Anda di halaman 1dari 7

Oleh: DARYONO1

Email: daryono@unib.ac.id

Membangun Komunikasi Efektif


dalam Pelayanan Perpustakaan
Abstrak

Pustakawan dalam melakukan tugasnya sehari-hari selalu terjadi intraksi sosial baik antar pustakawan, atasan, dan
pemustaka. Dalam konteks perpustakaan, komunikasi adalah suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan, karena
perpustakaan berhubungan dengan informasi yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Proses transformasi informasi yang disampaikan maupun yang diterima di perpustakaan membutuhkan komunikasi yang
efektif agar setiap informasi yang dibutuhkan di perpustakaan dapat diterima dengan baik. Ruang lingkup komunikasi di
perpustakaan dapat terjadi secara internal dan eksternal dan peran pustakawan sebagai komunikator harus mempunyai
etos kerja dan sikap yang terpuji. Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari seorang pustakawan adalah
kemampuan berkomunikasi secara positif dan efektif, kemampuan memahami kebutuhan pemustaka, kemampuan
bekerja sama dengan perorangan, kelompok atau dengan lembaga lain, memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai keanekaragaman budaya, dan sikap pustakawan dalam memberi informasi kepada pemustaka. Komunikasi
yang efektif bahwa pustakawan harus lebih aktif kepada pemustaka yang pasif dan pustakawan harus bertanggung jawab
terhadap ucapannya dan pesan yang diberikan kepada pemustaka. Komunikasi yang efektif harus memenuhi lima hal
yaitu respect, empaty, audible, clarity, dan humble.

Kata Kunci: Pustakawan, Pemustaka, Komunikasi

Pendahuluan Perpustakaan adalah lembaga yang bergerak di bidang


Manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus pendidikan dengan tugas menghimpun, mengolah,
sebagai makhluk sosial maka tidak lepas dari dan mendistribusikan informasi kepada masyarakat.
hubungan, dan bantuan dari sesama manusia pasti Kegiatan di perpustakaan dalam melakukan kegiatannya
membutuhkan komunikasi dalam setiap aktifitas akan terjadi intraksi sosial antar pustakawan dengan
kehidupannya (Pradipta, 2012:1.) Karena komunikasi pemustaka, antara pemustaka dengan pustakawan,
merupakan kebutuhan dasar yang hampir setiap orang dan antara pustakawan dengan pimpinan pustakawan.
membutuhkannya (Arni, 2007:1). Tidak ada satupun Interaksi sosial yang dilakukan oleh pustakawan dengan
manusia yang tidak membutuhkan komunikasi karena pemustaka dapat kita lihat pada bidang pelayanan sirkulasi,
komunikasi merupakan alat penghubung maksud dari layanan referensi, layanan bimbingan pemustaka, layanan
kehendak manusia kepada manusia lain sehingga terbina informasi, dan sebagainya. Sedangkan interaksi sosial
maksud baik itu dalam kehidupan sehari-hari di rumah, antara pustakawan dengan pustakawan dilakukan ketika
di sekolahan, di kampus, di perpustakaan, di tempat melaksanakan aktivitas pekerjaan sehari-hari baik bersifat
pekerjaan dan lain-lain. Salah satu diantaranya adalah formal seperti rapat, urusan administrasi dan bersifat
komunikasi yang terjadi di tempat kerja kita sehari-hari informal seperti komunikasi yang membahas pekerjaan
yaitu komunikasi yang terjadi di perpustakaan. atau masalah individu. Sementara interaksi sosial antara

