
dalam melakukan penelitian. Terutama berkaitan dengan masalah apa saja yang harus
diteliti, sehingga penulis dapat mengontrol variabel tak terduga yang akan memengaruhi
penelitian.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut.

1. Apakah penulis mampu untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai


pembelajaran bermain drama menggunakan model Numbered Heads Together
(NHT) pada siswa kelas XI SMA Negeri 16 Bandung?
2. Apakah siswa mampu untuk mempelajari materi bermain drama menggunakan
model Numbered Heads Together (NHT)?
3. Apakah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) efektif untuk
meningkatkan keaktifan siswa kelas XI SMA Negeri 16 Bandung dalam
pembelajaran bermain drama?
4. Apakah terdapat perbedaan signifikan dari kemampuan bermain drama
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa
kelas XI SMA Negeri 16 Bandung dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan model Think Pair Share (TPS)?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas, dapat disimpulkan masalah


yang dirumuskan meliputi kemampuan penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran
bermain drama pada kelas XI, dan keberhasilan menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT).

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. untuk mengkaji kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan


menilai pembelajaran bermain drama menggunakan model Numbered Heads
Together (NHT) pada siswa kelas XI SMA Negeri 16 Bandung;
2. untuk mengkaji kemampuan siswa dalam mempelajari materi bermain drama
menggunakan model Numbered Heads Together (NHT);
3. untuk mengkaji keefektifan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
dalam meningkatkan keaktifan siswa siswa kelas XI SMA Negeri 16 Bandung dalam
pembelajaran bermain drama;
4. untuk mengkaji adanya perbedaan signifikan dari kemampuan bermain drama
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa
kelas XI SMA Negeri 16 Bandung dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan model Think Pair Share (TPS).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah
pemecahan masalah yang terdapat dalam rumusan masalah. Penulis menyusun tujuan
penelitian ini yaitu dengan tujuan agar penelitian ini berjalan dengan lancar dan
sebagaimana mestinya.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang terkait. Secara
rinci manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkann untuk menambah
wawasan atau ilmu terkait dengan pembelajaran bermain drama menggunakan model
Numbered Heads Together (NHT).
2. Manfaat Kebijakan
Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa
yaitu dari segi kemampuan bersastra khususnya kemampuan bermain drama
sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah tersebut dengan menghasilkan siswa-
siswa yang terampil.
3. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara di muka umum
khususnya untuk bermain drama.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran siswa
yakni untuk meningkatkan keterampilan berbicara di muka umum dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SMA Negeri 16 Bandung.
c. Bagi Peneliti
Dapat dibuat artikel untuk dimuat dalam jurnal. Selanjutnya, dijadikan
sebagai bahan referensi untuk para peneliti selanjutnya berkenaan dengan
penelitian ini.
d. Bagi Penelitian Lanjutan
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk dilakukan penelitian
selanjutnya ke arah yang lebih baik.

Dari uraian di atas, diharapkan bahwa penelitian dapat memberikan manfaat dari segi
teoretis, kebijakan, praktis, dan bagi penelitian lanjutan.

F. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Bermain Drama Menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16
Bandung Tahun Pelajaran 2021/2022”. Agar tidak terjadi permasalahan tentang istilah-
istilah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang
perdu didefinisikan secara operasional, yaitu :

1. Pembelajaran adalah  proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar
2. Bermain drama adalah keterampilan seseorang mengekspresikan dirinya dalam
memerankan karakter seseorang dalam drama.
3. Model adalah alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan
bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana
meningkatkan atau memperbaikinya.
4. Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran yang digunakan oleh
guru dengan maksud meminta siswa untuk berperan menjadi narasumber terhadap
temannya di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bermain


drama termasuk ke dalam salah satu keterampilan berbicara yang diajarkan di sekolah.
Kegiatan pembelajaran bermain drama akan dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Penggunaan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi siswa
dalam bermain drama, sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memenuhi
kriteria.

G. Sistematika Skirpsi
Bagian sistematika penulisan skripsi ini berisi tentang penjelasan mengenai BAB
I sampai BAB V. Di dalamnya menggambarkan urutan penulisan, kandungan dari setiap
bab, serta hubungan antara satu bab dengan bab lainnya sehingga akan membentuk
sebuah kerangka skripsi yang utuh.
BAB I Pendahuluan. Pada BAB I berisi tentang pendahuluan yang mengantarkan
pembaca ke dalam pembahasan dari suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan
adalah pernyataan tentang masalah penelitian. Sebuah penelitian diselenggarakan karena
terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalah penelitian timbul karena
terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Dengan membaca bagian
pendahuluan, pembaca mendapat gambaran arah permasalahan dan pembahasan.
Pendahuluan hendaknya memudahkan pembaca dalam memahami pokok-pokok isi
skripsi secara ilmiah. Hal-hal yang dibahas pada BAB I ini yaitu latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan sistematika skripsi.
BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. Pada BAB II berisi deskripsi
teoretis yang memfokuskan hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, dan peraturan yang
ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Adapun
pada BAB II ini akan berisi deskripsi teoretis dari setiap variabel penelitian, yang
meliputi kedudukan pembelajaran bermain drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan kurikulum 2013, pembelajaran, drama, keterampilan bermain drama, dan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Selanjutnya, kajian teori juga
diikuti dengan perumusan kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan antara
variabel-variabel penelitian serta alur dari penelitian yang akan dilaksanakan. Kajian teori
sebaiknya dielaborasikan dengan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti.
BAB III. Pada BAB III ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-
langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh
simpulan. Bagian ini meliputi metode penelitian yang digunakan dalam penelitian,
apakah kuantitatif, kualitatif, atau campuran kedua metodenya. Desain penelitian yang
dijelaskan secara spesifik disesuaikan dengan metode dan pendekatan penelitian yang
dipilih, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data yang disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian, instrumen penelitian yang dikembangkan dari teknik pengumpulan
data sebagai alat untuk memperoleh data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian
yang berisi gambaran prosedur mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, sampai
tahap penyelesaian.
BAB IV. Bagian ini menyampaikan dua hal utama yaitu, temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, serta pembahasan dari temuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Esensi dari
bagian temuan hasil penelitian adalah uraian tentang data yang terkumpul, subjek dan
objek penelitian, hasil pengolahan data, serta analisis hasil pengolahan data. Uraian
dalam bab ini merupakan jawaban secara rinci terhadap rumusan masalah dan hipotesis
penelitian, yang akan menandakan apakah penelitian yang dilaksanakan ini berhasil atau
tidak.

BAB V. Bagian ini Bagian ini berisi simpulan dan saran yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap analisis temuan hasil penelitian. Simpulan
harus menjawab pertanyaan penelitian yang terdapat pada rumusan masalah. Selain itu,
pada bagian ini juga terdapat saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada para
pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau
follow up dari hasil penelitian.

Berdasarkan pemaparan mengenai sistematika penulisan skripsi di atas, dapat


diketahui bahwa pada skripsi ini terdapat lima BAB yakni; BAB I Pendahuluan, BAB II
Kajian Teori, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan,
BAB V Simpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai