Anda di halaman 1dari 20

ALUR KOMUNIKASI ORGANISASI DI UPT

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KATOLIK


SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Oleh:
Hernanda Argha Sasmita
Endang Fatmawati, M.Si., M.A.
Program StudiIlmu Perpustakaan, Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang

ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai “Alur Komunikasi Organisasi di UPT
Perpustakaan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang” tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah alur komunikasi di UPT Perpustakaan
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang berjalan dengan efektif atau tidak yang
meliputi: Komunikasi ke Bawah (downward communication), Komunikasi ke Atas
(upward communication), Komunikasi Horizontal, Komunikasi Lintas Saluran,
Komunikasi Informal (desas-desus).
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Informan yang digunakan sebanyak 6 (enam) orang meliputi: Kepala
perpustakaan, Kepala Bidang Pelayanan Pemustaka, Kepala Bidang Pengembangan,
Kepala Bidang Pelayanan Teknis, dan 2 staff yang bekerja di UPT Perpustakaan
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam (In-depth Interview), teknik Observasi Partisipatif (Participant
Observation), Teknik Studi Dokumen (Document Study). Teknik pengolahan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengklasifikasi atau mengkategorikan
data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitiannya. Teknik analisi data
dalam penelitian ini menggunakan Codingdan Memoing.
Simpulan dari hasil penelitian ini alur komunikasi horizontal yang begitu
efektif dilakukan.Sementara itu komunikasi informal juga cukup efektif karena lebih
sering digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah bersifat segera. Untuk
komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah sudah efektif karena sudah didukung
dengan alat-alat bantu teknologi seperti telepon dan e-mail. Sementara itu
komunikasi lintas saluran juga sebenarnya sudah berjalan lancar tetapi kurang
efektif, karena tidak sesuai dengan kebijakan secara formal di UPT Perpustakaan
Universitas Katolik Soegijapranata
Kata kunci: komunikasi dalam organisasi, alur komunikasi dalam organisasi,
alur komunikasi di perpustakaan.

ABSTRACT
This thesis discusses the "Chronology of Organizational Communication at
the Katolik University Library UPT Soegijapranata Semarang" purpose of this study
was to determine whether the flow of communication in the Unit Library Katolik
University of Semarang Soegijapranata working effectively or not to include:
Communication to the bottom (downward communication), Communication to the
top (upward communication), Horizontal Communication, Cross-Channel
Communications, Informal Communication (rumor).
The method in this study using qualitative research methods deskriptif
Informants who used as many as 6 (six) persons include: Head of the library, Head of
Service Users, Head of Development, Head of Technical Services, and two staff who
work at Katolik University Library UPT Soegijapranata Semarang.
Techniques of data collection in this study using in-depth interviews (In-depth
interviews), Participatory Observation techniques (Participant Observation),
Technical Study Document (Document Study). Data processing techniques in the
study conducted by way of classifying or categorizing data based on several themes
appropriate focus of his research. Techniques of data analysis in this study using
Coding and Memoing.
The conclusions from the results of this study horizontal communication flow
so effectively done. Meanwhile, informal communication is also quite effective
because it is more often used to solve immediate problems. For upward
communication and downward communication is effective because it is supported by
assistive technology tools such as telephone and e-mail. Meanwhile, cross-channel
communication has actually been going well too, but less effective, because it does
not comply with a formal policy at the Katolik University Library UPT
Soegijapranata
Key words: communication in the organization, communication flows in the
organization, communication flows in the library.

1. PENDAHULUAN dimanfaatkan.Suatu organisasi


perpustakaan memerlukan informasi
Perpustakaan merupakan suatu untuk hidup karena tanpa informasi
organisasi, berupa lembaga atau unit kegiatan di perpustakaan tidak dapat
kerja yang bertugas menghimpun berjalan.Untuk mendapatkan informasi
koleksi pustaka dan menyediakannya tersebut maka suatu perpustakaan
bagi masyarakat untuk harus melakukan komunikasi.
Komunikasi merupakan aktivitas berdampak pada kinerja para
dasar manusia, dengan berkomunikasi pustakawan.
manusia dapat saling berhubungan satu Informasi tidak hanya dibutuhkan
sama lain baik dalam kehidupan oleh manusia tetapi suatu organisasi
sehari-hari di rumah tangga, ditempat juga membutuhkan informasi untuk
kerja, dalam masyarakat atau dimana menjalankan usahanya.Hal ini
saja manusia berada tidak ada manusia dikarenakan di dalam suatu organisasi
yang tidak akan terlibat dalam terdapat unsur manusia yang bertugas
komunikasi. menjalankan kegiatan dalam
Pentingnya komunikasi bagi organisasi tersebut.
