INFORMASI UMUM
Nama Instansi UPT SMP Negeri 32 Gresik
Durasi 3 x 40 menit (1 x pertemuan)
Fase D
elemen Pancasila
Peserta didik dapat menjelaskan secara kronologis sejarah lahirnya
Kompetensi awal
Pancasila
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Siswa akan mengembangkan sikap beriman kepada Tuhan Yang
Beriman bertakwa kepada maha Esa serta berakhlak mulia dengan melakukan pembiasaan
Tuhan Yang Maha Esa serta selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai
berakhlak mulia bentuk pembiasaan dengan tujuan agar ilmu yang didapatkan
bermanfaat.
Siswa akan mengembangkan kemandirian dengan mengikuti
Mandiri pembelajaran dengan penuh tanggung jawab serta mengerjakan
tugas sesuai dengan kemampuan diri.
Siswa akan mengembangkan kemampuan gotong royong dengan
Bergotong Royong saling bekerja sama, berkomunikasi, berdiskusi, dan berkelompok
dengan temannya.
Siswa akan mengembangkan kemampuan bernalar kritis karena
Bernalar kritis siswa akan diminta memecahkan masalah dengan cara
menyebutkan makna pada setiap lambang di Burung Garuda.
Sarana dan Prasarana 1. Ruang Kelas yang kondusif
2. Papan Tulis dan Spidol/ Share screen
3. Kertas Karton/ media Ms. Word/PPT
4. ATK
5. Gambar Garuda Pancasila
Target Peserta Didik Siswa Reguler
Jumlah siswa Maksimal perkelas 32 siswa
Kegiatan Pembelajaran Mandiri dan Berkelompok
Metode Pembelajaran Kontekstual dan diskusi
KOMPONEN INTI
Pada akhir fase D, Peserta didik mampu menganalisis kronologis
lahirnya Pancasila; mengkaji fungsi dan kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta
mengenal Pancasila sebagai ideologi negara. Peserta didik
memahami implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara
dari masa ke masa. Peserta didik mampu mengidentifikasi
Capaian pembelajaran hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; serta melaksanakan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mengidentifikasi kontribusi Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam menyelesaikan persoalan lokal dan global dengan
menggunakan sudut pandang Pancasila.
Peserta didik mampu menghayati sejarah kelahiran Pancasila.
Tujuan Pembelajaran sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus
disyukuri melalui Kontekstual dan diskusi.
Kata Kunci Sejarah lahirnya Pancasila.
Pemahaman Bermakna Latar sejarah kelahiran Pancasila.
Pertanyaan Pemantik Bagaimana proses lahirnya Pancasila?
Persiapan Pembelajaran a. Print out dan soft file gambar Pancasila
b. Peta Konsep sejarah kelahiran Pancasila
c. Menyiapkan format untuk penilaian
a. Peserta didik mampu menjelaskan tentang pancasila
b. Peserta didik mampu menerapkan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari
Pengetahuan Dasar c. Peserta didik mampu menguraikan sejarah perumusan
Pancasila
d. Peserta didik mampu menyajikan laporan tentang sejarah
perumusan Pancasila
Pengayaan untuk siswa : Tidak
Ketersediaan materi
Alternatif untuk siswa yang sulit memahami konsep : Tidak
Asesmen Performa dan tertulis ( berbentuk esai )
a. Peserta didik membaca referensi pada buku siswa tentang
latar sejarah kelahiran Pancasila
b. Peserta didik mendiskusikan pengetahuan tentang
pancasila.
c. Peserta didik menyebutkan penerapan sila pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
Deskripsi Umum
d. Peserta didik memahami peta konsep sejarah kelahiran
Pancasila.
e. Peserta didik berdiskusi untuk menyusun laporan tentang
sejarah kelahiran Pancasila
f. Peserta didik menyajikan laporan sejarah kelahiran
Pancasila.
1. Modul ajar ini dilaksanakan tahap demi tahap
berkesinambungan sebagai satu kesatuan utuh.
2. Modul ajar ini juga bisa di ubah di tengah pelaksanaan
Catatan Untuk Guru menyesuaikan dengan kondisi nyata hasil dari asesmen
diagnostik.
3. Hasil yang diharapkan dari murid adalah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
Pertemuan minggu ini menggunakan metode Kontekstual dan
Aktivitas Pembelajaran
diskusi dalam memahami konsep sejarah kelahiran Pancasila.
Pertemuan Pertama 120 Menit
a. Mengucap salam, mengajak berdoa dan mengucapkan
selamat datang di UPT SMP Negeri 32 Gresik.
b. Mengenalkan diri ke peserta didik.
c. Mencairkan suasana seperti dengan berpantun.
(Misalnya: “Ke sungai memancing ikan gabus, yang
didapat malah ikan sepat /Kalau belajar PPKn dengan
bagus, pastilah kalian jadi siswa hebat”)
Kegiatan awal 20 menit
d. Menanyakan pada siswa nama dan latar belakangnya.
e. Memeriksa kebersihan kelas, kerapian peserta didik,
memeriksa kehadiran peserta didik.
f. Mengajak menyanyikan salah satu lagu wajib nasional
yaitu Garuda Pancasila.
