Anda di halaman 1dari 13

ARSITEKTUR POST-MODERN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori dan Perkembangan Arsitektur 2

DOSEN PENGAMPU

Ir. Moch Husni Dermawan, M. T.


Ardiyan Adhi Wibowo

DISUSUN OLEH

Andi Putri Rizky Wulandari

5112419043

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


2021

ARSITEKTUR POST MODERN

Istilah Post-Modern sebenarnya sudah dikenal sejak petengahan tahun 1970-an, tidak hanya
di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis, tari, patung, film, dan bahkan ideologi.
Pada dasarnya Post-Modern merupakan reaksi (anti-thesis) dari Modernisme (thesis) yang
sudah berjalan sangat lama. Ireing Howe menggambarkannya sebagai “the radical breakdown
of the modernist”, jadi keduanya memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain berkelanjutan.

Post-Modern bukanlah Gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai
Modernisme (Stern, 1980). Perkembangan Post-Modernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh
modernisme. Di dunia arsitektur sedniri Gerakan ini sering disebut sebagai Beyond the
Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement. Tetapi juga ada
yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari Mannerisme
pada era Renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Mochael Angelo
(1475-1564), Andrea Palladio (1508-1580), Donato Bramante (1444-1514), dan Giulio
Romano.

Tanda berakhirnya era arsitektur Modern, yaitu adanya penghancuran Pruitt-Igoe Housing di
Kota Santa Louis, negara bagian Missouri, Amerika Serikat pada 15 Juli 1972. Kendati
demikian, bukan berarti arsitektur Post-Modern ingin lepas dan membuang semua nilai-nilai
dalam arsitektur modern. Justru gaya bangunan arsitektur Post-Modern sangat dipengaruhi
oleh gaya bangunan era sebelumnya. Sejak 1980-an gaya bangunan arsitektur Post-Modern
terus mengalami perkembangan, lalu pada 1990-an perkembangannya lebih jauh lagi. Tokoh
arsitektur Post-Modern di antaranya Charles Jencks, Robert Venturi, Philip Johnson dan
Michael Graves. Adapun contoh bangunan dengan gaya arsitektur Post-Modern, yaitu Vanna
Venturi House dan Guild House karya Robert Venturi.

Charles Jenks, salah satu tokoh pencetus lahirnya Post-Modern, menyebutkan adanya 3
alasan yang mendasari timbulnya Post-Modernisme, yaitu:

1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia (world
village) yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi
dan tingginya daya tiru manusia (instant eclectism).
2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang
bersifat pribadi (personalised production), lebih dari sekedar produksi massal dan
tiruan massal (mass production and mass repetition) yang merupakan ciri khas dari
Modernisme.
3. Adanya kecenderungan untuk Kembali kepada nilai-nilai tradisional (traditional
values) atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.

PERBEDAAN POST-MODERN DENGAN MODERN

Berbagai pokok pikiran yang dipakai seorang arsitek Post-Modern yang tampak dari ciri–ciri
yang berbeda dengan modern. Ada tiga perbedaan yang penting dengan arsitektur  modern
antara lain:

Arsitektur modern tidak memiliki semboyan form follows function melainkan mendefinisikan


arti arsitektur adalah sebagai sebuah rasa sehingga arsitektur disini tidak mewadahi
melainkan mengkomunikasikan.

Yang dikomunikasikan oleh tiap sub langgam itu berbeda–beda diantaranya:

A. Purna modern
Yang dikomunikasikan adalah identitas wilayah regional, identitas kultural, dan
identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa lalu itu dikomunikasikan, sehingga
masyarakat akan bisa mengetahui bahwa arsitektur tersebut hadir sebagai bagian dari
perjalanan manusia.
B. Neo modern
Mengkomunikasikan suatu kemampuan teknologi dan bahan yang untuk berperan
sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.
C. Dekontruksi
Yang dikomunikasikan adalah:
1. Unsur–unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh
arsitektur.
2. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen–elemen yang essensial
maupun substansial.