manusia tidaklah dapat dimungkiri Kemampuan berkomunikasi
begitu juga halnya bagi suatu merupakan poin utama dalam
organisasi.Dengan adanya komunikasi memberikan layanan informasi.Segala
yang baik suatu organisasi dapat aktivitas di perpustakaan berkaitan erat
berjalan lancar dan dengan kemampuan berkomunikasi,
berhasil.Komunikasi yang efektif baik antar pimpinan
penting bagi semua organisasi kebawahanmaupun antara bawahan
terutama perpustakaan, oleh karena itu kepimpinan, juga antar sesama
para pemimpin organisasi dan para tingkatan, lintas saluran dan
komunikator dalam organisasi perlu komunikasi informal. Hubungan
memahami dan menyempurnakan tersebut harus dipelihara mulai dari
kemampuan komunikasi mereka alur komunikasi antara pimpinan ke
(Kohler dalam muhammad 1981). bawahan, alur komunikasi bawahan ke
Informasi mengalami kemajuan pimpinan, ataupun alur komunikasi
yang sangat pesat seiring dengan antar orang-orang yang mempunyai
meningkatnya kebutuhan masyarakat tingkatan yang sama, alur komunikasi
akan informasi. Adanya kemajuan lintas saluran dan alur komunikasi
informasi tidak akan ada artinya informal. Proses komunikasi ini
apabila informasi yang ada tidak disebut dengan komunikasi dalam
dimanfaatkan. Oleh karena itu, organisasi
informasi harus dikomunikasikan Komunikasi organisasi yang baik
kepada orang lain atau masyarakat harus diciptakan untuk menghasilkan
agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan penciptaan dan saling tukar pesan di
kebutuhan masing-masing. perpustakaan. Komunikasi organisasi
Suatu perpustakaan memerlukan penting karena apabila komunikasi
Sumber Daya Manusia (SDM) yang yang terjadi tidak baik, maka secara
trampil dalam berkomunikasi di tidak langsung akan mempengaruhi
organisasi untuk meningkatkan kinerja iklim komunikasi yang akan
perpustakaan, dengan mempunyai memberikan dampak negatif terhadap
ketrampilan dalam berkomunikasi kinerja pustakawan dan kelangsungan
maka hubungan didalam organisasi perpustakaan.
akan berjalan secara baik sesuai Organisasi mempunyai beberapa
dengan alur komunikasi yang fungsi diantaranya adalah memenuhi
kebutuhan pokok organisasi, Menurut Wursarto (2005:153)
mengembangkan tugas dan tanggung komunikasi merupakan proses
jawab, memproduksi hasil produksi penyampaian informasi dari satu pihak
dan mempengaruhi orang.Secara garis kepada pihak lain untuk mendapatkan
besarnya komunikasi dan organisasi saling pengertian. Dalam
sangat berhubungan dan saling kenyataannya masalah komunikasi
ketergantungan. senantiasa muncul dalam proses
Organisasi merupakan suatu sistem pengorganisasian. Komunikasi
mengkoordinasikan aktivitas dan mempunyai andil membangun iklim
mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi, yang berdampak kepada
umum. Organisasi merupakan suatu membangun budaya organisasi, yaitu
sistem karena organisasi itu terdiri dari nilai dan kepercayaan yang menjadi
berbagai bagian yang saling tergantung titik pusat organisasi.
satu sama lain. Apabila satu bagian Tujuan komunikasi dalam proses
terganggu maka akan ikut berpengaruh organisasi tidak lain dalam rangka
pada bagian lain. Misalnya kita membentuk saling pengertian.
melihat organisasi Perpustakaan.Di Menurut Muhammad (2009:65-66)
Perpustakaan ada beberapa komponen bermacam-macam presepsi para ahli
diantaranya Pustakawan, Pemimpin tentang komunikasi organisasi seperti
Perpustakaan, dan Fasilitas berikut:
Pepustakaan. Misalnya, bagian
pengolahan mempunyai masalah a. Redding dan Saborn
dalam mengolah bahan pustaka maka Redding dan Saborn
kinerja di bagian layanan akan mengatakan bahwa komunikasi
terganggu oleh sebab itu peran organisasi adalah pengiriman
pemimpin disini sangat dibutuhkan dan penerimaan informasi
untuk menyelesaikan masalah yang dalam organisasi yang
ada di bagian pengolahan dengan kompleks, yang termasuk dalam
memberi solusi yang tepat dalam bidang ini adalah komunikasi
persoalan tersebut. internal, komunikasi downward
Bertolak dari tulisan di atas maka atau komuikasi dari atasan
penulis tertarik untuk mengambil judul kebawahan, komunikasi upward
penelitian “Alur Komunikasi atau komunikasi dari bawahan
Organisasi di UPT Perpustakaan ke atasan, komunikasi
Universitas Katolik Soegijapranata horizontal atau komunikasi dari
Semarang”. orang-orang yang sesama
level/tingkatan dalam
organisasi.
