Anda di halaman 1dari 14

TURBIN I

Materi Kuliah ke-2

TEORI DASAR ALIRAN

1.1 Pengantar

Turbin air adalah turbin yang memanfaatkan energi potensial dan/atau energi kinetik yang
dimiliki oleh air. Energi potensial yaitu energi akibat ketinggian, sedangkan energi kinetik
adalah energi karena kecepatan. Sebagai contoh adalah suatu instalasi turbin air seperti
terlihat pada gambar 1.1. Air dari ketinggian TPA (tinggi permukaan atas) dialirkan menuju
nosel suatu turbin Pelton. dari nosel tersebut air akan memancar keluar dengan kecepatan
tinggi yang akan memutar rotor turbin. Air kemudian keluar dari sudu-suduturbin dan jatuh ke
TPB (tinggi permukaan bawah). Selisih antara TPA dan TPB, yaitu H, dinamakan tinggi jatuh.
Jadi turbin tersebut memanfaatkan enegi potensialnya untuk menggerakkan turbin.

1.2 Daya yang dihasilkan


Daya yang dihasilkan turbin dengan kapasitas aliran V dan tinggi jatuh H adalah :

P  V ..g.H .T Watt. ………………………………………………………(1-1)

Dengan P : daya, Watt;


V : debit volumetris, m3/s;
ρ : massa jenis air, kg/m3;
H : tinggi jatuh, m;
ηT : efisiensi turbin.
g : percepatan gravitasi, 9,8 m/s2

Untuk air, harga ρ (massa jenis) dapat dianggap konstan, yaitu 1000 kg/m 3.

Turbin Air, hal 1


Gambar 1.1 Instalasi turbin air

Persamaan (1-1) dapat juga diungkapkan sebagai :


P  m .g.H .T Watt. ……………………………………………...…………………(1-2)

Hal ini mengingat bahwa   .V , yaitu debit massa (kg/s).


m
Daya turbin dapat pula dituliskan sebagai :
P  m .Y .T Watt. ……………………………………………..………………………(1-3)
dengan Y : kerja spesifik (J/kg) Persamaan (1-3) biasanya digunakan pada turbin uap dan
gas, karena harga ρ (massa jenis) uap dan gas berubah-ubah, tergantung temperatur dan
tekanannya.

1.3 Penentuan dimensi saluran pesat


Dari persamaan kontinuitas :

  A.c
V ……………………………………………………………………….(1-4)
 , maka :
Bila diketahui debit massa air, m

 
m
V ………………………………………………………………………… (1-5)

Seperti diketahui bahwa :

V 1  V 2  V 3 .kons tan .

Turbin Air, hal 2


 ) diketahui dan harga ρ konstan,
Darti persamaan (1-4) dan (1-5), bila harga debit massa ( m
yaitu 1000 kg/m3, maka harga A (luas penampang saluran) dapat ditentukan.

1.4 Energi Aliran

Gambar 1.2. Perubahan Penampang saluran pesat

Energi dapat dikonversi menjadi bentuk energi yang lain. Suatu fluida yang mengalir
di dalam suatu saluran ada kemungkinan memiliki 3 jenis energi sekaligus, yaitu energi tempat
(potensial), energi kecepatan (kinetik) dan energi tekanan. Ketiga energi tersebut dapat
sdaling berkonversi. Bila selama mengalir tidak ada kerugian energi, maka jumlah ketiga
energi tersebut akan konstan. Persamaan yang mengungkapkan jumlah energi tersebut
dinamakan persamaan Bernoulli, yang dapat diungkapkan sebagai berikut :
a. Persamaan energi

c2p
m.g.z  m.  m.  kons tan
 2 (Joule) …………….. (1-6)

p c2
dengan mgz : energi tempat; m. : energi tekanan; m. : energi kecepatan
 2

b. Persamaan energi spesifik


Bila dari persamaan (1-6) semua dibagi dengan m, sedangkan m konstan, maka
diperoleh

Turbin Air, hal 3


c2
p
g.z    kons tan ( Joule/ kg) ………………………. (1-7)
 2

yang merupakan persamaan eneri tiap satuan massa atau energi spesifik.

c. Persamaan ketinggian
Bila dari persamaan (1-6) semua faktor dibagi dengan m.g, maka diperoleh :

p c2
z   kons tan (meter )
.g 2.g ………………. (1-8)

Persamaan (1-8) adalah persamaan ketinggian, karena satuannya adalah meter yang
merupakan satuan jarak.
Jadi, secara prinsip, persamaan Bernoulli mengungkapkan bahwa :