1
Pustakawan Ahli Madya Universitas Bengkulu

Vol. 25 No. 2 Tahun 2018 25


pustakawan dengan pimpinan yang dilakukan ketika komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai
konsultasi, mendapat perintah, dan sebagainya. berikut: Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?
Dalam konteks perpustakaan, komunikasi adalah
suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan, karena Menurut paradigma Lasswell tersebut menunjukkan
perpustakaan berhubungan dengan informasi yang bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban
akan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
kebutuhannya. Informasi yang disampaikan maupun 1. Komunikator (siapa yang mengatakan)
yang diterima di perpustakaan tentu membutuhkan 2. Pesan (mengatakan apa)
komunikasi yang efektif agar setiap informasi yang 3. Media (melalui saluran apa)
disampaikan dapat diterima dengan baik. Di sinilah 4. Komunikan (kepada siapa)
letak urgensi komunikasi sebagai penghubung antara 5. Efek (dengan dampak apa)
pustakawan dengan pemustaka untuk membangun
baik yang nantinya menghapus jurang pemisah antara Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
pustakawan dengan pemustaka. Komunikasi dalam secara sederhana proses komunikasi dapat diartikan
layanan perpustakaan memegang peranan penting karena pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
hampir semua aktivitas pelayanan di perpustakaan setiap menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada
harinya tidak terlepas dari komunikasi baik komunikasi pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
secara langsung maupun tidak langsung. (Rohana, 2012)
Proses Komunikasi di Perpustakaan
Seorang pustakawan diharapkan mampu memahami Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan
bagaimana caranya berkomunikasi yang baik dan efektif suatu kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai
kepada pemustaka, sesama pustakawan, maupun kepada permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah.
pimpinan, agar masyarakat atau pemustaka yang datang Komunikasi sebenarnya adalah sesuatu yang abstrak, yang
ke perpustakaan merasa nyaman, karena kenyamanan di dalamnya memberi nilai yang dapat dimaknai tanpa
pemustaka dalam penulusuran informasi merupakan muncul atau menghasilkan dalam bentuk yang kongkrit
hal yang harus diutamakan oleh pustakawan. Oleh (Arni, 2007:19-22). Karena sifatnya yang terus menerus
karena itu dibutuhkan keahlian khusus bagi pustakawan dan merupakan sebuah proses, maka komunikasi
untuk memahami teknik berkomunikasi. Berangkat menjadi bersifat dinamis, bergantung pada tempat,
dari kondisi pustakawan pada saat ini maka seorang waktu, dan kondisi di mana komunikasi itu berjalan.
pustakawan dituntut untuk mengetahui dan kemudian Muhammad lebih lanjut menjelaskan bahwa komunikasi
mempraktekkannya berbagai macam dan bentuk juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang
komunikasi agar perpustakaan yang dikelolanya mampu kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara
memahami kebutuhan informasi yang dibutuhkan yang persis sama yaitu: saling hubungan di antara orang,
masyarakat atau pemustaka. lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman,
dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang
Pengertian Komunikasi terjadi pada suatu waktu tertentu.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris
“communication” secara etimologis kata tersebut berasal Perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam
dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bidang informasi dalam bentuk bahan perpustakaan
bersumber pada kata communis yang memiliki makna maka dalam pelaksanaannya tidak akan terlepas dari
‘berbagi’. Istilah komunikasi secara terminologis merujuk aktivitas komunikasi, karena komunikasi sebagai sarana
pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh penghubung antar manusia dalam hal ini pustakawan.
seseorang kepada orang lain. Para ahli komunikasi sering Dengan demikian bahwa aktivitas di dalam perpustakaan
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold pasti ada proses komunikasi. Kegiatan komunikasi di
Lasswell (2007:216) dalam karyanya, The Structure perpustakaan dapat dilihat dari adanya interaksi antar
and Function of Communication in Society. Lasswell pustakawan dengan pustakawan atau antar pustakawan
mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan dengan pemustaka, adanya pesan yang dismpaikan dan

