Konsep PROTOKOL memiliki arti dalam 2 dimensi, teridiri dari ‘anggapan
umum’ dan defenisi arti menurut ‘Undang-undang’. Uraikan kedua dimensi arti tersebut. Istilah protokol pada awalnya muncul dalam Perjanjian Westphalia tahun 1648 dan Konvensi Wina, berasal dari bahasa Yunani yaitu protos dan kolla yang dalam arti harfiah mempunyai arti perekat yang pertama. Protokol dalam perjanjian tersebut dalam rangka mengatur hubungan antar negara pada saat itu. Namun dalam praktek dari masa ke masa kurang mencerminkan semangat yang terkandung pada saat pertama kali dimunculkan pada konvensi tersebut sehingga memiliki ekses dalam pengembangan masalah keprotokolan. Istilah protokol pada awalnya muncul dalam Perjanjian Westphalia tahun 1648 dan Konvensi Wina, berasal dari bahasa Yunani yaitu protos dan kolla yang dalam arti harfiah mempunyai arti perekat yang pertama. Protokol dalam perjanjian tersebut dalam rangka mengatur hubungan antar negara pada saat itu. Namun dalam praktek dari masa ke masa kurang mencerminkan semangat yang terkandung pada saat pertama kali dimunculkan pada konvensi tersebut sehingga memiliki ekses dalam pengembangan masalah keprotokolan. Protokol adalah serangkaian aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur secara tertulis maupun dipraktekkan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan terhadap negara, jabatan kepala negara atau jabatan menteri yang lazim dijumpai dalam seluruh kegiatan antar bangsa”. Dari pengertian itu maka ptotokol mempunyai peranan yang sangat penting, karena dia bertugas dan bertanggung jawab mengatur pelaksanaan acara atau kegiatan para pimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pelayanan protocol selalu berkaitan langsung dengan pimpinan, karena tugas protocol pada pokoknya adalah memberikan pelayanan kepada pimpinan agar memperoleh kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Istilah protokol tidak merujuk pada manusia atau orang. Protokol bukan orang, tapi “sistem” atau “aturan”. KBBI mengartikan protokol sebagai “peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dengan penyambutan tamu-tamu negara dsb.,” dan “tata cara (upacara dsb) yang secara internasional berlaku dalam hubungan diplomatik”. Menurut KBBI, protokol dalam bahasa percakapan sehari-hari merujuk pada “orang yang bertugas mengatur jalannya upacara”. Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang protokol, disebutkan bahwa Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sehubungan dengan penghormatan sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan,atau masyarakat. Meskipun dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, keprotokolan dikaitkan hanya dalam acara kenegaraan atau acara resmi, namun dalam prakteknya keprotokolan tidak hanya terkait dengan tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan, melainkan dalam pelaksanaannya dapat dikaitkan dengan pemberian fasilitasfasilitas terhadap pejabat negara dan pejabat pemerintahan. Pemberian fasilitas tersebut misalnya rumah dinas, kendaraan dinas atau pengawalan, termasuk juga pemberian perlindungan keamanan dalam melaksanakan tugas sebagai pejabat negara dan pemerintahan. 2. Jelaskan KEPROTOKOLAN dan PROTOKOLER, serta perbedaannya Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat (UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan). Protokoler merupakan serangkaian aturan dalam sebuah acara yang sangat berperan dalam mensukseskan suatu kegiatan formal/non formal yang dilaksanakan oleh institusi atau organisasi. Seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan atau acara dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat. Petugas protokoler mempersiapkan dan mengelola suatu kegiatan demi menjaga kredebilitas dan citra institusi agar tetap baik dan efektif. Secara sederhana protokoler adalah seseorang atau kelompok yang merupakan ‘pengatur acara’ bertugas menentukan pembawa acara, mengurus soal dokumentasi, konsumsi, penerimaan tamu, hiburan, perlengkapan, keamanan, dan hal lain yang menunjang kesuksesan acara. Sedangkan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi disebut sebagai keprotokolan. 3. Uraikan pemahaman tentang 3V (Voice, Verbal dan Visual) Public Speaking melibatkan semua elemen dalam diri kita. Saat pidato atau presentasi, fisik dan mental bekerja. Demikian pula otak dan anggota tubuh. Semuanya mengarah pada tiga komponen atau elemen public speaking V3, yakni Vokal, Verbal, dan Visual. Vokal (voice, suara) adalah suara yang dikeluarkan saat mengucapkan kata-kata. Secara bahasa, vokal artinya mengenai suara, bunyi bahasa, serta berani mengemukakan pendapat dan berani bersuara (mengkritik dan sebagainya). Dalam komunikasi, termasuk public speaking, elemen vokal berperan sebesar 38% dalam keberhasilan public speaking. Vokal sangat penting karena dengan ekspresi suara yang tepat. Kesalahan vokal dapat membuat ketidaknyaman audiens dan kesalahpahaman. Vokal yang baik meliputi intonasi tegas, tepat, dan enak didengar. Vokal yang baik otomatis akan lahir dari hasil latihan pernapasan, olah vokal, dan terpenting adalah penguasaan materi atau pemahaman yang baik atas materi yang disampaikan. Verbal adalah hal yang berkaitan dengan kalimat atau kata-kata (relating to or in the form of words). Secara bahasa, verb, dari bahasa Latin verbum, artinya kata (word). Verbal juga berarti “lisan” dan “kata demi kata”. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Komunikasi verbal terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi lisan (berbicara dan mendengar) dan komuikasi tertulis (written communication, menulis dan membaca). Tentu saja, dalam public speaking, yang dilakuan adalah komunikasi verbal lisan berupa berbicara. Komponen verbal memengaruhi keberhasilan public speaking sebanyak 7% saja. Sangat kecil. Pembicara harus pandai memilih kata, kalimat, dan urutannya dalam menyampaikan materi. Terpenting: jangan panjang lebar atau bertele-tele! Kontrol emosi sangat dibutuhkan demi terciptanya komunikasi verbal (pidato) yang efektif. Visual artinya apa yang tampak, terlihat mata. Ini bekaitan dengan penampilan, mulai dari postur, gestur, hingga busana yang dikenakan. Komponen visual mempengaruhi keberhasilan public speaking sebanyak 55% atau tertinggi. Visual dalam pidato meliputi komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, penampilan diri, dan hal-hal lain yang dilihat secara visual oleh audiens. Komponen ini sangat penting karena audiens dapat memberikan penilaian kepada anda bahkan sebelum anda berbicara. Pakaian yang rapi, bersih, serta jenis dan warna akan menjadi perhatian audiens. Bahasa tubuh (body languange) akan memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan. Sebuah penelitian mengungkapkan, 60%-70% manusia berkomunikasi lewat komunikasi non-verbal. Artinya, manusia berkomunikasi kebanyakan tidak menggunakan mulut (vokal). Visual tidak semata-mata tertuju pada apa yang Anda pakai. Aspek bahasa tubuh seperti kontak mata (eyes contact), mimik atau ekspresi wajah, senyuman, gerakan-gerakan kecil dan ringan, kaki, lengan, bahu, mulut, hidung, kepala, badan perlu dilatih agar alami dan serasi. Tampilan visual juga ditentukan oleh tampilan internal atau dari dalam diri seseorang. “Inner beauty” akan menentukan visual pembicara saat tampil di sebagai MC.