tegak, posisi atas kepala dan untuk mengelas pelat tipis. Kawat elektroda
yang digunakan berdiameter antara 0,8 sampai 1,2 mm dan gas pelindungnya
yang mantap, percikan yang berkurang dan terbentuk terak yang semuanya
menyebabkan terjadinya manik las yang baik. Dalam pengelasan ini biasanya
fluks dibungkus dan digulung dengan pelat tipis yang terbuat dari baja lunak.
Operasi pengelasan ini sama dengan operasi dalam las busur gas . Dalam
hal semi otomatik, kawat las digerakkan secara otomatik sedang alat
ini tidak menggunakan selubung gas apapun juga. Karena itu proses pengelasan
menjadi lebih sederhana. Berikut ini adalah beberapa hal yang penting dalam
terlindung.
4. Dihasilkan gas yang banyak sekali (dari kawat las berisi fluks)
pengelasan ini digunakan kawat las berisi fluks yang bersifat (a) dapat
menghasilkan gas yang banyak dan dapat membentuk terak (b) mempunyai
Gas dan terak yang terbentuk diperlukan untuk melindungi logam cair
dipergunakan juga Al, Ti, dan Zr. Khusus untuk kawat las ini ke dalamnya
dalam logam las yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan komposisi
kimia logam lasan yang dihasilkan dapat dilihat dalam Tabel 2.12.
Table 2.12 Komposisi Kimia Logam Lasan pada Las Busur Tanpa Gas (%)
Dalam las busur tanpa gas kwalitas las ditentukan oleh pelindung kawat
las, dan deoksidator .Dalam hal ini diperlukan suatu panjang busur yang
mengganggu. Akhir-akhir ini alat-alat las listrik dengan arus bolak balik untuk
busur dapat di atur dengan baik. Dengan perbaikan sifat-sifat ini maka alat
las dengan listrik AC lebih banyak dipergunakan dari pada alat las dengan
listrik DC.
2.2.4 Las Busur Rendam / Submerged Arc Welding ( SAW ) *
dengan fluks yang diatur melalui suatu penampung fluks dan logam pengisi
ini busur listriknya terendam dalam fluks seperti yang terlihat dalam
Gbr.2.23.
Karena prinsip ini maka cara ini dinamakan las busur rendam. Hal-hal penting
1. Karena seluruh cairan tertutup oleh fluks maka kwalitas daerah las
sangat baik.
2. Karena dapat digunakan kawat las yang besar, maka arus pengelasan
pengelasan tinggi
3. Karena kampuh las dapat dibuat kecil,maka bahan las dapat dihemat
dilkukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap kwalitas las.
Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik arus bolak balik yang
lamban dan arus searah dengan tegangan tetap. bila menggunakan listrik AC
ubah-ubah untuk mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Hal ini dapat
diatur dengan mengukur tegangan busur yang kemudian di pakai dasar untuk
balik. Mesin las dengan lisrik DC ini kadang-kadang digunakan untuk mengelas
pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau untuk pngelasan dengan elektroda
lebih dari 1.
Sifat-sifat daerah las yang dihasilkan dengan las busur rendam sangat di
pengaruhi oleh kwalitas logam induk, bahan dari kawat las dan fluks yang
digunakan.
2.3. Pengelasan Dengan Gas
mencairkan logam induk dan logam pengisi sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas asetilen,propan atau hidrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini
yang paling banyak digunakan adalah bahan bakar gas asetilen,sehingga las
Karena tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai
dari perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilen seperti ditunjukan
dalam Gbr.2.26. Dalam gambar (a) ditunjukan nyala dengan asetilen yang
berlebihan, atau nyala karburasi, pada gambar (b) nyala yang netral dan
dalam gambar (c) nyala dengan oksigen yang berlebihan atau nyala oksidasi.
1. Nyala netral: Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan
asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna
dari pada jumlah untuk mendapatkan nyala netral maka di antara kerucut
dalam dan luar akan timbul kerucut nyala baru yang berwarna biru. Di
dalam bagian nyala ini terdapat kelebihan gas asetilen yang menyebabkan
3. Nyala oksigen lebih / Oksidasi : Bila gas oksigen lebih dari pada jumlah
pendek dan warna kerucut dalam berubah dari putih bersinar berwarna
ungu. Bila nyala ini digunakan untuk mengelas maka akan terjadi proses
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala
asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk
mengelas baja.