26 Vol. 25 No. 2 Tahun 2018


diterima dan adanya efek yang terjadi akibat pesan yang antara orang-orang dari kelompok yang satu dengan
diterima. Interaksi layanan di perpustakaan terhadap kelompok yang lain dalam satu organisasi. Komunikasi
pemustaka adalah salah satu bentuk aktivitas komunikasi internal dibedakan lagi menjadi tiga macam yaitu:
di perpustakaan. a) Komunikasi vertikal, adalah komunikasi dari atas ke
bawah, dan dari bawah ke atas secara timbal balik dan
Proses komunikasi di perpustakaan dapat dijelaskan biasanya bersifat formal. Komunikasi ini digunakan
dengan menerapkan paradigma Lasswell yang antara bawahan termasuk pustakawan dengan kepala
mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan perpustakaan dan sebaliknya
kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab lima b) Komunikasi horizontal, adalah komunikasi secara
pertanyaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. mendatar antara pustakawan dengan pustakawan,
Paradigma Lasswell jika diterapkan dalam proses antara pustakawan dengan staf administrasi
komunikasi di perpustakaan dapat dijelaskan sebagai maupun antar pustakawan dengan bagian teknisi
berikut: dan sebagainya dan seringkali berlangsung secara
informal.
In Wich Channel c) Komunikasi diagonal atau komunikasi silang adalah
(Bahan Pustaka) komunikasi antara pimpinan satu bagian dengan
pegawai bagian lain. Komunikasi diagonal misalnya
Says What To Whom terjadi antara bagian pengolahan dengan bagian
(Informasi) (Pemustaka) layanan atau antara bagian administrasi dengan
bagian pengadaan.
Who With What Effect
(Pustakawan) (Pemanfaatan Perpustakaan Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara
lebih optimal) pustakawan dengan perseorangan atau kelompok
masyarakat di luar perpustakaan. Komunikasi ini terdiri
Berdasarkan skema di atas maka proses komunikasi dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari
di perpustakaan dapat dijelaskan sebagai berikut: perpustakaan kepada masyarakat dan dari masyarakat
pustakawan sebagai komunikator yang menyampaikan kepada perpustakaan. Sebagai contoh komunikasi
pesan baik langsung maupun tidak langsung, pesan dengan perseorangan yang terjadi antara pustakawan
yang disampaikan berupa informasi ilmu pengetahuan, dengan pemustaka, yaitu ketika memberi konsultasi
sedangkan media yang digunakan untuk menyampaikan kepustakawanan, komunikasi sebagai pemandu pameran.
informasi dimaksud berupa bahan perpustakaan baik Contoh Komunikasi kelompok yaitu bimbingan
yang berbentuk cetak maupun elektronik. Kemudian pemustaka, penyajian dalam seminar, lokakarya. Contoh
sebagai komunikannya adalah pemustaka terutama komunikasi massa adalah dengan berita atau penyiaran
actual user sedangkan efek yang hendak dicapai adalah melalui surat kabar, radio, dan televisi. Sedangkan contoh
perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku pemustaka. komunikasi dengan media seperti pamflet, brosur,
spanduk, poster dan sebagainya.
Ruang Lingkup Komunikasi Perpustakaan
Perpustakaan sebagai suatu organisasi tentu Peranan Pustakawan sebagai Komunikator
mempunyai kerangka atau struktur yang menunjukkan Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan
adanya pembagian kerja dan hubungan kerja diantara jasa layanan kepada masyarakat sehingga memerlukan
orang-orang atau kelompok pemegang posisi untuk komunikasi kepada masyarakat tersebut. Dalam rangka
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Antar bagian pengembangan diri sebagai seorang yang profesional
pekerjaan di perpustakaan satu sama lain memerlukan diperlukan suatu keterampilan yang diperlukan yaitu
hubungan komunikasi untuk menunjang pekerjaannya. kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif.
Komunikasi di perpustakaan dapat dibagi menjadi dua Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan
yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. sebagai perpaduan dari pikiran dan perasaan yang berupa
Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan ide, pendapat, informasi, keluhan, imbauan, keyakinan
diantara orang-orang dalam satu kelompok maupun dan sebagainya. Dalam hal berkomunikasi yang penting

