POSTMODERNISME
OLEH:
JENNIFER OLGA (02220080029)
MEIELISA CHRYSILLA (02220080008)
KRITIK ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
FAKULTAS DESAIN DAN TEKNIK PERENCANAAN
2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
High Modernism lahir setelah perang dunia I, diisi oleh arsitek-arsitek besar
seperti Ludwig Mies Van Der Rohe, Le Corbuzier, dan Walter Gropius. Karya-
karyanya memiliki nilai kemanusiaan, ekspresionime, dan idealisme.
Late Modernism lahir setelah perang dunia II, ditandai dengan sky craper
dengan melibatkan teknologi canggih(hi-tech). Beberapa arsitek yang terkenal yaitu
I.M.Pei,Hugh Stubbuns.
Istilah Post Modernisme sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1970-an, tidak
hanya di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis, tari, patung, film, dan
bahkan ideology. Pada dasarnya Post Modernisme merupakan reaksi serta kritik
terhadap Modernisme, tetapi Post Modernisme juga bukanlah gerakan revolusioner
yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai Modernisme, justru merupakan lanjutan
juga dari Modernisme itu sendiri. Perkembangan Post Modernisme sangat
dipengaruhi oleh Modernisme. Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut
sebagai Beyond the Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern
Movement. Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena
merupakan kelanjutan dari Mannerisme pada era Renaissance di Italy yang
melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michael Angelo, Andrea Palladio, Donato
Bramante, dan Giulio Romano.
Jadi, Arsitektur Post Modern adalah percampuran antara tradisional dan non
tradisional, antara modern dan non modern, juga antara lama dan baru.
Arsitektur Post Modernisme mempunyai style yang hybrid(perpaduan antara
dua unsure) dan bermuka ganda yang biasa disebut dengan double coding.
Dua cirri pokok Arsitektur Post Modernisme adalah anti rasional dan neo
sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional.
Berdasarkan Budi Sukada(1988) ada 10 ciri Arsitektur Post Modernisme :
1. Historicism
Contoh,
2. Straight Revivalism
Pembangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang
bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris.
3. Neo-Vernacularism
Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat
bentuk dan pola-pola bangunan local
4. Contextualism
Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga
didapatkan komposisi lingkungan yang serasi.
5. Metaphor
Mengekspresikan secara eksplisit dan implicit ungkapan metafora ke
dalam bentuk lingkungan.
•Peter Eisenman. House III for Robert Miller. Lakeville, Connecticut (1971)
•Peter Eisenman. House III for Robert Miller. Lakeville, Connecticut (1971)
KESIMPULAN
Jenks, Charles. The Language of Pst Modern Architecture. Rizolli. New York.
1984
Stern, Robert. The Doubles of Post Modern. MIT Press. Cambridge. 1980