Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL SIMULASI

PENJEBAKAN SINAR INFRAMERAH

a. Teori
Bumi selalu mendapatkan pancaran sinar dari matahari. Meski begitu, suhu bumi
tidak serta merta naik secara signifikan karena disinari sejak bumi ada. Rata-rata bumi
menerima intensitas sebesar 1340 W/m2 dari matahari, dimana 1140 W/m2 diserap oleh
bumi dan sisanya dipantulkan kembali. Seperti benda-benda lainnya, bumi juga
memancarkan radiasi panas (Smith, 2001). Radiasi yang dipancarkan oleh bumi berupa
sinar inframerah, sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata. Sinar inframerah yang
diradiasikan oleh bumi juga sebesar 1140 W/m2, sehingga karena intensitas yang diserap
bumi dari matahari sama dengan intensitas sinar inframerah yang diradiasikan oleh bumi,
maka terjadi kesetimbangan dan suhu bumi konstan. Hal ini berlaku jika molekul yang
ada di atmosfer tidak diperhitungkan.
Dalam atmosfer bumi terdapat banyak molekul. Molekul di atmosfer didominasi oleh
N2 dan O2 yang keduanya tidak menyerap sinar inframerah. Selain itu, terdapat pula
molekul gas rumah kaca seperti CO2, NH4, dan NOx. Gas rumah kaca dapat menyerap
sinar inframerah yang berasal dari bumi. Sinar inframerah yang diserap oleh gas rumah
kaca akan dipancarkan ke segala arah, termasuk ke permukaan bumi. Hal ini
mengakibatkan intensitas yang dipancarkan keluar dari bumi kurang dari 1140 W/m2,
yang berarti ada panas yang terjebak di atmosfer. Inilah yang disebut sebagai Radiative
Forcing, atau penjebakan panas oleh gas rumah kaca. Peningkatan jumlah gas rumah kaca
seperti CO2 dapat meningkatkan intensitas sinar inframerah yang diserap di atmosfer.
Radiasi ini dipancarkan kembali, sehingga menghangatkan permukaan bumi dan bagian
bawah atmosfer (Smith, 2001).

b. Hasil Simulasi
Greenhouse Gasses
1. Apakah semua sinar inframerah keluar dari permukaan bumi?
Jika simulasi diatur dalam kondisi terdapat gas rumah kaca, tidak semua sinar
inframerah keluar dari permukaan bumi. Terdapat sejumlah sinar yang kembali lagi
ke bumi.
Jika simulasi diatur agar konsentrasi gas rumah kaca berada di posisi “none” (tidak
terdapat gas rumah kaca di atmosfer, maka seluruh sinar inframerah keluar dari
permukaan bumi.
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap banyaknya inframerah yang kembali ke
bumi? Bagaimana dengan suhunya?
Semakin banyak konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, maka semakin banyak sinar
inframerah yang kembali ke bumi mengakibatkan suhu bumi meningkat. Sebaliknya,
semakin sedikit konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, maka semakin sedikit sinar
inframerah yang kembali ke bumi mengakibatkan suhu bumi menurun.