Vol. 25 No. 2 Tahun 2018 27


adalah bagaimana agar komunikasi efektif dapat tidak dapat berjalan dengan baik bahkan berantakan.
menimbulkan dampak terhadap hasil komunikasi. Contohnya, jika sebuah perpustakaan yang dikelola
Agar proses komunikasi dapat bejalan dengan baik tidak ada peraturan atau tata tertib untuk pemustaka,
maka seseorang komunikator harus mempunyai: tidak ada sanksi atas pelanggaran, tidak ada pembagian
1. Etos, adalah nilai diri seseorang yang merupakan tugas jelas maka dapat dipastikan bahwa organisasi
paduan dari kognisi (proses memahami yang perpustakaan tersebut tidak akan berjalan dengan
berkaitan dengan pikiran), afeksi (perasaan yang baik. Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting
timbul oleh rangsangan dari luar dan konasi dalam pengembangan perpustakaan terutama dalam
(aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya peningkatan pelayanannya. Upaya yang dapat dilakukan
atau perjuangan). Etos tidak timbul dengan untuk peningkatan kemampuan komunikasi pustakawan
sendirinya, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang dapat dilakukan dengan:
mendukungnya yaitu: kesiapan (preparedness) yang 1. Melakukan Komunikasi yang Efektif.
matang, kesungguhan (seriousness) menunjukkan Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif
kesungguhan agar menimbulkan kepercayaan pihak ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi,
komunikan, ketulusan (sincerity) memberikan yakni peningkatan kemampuan mendengarkan.
kesan kepada komunikan bahwa ia berhati tulus, Kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan
kepercayaan (confidence) selalu memancarkan untuk memahami perasaan, keinginan, orang lain,
kepastian, ketenangan (poise), keramahan (friendship) baik untuk komunikasi antar pustakawan dengan
menimbulkan rasa simpati komunikan, dan atasan, antar pustakawan dengan pustakawan maupun
kesederhanaan (moderation) tidak meniru gaya orang komunikasi antara pustakawan dengan pemustaka.
lain tapi jadilah sebagai diri sendiri. Untuk keberhasilannya, setiap pustakawan harus
2. Sikap (attitude) adalah suatu kesiapan kegiatan belajar atau menyiapkan diri mampu mendengarkan
(preparatory activity) yaitu suatu kecenderungan ide dan masalah orang lain dengan baik dan tulus.
pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan Syarat seorang pustakawan mempunyai kemampuan
menuju suatu nilai tertentu. Ada lima (5) macam sikap mendengarkan, yakni mampu mengungkapkan
dari komunikator dalam hal ini pustakawan yang ada keinginan pemustaka dalam memberi pelayanan,
hubungannya dengan kegiatan komunikasi efektif mampu memahami pandangan seseorang, tingkah
yaitu : laku, dan perasaan, mampu menyerap informasi
a. Reseptif, adalah kesediaan pustakawan untuk sebagai bahan membuat keputusan, mampu menang­
menerima masukan dari orang lain, kap umpan balik tentang penampilan diri seseorang.
b. Selektif, yaitu seorang pustakawan harus selektif 2. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan
dalam menerima masukan, Pemustaka
c. Dijestif, adalah kemampuan pustakawan dalam Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien
mencerna gagasan atau informasi dari orang lain bagi pustakawan sangat penting. Berkomunikasi
sebagai bahan untuk pesan yang akan disampaikan, dengan pemustaka melibatkan interaksi sosial yang
d. Asimilatif, adalah kemampuan komunikator kompleks, baik verbal maupun nonverbal. Misalnya
dalam mengkorelasikan gagasan yang diterima kemampuan mengkomunikasikan bagaimana
dari orang lain secara sistematis dengan apa yang menelusur informasi dengan komputer, dapat
telah dimiliki dalam pikirannya, dan menemukan lokasi buku dengan cepat dan tepat. Oleh
e. Transmisif, adalah kemampuan pustakawan karena itu, dalam hal ini, seorang pustakawan harus
dalam mentranmisikan konsep yang telah mampu berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
diformulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif Peningkatan komunikasi nonverbal atau bahasa
kepada orang lain. (Hinaini, 2008) isyarat adalah pandangan mata, anggukan kepala,
ekspresi wajah, gerakan tangan, dan cara berpakaian.
Pentingnya Komunikasi dalam Perpustakaan Perlu dipahami bahwa pandangan mata, senyum,
Komunikasi merupakan bagian penting yang dan anggukan kepala, dapat membuat komunikasi
mendukung keberadaan di suatu perpustakaan. Tanpa terasa lebih baik. Demikian pula pembicaraan kita
adanya komunikasi akan membuat suatu organisasi akan terasa lebih akrab dan bermakna apabila dalam