(2) Alat-alat Las Oksi-asetilen
Dalam pengelasan oksi-asetilen diperlukan alat las yang terdiri dari
penyembur dan pembakar. Dalam praktek terdapat dua jenis alat yaitu jenis
700mmHg dan jenis tekanan sedang untuk tekanan asetilen antara 700
sampai 1300 mm Hg. Pada jenis tekanan rendah gas asetilen terisap oleh
semburan gas oksigen dan biasanya gas asetilennya didapatkan langsung dari
alat penghasil gas. Sedangkan pada jenis tekanan sedang gas asetilennya
sedang dapat dihasilkan kwalitas las yang lebih merata. Di samping itu pada
tekanan sedang bahaya terjadinya api balik juga tidak ada, sedangkan pada
jenis tekanan rendah dengan alat penghasil gas yang dihubungkan langsung
bahaya tersebut selalu ada. Untuk menghindari bahaya ini maka pada sistem
Didalam praktek terdapat tiga macam jenis alat penghasil gas asetilen,
yang pertama adalah jenis air karbid dimana air diteteskan ke karbid, yang
kedua adalah jenis karbid ke air dimana karbid di jatuhkan ke dalam air dan
yang ketiga adalah jenis celup dimana karbid ditempatkan dalam suatu
keranjang dan dicelupkan ke dalam air. Susunan dari alat jenis karbid ke air
dalam aseton yang telah diserap oleh zat berpori yang di simpan dalam botol
gas. Cara ini didasarkan atas sifat aseton yang dapat melarutkan gas asetilen
dalam jumlah yang besar. Dengan cara ini biasanya gas asetilen dapat di tekan
pelarutan gas atau untuk menghindari oksidasi pada logam cair. Fluks pada
pengelasan ini biasanya adalah campuran antara boraks serbuk gelas dan atau
antara asam borik,boraks dan natrium fosfat. Penggunaan dan komposisi dari
listrik dari terak cair. Kawat elektroda diumpankan secara terus menerus ke
dalam terak yang mencair dan karena panas yang timbul maka logam dasar dan
kawat las mencair bersama. Untuk menjaga agar terak dan logam cair tidak
mengalir keluar digunakan sepatu tembaga yang di dinginkan dengan air yang
ditempatkan pada kedua sisi alur secara tetap atau dapat di geser. Secara
posisi tegak. Sebagai contoh misalnya pelat baja tebal 300 mm dapat dilas
pada las ini dengan posisi tegak lebih baik dari pada efesiensi pada las busur
rendam posisi datar. Karena itu las listrik terak sangat sesuai untuk
baja yang tebal. Pada pengelasan ini tidak diperlukan alur yang rumit,biasanya
pada logam las maupun pada daerah pengaruh panas, yang menyebabkan
ketangguhan menurun. Bila pengaruh ini harus dihilangkan maka pada hasil
pengelasan ini pipa baja yang dibungkus dengan fluks dimasukkan ke dalam
terak cair dan kawat las diumpankan melalui lubang pipa tersebut. Pipa umpan
ini ditunjukkan dalam Gbr.2.29. Dengan perbaikan ini maka proses las listrik
Dasar-dasar pada listrik gas hampir sama dengan las listrik terak, hanya
fluks pada las listrik terak di ganti dengan gas CO2 yang dihembuskan melalui
lubang-lubang pada sepatu tembaga yang dapat digeser.Fungsi dari gas CO2
disini melindungi busur listrik yang timbul antara logam cair dan elektroda.
Las listrik gas dipakai untuk mengelas baja sampai tebal 30mm.
pendek
pelat yang disambung ditekan satu sama lain dan pada saat yang sama arus
karena adanya resistansi listrik. Dalam las ini terdapat dua kelompok
tumpang biasanya dilaksanakan untuk pelat-pelat tipis dan masih di bagi lagi
yaitu las titik seperti ditunjukkan Gbr.2.30 dan las garis seperti Gbr.2.31
Dalam las titik pelat yang dilas dijepit pada tempat sambungan dengan
sepasang elektrode
Gbr.2.30 Las Resistansi Listrik
Elektroda dari paduan tembaga dan kemudian dialiri arus listrik yang besar
tersebut harus melalui logam yang dijepit,maka pada tempat jepitan timbul
Pada las tumpang garis sepasang roda dari paduan tembaga menggantikan
elektroda pada las titik.Selama proses pengelasan roda elektroda ini ditekan
dan digerakkan melalui garis las.Dengan ini maka terjadilah sambungan las
antara 1,5 sampai 2,0 kali lebih tinggi dan tekanan antara 1,2 sampai 1,6 kali
lebih besar dari pada sambungan las titik.Sebagian contoh misalnya untuk
sambungan las garis pada pelat 0,8mm diperlukan gaya tekan sebesar 300kg
dalam dua macam yaitu las tumpul lantak dan las tumpul tekan.Pada las tumpul
lantak batang yang disambung diadukan dengan gaya tekan rendah sehingga
terjadi busur listrik di beberapa tempat yang yang dapat menaikkan suhu
dicapai suhu tinggi yang merata dan kemudian kedua batang tersebut ditekan
Gbr.2.23.
Gbr.2.32 Las Tumpul Lantak
sama lain sehingga terjadi pemanasan karena adanya aliran listrik.Bila suhu
sudah cukup tinggi maka kedua batang ditekan dengan gaya tekan yang tinggi
sehingga tersambung seperti terlihat dalam 2.33.Pada cara ini karena tidak
ada busur yang terbentuk maka pemanasan memakan waktu yang lebih lama
bila dibanding dengan las tumpul lantak,sehingga kwalitas lasnya juga lebih
rendah. +
2.4.4 Pematrian
pengisi selalu mempunyai titik cair lebih rendah dari pada logam induk.Ada
dua macam logam patri,yaitu logam patri lunak dimana logamnya memiliki titik
cair lebih rendah dari 4500C dan logam patri yang mempunyai titik cair lebih
dari 4500C yang disebut logam patri keras.Karena logam patri pada umumnya
dianjurkan agar rongga antara kedua permukaan logam induk yang akan
suhu harus cukup tinggi agar logam patri cair mempunyai derajat kecairan
yang tinggi sehingga dapat mengalir ke dalam rongga antara kedua logam
induk.
yang dipanaskan
tinggi
6. Patri resistensi dimana panas dihasilkan karena resistansi listrik
patri cair.
ditimbulkan pada logam yang dilas dalam atmosfir hampa.Karena tumbukan ini
tinggi yang digunakan didapatkan dari elektron termal yang dipancarkan oleh
filamen wolfram yang dipanaskan dalam hampa dengan kehampaan sekitar 10-5
elektro magnit yang membuat sinar elektron tersebut pada saat menumbuk
logam induk terpusat pada suatu titik dengan diameter hanya beberapa mikro
saja .Karena energi yang terpusat tersbut maka pengelasan ini mempunyai
penetrasi yang dalam,sehingga dapat mengelas pelat tebal dalam waktu yang
sangat singkat sekali dan mampu untuk mengelas logam-logam dengan titik
Dari uraian diatas jelaslah bahwa karena diperlukan ruang hampa maka
yang kecil.
Gbr. 2.34 Skema Las Sinar Elektron.
Di antara cara-cara tersebut yang paling sering dipakai adalah dengan gas
oksigen. Pemotongan ini terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan
membentuk oksida besi. Karena titik cair oksida besi lebih rendah dari
baja,maka oksida tersebut mencair dan tertembus oleh gas pemotong.
sebagai berikut:
Pemotongan busur udara adalah cara pemotong logam dimana logam yang
Cara pemotongan ini ternyata mempunyai efisiensi dua atau tiga kali lebih
tinggi dari pada efisiensi pada pemotongan dengan gas.Disamping itu dalam
pengaruh panas yang lebih sempit dan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit