Anda di halaman 1dari 110

TEKNOLOGI PENGELASAN

OLEH : SUHARNO, MT.

Sambungan Las

4
1

2
1
Difinisi Las
 suatu proses dimana bahan dengan jenis
yang sama digabungkan menjadi satu
sehingga terbentuk suatu sambungan
melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari
pemakaian panas dan tekanan.
Sejarah Las
 Menurut penemuan-penemuan, dapat
diketahui bahwa teknik penyambungan logam
telah diketahui sejak dari zaman prasejarah,
misalnya pembrasingan logam paduan emas
tembaga dan pematrian timbale-timah,
menurut keterangan telah diketahui dan
dipraktekkan dalam rentang waktu antara
tahun 4000 s.d 3000 SM dan diduga sebagai
sumber panas berasal dari pembakaran kayu
dan arang.
Las Busur
 Las busur dipergunakan secara luas setelah
dipergunakan dalam praktek oleh Benardes
tahun 1885
Klasifikasi Las
Beberapa terminologi dalam pengelasan
(welding):
1. Logam induk (base metal) : logam yang akan
disambungkan
2. Lasan (weld metal) : logam cair membeku
membentuk sambungan
3. Logam pengisi (filler metal)
4. HAZ (Heat Affected Zone)
Kelebihan sambungan las :
Permanen
Kuat (kekuatan lasan ≥ logam yang
disambungkan)
Rapat

Kekurangan sambungan las :


Tidak bisa dilepas tanpa merusak sambungan
Sering terdapat cacat-cacat las (cth: retak, void,
porositas) —> kekuatan lasan sebenarnya sulit
ditentukan
Sering dijumpai distorsi akibat pemuaian dan
penyusutan yang tidak seragam
Jenis-jenis Pengelasan

Pengelasan yang paling banyak dipakai :


1. Las oksi-asetilen (oxy-acetylene welding)

Welding torch
1. Tutuplah katup regulator dengan cara mengatur baut
pengaturnya dengan arah berlawanan jarum jam, sampai
terasa longgar
2. Bukalah katup silinder
perlahan-lahan, untuk silinder
zat asam bukalah katup
sepenuhnya, sedangkan silinder
asetilin bukalah katupnya hanya
(1/2 -1/4) putaran paling banyak.
Setelah itu, isi silinder akan
terlihat pada manometer
tekanan isi

3. Atur tekanan kerja dengan


memutar baut pengatur
regulator secara perlahan-lahan
searah jarum jam, sampai jarum
manometer menunjukan angka
yang dikehendaki
4. Bukalah katup zat asam atau asetilin pada pembakar, adakah
penunjukan jarum manometer tetap atau berubah
5. Bila berubah aturlah kembali dengan memutar baut pengatur
searah atau berlawanan arah jarum jam sesuai dengan
perubahannya sampai jarum menunjukan angka benar benar
tepat
6. Tutup kembali katup katup pembakar
1. Api Karburasi
Api yang dihasilkan oleh campuran yang terlalu banyak asitilin atau
kekurangan oksigen

 Tanda-tandanya
Bentuk kerucut nyala tumpul
Di sekitar kerucutnya terlihat kabut putih
 Pemakaian
Untuk mengelas permukaan yang dikeraskan dengan memakai
bahan tambah
2. Api Oksidasi
Nyala api oksidasi adalah nyala kelebihan oksigen

 Tanda-tandanya
Kerucut nyala meruncing dan pendek
Bersuhu sekitar 6000 F
 Pemakaian
Untuk mengelas potong
3. Api Netral
Yang dimaksud dengan nyala netral ialah perbandingan campuran
asetilin dengan oksigen seimbang