Glass Layer
1. Apa pengaruh lapisan kaca tersebut pada banyaknya sinar inframerah yang kembali
ke bumi? Bagaimana dengan suhunya?
Semakin banyak lapisan kaca, maka sinar inframerah yang kembali ke bumi akan
semakin banyak, dan suhu bumi akan meningkat. Sebaliknya, semakin sedikit lapisan
kaca, maka sinar inframerah yang kembali ke bumi akan semakin sedikit, dan suhu
bumi akan menurun. Jika tidak ada lapisan kaca, maka tidak ada sinar inframerah
yang kembali lagi ke bumi.
2. Lapisan kaca digambarkan untuk mensimulasikan adanya lapisan gas rumah kaca.
Kalau demikian, jelaskan apa yang dapat anda pahami tentang penjebakan sinar
inframerah yang berasal dari bumi!
Bumi memancarkan radiasi berupa sinar inframerah. Sinar inframerah diradiasikan
keluar dari bumi. Gas rumah kaca pada simulasi ini digambarkan dengan lapisan kaca.
Berdasarkan simulasi ini jika lapisan kaca semakin banyak, maka akan semakin
banyak sinar inframerah yang kembali lagi ke bumi. Artinya, semakin banyak gas
rumah kaca di atmosfer, maka semakin banyak pula sinar inframerah yang kembali ke
bumi. Dengan kata lain, sinar inframerah yang harusnya keluar dari bumi malah akan
kembali dan terjebak di bumi. Peristiwa inilah yang disebut dengan penjebakan sinar
inframerah, karena sinar inframerah yang seharusnya diradiasikan keluar dari
permukaan bumi, tidak semuanya dapat keluar melainkan ada yang kembali lagi
karena diserap oleh atmosfer dan dikembalikan lagi ke permukaan bumi. Banyaknya
sinar inframerah yang kembali lagi ke bumi akan mempengaruhi suhu bumi, dimana
jika sinar inframerah yang kembali semakin banyak maka suhu akan semakin
meningkat.
Photon Absorption
1. Perhatikan kejadian ketika sinar inframerah bertemu dengan molekul gas CO2. Ke
mana arah sinar inframerahnya? Gantilah jenis gasnya dengan O2, N2, dan gas rumah
kaca seperti CO2, CH4, dan H2O.
O2 dan N2: sinar inframerah yang bertemu dengan molekul O 2 dan N2 seluruhnya
diteruskan
Gas rumah kaca (CO2, CH4, H2O): sinar inframerah yang bertemu molekul gas rumah
kaca tidak seluruhnya diteruskan, melainkan ada yang mengalami pembelokan.
Pembelokan yang terjadi dapat mengakibatkan sinar inframerah tetap bergerak
melewati molekul gas rumah kaca tetapi dengan arah yang dibelokkan, atau
mengakibatkan sinar inframerah dipantulkan kembali.
2. Jelaskan perbedaan kejadian antara kejadian gas pada O2 dengan gas rumah kaca!
Pada gas O2 dan N2, sinar inframerah yang mengenai molekul tersebut akan
sepenuhnya diteruskan, tidak ada yang mengalami pembelokkan atau dipantulkan
kembali. Sedangkan pada molekul gas rumah kaca, kejadian yang dialami oleh sinar
inframerah memiliki perbedaan. Ketika sinar inframerah mengenai molekul gas
rumah kaca, tidak semua sinar inframerah akan diteruskan. Terdapat sejumlah sinar
yang akan mengalami pembelokan, sehingga arah jalannya sinar menjadi berubah.
Bahkan terdapat sejumlah sinar yang malah dipantulkan kembali ke arah datangnya
sinar inframerah.