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti (70 Menit)
a. Menanyakan pada peserta didik pengetahuan soal
Pancasila melalui gambar soft file atau hard file.
b. Menanyakan pada peserta didik bagaimana penerapan
sila Pancasila sehari-hari.
c. Peserta didik dapat menyampaikan contoh penerapan
Pancasila.
d. Peserta didik melakukan kegiatan membaca apersepsi
Kegiatan Inti (70 Menit) burung garuda yang ada di buku siswa dan tayangan slide
yang disajikan oleh guru.
e. Guru mengajak peserta didik mendiskusikan hebatnya
burung garuda/elang di alam.
f. Guru menunjukkan dan menjelaskan ‘pemetaan pikiran’
Sejarah Kelahiran Pancasila.
g. Guru meminta peserta didik membuat yel pembelajaran
PPKn (Misalnya “Pancasila! Pancasila! Pancasila! Yes!).
h. Guru membuat penilaian terhadap siswa.
a. Meminta masukan peserta didik atas pembelajaran hari
itu dan AMBAK (apa manfaatnya bagiku/siswa)
b. Guru meminta peserta didik mempelajari Sub bab Latar
Sejarah Kelahiran Pancasila untuk pembelajaran
Kegiatan Penutup (30 Menit)
berikutnya.
c. Menyimpulkan materi pembelajaran, tes tertulis dan
refleksi
d. Bersama menyerukan yel, dan salam penutup.
Lembar Kerja kelompok berisi petunjuk dalam tugas kelompok
Lembar Kegiatan
dalam melaksanakan diskusi dengan metode kontekstual diskusi
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN
1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
Pengayaan Remedial
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum
kepada siswa yang telah menguasai materi dan menguasai materi dan belum mampu memahami
secara pribadi sudah mampu memahami sejarah sejarah lahirnya Pancasila. Kegiatan remedial
lahirnya Pancasila. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran
dilakukan dengan cara sebagai berikut. apabila peserta didik yang masih di bawah KKM
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari (75), kegiatan remedial bisa berupa :
lebih lanjut tentang materi pokok berikutnya dari 1. Memberi penugasan terkait materi yang belum
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. tuntas.
2. Peserta didik berperan sebagai tutor teman
sebaya.
3. Pembelajaran tutor.
Glosarium
BPUPKI : Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Pancasila : Berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang
berarti lima dan 'sil'a yang berarti prinsip atau asas.
Internasionalisme : Prinsip politik yang melampaui nasionalisme dan mendukung kerjasama
politik atau ekonomi yang lebih besar diantara bangsa- bangsa.
Mufakat : Pendapat atau keputusan yang disetujui oleh semua pihak yang terlibat
dalam musyawarah.
Demokrasi : Sistem pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, dimana
setiap orang dapat mengambil bagian perihal keputusan yang akan
mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan, SMP Kelas VII,
Balitbang Kemdikbud, Jakarta.
KUNCI JAWABAN
(Sejarah perumusan Pancasila)
Pada hakikatnya pancasila mengandung dua fungsi pokok, yaitu sebagi pandangan hidup
bangsa indonesia dan sebagi dasar negara RI. Rumusan Pancasila sebagaimana terdapat dalam
Pembukaan UUD NRI 1945 alinea IV, terdiri atas lima sila, asas atau prinsip antara lain:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Garuda
1. Garuda Pancasila adalah burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam
sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang
rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
2. Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
3. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan
tenaga pembangunan.
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia
sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri
untuk mencapai tujuan.
3. Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
4. Makna pada sila Pancasila :
a. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian
tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam
b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai
bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri
atas perisai berlatar putih
e. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan
kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Bintang Tunggal
Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan
sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri dapat
diartikan sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya
kerohanian bagi setiap manusia.
Rantai Emas
Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun
atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling
membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita.
Pohon Beringin
Kepala Banteng
Padi Kapas
Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi
dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas dan padi
(mencerminkan pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat
Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. ini mencerminkan persamaan
sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial anatara satu dan yang lainnya
Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Sehelai pita putih dengan tulisan “Bhinneka Tunggal Ika” berwarna hitam dicengkeram oleh
Kedua cakar Garuda Pancasila. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari
Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata “bhinneka” memiliki arti beraneka ragam atau
berbeda-beda, sedang kata “tunggal” berarti satu, dan kata “ika” bermakna itu. Secara harfiah
Bhinneka Tunggal Ika diartikan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda beda
tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa
daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan
1. Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh diletakkan asal asalan
karena warna warna itu telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada
pada lambang Garuda Pancasila.
2. Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda Pancasila.
Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk
mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan
untuk semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”
3. Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada
lambang Garuda Pancasila.
5. Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna putih juga diberi
pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.
6. Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang, rantai,
kapas, dan padi.
Warna-warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna
dan arti :
Beberapa aturan
Lambang Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Lambang Negara Indonesia berbentuk burung garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan (dari sudut pandang garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang di gantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-
beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini
dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak yang kemudian disempurnakan oleh Presiden
Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang
Kabinet Republik Indonesia Serikat Tanggal 11 Februari 1950. Lambang negara Garuda Pancasila
diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958
Lagu Garuda Pancasila
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar Negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju
c. Zaman Penjajahan
Sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha untuk memperkuat kekuasaanya d
Indonesia. Hal tersebut menjadikan munculnya pahlawan kedaerahan seperti pahlawan
Imam Bonjol dari Maluku, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.Setelah kerajaan
Majapahit runtuh maka berkembanglah agama islam yang secara bersamaan berkembang
juga kerajaan islam seperti kerajaan Demak.Bangsa asing (orang portugis) mulai masuk ke
Indonesia dengan cara berdagang. Hal tersebut membuat banyaknya persaingan. Utuk
menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan suatu
perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah
‘kompeni’. Dalam peraktek V.O.C banyak paksaan sehingga rakyat mulai melakukan
perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya
mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929,
walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam
serangan Sultan Agung yang kedua itu.
d. Zaman Kebangkitan Nasional
Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa
yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya
adalah Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908.
kemudian Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional Indonesia (PNI)
tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh
lainnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu
Indonesia Raya.