 Tanda-tandanya
Bentuk kerucut nyala tumpul
Di sekitar kerucutnya tidaka ada kelebihan asetilin
 Pemakaian
Untuk mengelas logam-logam ferro
 Buka katup asetilin pembakar dan nyalakanlah dengan korek api las
 Buka katub oksigen secara perlahan lahan hingga warna nyala api akan berubah dari
warna kuning menjadi biru
 Melalui kacamata las jelas terihat ada tiga macam nyala yaitu inti nyala, nyala ekor,
nyala luar
 Perbesar pengeluaran zat asam hingga nyala ekornya menghilang, itu tandanya nyala
api sudah netral
 Bila pengeluaran zat asam diperbesar, inti nyala berubah memendek dan agak runcing
serta berbunyi mendesis. Nyala api inilah yang dinamakan nyala api oksidasi atau
nyala yang kelebihan zat asam
 Bila setelah terdapat nyala netral, pengeluaran asetilin diperbesar maka nyala ekornya
akan keluar, inilah yang disebut nyala api karburasi yaitu nyala yang kelebihan
asetilin.
 Tutup katup asetilin pembakar, maka nyala api akan segera
mati
 Setelah itu tutuplah segera katup zat asam/oksigen
1. Apa yang dimaksud dengan nyala api
karburasi?
2. Apa yang dimaksud dengan nyala api
oksidasi?
3. Bagimana cara mengatur tekanan kerja?
4. Bagaimana cara menyalakan api las?
5. Bagaimana cara mematikan api las?
MACAM-MACAM LAS BUSUR
LISTRK

 SMAW (SHIELD METAL ARC WELDING)


 GTAW (GAS TUNGSTEN ARC WELDING)
 GMAW (GAS METAL ARC WELDING)
 SAW (SUBMERGED ARC WELDING)
SMAW

 Busurlistrik yang terjadi diantara elektroda


dan bahan dasar akan mencairkan bahan
dasar dan sebagian bahan dasar. Selaput
elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik dan
daerah las di sekitar busur listrik terhadap
pengaruh udara luar (oksidasi).
The schema of shielded metal arc-welding
(SMAW)
The schema of SMAW wiring system
SMAW using shielded metal electrode
SMAW electrodes and electrode holder
Pipe welding using SMAW
Keuntungan SMAW
 Proses pengelasan lebih mudah dan sederhana
dibandingkan dengan las busur yang lain.
 Peralatan yang diperlukan lebih sederhana,
ringkas dan murah dibandingkan las busur yang
lain.
 Lingkup penggunaan yang lebih luas, karena
semua jenis logam dapat disambungkan
dengan menggunakan proses pengelasan ini.
Parameter Las
 Elektroda dibungkus dengan fluks, Sisa
pembakaran menjadi terak.
 Terak berfungsi untuk melindungi logam
las dari oksidasi.
 Biasanya dipakai arus listrik yang tinggi
(10-500 A) dan potensial yang rendah (10-
50 V)
Standarisasi elektroda
Parameter arus listrik
 Bila digunakan arus
listrik yang besar maka
butiran logam cair yang
terbawa menjadi halus.
Gambar (a), sebaliknya
bila arusnya kecil maka
butirannya menjadi
besar. Gambar (b).
Bagaimana jika terlalu tinggi atau sebaliknya?

 Apabila penggunaan arus terlalu tinggi maka akan


mengakibatkan suatu lapisan yang lebar dan datar dengan
kerutan yang kasar, penetrasi yang dalam dengan jumlah
percikan yang berlebihan, keporian (Gas terperangkap didalam
las), dan sebaliknya jika arus las terlalu rendah maka akan
mengakibatkan busur api sulit dikontrol.
 Sering terjadi ujung elektroda menyatu dengan plat, lapisan
las cenderung bertambah tinggi dan bentuk bola dengan
lebar tidak teratur, penetrasi yang dangkal pada pusat
lapisan las sedangkan kaki-kaki las seringkali hanya
menempel ke plat.
Tabel arus VS diameter elektroda
 Besar arus pengelasan yang diperlukan
tergantung dari bahan dan ukuran dari
pengelasan, geometri sambungan, posisi
pengelasan macam elektroda dan diameter
inti elektroda, dalam hal dasar las
mempunyai kapasitas panas yang tinggi
maka dengan sendirinya diperlukan arus
las yang besar.
Tabel arus VS diameter elektroda

Core- Wire Current ( Amperes )


Diameter (mm)
Minimum Maxsimum

2.5 50 90
3.2 65 130
4.0 110 185
5.0 150 250
6.0 200 315
6.3 220 350
Berapa tegangannya?
 Tingginya tegangan busur las (Harsono Wiryosumarto, 1979)
tergantung pada panjang busur yang dikehendaki dan jenis dari
elektroda yang digunakan. Pada elektroda yang sejenis tingginya
tegangan busur yang diperlukan perbandingan lurus dengan
panjang busur. Panjang busur yang dianggap baik kira-kira sama
dengan garis tengah elektroda. Tegangan yang diperlukan untuk
pengelasan dengan elektroda yang berdiameter 3 mm sampai 6
mm, tegangan yang digunakan kira-kira antara 20 volt sampai 30
volt untuk posisi datar. Sedangkan untuk posisi tegak atau atas
kepala biasanya dikurangi 2 volt sampai 5 volt.
Kecepatan?
 Kecepatan pengelasan (Messler, 1999) tergantung dari jenis
elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri
sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lain. Dalam hal ini
hubungan arus dan tegangan las dapat dikatakan bahwa kecepatan
las hampir tidak ada hubungan dengan tegangan las tetapi
berbanding lurus dengan arus las. Karena pengelasan yang cepat
memerlukan arus las yang tinggi. Bila tegangan dan arus dibuat
tetap, sedangkan kecepatan las dinaikkan maka jumlah deposit
persatuan panjang las jadi turun. Tetapi pada kecepatan tertentu
kenaikan kecepatan akan memperbesar penembusan.
Kerusakan Las
 Dalam pengerjaan pengelasan (W. Keyon, 1985)
diharapkan suatu las yang baik yaitu : las yang
tidak bercacat.
 Prosedur pengelasan yang tidak baik akan
menimbulkan cacat yang umumnya terjadi adalah
pengelasan yang tidak merata dikarenakan arus
atau pemakaian elektroda yang tidak sesuai.
 Dalam hal ini cacat yang ditimbulkan adalah
timbulnya terak.
 Sebab terjadinya terak yang timbul antara lain :
kurang bersih sewaktu membersihkan terak las
sehingga tertimbun pada lapisan berikut, ayunan
elektroda terlalu lebar, menggunakan elektroda
yang berdiameter besar, kecepatan las tidak
kontinyu.
 Untuk menghindari cacat ini sebaiknya tiap
lapisan las harus dibersihkan terak lasnya
menggunakan kawat baja hingga bersih, ayunan
elektroda jangan terlalu lebar karena akan
memberi kesempatan pada terak untuk membeku
terlebih dahulu, gunakan elektroda yang lebih
kecil, kecepatan pengelasan harus kontinyu
GTAW
 Las busur TIG menggunakan elektroda wolfram yang
tidak berfungsi sebagai bahan tambah. Busur listrik
yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan
bahan dasar merupakan sumber panas pengelasan.
Elektroda wolfram tidak ikut mencair saat terjadi
busur listrik
 Tangkai las dilengkapi dengan nosel kramik untuk
menyemburkan gas pelindung yang melidungi
daerah las dari pengaruh luar pada saat
pengelasan. Sebagai gas pelindung digunakan gas
argon, helium, atau campuran kedua gas tersebut
yang pemakaiannya tergantung dari jenis logam
yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya
didingankan dengan air yang bersirkulasi.
 Sebagai bahan tambah digunakan kawat las tanpa
selaput, yang digerakkan dan didekatkan ke busur
listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan
bahan dasar
Schema of gas tungsten arc-welding (GTAW)
Components of gas tungsten arc-welder
Gas tungsten arc welding process
GMAW

 Pada las busur MIG, digunakan kawat las yang


sekaligus berfungsi sebagai elektroda.
Elektroda tersebut berupa gulungan kawat
yang digerakakan oleh motor listrik.
 Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam
untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas melalui selang gas.
Gas yang dipakai adalah CO2 untuk mengelas
baja dan baja lunak, gas argon dan helium
untuk pengelasan alumunium dan baja tahan
karat
Bagian-bagian pengelasan GMAW :
1. Welding speed
2. Wire feeder
3. Electrode/wire
4. Shielding gas (inert gas)
5. Weld pool
6. Weld metal (weld)
7. Base metal
Welding wire feeder for GMAW
SAW
 Las busur rendam umumnya otomatik dan
semi-otomatik, menggunakan fluks serbuk
sebagai bahan pelindungnya. Busur listrik
diantara ujung elektroda dan bahan dasar
berada dalam timbunan fliks serbuk sehingga
tidak terjadi sinar las yang keluar seperti las
busur lainnya, dan operator tidak perlu
menggunakan topeng las
 Pada waktu pengelasan, fluks serbuk akan
mencair dan membeku menutup lapisan las.
Elektroda berupa kawat tanpa selaput
berbentuk gulungan. Digerakkan maju
dengan motor listrik
Schema of submerged arc-welding (SAW)
Submerged
arc-welding
(SAW)
machine
SIRKUT LAS BUSUR LISTRIK
Pengkutuban elektroda
 Pengkutuban langsung dengan arus DC
Pada pengkutuban langsung , elektroda dihubungkan pada
terminal negative dan benda kerja pada terminal positif.
Pengkutuban langsung menghasilkan penembusasn yang
dangkal karena panas pada benda kerja tidak terlalu tinggi
 Pengkutuban terbalik dengan arus DC
Pada pengkutuban terbalik, elektroda dihubungakan pada
terminal positif dan benda kerja pada terminal negative
Pengkutuban terbalik menghasilkan penembusan yang
dalam karena sebagian besar panasnya diserap oleh benda
kerja.
 Arus AC
Pada sirkuit arus AC tidak terjadi pengkutuban karena arah
arus bergantian secara periodic. Sehingga panas dibagi
merata antara elektroda las dan benda kerja.
SOAL EVALUASI
1. Sebutkan macam-macam proses las busur
listrik
2. Jelaskan pengkutuban elektroda untuk arus
DC
 Pengkutuban langsung
 Pengkutuban terbalik
3. Mengapa pada arus AC tidak terjadi
pengkutuban
PERANGKAT
PERLENGKAPAN LAS
1. Mesin las.
Ditinjau dari jenis arus yang keluar mesin las dapat
dibedakan menjadi
 Mesin las arus AC
Mesin las ini memerlukan sumber arus bolak balik fase
tunggal. Dengan sebuah transformator, arus input
diperkecil tegangannya menjadi arus output sekitar 36-
70 volt, tetapi kuat arusnya diperbesar sekitar 200
sampai 500ampere.
 Mesin las arus DC
Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi DC
keluar dengan menggunakan rectrifaier. Bekerjanya
tenang dan biasanya mempunyai tombol pengatur
tunggal untuk menyetel arus listrik yang keluar.
 Mesin las AC-DC
Mesin ini merupakan gabungan dari mesin arua bolak
balik dan arus searah
PERLENGKAPAN LAS
 Kabel Las
Terbuat dari tembaga yang dipintal, dibungkus
dengan isolator dan diberi penguat agar tidak
mudah patah atau terkelupas
 Pemegang elektroda
Digunakan untuk menjepit elektroda las
 Klem masa
Klem digunakan untuk menghubungkan kabel masa
ke benda kerja
 Palu las dan sikat kawat
Untuk membersihkan terak dan percikan las pada
benda kerja
Perlengkapan keselamatan kerja

 Topeng
Alat ini digunakan untuk melindungi mata dan
kepala dari sinar ultraviolet, infra merah, gas,
percikan api yang tibul saat pengelasan
 Pakaian las
Pakaian las digunakan untuk melindungi tubuh
operator yang tidak dapat ditangkal dengan alat
keselamatan kerja yang lain
 Kamar Las
Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya
tidak terganggu dengan cahaya las
SOAL EVALUASI

 Jelaskan macam-macam mesin las


 Jelaskan fungsi dari beberapa perlengkapan
las busur listrik
Proses yang terjadi
pada saat
melakukan Pengelasan
Titik Isotherm pada welding pool
Temperatur distribution on weld metal
Distribusi Temperature pada proses pengelasan
Defects in Arc Welding

 Incomplete penetration
 Lack of Fusion
 Undercut
 Edge of plate melted off
 Overlap
 Slag inclusion
 Porosity
 Crack
 Incorrect weld size and plate
 Poor surface appearance
 Spatter
Pengelasan yang baik

 Design & drawing, detail dan informatif.


 Seleksi material dengan seksama.
 Penyiapan material.
 Penyiapan peralatan las.
 Melakukan pengelasan dengan benar.
 Post heat treatment, stress relief.
 Inspection (NDT – non destructive testing).
DISTRIBUSI PANAS PADA
PENGELASAN
SIKLUS THERMAL PADA PENGELASAN

1 (2e) 0,5 chy 1 q v



1 1 

  t8 / 5  
T p  T0 H net Tm  T0 2k  500  T0 800  T0 
DIAGRAM FASA PADA PENGELASAN
DIAGRAM FASA Fe-Fe C
3
DIAGRAM CONTINUESS COOLING TRANSFORMATIONS (CCT)
BEBERAPA HASIL PENGELASAN
STRUKTUR MAKRO

FZ
FL

Reheat
HAZ
STRUKTUR MIKRO
AF
WF

GF

(a) (b)

RAW
F

HAZ

(c) (d)
FERIT ACICULAR & INKLUSI
(a
)

AF
GF

(b
)
GRAFIK KEKERASAN
275 3,99 kj/mm
3,19 kj/mm
2,12 kj/mm
1,77 kj/mm

225
VHN ( kg/mm 2 )

175

125
0 10 20 30
Titik pengujian ( mm )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Fusion zone Raw material


HAZ
Post Welded Heat treatment

 Post Heating
Maintenance of preheat, sometimes used insulated
blanket. (i.e. 150 C – 50 hrs, 250 C – 4 s/d 12 hrs)
 Stress relief
580 C – 620 C, H2 release, relief residual stress
 Tempering
+/- 650 C (depend on material)
H2 release, relief stress
Strength decrease, ductility increase
Pengelasan Khusus

Pengelasan dalam air (underwater welding)


Underwater welding
Pengelasan termit (thermit welding) —> untuk
mengelas rel KA
Thermit welding process
Thermit weld
Las titik (RW)
Hubungan antara temperatur vs
jarak
Jenis-jenis Sambungan Las

Tipe dasar sambungan :


Sambungan temu (butt joint)
Sambungan sudut (corner joint)
Sambungan T (tee joint)
Sambungan saling tumpang (lap joint)
Sambungan sisi (edge joint)

Tipe dasar lasan :


Groove weld
Fillet weld
Example of
butt/groove weld
Elektroda Las Listrik

Elektroda yang dipakai dalam las listrik berbeda-


beda tergantung dari material yang hendak dilas :
Baja karbon
Baja paduan
Stainless steel
Besi cor
Aluminium
Contoh sifat mekanik logam lasan (weld metal)
menurut AWS (untuk SMAW) :

AWS Electrode σu σy % elongation


number Kpsi (MPa) Kpsi (MPa)

E60XX 62 (427) 50 (345) 17 – 25

E70XX 70 (482) 57 (393) 22

E80XX 80 (551) 67 (462) 19

E90XX 90 (620) 77 (531) 14 - 17

E100XX 100 (689) 87 (600) 13 - 16

E120XX 120 (827) 100 (737) 14


Gas Pelindung

Pada beberapa jenis pengelasan (terutama


GMAW dan GTAW), dipakai gas pelindung
(shielding gas) yang berfungsi :
1. Melindungi logam cair dari kontaminasi dengan
udara
2. Memantapkan busur listrik

Jenis gas pelindung : Ar (argon), CO2, He, H2*, N2


dan O2*.
Preheat dan PWHT

Preheat (pemanasan awal) dilakukan untuk :


1. Meratakan perpindahan panas —> meminimalisir
distorsi
2. Memperlambat pendinginan —> mencegah retak

PWHT (post weld heat treatment) dilakukan untuk :


1. Menghilangkan tegangan sisa (stress relieving)
2. Mencegah korosi batas butir (untuk austenitic
stainless steel)
Presipitat krom karbida
(chromium carbide precipitate)

Batas butir
(grain boundary)

Daerah
kekurangan
krom Karbida (carbide)

Butir Butir

Daerah kekurangan krom


(chromium depleted zone)
Pencegahan korosi batas butir :
1. PWHT —> solution heat treatment + quenching
2. Menambah unsur pembentuk karbida (carbide
former), contoh : vanadium (V). Stainless steel
yang telah ditambah unsur ini disebut telah
distabilisasi (stabilized stainless steel)
3. Menggunakan stainless steel dengan kadar
karbon rendah (< 0,03 %). Contoh : AISI 304L
Preheat of oil pipe welding
Posisi Pengelasan
Terdapat 4 posisi pengelasan :
1. Mendatar (flat)
2. Horizontal
3. Vertikal
4. Di atas kepala (overhead)
Welding position
WELDABILITY

 adalah kemampuan dari suatu bahan (logam)


untuk dapat diberi perlakuan pengelasan
 Pengetahuan tentang weldability akan dapat
memberikan arah untuk melakukan
pengelasan secara seksama dan optimal
terutama dalam hal pengelasan dissimilar
metal sperti yang banyak dipakai di dunia
industri perkeretaapian
PENGELASAN PADA BAJA
KARBON RENDAH
 Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi mampu dari
baja karbon rendah adalah kekuatan takik dan
kepekaan terhadap retak las
 Kekuatan tarik pada baja karbon rendah dapat
dipertinggi dengan menurunkan kadar karbon C dan
menaikkan kadan mangan Mn. Suhu dari transisi dari
kekuatan menjadi turun dengan naiknya harga
perbandingan Mn/C
 Baja karbon rendah mempunyai kepekaan retak las
yang rendah bila dibandingkan dengan baja karbon
lainnya atau dengan baja karbon paduan. Tetapi retak
las pada baja ini dapat terjadi dengan mudah pada
pengelasan pelat tebal atau bila didalam baja
tersebut terdapat belerang bebas yang cukup tinggi .
PENGELASAN PADA BAJA KARBON
SEDANG DAN TINGGI
 Baja karbon sedang dan karbon tinggi
mengandung banyak karbon dan unsur lain
yang dapat memperkeras baja.
 Karena itu daerah pengaruh panas atau HAZ
pada baja ini mudah menjadi keras bila
dibandingkan dengan baja karbon rendah.
 Sifatnya yang mudah menjadi keras ditambah
dengan adanya hydrogen difusi menyebabkan
baja ini sangat peka terhadap retak las
CARA MENGATASI RETAK LAS PADA
BAJA KARBON SEDANG DAN TINGGI

Kadar Karbon Suhu Pemanasan Mula (0C)

0,20 Maks 90 (Maks)


0,20 – 0,30 90 – 180
0,30 – 0,45 150 – 260
0,45 – 0,80 260 – 420
PENGELASAN PADA BESI COR
 Bila terjadi pendinginan terlalu cepat pada waktu
pembekuan, akan terbentuk besi cor putih yang keras,
getas dan mudah patah. Besi cor putih ini juga mudah
terbentuk bila kadar S dan O di dalamnya terlalu tinggi.
 Persenyawaan C dari besi cornya sendiri dengan O2 dari
atmosfir las akan membentuk gas CO yang menyebabkan
terjadinya lubang halus.
 Tegangan sisa yang terjadi pada sudut, rusuk dan tempat
perubahan tebal menyebabkan retak mudah terjadi pada
besi cor.
 Bila dipanaskan terlalu lama grafit yang ada di dalam
besi cor menjadi kasar dan di samping itu besi cor
banyak berisi pasir dan rongga. Hal-hal ini
menyebabkan elektroda tidak mudah sesuai dengan
logam induknya sehingga terjadi lubang-lubang halus
Pengelasan Lapis Banyak (Multi
layer welding)
POSISI PENGELASAN
Pemeriksaan Lasan

Pemeriksaan lasan dilakukan untuk mengetahui


adanya cacat, yang kemudian dapat dilakukan
perbaikan seperlunya.

Pemeriksaan lasan (weld inspection) dapat


dilakukan dengan :
Pengamatan visual
Pemeriksaan tak merusak (NDI = non destructive
inspection) : dye penetrant, radiography (X-ray),
ultrasonik
MATEMATIKA
DALAM PENGELASAN
SUHU MAKSIMUM
1 (2e) 0,5 pchy 1
 
T p  To H net Tm  To

 Tp : suhu maksimum (K)


 To : suhu awal las (K)
 e : bilangan natural
 ρ : massa jenis (g/mm3)
 c : panas jenis logam induk (J/(gK))
 h : tebal logam induk (mm)
 y : sama dengan nol pada batas las, di mana Tp = T0
 Tm : suhu cair logam induk (K)
 Hnet : masukan panas (J/mm)
Penetrant liquid

Developer

Welding inspection using dye penetrant


Cleaner, penetrant and developer liquid
for nondestructive inspection for welding
Radiography inspection
Ultrasonic inspection
method

Test probe
Cacat-cacat Pengelasan

Cacat pengelasan dapat berupa :


Celah dan lubang pada lasan karena masukan
panas yang terlalu tinggi dan/atau logam terlalu
tipis
Retak (crack) → retak panas dan dingin
Void dan porositas
Distorsi las (welding distorsion)
Undercut
Underfill
Celah/lubang pada lasan
penutup
“ Semoga sedikit pemahaman mengenai welding
technology yang baru kita bahas bersama, bisa
memberikan manfaat, dan memberi motivasi bagi
kita semua untuk mempelajari dan menggali ilmu
teknik pengelasan pada khususnya, ataupun bidang
Teknik lainnya yang sementara ini masih dipandang
kurang berarti. “

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai