DI SUSUSN OLEH
KELOMPOK III
MUQRIN E1B1 16 047
MIFTAHULJANNAH E1B1 18 017
FALMAN E1B1 18 021
WA ODE YUDITHA AYUDHIA B. E1B1 18 022
AHMAD SAMSUL ARIFIN E1B1 18 027
KHOFIFAH YUSNI FADILLAH B. B. E1B1 18 045
ANSYABIL CANDRA E1B1 18 053
LA ODE MUH. NUNHUR NAWARI E1B1 18 055
ARKAM E1B1 18 061
KOMALA PUTRI E1B1 18 065
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
POST-STRUCTURALISME
Kritik budaya Hal Foster menandai perubahan dari modern
menjadi postmodern melalui dua ide yang dipinjam secara langsung dari
literatur dan kritik budaya Roland Barther.
Cara lain untuk menandai perubahan strukturalisme menjadi post-
strukturalisme, yaitu pergerakan dari memandang bahasa secara obyektif,
memandangnya sebagai obyek yang tidak salah. Dimana Eagleton
menjelaskan ‘discourse’ berarti bahasa diambil sebagai sebuah dasar atau
pelatihan.
Sebelum strukturalisme, tindakan interpretasi dilakukan untuk
menemukan arti yang melibatkan tujuan dari pengarang atau pembaca; hal
ini berarti dipertimbangkan secara jelas. Strukturalisme tidak mencoba
menegaskan arti yang benar mengenai pekerjaan, atau untuk mengevaluasi
pekerjaan dalam relasinya dengan peraturan-peraturan. Pada post-
strukturalisme, hal tersebut menjadi tidak berarti, dan berada di bagian
paling dasar.
Menurut Foster pada ‘ modern Polemics’, paradigma
poststrukturisasi mengajukan dua pertanyaan utama bagi arsitektur
postmodern, status dari subyek dan bahasanya, dan status sejarah dan
perwakilannya; dimana keduanya dibentuk dengan perwakilan sosial.
Obyek dari post-strukturalis adalah untuk menampilkan segala sesuatu
dalam kenyataan sebagai yang diberi kuasa oleh penulisnya, untuk
merefleksikan mereka. Sebagai contoh, sejarah, merupakan implikasi yang
subyektif.
Barthe dan Michel Foucault menyarankan keunikan dan
kekreativitasan dari pengarang untuk kenyamanan, dibandingkan dengan
pemilihan, pengurangan peran pengarang yang memainkan dibatasi oleh
sejumlah masalah.
DECONSTRUCTION
Salah satu post-strukturalis yang sangat penting adalah
dekonstruksi. Dekonstruksi terlihat sebagai sebuah dasar pada pemikiran
dari ‘logocentrisme’ dan pondasi dari bentuk lain seperti
arsitektur. Jacques Derrida, seorang filsuf Perancis yang hampir selalu
bekerja dengan yang berkaitan dengan dekonstruksi, menjelajahi kegunaan
dari operasi teori untuk memproduksi dasar tanah atau pondasi
perdebatan, dan mengambil catatan untuk setiap catatan yang telah
diberikan konsep.
Tujuan dari dekonstruksi adalah untuk menempatkan kategori
filosofi dan menjadi seorang ahli, seperti membuat suatu bentuk menjadi
bentuk lainnya yang bertentangan, seperti hadir atau tidak hadir. Derrida
melihat arsitektur sebagai sebuah pengendalian yang mengarah ke
komunikasi dan transportasi pada bidang sosial, sama halnya dengan
bidang ekonomi.
Contoh Bangunan:
HOUSE X – Peter Eisenman
House X milik Peter Eisenman ini memasukkan kategori
filosofi di dalamnya, dimana bangunan ini dibuat dengan konsep
yang jelas terhadap urban. Terdapatnya aksis urban yang juga
dijadikan aksis dalam bangunan tersebut, menjadikan House X
sebagai bentukan yang saling bertentangan, terlihat jelas bentukan-
bentukan seperti hadir – tidak hadir.