Pada aliran di dalam suatu pipa, jumlah energi ketinggian, energi tekanan dan
energi kinetik konstan

2 Gaya dan Daya yang dihasilkan oleh Turbin


2.1 Gaya akibat pembelokan dan perubahan kecepatan aliran
Untuk mengungkapkan besarnya gaya yang ditimbulkan oleh pembelokan dan
perubahan kecepatan aliran fluida dalam suatu saluran, diilustrasikan pada gambar 1. 3.
Fluida mengalir dari penampang A1 dengan kecepatan c1 keluar lewat penampang A2 dengan
kecepatan c2. Terlihat bahwa terjadi pembelokan arah dan perubahan besar kecepatan dari
c1 ke c2. Akibatnya saluran tersebut akan menerima gaya dari aliran air tersebut.

Turbin Air, hal 4


Gambar 1.3. Gaya pada pembelokan dan perubahan kecepatan aliran

Besarnya gaya, dengan persamaan vektor :


  
Fm
 .c1  m
 .c 2 ………………………………………………. (1-9a)
atau :

 ..c  V
FV  ..c ……………………….. (1-9b)
1 2

Bila gayadiungkapkan dalam gaya komponen arah x dan arah y, maka


Komponen-komponen gaya arah x dan y :

 ..c . cos   c . cos   …….. (1-10a)


Fx  V 1 1 2 2

 ..c . sin   c . sin  


Fy  V 1 1 2 2 …………………….. (1-10b)

2.2 Pemindahan gaya pada turbin


Sudu-sudu turbin, dalam keadaan beroperasi tidak diam, melainkan berputar di
sekeliling rotor, dengan air mengalir disela-sela sudu-sudu tersebut. Dengan demikian ada
gerakan relatif antara sudu dengan air. Hal ini berbeda dengan air yang mengalir di dalam
saluran yang diam seperti diilustrasikan pada gambar 1.3. Untuk mengungkapkan gerakan air
di dalam sudu-sudu turbin diilustrasikan pada gambar 1.4. Anggap suatu sudu turbin sebagai
saluran yang terpasang pada roda sehingga dapat bergerrak bebas secara horisontal dengan
kecepatan u. Air masuk saluran dengan kecepatan absolut c 1 dan keuar dengan kecepatan
absout c2.

Turbin Air, hal 5


Gambar 1.4 Gaya akibat perubahan besar dan arah aliran pada saluran yang bergerak.

Bila c : kecepata absolut fluida


w : kecepatan relatif fluida terhadap sudu
u : kecepatan keliling sudu,
maka hubungan antara c, u dan w secara vektor adalah :
     
w  c  u dan c  u  w …….…………….. (1-11)
Komponen kecepatan arah tangensial atau komponen yang searah dengan u :
c u  c.cos  dan w u  w.cos  …….……………………………………….. (1-12)
Komponen kecepatan arah aksial, atau komponen yang tegak lurus searah dengan u
c a  c. sin  dan w a  w. sin  …….……………………………………….. (1-13)
Komponen-komponen gaya

Fu  V ..w1u  w2u  : komponen gaya tangensial …….…(1-14)

Turbin Air, hal 6


 ..w  w 
Fa  V 1a 2a : komponen gaya aksial ………………(1-15)

Komponen gaya dapat juga dicari berdasarkan kecepatan absolut, cu, yaitu:

Fu  V ..c 1u  c 2u  …….…………………….. (1-16)

Gambar 6. Dengan kelengkungan sudut yang lebih tajam akan diperoleh gaya yang lebih
besar dengan debit yang sama

2.3 Momen putar


Akibat adanya gaya tangensial F u maka akan timbul momen putar terhadap sumbu
rotor turbin,sehingga turbin akan berputar dan menghasilkan daya. Besarnya momen putar
adalah :
Mt  Fu .r …….…………….…………………………………..……….. (1-17a)

Mt  V ..r1.w 1u  r2 .w 2u  …….……….……………………………….. (1-17b)

Mt  V ..r1.c 1u  r2 .c 2u  …….………….……………………………….. (1-17c)

Daya yang dihasilkan turbin:

P  M t .
dengan ω adalah kecepatan sudut rotor yang dapat dicari dengan persamaan

Turbin Air, hal 7


u .D.n
 dan
u
r 60
maka :

 ..u .c  u .c  ….………………………….. (1-18)


PV 1 1u 2 2u

Di lain fihak, dari persamaan (1-1)

P  V..g.H .T
Maka dengan menyamakan persamaan (1-18) dan (1-1) diperoleh :

H
u1.c1u  u2 .c 2u 
g.T ……….……………………………….. (1-19a)

atau :