Sehingga dapat dikatakan bahwa:


 Arsitektur purna modern mempunyai kepedulian yang besar terhadap masa lalu
Arsitektur purna modern yang ditonjolkan dalam fungsinya adalah fungsi-fungsi
metaforit (simbolik) dan historical. Ini ditandai dengan munculnya berbagai ornamen,
dekorasi, dan elemen-elemen kuno (dari pra modern) tetapi dengan adanya
transformasi atas yang kuno tadi. Mengikutkan warna dan tekstur menjadi sebuah
elemen arsitektur yang penting yang akan ikut diproses dengan bentuk dan ruang.
Tetapi dalam arsitektur purna modern, bentuk menempati posisi yang lebih dominan
daripada ruang. Memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past).
Tokohnya antara lain: Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.
 Arsitektur neo modern memiliki kepedulian yang besar pada masa kini.
Arsitektur neo modern yang ditonjolkan adalah tektonika (Art of
construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang
muktahir, terutama teknologinya. Tampilan dominan bentuk geometri. Tidak
menonjolkan warna dan bentuk, mereka hanya ditampilkan sebagai aksen.
Walaupun demikian, punya warna favorit yaitu warna perak. Menampilkan bentuk-
bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai
proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni
(bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra). Memiliki kepedulian yang
besar kepada masa kini (the present). Tokohnya antara lain:  Richard Meier, Richard
Rogers, Renzo Piano, Norman Foster.
 Arsitektur dekontruksi tidak mengikatkan diri pada salah satu dimensi.
Arsitektur dekonstruksi tidak ada yang dominan, bentuk dan ruang memiliki
kedudukan yang sama. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi
sedangkan tekstur tidak berperan. Arsitektur dekonstruksi tidak mengikatkan diri
kepada satu dimensi waktu (timelessness). Tokohnya antara lain: Peter Eisenman,
Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry.

ALIRAN ARSITEKTUR POST-MODERN

1. Arsitektur Post-Modern Historicism


Gaya bangunan dalam aliran arsitektur Post-Modern historicism biasanya menerapkan
elemen dalam arsitektur klasik. Contoh elemen tersebut di antaranya kombinasi 
kolom ionic, doric, dan corinthian. Selain itu, arsitektur Post-Modern historicism juga
menggabungkan elemen dalam arsitektur modern.
Tokoh arsitek aliran ini, yaitu Philip Johnson, Robert Venturi, Eero Saarinen, Kisho
Kurokawa dan Kyionori Kikutake.

2. Arsitektur Post-Modern Straight Revivalism


Elemen-elemen dalam arsitektur neoklasik dihidupkan kembali pada aliran arsitektur
Post-Modern straight revivalism ini. Elemen-elemen tersebut dihidupkan melalui gaya
bangunan yang bersifat monumental. Selain itu, gaya bangunan arsitektur postmodern
straight revivalism juga mengaplikasikan desain yang berirama dan simetris.
Tokoh arsitek dalam aliran ini di antaranya Monta Mozuna, Aldo Rossi, Ricardo
Bofill dan Mario Botta.
3. Arsitektur Post-Modern Neovernacularism
Gaya bangunan arsitektur Post-Modern neo vernacularism mengawinkan elemen
dalam arsitektur modern dengan elemen tradisional. Selain itu, juga dengan elemen
lokal yang tersedia di lingkungan sekitar tempat bangunan didirikan. Contoh
penerapan aliran ini, yaitu pada bangunan modern apartemen Patraland Amarta yang
menggunakan dekorasi arsitektur Jawa.
Adapun tokoh arsitektur Post-Modern neovernacularism di antaranya Darbourne and
Darke, Joseph Esherick dan Aldo Van Eyck.
4. Arsitektur Post-Modern Contextualism
Pada arsitektur Post-Modern contextualism, konsep gaya bangunan mengarah dan
terpusat pada lokasi penempatan bangunan. Artinya, desain harus memperhatikan
lingkungan sekitar agar tercipta bangunan yang selaras dengan lingkungannya. Nama
lain aliran contextualism, yaitu aliran urbanist atau dikenal juga arsitektur ramah
lingkungan.
Tokoh arsitektur Post-Modern contextualism, di antaranya James Stirling, Lucien
Kroll dan Leon Krier.
5. Arsitektur Post-Modern Metaphor dan Metaphysical
Gaya bangunan arsitektur Post-Modern metaphor dan metaphysical biasanya menarik,
unik dan filosofis. Gaya tersebut merupakan ungkapan metafora dan metafisika
(spiritual) dari arsitek yang diungkapkan secara eksplisit dan implisit. Biasanya, ada
cerita filosofis dibalik bangunan dalam aliran arsitektur Post-Modern yang satu ini.
Minoru Takeyama, Antonio Gaudi, dan Stanley Tigerman adalah tokoh arsitek dalam
aliran arsitektur postmodern metaphor dan metaphysical.
6. Arsitektur Post Modern Space
Aliran ini memperlihatkan proses pembentukan ruang dengan cara mengomposisi
sejumlah komponen bangunan. Fokus dalam proses tersebut, yaitu merancang
interpretasi ruang spesial dimana ada dua atau lebih ruang yang bertemu. Dengan
begitu, ruang lebih dari sekedar ruang abstrak sehingga hadir keanekaragaman yang
memberi kejutan dan kesan tertentu saat ditempati.
Tokoh arsitek dalam aliran ini, yaitu Robert Stern, Charles Moore, Kohn, Pederson-
Fox dan Peter Eisenman.