c. Penjelasan (Penjebakan Sinar Inframerah dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya)
Sebagai benda yang memiliki temperatur atau suhu, bumi juga memancarkan radiasi
dalam bentuk sinar inframerah. Jika kondisi di atmosfer tidak diperhitungkan, maka
intensitas sinar inframerah yang diradiasikan oleh bumi akan sama dengan intensitas sinar
matahari yang diserap oleh bumi. Peristiwa ini mengakibatkan suhu bumi mencapai
kesetimbangan. Namun, lain halnya jika kondisi di atmosfer juga ikut diperhitungkan.
Dalam atmosfer bumi terdapat banyak molekul. Molekul di atmosfer didominasi oleh N2,
lalu diikuti dengan O2. Sisanya, terdapat gas-gas seperti gas rumah kaca (mis: CO 2, CH4,
dan H2O). Kejadian penjebakan sinar inframerah dipengaruhi oleh konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer. Gas rumah kaca dapat menyerap sinar inframerah dan
mengembalikannya lagi ke bumi. Berdasarkan simulasi Photon Absorption, dapat dilihat
perbedaan antara gas N2 dan O2 dengan gas rumah kaca ketika dikenai sinar inframerah.
Sinar inframerah akan diteruskan apabila mengenai gas seperti N2 dan O2, tetapi
lintasannya akan berbelok atau bahkan akan dikembalikan lagi ke arah datangnya sinar
apabila mengenai gas rumah kaca. Artinya, jika di atmosfer terdapat banyak gas rumah
kaca, maka aka nada banyak sinar inframerah yang diserap dan dikembalikan lagi ke
bumi. Peristiwa ini dapat dijelaskan dengan melihat hasil dari dua simulasi lainnya, yaitu
Greenhouse Gasses dan Glass Layer. Pada simulasi Greenhouse Gasses, jika konsentrasi
gas rumah kaca dinaikkan, maka akan ada sinar inframerah yang kembali lagi ke bumi.
Semakin banyak gas rumah kaca, maka semakin banyak sinar inframerah yang kembali
ke bumi. Sebaliknya, jika konsentrasi gas rumah kaca diturunkan, maka jumlah sinar
inframerah yang kembali lagi ke bumi semakin sedikit, bahkan jika konsentrasi diatur
pada posisi “none” (tidak ada gas rumah kaca di atmosfer), maka tidak ada sinar
inframerah yang akan kembali lagi ke bumi. Hasil ini juga dapat dilihat pada simulasi
Glass Layer, dimana gas rumah kaca digambarkan sebagai lapisan kaca. Semakin banyak
lapisan kaca di atmosfer, maka makin banyak pula sinar inframerah yang kembali lagi ke
bumi. Khusus untuk simulasi Greenhouse Gasses, dapat dilihat juga perbedaan kondisi
atmosfer pada beberapa waktu (today, 1750, ice age). Pada waktu hari ini, tahun 1750
dimana revolusi industri mulai terjadi, dan pada zaman es kondisi atmosfer memiliki
perbedaan namun tidak terlalu jauh. Konsentrasi gas rumah kaca pada zaman es lebih
sedikit dibandingkan pada hari ini dan tahun 1750. Sedangkan konsentrasi gas rumah
kaca meningkat pada tahun 1750 (revolusi industri) hingga hari ini, namun dengan
perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Pada kedua simulasi, dapat dilihat juga bahwa
intensitas sinar inframerah yang kembali ke bumi dapat memengaruhi suhu bumi. Sinar
inframerah yang terjebak di bumi dapat meningkatkan suhu bumi, mengakibatkan bumi
terasa semakin hangat. Hal ini dapat dilihat pada simulasi, dimana jika konsentrasi gas
rumah kaca dinaikkan atau semakin banyak lapisan kaca, maka semakin banyak sinar
inframerah yang kembali ke bumi, dan suhu bumi akan meningkat. Sebaliknya, jika
konsentrasi gas rumah kaca diturunkan atau semakin sedikit lapisan kaca, maka semakin
sedikit sinar inframerah yang kembali ke bumi, dan suhu bumi akan turun. Kejadiannya
secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar tangkapan layar simulasi di bawah.
(a)

(b)

Gambar 1. Kondisi suhu bumi pada simulasi Greenhouse Gasses. (a) Today. (b) Ice Age

d. Kesimpulan
Berdasarkan simulasi yang sudah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Peristiwa penjebakan sinar inframerah dipengaruhi oleh konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer. Semakin banyak konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, maka semakin
banyak sinar inframerah yang kembali ke bumi. Semakin sedikit konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer, maka semakin sedikit sinar inframerah yang kembali ke
bumi.
2. Peristiwa penjebakan sinar inframerah akan berdampak pada suhu bumi. Semakin
banyak sinar inframerah yang kembali ke bumi, maka suhu bumi akan meningkat.
Sebaliknya, semakin sedikit sinar inframerah yang kembali ke bumi, maka suhu bumi
akan turun.
3. Salah satu perilaku gas rumah kaca dapat menyerap sinar inframerah dan
meradiasikannya kembali ke bumi. Hal inilah yang menyebabkan peristiwa
penjebakan sinar inframerah.

Anda mungkin juga menyukai