PARADIGMA 4: MARXISTME
Paradigma marxist menyoroti krisis arsitektur modern yang gagal
karena hanya bergantung dan mengikuti revolusi umum dan
mengandalkan kritik dari kelas arsitektur saja, tanpa mampu menyebabkan
revolusi itu sendiri.Teori yang kritis baru datang dari institut penelitian
sosial frankurt yang melakukan pendekatan tidak hanya terhadap arsitektur
tetapi juga melalui filosofi, sejarah dan psikologi untuk mendeskripsikan
fenomena budaya pada konteks sosial.
PARADIGMA 5: FEMINISME
Diawali pada tahun 1960an yang menaruh perhatian pada masalah
sosial terutama masalah perbedaan seksual. Pendekatan kritis yang
bermunculan membawa jenis kelamin sebagai pengontrol sosial. Jadi, jenis
kelamin dipergunakan dalam sejarah untuk membatasi atau memberi tanda
terhadap yang lainnya. Kritik ini bersifat kritis, sehingga bangunan yang
dimaksud bisa saja sangat radikal, dimana tolak ukurnya sendiri adalah
keadaan sosialnya.
Di sini Merupakan tempat dimana seseorang dapat dekat dengan
arsitektur dan bahkan berada di dalamnya, dapat meneliti mekanisme
ideologi dan mengaburkan batas yang memisahkan arsitektur dengan yang
lainnya. Tema umum yang beredar merupakan pokok-pokok permasalahan
yang disoroti oleh teori postmodern.
Tema umum yang beredar merupakan pokok-pokok permasalahan
yang disoroti oleh teori postmodern. Tema merupakan tanggung jawab
sosial dan tubuh dari budaya postmodern.Adapun dalam dunia arsitektur
post modern dikenal 6 macam tema yang menjadi isu penting dalam teori
postmodern yakni: Histori dan historikisme, meaning(arti), tempat(place),
poloitik dan etika,teori urban dan tubuh(body)
TEMA 1. Histori dan Historikisme
Terjadinya krisis pada arsitektur modern meningkatkan kesadaran
diri, analitis, image baru , dan orientasi pada alam dari periode
postmodern. Para arsitek postmodern kemudian lebih menaruh perhatian
pada mereka sendiri dengan suatu sejarah yang mempengaruhi.
Cara yang ditempuh dapat melalui: Apropriasi dan kesadaran diri
mengenai saat ini sebagai moment sejarah.
Pendekatan yang dilakukan postmodern adalah suatu pendekatan
progresif dengan adanya suatu keinginan untuk meluas dan melengkapi
apa yang kurang dari tradisi budaya modern.
Habermas seorang aliran dari postmodernisme menyatakan
perbedaan antara efek modernisasi dan post modern adalah kurangnya
keefektifan pada arsitektur modern dalam memecahkan masalah sosial.
Lyotard mengatakan bahwa dalam modernisme teknologi telah
mengambil alih semua posisi kekuatan.
Colqiuhoun menemukan 2 aspek paradok historikisme.
a. pencarian ekspresi kesalahan penjelasan spirit seseorang ke
pola perubahan yang kontinu
b. modernisme mengganti sarana ke masa depan karena ide yang
statis dan peraturan klasiknya. Paradoks tersebut tidak dapat
dihinda
Dua definisi historikisme dalam postmodern:
a. sikap yang perhatian pada tradisi masa lalu
b. praktek artistik dari penggunaan bentuk sejarah
Hal yang paling bisa diingat adalah keceriaan dan bentuk mereka
yang mengagumkan serta penuh humor sehingga penampilan bangunan
merekapun sangat menarik.
Blondel, Quatremere de Quincy
Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang
Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. Dengan demikian, dapat
saj dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini sudah hadir pada abad ke-18
bukan abad ke-20.
CATATAN :
Nama diurut berdasasrkan stambuk, setiap orang aktif mengerjakan tugas resume
buku Postmodern Arsitektur.