CIRI KHAS DAN KARAKTER ARSITEKTUR POST-MODERN


Menurut salah satu tokoh arsitektur Indonesia, Budi Sukada (1988), arsitektur Post-Modern
memiliki ciri umum sebagai berikut:

a. Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer


b. Membangkitkan kembali kenangan kembali historik
c. Berkonteks urban
d. Menerapkan kembali teknik ornamentasi
e. Bersifat representasional
f. Berwujud metaforik (dapat berarti dari bentuk lain)
g. Dihasilkan dari partispasi
h. Mencerminkan aspirasi umum
i. Bersifat plural
j. Bersifat ekletik

TOKOH ARSITEK POST-MODERN

Arsitektur Post-Modern merupakan perkembangan gaya bangunan setelah kebosanan


terhadap arsitektur modern yang dianggap monoton dan kurang mewakili keragaman ide para
arsitek pada masa itu. Berikut merupakan beberapa arsitek Post-Modern.

Robert Venturi
Robert Venturi adalah arsitek postmodern yang lahir tahun 1925 dan merupakan salah satu
figur postmodern yang penting. Bersekolah di American Academy di Roma. Sebelumnya
pernah bekerja di kantor milik  Eero Saarinen Louis Kahn sampai tahun 1958. Karya-
karyanya antara lain:

 
Vanna Venturi House by
The Guild House in Robert Venturi (1964)
Philadelphia by Robert
Venturi (1960–63)

Episcopal Academy Chapel


Fire Station Number 4 in
Columbus, Indiana (1968)
 
Frist Campus Center at
Princeton University (2000)

Michael Graves

Arsitek yang eksis tahun 1934-2015 merupakan tokoh dibalik karya arsitektur yang terkenal.
Sebelumnya ia menganut paham modernisme kemudian berubah ke postmodern tahun 1982.
Karyanya yang menganut paham Post-Modern antara lain:

Portland Building by Humana Building in


Michael Graves (1982) Louisville, Kentucky (1982)

Team Disney building in The Denver Public Library


Burbank, California (1986) Charles by Michael Graves (1995)
Moore
Merupakan tokoh Post-Modern dari Italia. Dalam karyanya yang menganut paham Post-
Modern ia juga  menambahkan gaya klasik revival dan Art Deco sehingga ada kesan
mengangkat sejarah. Karya-karyanya antara lain:

Haas School of Business at the University Piazza d'Italia in New Orleans, by Charles
of California, Berkeley by Charles Moore Moore, completed 1978
(1992)

Beverly Hills Civic Center by Charles


Moore (1990)
Philip Johnson

Philip Johnson lahir tahun 1906. Memulai karir sebagai arsitek dengan paham modern murni.
Bangunan karya Philip banyak menerapkan aliran Internatonal Style. Hingga kemudian
membanting stir ke arah postmodern saat merancang ATT&T Building (sekarang namanya
550 Madison Avenue). Berikut karya-karyanya:

550 Madison Avenue, (Formerly AT&T Bank of America Center in Houston, Texas
Building) by Philip Johnson (1982) by Philip Johnson (1983)

PPG Place, Pittsburgh, Pennsylvania by 500 Boylston Street building in Boston,


Philip Johnson (1979–84) Massachusetts, by Philip Johnson (1989)

Glass house Pavilion for the Glass House


400 West Market in Louisville, Kentucky
in New Canaan, Connecticut (1995)
by Philip Johnson (1993)
Frank Gehry

Sepertinya tokoh arsitek yang satu ini sudah sangat terkenal, terutama dengan karyanya
Guggenheim Bilbao. Lahir 1929 dan merupakan tokoh besar Post-Modern. Membuka kantor
pertama tahun 1970 dan menghasilkan karya yang sangat menginspirasi sebagai berikut:

Gehry residence in Santa Monica (1978)

Norton Beach House, Venice, California Dancing House in Prague (1996)

(1983)

Guggenheim Bilbao, Bilbao, Spain (1997)


SUMBER

Dharma, Agus. Unsur Komunikasi dalam Arsitektur. Universitas Gunadarma.

https://en.wikipedia.org/wiki/Postmodern_architecture

https://rekreartive.com/arsitektur-post-modern/

Anda mungkin juga menyukai