H
u1.w1u  u2 .w 2u 
………….……………………………….. (1-19b)
g.T

Dari persamaan (1-19a dan (1-19b) dapat dijelaskan sbb:


 Bila tinggi jatuh, H, kecil, maka harga ruas kanan juga kecil, dengan demikian maka
arah w1u dibuat sama dengan arah w2u, (atau c1u dibuat searah dengan c2u). Dalam
pelaksanaan, pada keadaan ini turbin dibuat dengan turbin Kaplan.
 Sebaliknya, bila H tinggi besar, maka harga ruas kanan juga besar, dengan demikian
maka arah w2u dibuat berlawanan dengan w1u. Dalam pelaksanaan, instalasi turbin
dengan menggunakan turbin Pelton.

3. Kincir Air, Turbin Tekanan Lebih dan Turbin Tekanan Sama

Berdasarkan persamaan Bernoulli bahwa energi suatu aliran air mempunyai bentuk
yang berbeda-beda, yaitu energi karena ketinggian, energi kecepatan dan energi tekanan.
Energi yang dapat ditransfer ke turbin oleh air dapat berupa salah satu atau lebih dari kertiga
bentuk energi tersebut.
Berdasarkan hukum kekekalan energi maka :

Turbin Air, hal 8


2 2
p c p c
z1  1  1  T .H  z 2  2  2 ……………………………………. (1-20)
.g 2.g .g 2.g
Ruas kiri pada persamaan (1-20) menunjukkan jumlah keseluruhan energi yang dimiliki oleh
aliran air, sedangkan ruas kanan adalah jumlah energi yang keluar dari turbin dan energi yang
ditransfer ke turbin (ηT . H). Persamaan (1-20) dapat dituliskan besarnya energi yang ditransfer
ke turbin, yaitu sebagai :

p  p2 c1  c 2
2 2

T .H  z1  z2  1  ………………………………………… (1-21)
.g 2.g
Dalam pelaksanaan, tiap-tiap jenis turbin memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam
memanfaatkan energi dari aliran air. Berikut ini dijelaskan kekhasannya masing-masing.
Bila yang dimanfaatkan sebagian besar berasal dari selisih ketinggian air ( z1  z 2 ),
maka dalam pelaksanaannya adalah menggunakan kincir air.
p1  p2
Bila yang dimanfaatkan sebagian besar hanya berasal dari selisih tekanan ( ),
.g
maka dinamakan turbin tekanan lebih dan dalam pelaksanaan menggunakan turbin Kaplan
dan turbin Francis.
Bila yang dimanfaatkan sebagian besar hanya berasal dari selisih energi kecepatan (

c1  c 2
2 2
), dinamakan turbin pancaran bebas atau turbin Pelton.
2.g

1 Kincir air
Kincir air adalah penggerak mula dengan tenaga air yang paling sedrhana dan telah
lama dipakai oleh masyarakat pedesaan. Pada prinsipnya, kincir air hanya memanfaatkan
berat air yang mengisi sudu-sudu kincir untuk memutar roda kincir tersebut. Kincir air biasanya
digunakan untuk tinggi jatuh yang rendah dankapasitas aliran yang berubah-ubah. Kincir
dapat digunakan untuk ketinggian air dari 0, 1 m hingga 12 m, dengan kapasitas aliran dari
0,05 m3/s hingga 5 m2/s. Sedangkan putarannya berkisar antara 2 – 12 rpm dan efisiensinya
antara 20% hinnga 80%. Kecepatan air masuk kincir harus kecil, sebab bila besar, air akan
melimpah keluar dan ini suatu kerugian.

Turbin Air, hal 9


Gambar 7. Kincir air

1.1 Turbin Francis


Turbin Francis termasuk salah satu turbin tekanan lebih, yaitu turbin yang
memanfaatkan energi tekanan air. Konstruksinya terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan
yang semuanya terendam di dalam air, seperti terlihat pada gambar 1.8.. Sebelum masuk
sudu pengarah, air terlebih dulu dialirkan lewat saluran yang berbentuk seperti rumah keong.
Proses transfer energi seluruhnya terjadi di dalam sudu pengarah dan sudu jalan.

Turbin Air, hal 10


Gambar 1.8. Turbin Francis

Air dengan tekanan tinggi masuk sudu pengarah, dengan kecepatan keluar yang
dapat dicari berdasarkan persamaan kontinuitas,
A0.c0  A1.c1
dengan c0 dan A0 kecepatan dan luas penampang pada sisi masuk sudu pengarah, c1 dan
A1 kecepatan dan luas penampang sisi keuar sudu pengarah. Pada sudu pengarah
direncanakan A0 > A1, sehingga c1 > c0. Jumlah energi aliran air ketika masuk sudu
pengarah adalah :
2
p0 c 0
z0  
.g 2.g
Sedangkan jumlah energinya ketika keluar sudu pengarah sebesar :
2
p c
z1  1  1
.g 2.g
Oleh karena c1 > c0, dan z0 = z1, maka sebagian energi tekanan telah diubah menjadi energi
kecepatan, yaitu untuk memperbesar kecepatan aliran dari c 0 ke c1
Dari harga u1, c1, dan α1 yang sudah tertentu harganya maka dapat digambarkan
diagram kecepatan pada sisi masuk sudu, sehingga dapat dicari harga-harga w1 dan β1 juga
c1u dan w1u.
Pada sudu jalan terjadi penyempitan luas laluan dari A 1 ke A2, sehingga berdasarkan
persamaan kontinuitas terjadi kenaikan kecepatan relatif dari w 1 ke w2, berdasarkan
persamaan :
w1.A1 = w2.A2.
Bila A1 dan A2 sudah tertentu harganya dan w1 sudah diketahui maka w2 dapat dicari.

Turbin Air, hal 11


Harga sudut β2 dipilih sedemikian rupa agar α2 = 900 atau c2 tegak lurus u2, sehingga
komponen c2u = 0. Hal ini dimaksudkan agar air keluar sudu jalan tidak ada komponen yang
dapat diubah lagi menjadi energi .
Harga c2 dapat dinaikkan lagi dengan menurunkan tekanan keluar sudu-sudu jalan,
dengan p2 < 1 atm, dengan memasang pipa isap di belakang rotor. Di dalam pipa isap tekanan
air turun c3 ke c4, dan tekanannya juga naik hingga menjadi 1 atm dan kemudian dibuang.

1.2 Faktor kerja Spesifik

Daya yang dihasilkan turbin seperti diungkapkan pada persamaan (1-3) :

Pm
 .Y.T
denganY adalah selisih harga faktor keja spesifik antara sisi masuk dan sisi keuar
turbin. Dengan demikian harga Y dapat diungkapkan sebagai :

p d  p s c d2  c s2
Y  g.z d  z s    ………………………………………… (1-22)
 2
Bila H adalah tinggi jatuh, maka Y dapat dapat juga untuk mengungkapkan tinggi jatuh,

Y
H ……………………………………………………………………. (1-23)
g
Persamaan-persamaan dia atas dapat digunakan untuk mengukur daya yang dihasilkan
turbin, yaitu dengan cara
 zs dan zd diukur berdasarkan ketinggian muka air pada sisi masuk dan sisi keluar
turbin,
 p diukur dengan manometer,
 dari kapasitas air (𝑉̇ ) luas penampang saluran pada sisi masuk dan sisi keluar (Ad
dan As) dapat dicari cs dan cd.

1.4 Turbin Kaplan

Turbin Kaplan termasuk salah satu turbin tekanan lebih (pd > ps), yang memiliki
belokan sudu jallan yang kecil. Posisi sudu jalan dapat diubah-ubah ketika turbin ini
beroperasi, disesuaikan dengan tinggi jatuh air. Turbin ini sangat cocok digunakan pada
kondisi tinggi jatuh yang relatif kecil, misal di sungai.

Turbin Air, hal 12


1.5 Turbin Peton
Turbin Pelton termasuk turbin tekanan sama atau disebut juga turbin pancaran bebas
atau turbin impuls, karena air yang keluar dari nosel dan masuk turbin memiliki tekanan yang
sama dengan tekanan air keuar turbin, yaitu sebesar I atm. Semua energi tekanan dan energi
ketinggian ketika masuk turbin telah diubah menjadi energi kecepatan di dalam nosel.
Besarnya kecepatan pancaran air masuk turbin :

Gambar 9. Turbin Pelton

c 1  2.g.H ……………………………………………… (1-24)


Pancaran air tersebut dikenakan pada sudu-sudu jalan dan akan menghasilkan gaya
tangensial Fu. Akibat gaya tengensial ini, roda turbin berputar dan menghasilkan daya. Bentuk
sudu-sudu rotor terdiri dari 2 bagian yang simetris, dengan maksud agar dapat membalikkan
pancaran dengan baik dan mengeliminasi gaya samping. Tidak semua sudu menerima
pancaran secara bersamaan, hanya sebagian sudu saja secara bergantian. Jumlah nosel
tergantung pada kapasitas air, dapat 1 – 6 nosel.

Turbin Air, hal 13


Turbin Air, hal 14

Anda mungkin juga menyukai