28 Vol. 25 No. 2 Tahun 2018


berkomunikasi saling tatap muka. Tetapi sebaliknya, 5. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai
jika kita berkomunikasi tanpa ekspresi wajah, tanpa keanekaragaman budaya
senyum maka dalam waktu singkat komunikasi kita Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman
akan terhenti dan bisa menimbulkan mis komunikasi. keanekaragaman budaya, pustakawan akan dapat
memberikan pelayanan yang baik pada pemustaka
Kemampuan Berkomunikasi Pustakawan yang datang dari mana saja, dengan budaya
Kemampuan komunikasi pustakawan adalah bagaimanapun.
kemampuan seseorang pustakawan untuk mengelola Proses interaksi antara pemustaka dengan pustakawan
emosi yang berhubungan dengan pemustaka, baik sering ditemui sikap-sikap unik dari pemustaka,
individu atau kelompok, sehingga dapat terjalin suatu sehingga pustakawan harus bisa menangani sikap-
interaksi sosial dan komunikasi yang baik dan efektif. sikap pemustaka dengan sebaik mungkin. Sikap-sikap
Suherman (2009), menjelaskan bahwa kualitas dan unik pemustaka tersebut antara lain:
ketrampilan mendasar yang diharapkan dari seorang a) Jika ada pemustaka yang tidak sabaran maka
pustakawan ada lima yaitu: pustakawan harus bersikap sabar, kemudian
1. Kemampuan berkomunikasi secara positif dan efektif. menenangkan pemustaka, setelah itu baru
Seorang pustakawan diharapkan dapat menguasai memberi pengertian kepada pemustaka.
tehnik komunikasi sederhana, tapi efektif, yang akan b) Jika ada pemustaka banyak bicara maka
menimbulkan sikap saling pengertian dan saling pustakawan harus lebih sabar, mendengarkan
menguntungkan (simbiosis mutualisme) antara dengan baik, kemudian memberi pengertian.
pustakawan dan pemustaka. c) Jika ada pemustaka yang banyak permintaan
2. Kemampuan memahami kebutuhan pemustaka maka pustakawan mau mendengarkan dengan
Pustakawan diharapkan cepat tanggap dalam baik, menampung permintaannya dan memberi
merespon pertanyaan tentang informasi yang pengertian.
dibutuhkan oleh pemustaka, dapat memberikan d) Jika ada pemustaka yang sombong maka
penelusuran informasi yang dibutuhkan dengan pustakawan harus mendengarkan dengan baik,
cepat, tepat, dan akurat mampu membedakan antara memberi kesan yang baik, dan memberi pujian.
hal yang penting dan tidak penting tentang informasi. e) Jika ada pemustaka yang peragu maka pustakawan
3. Kemampuan bekerja sama dengan perorangan, harus bisa meyakinkan pemustaka tersebut,
kelompok atau dengan lembaga lain. menanamkan kepercayaan dirinya, dan membantu
Hendaknya seorang pustakawan dapat menjadi pemustaka dengan sigap.
jembatan kerja sama antara perpustakaan dengan
lembaga-lembaga lain dan kerjasama dengan Komunikasi yang Efektif
perorangan atau kelompok, misalnya kerja sama Pemustaka adalah orang-orang yang datang ke
dengan penulis, penerbit atau perusahaan. perpustakaan dengan maksud, tujuan, dan harapan
4. Sikap pustakawan dalam memberi informasi kepada tertentu serta ingin memperoleh apa yang diinginkan
pemustaka dengan cara yang menyenangkan. Oleh karena itu,
Aktivitas pertukaran informasi di perpustakaan pustakawan di bagian pelayanan diharapkan menguasai
tersebut sering terjadi komunikasi yang kurang teknik komunikasi yang sederhana, tetapi efektif,
efektif antara kedua belah pihak sehingga harus yang akan menimbulkan saling pengertian dan saling
lebih diperhatikan agar komunikasi menjadi efektif. menguntungkan (simbiosis mutualisme) antara
Sikap pustakawan yang ramah sangat diharapkan pustakawan dengan pemustaka.
oleh para pemustaka, sehingga pustakawan dituntut
untuk bisa melayani pemustaka sebaik mungkin. Dalam komunikasi yang paling penting adalah
Seorang pustakawan harus bersikap ramah kepada terjadinya hubungan yang serasi dan selaras serta
setiap pemustaka, dengan cara menyambut dengan harmonis, disertai saling pengertian. Dalam komunikasi
ramah, menawarkan bantuan kepada pemustaka, dengan orang lain sebaiknya kita mulai belajar mengenali
menjelaskan dan memberi arahan kepada pemustaka mood orang yang kita ajak berkomunikasi. Selain itu, kita
yang membutuhkan bantuan. juga perlu memiliki keahlian berkomunikasi, bersikap

Vol. 25 No. 2 Tahun 2018 29


jujur, tidak pandang bulu, mau mendengar orang lain, paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada
tidak hanya membicarakan diri sendiri, dan mau mengakui apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada
kekurangan diri sendiri. Kunci komunikasi efektif adalah karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan
mencoba mengerti dan melakukan tindakan untuk pesan kepada penerima pesan. Menurut Covey syarat
memuaskan keinginan pemakai perpustakaan. Dengan utama komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh
demikian pustakawan yang mampu berkomunikasi yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang
secara efektif akan menambah jumlah pemustaka yang kuat. Covey mengusulkan enam hal sebagai fondasi
berkunjung ke perpustakaan. yang dapat menambah atau meningkatkan kualitas
hubungan atau komunikasi dengan orang lain yaitu:
Komunikasi yang efektif antara pustakawan dengan berusaha mengerti orang lain, memenuhi komitmen
pemustaka dapat menggunakan model komunikasi dan harus dinyatakan secara eksplisit, meminta maaf
interpersonal. Komunikasi interpersonal yang efektif dengan tulus, dan memperlihatkan integritas pribadi
menurut Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antar yang akan menghasilkan kepercayaan, serta kejujuran
personal mengutip pendapat Devito (1976: 13) mengenai mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata
ciri-ciri komunikasi interpersonal. Salah satu ciri yang realitas.
komunikasi interpersonal yang efektif adalah adanya sifat
keterbukaan (openness). Keterbukaan adalah kemampuan Setelah memiliki enam fondasi utama dalam
menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima membangun komunikasi yang efektif, selanjutnya kita
dalam menghadapi hubungan antar pribadi. Kualitas perlu memperhatikan lima (5) hukum komunikasi yang
keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi efektif (The 5 Inevitable low Effective Communication).
interpersonal. Jika dirangkum dalam satu kata akan mencerminkan
1. Komunikator yang efektif harus terbuka kepada esensi dari “komunikasi” itu sendiri yaitu REACH yang
komunikasinya, dimana komunikator adalah artinya meraih, mencapai. Kelima prinsip komunikasi
pustakawan, memperkenalkan diri dan menawarkan efektif “REACH” adalah:
diri untuk menanyakan apa yang sedang dibutuhkan a) Respect, yang berarti rasa hormat dan menghargai
oleh komunikan (pemustaka). orang lain.
2. Mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi b) Empathy, adalah kemampuan kita untuk
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Seorang menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang
pustakawan apabila menemui orang yang diam, tidak dihadapi oleh orang lain.
kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan c) Audible, bermakna antara lain: dapat didengarkan
pemustaka yang menjemukan. Agar mereka bereaksi atau dimengerti dengan baik, pesan yang kita
terhadap apa yang pustakawan sampaikan, maka sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
pustakawan dapat memperlihatkan keterbukaan d) Clarity, adalah kejelasan dari pesan sehingga dapat
dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang dimengerti dengan baik dan tidak akan menimbulkan
lain. Secara sederhana dapat diartikan dimana multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang
pustakawan harus lebih aktif kepada pemustaka yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan
pasif. yang akan menimbulkan rasa percaya (bust) dari
3. Menyangkut dan pikiran dimana pustakawan meng­ penerima pesan karena dalam berkomunikasi kita
akui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkap­ mengembangkan sikap terbuka.
kannya adalah miliknya dan ia bertanggung­ jawab. e) Humble, adalah sikap rendah hati. Sikap ini berkaitan
Dimana pustakawan harus bertanggungjawab ter­ erat dengan prinsip pertama yaitu membangun rasa
hadap ucapan­nya dan pesan yang diberikan kepada hormat dan menghormati orang lain. (Hinaini, 2008)
pemustaka.
Menurut ahli komunikasi mengatakan bahwa Kesimpulan
komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, Dalam proses interaksi terjadi proses komunikasi.
ide dan perasaan dengan cara yang baik serta dalam Melalui aktivitas komunikasi yang dilakukan, semua
kontak sosial yang baik pula. Stephan Covey dalam pihak yag terlihat dalam proses interaksi tersebut
Prijosaksono (2002) mengatakan bahwa unsur yang memahami keinginan dari masing-masing anggota.

30 Vol. 25 No. 2 Tahun 2018


Begitu pula pustakawan sebagai aktor pengelola yang diberikan kepada pemustaka, rekan kerja dan
perpustakaan, pustakawan juga dituntut untuk memiliki pimpinan. Komunikasi bisa dikatakan cerdas apabila
kemampuan berkomunikasi yang baik dan cerdas. memiliki unsur-unsur, yaitu berkomunikasi secara
Pustakawan akan berinteraksi dengan pengguna efektif, berkomunikasi secara santun, mendapatkan
perpustakaan, rekan kerja, pimpinan dan stakeholder efek, komunikasi untuk penyelesaian konflik. Kunci
lainnya. Agar mampu berinteraksi dengan berbagai komunikasi efektif adalah mencoba mengerti dan
elemen tersebut maka pustakawan dituntut untuk melakukan tindakan untuk memuaskan keinginan
memiliki kemampuan berkomunikasi. Jika pustakawan pemustaka. Dengan demikian, jumlah pengunjung
tidak mampu berkomunikasi dengan baik maka dapat perpustakaan akan semakin meningkat seiring dengan
berdampak terhadap kualitas hubungan serta layanan peningkatan mutu layanan yang diberikan.

Daftar Pustaka

Arni, Muhammad. (2007). Komunikasi organisasi. Prijosaksono, A dan Sembel, R. (2002). Management
Jakarta: Bumi Aksara Series. Jakarta: Elexmedia Komputindo
Hinaini Asma. (2008). Komunikasi efektif dan peranannya Rohana. (2012). Komunikasi di perpustakaan: usaha
di perpustakaan. Jendela Dunia. September 2008 membangun relasi ideal antaran pustakawan dengan
Lasswell, Harold D. (2007). The Structure and Function of pemustaka. MyLibrary. November 2012
Communication in Society. İletişim kuramve araştırma Suherman. (2009). Perpustakaan sebagai jantung sekolah,
dergisi Sayı 24 Kış-Bahar 2007, s.215-228 referensi pengelolaan perpustakaan sekolah. Bandung:
Liliweri, Alo. (2015). Komunikasi antarpersonal. Jakarta: MQS Publishing
Kencana
Pradipta, Caesar Vioniken dan Endang Fatmawati. (2012)
Pengaruh konsep diri dalam komunikasi interpersonal
pustakawan hubungannya terhadap kepuasan
pemustaka di Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Kota Cirebon. Jurnal Ilmu Perpustakaan. Vol,
No.1

Vol. 25 No. 2 Tahun 2018 31

Anda mungkin juga menyukai