2. TINJAUAN LITERATUR
b. Katz dan khan
Komunikasi Organisasi
Katz dan Khan mengatakan
bahwa komunikasi organisasi
merupakan arus informasi,
pertukaran informasi dan timbul dalam organisasi akan segera
pemindahan arti di dalam suatu dapat diatasi apabila komunikasi yang
organisasi. berlangsung dalam organisasi dapat
c. Zelko dan Dance berjalan dengan baik. Komunikasi
Zelko dan Dance mengatakan dalam organisasi akan berjalan dengan
bahwa komunikasi organisasi lancar apabila arus informasi dalam
adalah suatu sistem yang saling organisasi tidak menghadapi
tergantungyang mencangkup hambatan.
komunikasi internal dan Komunikasi organisasi memegang
komunikasi eksternal. peran yang sangat penting dalam
pengintegrasian dan pengkoordinasian
Berdasarkan pengertian-pengertian semua bagian dan aktivitas di dalam
tersebut maka penulis dapat organisasi, salah satu fungsi penting
menyimpulkan yang dimaksud stuktur organisasi adalah membatasi
komunikasi organisasi adalah suatu aliran komunikasi. Hal ini akan
proses penyampaian informasi, ide-ide mengurangi permasalahan yang
diantara para anggota organiasasi diakibatkan oleh kelebihan informasi.
secara timbal-balik dalam rangka Beberapa dari permasalahan organisasi
mencapai tujuan yang ditetapkan. dipecahkan dengan tidak
Sementara itu, menurut meningkatkan tetapi justru membatasi
Muhammad (2009:67) komunikasi aliran komunikasi dan merinci secara
organisasi dapat disimpulkan dalam jelas informasi yang bagaimana yang
beberapa hal yang umum yaitu harus dikumpulkan, diproses dan
komunikasi organisasi terjadi dalam dianalisis
suatu sistem terbuka yang kompleks
dan dipengaruhi oleh lingkunganya
sendiri baik internal maupun eksternal AKUR KOMUNIKASI KE
yang meliputi pesan dan arusnya, BAWAH
tujuan, arah dan media juga meliputi
bebrapa elemen didalamnya seperti Komunikasi kebawah menunjukan
sumber daya manusia dan arus pesan yang mengalir dari para
ketrampilan/skill yang atasan atau para pimpinan kepada
mempengaruhinya. bawahannya.Kebanyakan komunikasi
Persoalan publik anggota menjadi ke bawah digunakan untuk
masalah tersendiri bagi menyampaikan pesan–pesan yang
organisasi.Oleh karena itu, masalah bersifat tugas-tugas dan
komunikasi dalam organisasi pemeliharaan.Pesan tersebut biasanya
menyangkut dua segi, yaitu masalah berhubungan dengan pengarahan,
komunikasi itu sendiri dan masalah tujuan, disiplin, perintah,pertanyaan
organisasi.Misalnya masalah dan kebijaksanaan umum. Menurut
pengambilan keputusan, masalah Lewis (dalam Muhammad,2009:108)
pelimpahan wewenang, dan masalah komunikasi kebawah adalah untuk
pengawasan. Semua masalah yang menyampaikan tujuan, untuk merubah
sikap,membentuk pendapat, pesan-pesan tugas dan
mengurangi kekuatan dan kecurigaan sebagainya.
yang timbul karena salah informasi, 2. Rasional
mencegah kesalahpahaman karena Rasional pekerjaan adalah
kurang informasi dalam pesan yang menjelaskan
mempersiapkan anggota organisasi mengenai tujuan aktivitas dan
untuk menyesuaikan diri dari bagaimana kaitan aktivitas itu
perubahan. dengan aktivitas lain dalam
a. Menurut Parwianto (2012) organisasi atau obyektif
fungsi arus komunikasi dari organisasi. Kualitas dan
atas ke bawah ini adalah: kuantitas dari komunikasi
1. Pembuatan instruksi kerja. rasional ditentukan oleh filosof
2. Penjelasan tentang dan asumsi pemimpin
mengapa suatu tugas perlu mengenai bawahannya.Bila
dilaksanakan. pemimpin menganggap
3. Penyampaian informasi bawahannya pemalas, atau
mengenai peraturan- hanya mau bekerja apabila
peraturan yang berlaku. dipaksa terlebih dahulu maka
4. Pemberian motivasi. pemimpin memberikan pesan
yang bersifat rasional ini
b. Mernurut Muhammad (2009, sedikit.Tetapi bila pemimpin
108-110), tipe komunikasi ke menganggap bawahannya
bawah secara umum orang yang dapat memotivasi
diklasifikasikan atas lima tipe diri sendiri dan produktif, maka
yaitu: biasanya diberikan pesan
rasional yang banyak.
3. Ideologi
1. Instruksi tugas Pesan mengenai ideologi
Instruksi tugas/pekerjaan merupakan perluasan dari
yaitu pesan yang pesan rasional.Pada pesan
disampaikan kepada rasional penekanannya ada
bawahan mengenai apa pada penjelasan tugas dan
yang diharapkan kaitan dengan perspektif
dilakukan mereka dan organiasi. Sementara pada
bagaimana melakukanya. pesan ideologi sebaliknya
Pesan itu mungkin mencari sokongan dan antusias
bervariasi seperti perintah dari anggota organisasi guna
langsung, diskripsi tugas, memperkuat loyalitas, moral
prosedur manual, program dan motivasi
latian tertentu, alat-alat
bantu melihat dan 4. Informasi
mendengar yang berisi Pesan informasi dimaksudkan
untuk memperkenalkan
bawahan denganpraktik-praktik pemimpin sangat sedikit karena
oraganisasi, peraturan- tidak cocok dengan pelaksanaan
peraturan keuntungan, tugas mereka.
kebiasaan dan data-data lain
yang tidak berhubungan c. Faktor yang mempengaruhi
dengan instruksi dan komunikasi bawahan
rasional.Misalnya, buku Arus komunikasi dari atasan
handbook dari karyawan. kepada bawahan tidaklah
5. Balikan selalu berjalan lancar, tetapi
Balikan adalah pesan yang dipengaruhi oleh berbagai
berisi informasi mengenai faktor. Menurut Muhammad
ketepatan informasi individu (2009, 110-112) faktor-faktor
dalam melakukan tersebut antara lain:
pekerjaannya.Salah satu bentuk 1.Keterbukaan
sederhana dari balikan ini Kurangnya sifat terbuka
adalah pembayaran gaji diantara pimpinan dan
karyawan yang telah siap karyawan akan menyebabkan
melakukan pekerjaannya atau pembelokan atau tidak mau
apabila tidak ada informasi dari menyampaikan pesan dan
atasan yang mengritik gangguan dalam pesan.
pekerjaannya, berarti Umumnya para pemimpin
pekerjaannya sudah tidak begitu memperhatikan
memuaskan.Tetapi apabila arus komunikasi ke
pekerjaan karyawan kurang bawah.Pemimpin mau
baik balikannya mungkin memberikan informasi ke
berupa kritikan atau peringatan bawah bila mereka merasa
terhadap karyawan tersebut. bahwa pesan itu penting bagi
penyelesaian tugas.Tetapi
Karyawan menginginkan apabila suatu pesan tidak
informasi dari atasannya dan relevan dengan tugas maka
mencari instruksi dalam pesan tersebut tetap
pekerjaannya, informasi yang dipegangnya. Misalnya seorang
berkenaan dengan hal-hal yang pimpinan akan mengirimkan
mempengaruhi mereka dan berita- pesan untuk memotivasi
berita yang terbaru.Walaupun karyawan guna penyempurnaan
informasi yang mereka peroleh produksi, tetapi tidak mau
bertambah mereka masih mencari mendiskusikan kebijaksanaan
informasi tambahan. baru dalam mengatasi masalah-
Pemimpin biasanya percaya masalah.
bahwa pesannya sampai kepada 2. Kepercayaan pada pesan
bawahan dengan maksud yang tulisan
benar.Akan tetapi tingkat Kebanyakan para pemimpin
pemahaman bawahan terhadap lebih percaya pada pesan
tulisan dan metode difusi yang menguntungkan kepada kedua
digunakan alat-alat elektronik belah pihak yaitu pemimpin
daripada pesan yang dan karyawan. Namun
disampaikan secara lisan demikian, bila pesan yang
dengan tatap muka dikirimkan tersebut tidak pada
langsung.Hal ini menjadikan saat dibutuhkan oleh karyawan
pemimpin lebih banyak maka mungkin akan
menyampaikan pesan tertulis mempengaruhi kepada
berupa buklet, memo, dan film efektifitasnya.
sebagai pengganti kontak 5. Penyaringan
personal secara tatap muka Pesan-pesan yang disampaikan
antara bawahan dan atasan. kepada bawahan tidaklah
Sebenarnya pesan itu akan semuanya diterima
lebih defektif apabila mereka.Penyaringan pesan ini
dikirimkan dalam bentuk lisan dapat disebabkan oleh
dan tertulis. Jadi bukan hanya bermacam-macam faktor
dalam bentuk tertulis saja diantaranya perbedaan presepsi
karena komunikasi dengan diantara karyawan.
bertatap muka lebih disenangi
oleh karyawan daripada media Berdasarkan teori yang
cetak. dikemukakan oleh Muhammad
3. Pesan yang berlebihan mengenai komunikasi kebawah, dapat
Karena banyaknya pesan-pesan penulis simpulkan bahwa informasi
yang dikirimkan secara tertulis yang didapatkan tidak hanya dari
maka karyawan dibebani pimpinan tetapi juga dari karyawan
dengan memo-memo yang ada, lain walaupun isi dari informasi
sehingga banyak sekali pesan- tersebut sedikit berbeda dari aslinya
pesan yang harus dibaca oleh dan kebanyakan karyawan tidak
karyawan.Reaksi karyawan menerima cukup informasi dari
terhadap pesan tersebut pimpinan, seperti kebutuhan informasi
biasanya cenderung untuk tidak yang berhubungan dengan pekerjaan
membacanya. mereka dan pengambilan keputusan
4. Ketepatan waktu (Timing) pada saat-saat tertentu.
Timing atau ketepatan waktu
pengiriman pesan KOMUNIKASI KE ATAS
mempengaruhi komunikasi ke
bawah.Pemimpin hendaknya Yang dimaksud dengan komunikasi
mempertimbangkan saat yang ke atas adalah pesan yag mengalir dari
tepat bagi pengiriman pesan bawahan kepada atasan atau dari
dan dampak potensial kepada tingkat yang lebih rendah kepada
tingkah laku karyawan.Pesan tingkat yang lebih tinggi. Semua
seharusnya dikirimkan kepada karyawan dalam suatu organisasi
bawahan pada saat saling kecuali yang berada pada tingkatan
yang paling atas mungkin mengetahui kinerja para
berkomunikasi ke atas.Tujuan dari anggotanya/pustakawan.
komunikasi ini adalah untuk 4. Keluhan dan perselisihan
memberikan balikan, memberikan Kedua pesan ini meliputi
saran dan mengajukan keluhan anggota/pustakawan
pertanyaan.Komunikasi ini dan konflik-konflik yang perlu
mempunyai efek pada penyempurnaan diketahui oleh seluruh anggota
moral dan sikap karyawan, tipe pesan organisasi agar didengar dan
adalah integrasi dan pembaruan. dimungkinkan untuk
a. Menurut Daft (2010:434-435) diselesaikan secara cepat agar
komunikasi ke atas mempunyai tidak mengganggu kinerja
lima jenis komunikasi yaitu: anggota lain. Misalnya,
Pustakawan tidak cocok dalam
1. Masalah dan pengecualian. bidang yang diberikan kepada
Pesan- pesan ini bertujuan pemimpin disebabkan kurang
menggambarkan persoalan serius harmonisnya komunikasi yang
maupun pengecualian dalam terjalin antar pustakawan
kinerja rutin agar para pemimpin alangkah bijaknya pemimpin
menyadari berbagai masalah yang memberi kebijakan untuk
ada dilapangan.Misalnya, berpindah bagian agar kondisi
kesalahan teknis terhadap fasilitas- lingkungan tetap kondusif.
fasilitas kerja dan membuat kerja 5. Informasi keuangan dan
para anggota/pustakawan menjadi akuntasi
terganggu. Pesan-pesan ini berhubungan
dengan biaya, pembelian, dan
2. Saran perbaikan pelestarian yang menjadi
Pesan ini adalah ide-ide untuk kepentingan pemimpin yang
memperbaiki prosedur-prosedur harus dilaporkan
terkait tugas untuk meningkatkan anggota/pustakawan terhadap
kualitas dan efisiensi. Misalnya, pemimpin.Misalnya, laporan
para anggota mempunyai ide untuk pengadaan buku yang
mengembangkan perpustakaan dilakukan setiap 1tahun sekali.
tersebut dengan cara
mengganti/mengurangi prosedur b. Menurut Parwianto (2012)
yang ada agar lebih efisien. fungsi arus komunikasi dari
bawah ke atas ini adalah:
3. Laporan kinerja 1. Pelaporan tentang pekerjaan
Pesan ini meliputi laporan periodik ataupun tugas yang sudah
yang menginformasikan kinerja dilaksanakan.
individu dan departemen kepada 2. Penyampaian informasi
pemimpin.Misalnya, Penyelesaian tentang persoalan-persoalan
tugas bulanan yang diberikan pekerjaan ataupun tugas
kepada pemimpin untuk
yang tidak dapat 1.Komunikasi ke atas lebih
diselesaikan. mungkin digunakan pembuat
keputusan pengolahan, apabila
3. Penyampaian saran perbaikan. pesan itu disampaikan tepat pada
4. Penyampaian keluhan. waktunya dan sesusai dengan
kebutuhan.
c. Faktor penghambat mendapatkan 2.Komunikasi ke atas lebih
informasi ke atas mungkin diterima, jika
Menurut Sharma (dalam komunikasi itu langsung
Muhammad, 2009:118) mendukung kebijakasanaan yang
mengatakan bahwa kesulitan itu baru.
mungkin disebabkan oleh beberapa 3.Komunikasi ke atas
hal diantaranya: memungkinkan lebih efektif, jika
komunikasi itu langsung kepada
1.Kecenderungan karyawan untuk penerima yang dapat berbuat
menyembunyikan perasaan dan mengenai hal itu/ masalah yang
pikirannya. sedang dihadapi untuk
2.Pemimpin tidak merespon menentukan solusi yang tepat.
masalah-masalah pada mereka 4.Komunikasi ke atas akan lebih
dan bahkan menahan beberapa efektif apabila komunikasi itu
komunikasi ke atas, karena akan mempunyai daya tarik secara
membuat pemimpin kurang baik intuitif bagi penerima. Pesan dari
menurut pandangan atasan yang bawahan lebih siap diterima jika
lebih tinggi mereka setuju.
3.Kurangnya reward atau
penghargaan terhadap karyawan Komunikasi ke atas merupakan
yang berkomunikasi ke atas. sumber informasi yang penting
4.Perasaan karyawan bahwa dalam membuat keputusan karena
pemimpin tidak dapat menerima dengan adanya komunikasi ini
dan berespon terhadap apa yang pemimpin dapat mengetahui
dikatakan oleh karyawan. bagaimana pendapat bawahan
mengenai atasan, mengenai
d. Faktor yang mempengaruhi pekerjaan mereka, mengenai teman-
efektivitas komunikasi ke atas. temannya yang sama bekerja dan
Disamping sulitnya mendapatkan mengenai organisasi. Pentingnya
komunikasi ke atas, komunikasi komunikasi ke atas maka organisasi
yang disampaikan itu pun belum perlu memprogramnya secara baik
tentu efektif karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain. Menurut
Muhammad (2009:119) faktor-
KOMUNIKASI HORISONTAL
faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
Komunikasi horizontal adalah kendala-kendala yang ada
pertukaran pesan diantara orang- dilapangan.
orang yang sama tingkatan 3.Komunikasi antar
otoritasnya di dalam organisasi. departemen
Peran yang mengalir menurut Komunikasi antar
fungsi dalam organisasi diarahkan departemen memfasilitasi
secara horizontal.Pesan ini penyelesaian proyek-proyek
biasanya berhubungan dengan atau tugas-tugas gabungan
tugas-tugas atau tujuan yang ditujukan kepada
kemanusiaan, seperti koordinasi, anggotanya/pustakawan
pemecahan masalah, penyelesaian untuk pengembangan
konflik,dan saling memberikan perpustakaan itu sendiri.
informasi. a. Menurut Parwianto (2012)
fungsi arus komunikasi
a. Menurut Daft (2010:435-436) horizontal ini adalah:
komunikasi horizontal dibagi 1. Saling berbagi
ke dalam tiga kategori yaitu: informasi.
2. Memperbaiki
1.Pemecahan masalah dalam koordinasi.
departemen 3. Mencari pemecahan
Komunikasi ini dilakukan masalah.
oleh para 4. Menjalin hubungan
anggota/pustakawan yang melalui kegiatan
sama dan menyangkut bersama.
penyelesaian tugas.
Misalnya: para pustakawan b. Tujuan komunikasi
berkomunikasi untuk Horizontal
membantu menyelesaikan Menurut Muhammad
tugas dari atasan. (2009:121) bahwa
2.Inisiatif perubahan dan komunikasi horizontal
perbaikan mempunyai tujuan tertentu
Komunikasi ini bertujuan diantaranya adalah:
untuk membagikan informasi 1.Mengkoordinasikan tugas-
kepada berbagai tim dalam tugas. Kepala-kepala
departemen yang membantu bagian dalam suatu
organisasi berubah, organisasi kadang-kadang
berkembang, dan mengalami perlu mengadakan rapat
peningkatan. Misalnya: para atau pertemuan, untuk
pustakawan sedang mendiskusikan bagaimana
berdiskusi untuk tiap-tiap bagian
mengembangkan memberikan kontribusi
perpustakaan itu sendiri deari dalam mencapai tujuan
organisasi.
2.Saling membagi informasi bagian menambah komunikasi
untuk perencanaan dan horizontal. Komunikasi horizontal
aktivitas-aktivitas. Ide dari bertambah karena kekuasaan atau
banyak orang biasanya itu otoritas sentralisasi menjadi berkurang
lebih baik daripada ide satu (Muhamad,2009:124).
orang. Oleh karena itu, Apabila anggota tidak mengajukan
komunikasi horizontal pertanyaan dalam pelaksanaan
sangat diperlukan untuk tugasnya dan tidak ada pula masalah
mencari ide yang baik yang akan dipecahkan maka
dalam menrancang suatu pembicaraan mereka sambil bekerja
program dalam organisasi. tidaklah menyangkut hal-hal formal
3.Memecahkan masalah yang lagi, tetapi sudah beralih kepada
timbul diantara orang-orang pembicaraan yang tidak relevan
yang berada dalam tingkat dengan tugas-tugasnya.
yang sama.
4.Menyelesaikan konflik KOMUNIKASI LINTAS
diantara anggota yang ada SALURAN
dalam bagian organisasi.
5.Menjamin pemahaman Komunikasi lintas saluran adalah
yang sama. Apabila tindak komunikasi untuk berbagi
perubahan dalam suatu informasi melewati batas-batas
organisasi diusulkan maka fungsional.Staff khusus (specialis
perlu ada pemahaman yang staff) biasanya paling aktif dalam
sama antar anggota tentang berkomunikasi lintas saluran dan
perubahan itu. meraka bertanggung jawab biasanya
6.Mengembangkan sokongan berhubungan dengan jabatan
interpersonal, karena fungsional (Wusarto,2002:163). Hal
sebagian besar dari waktu ini dikarenakan terdapat banyak
kerja karyawan berinteraksi komunikasi lintas saluran yang
dengan temannya maka dilakukan oleh spesialis staff dan
mereka memperoleh orang-orang lainnya yang
sokongan hubungan berhubungan dalam rantai-rantai
interpersonal dari perintah lain. Dengan demikian
temannya. diperlukan kebijakan organisasi untuk
membimbing komunikasi lintas
Komunikasi horizontal sangat saluran.
penting untuk koordinasi pekerjaan
antara anggota dalam organisasi. Hal
ini dikarenakan struktur organisasi KOMUNIKASI INFORMAL
mempunyai lebih banyak bagian-
bagian dan setiap individu semakin
(DESAS-DESUS)
mempunyai spesialisasi tertentu,
kebutuhan akan koordinasi bagian-
Bila anggota dengan yang lainnya sensitifterhadap komunikasi ke atas, ke
berkomunikasi tanpa memperhatikan bawah, dan horizontal
posisi mereka dalam organisasi, maka (Muhammad,2009:127).Hubungan
pengarahan arus informasi bersifat yang efektif antara atasan dan
pribadi. Informasi ini mengalir ke atas bawahan kelihatannya sangat krusial
ke bawah ataupun secara horizontal untuk mengkontrol informasi
tanpa memperhatikan hubungan informal.Pemimpin hendaknya
posisi. Hal ini dikarenakan komunikasi membiarkan anggotanya mengetahui
informal ini menyebabkan informasi bahwa mereka menerima dan
pribadi muncul dari interaksi diantara memahami informasi grapevine,
orang-orang dan mengalir keseluruh khususnya yang berkenan dengan
organisasi tanpa dapat dipikirkan maka pernyataan perasaan karyawan
informasi ini sering disebut dengan walaupun informasi itu tidak lengkap
desas-desus (grapevine) atau kabar dan tidak benar.
angin (Muhammad,2009:124).Dalam
istilah komunikasi grapevine
dikatakan sebagai metode untuk
menyampaikan rahasia dari orang ke 3. METODE PENELITIAN
orang, yang tidak dapat diperoleh Dalam penelitian ini peunilis
melalui jaringan komunikasi formal.
menggunakan penelitian kualitatif
Informasi yang diperoleh dari desas-
desus (grapevine) adalah yang dengan metode deskriptif.Penelitian
berkenaan dengan apa yang didengar kualitatif dengan metode deskriptif
atau apa yang dikatakan orang bukan menurut Nawawi dalam Mayasari
apa yang diumumkan oleh yang (2011: 44) adalah prosedur pemecahan
berkuasa. masalah yang diselidiki dengan
Walaupun grapevine membawa menggambarkan / melukiskan keadaan
informasi yang informal tetapi ada
subjek / objek penelitian (seseorang,
manfaatnya bagi organisasi.Grapevine
memberi balikan kepada pemimpin lembaga, masyarakat, dan lain lain)
mengenai sentiment karyawan.Dengan pada saat sekarang berdasarkan fakta-
adanya jaringan komunikasi informal fakta yang tampak atau sebagaimana
karyawan dapat menyalurkan ekspresi adanya.Pengertian lain mengenai
emosional dari pesan-pesan yang dapat penelitian kualitatif dijelaskan oleh
mempercepat permusuhan dan rasa
Bodgan dan Taylor dalam Moleong
ditekan. Grapevine dapat membantu
menerjemahkan pengarahan pemimpin (2011: 4) yaitu prosedur penelitian
ke dalam bahasa lain yang mudah yang menghasilkan data deskriptif
dipahami oleh anggota. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
Efek dari grapevine yang negatif orang-orang dan perilaku yang diamati
dapat dikontrol oleh pemimpin dengan
menjaga jaringan komunikasi formal PEMILIHAN INFORMAN
yang bersifat terbuka, jujur, teliti, dan
Informan dalam penelitian ini Display data adalah menyajikan
ditentukan dengan purposive data dalam bentuk matrik, chart
samplingyaitu teknikpemilihan atau grafik, tetapi dalam
pendekatan kualitatif display data
informan berdasarkan pertimbangan
bersifat naratif atau uraian singkat.
tertentu.dengan menggunakan
pertimbangan sesuai dengan jabatan c. Pengambilan kesimpulan dan
sehingga sudah mengetahui bagaimana verifikasi.
kondisi lingkungan di perpustakaan Pengambilan kesimpulan
dilakukan pada saat penelitian dan
METODE PENGUMPULAN DATA sesudah penelitian selesai, karena
data yang diperoleh semakin
Pada penelitian ini digunakan banyak dan mendukung. Verifikasi
metode pengumpulan data melalui dapat dilakukan dengan singkat
wawancara, observasi dan yaitu dengan cara mengumpulkan
data baru.
dokumentasi.
Moleong (2007:28) mengatakan
a. Wawancara mendalam bahwa grounded theory (Teori Dari
b. Observasi partisipatif Dasar/TDD) adalah metode yang telah
c. Dokumentasi secara meluas digunakan dalam
berbagai disiplin ilmupengetahuan.
TEKNIK ANALISIS DATA Hal mendasar dari pendekatan ini
adalah bahwa suatu teoriharus muncul
Teknik analisis yang dilakukan dari data, atau dengan kata lain suatu
dalam penelitian ini menggunakan teori harus daridasar/bawah. Oleh
model analisis, Usman dan Purnomo karena itu, pendekatan ini
(2001:86-87) juga mengemukakan memanfaatkan cara induktif.
secara garis besar analisis data dapat
dianalisis dengan beberapa langkah, Teori Dari Dasar/TDD
antara lain: didefinisikan oleh para ahli sebagai
pendekatanmetode penelitian kualitatif
a. Reduksi data yang menggunakan seperangkat
Data yang diperoleh di lapangan, prosedursistematik untuk
dirangkum untuk kemudian dipilih mengembangkan teori dari dasar yang
hal yang pokok yang sesuai dengan diperoleh secarainduktif tentang suatu
tema penelitian.Data yang telah fenomena.Teori Dari Dasar/TDD
direduksi memberikan gambaran mempersyaratkanbahwa teori muncul
yang lebih tajam tentang hasil dari data, namun tidak melihat hal itu
pengamatan dan mempermudah sebagai bagianyang terpisah.
dalam pencarian informasi ketika Teori Dari Dasar/TDD bermaksud
sewaktu-waktu dibutuhkan. untuk menjadi metode yang
tuntasdengan jalan menyediakan
b. Display data
prosedur yang rinci dan sistematik efektif dikarenakan penyampaian
untukpengumpulan data, analisis, dan informasinya yang secara cepat dan
teoritisasi, namun hal itu tepat sesuai dengan sasaran.
jugadimaksudkan untuk menjaga Adanya briefing pagi yang setiap
kualitas dari teori yang muncul dari hari dilaksanakan sebelum kegiatan
data. perpustakaan dimulai membantu
Menurut moleong (2007:30) ada penyampaian informasi.Informasi
empat (4) kriteria pokok untuk suatu yang diberikan sangat membantu
Teori Dari Dasar/TDD, yaitu: perkembangan perpustakaan dan
menyelesaikan masalah-masalah yang
1. Harus sesuai dengan fenomenon, dihadapi secara cepat untuk
diperoleh dari berbagai macam menemukan solusi terbaik bagi UPT
datadan dipercaya dari segi Perpustakaan Universitas Katolik
kenyataan sehari-hari dibidangnya. Soegijapranata. Keefktifan tersebut
2. Harus menyediakan pemahaman bisa dilihat juga saat penyampaian
dan komprehensif terhadap orang- tugas yang dilakukan secara face to
orang yang diteliti maupun lainnya face atau melalui telepon, dan e-mail
yang terlibat. tanpa perantara orang lain yang
3. Harus menyediakan kesimpulan mengakibatkan informasi yang
umum, dengan catatan bahwa data diterima lebih akurat dan lebih tepat
itu komprehensif, interpretasinya sasaran.
konseptual dan luas, dan teori
memasukkan variasi ekstensif Ketidakefektifan Alur Komunikasi
dibidangnya.
Alur komunikasi yang ada di UPT
4. Harus menyediakan pengawasan,
Perpustakaan Universitas Katolik
dalam hal menyediakan kondisi di
Soegijapranata tidak semuanya
mana teori diaplikasikan dan
dilakukan secara efektif. Ada kegiatan
menyediakan landasan untuk
penyampaian informasi yang
tindakan di bidangnya.
dilakukan kurang efektif yaitu dengan
cara melalui perantara orang lain.
Misalnya, Kepala Perpustakaan
4. HASIL ANALISIS DATA menyampaikan instruksi kepada
Kepala Bagian terlebih dahulu,
Keefektifan alur komunikasi
sedangkan Kepala Bagian
Alur komunikasi yang terjalin di
menyampaikan kepada Kepala Sub-
UPT Perpustakaan Universitas Katolik
Bagian terlebih dahulu, dan Kepala
Soegijapranata sudah berjalan secara
Sub-Bagian baru menyampikan
efektif hal tersebut dapat dilihat dari
kepada staff. Alur komunikasi tersebut
hasil wawancara ke semua informan
terlalu lama saat penyampaian
yang mengatakan bahwa alur
informasi.Hal ini tidak terlalu efektif
komunikasi yang ada di UPT
karena dengan Kepala Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Katolik
bertemu langsung kepada pihak yang
Soegijapranata sudah berjalan secara
bersangkutan lebih cepat dan efektif bawahannya, karena pemimpin
sesuai dengan sasaran. beranggapan bahwa dengan
Sementara itu, alur komunikasi komunikasi tatap muka bawahan
lintas saluran yang ada di UPT dapat lebih memahami informasi
Perpustakaan Universitas Katolik yang disampaikan pemimpin tanpa
Soegijapranata juga kurang efektif.Hal ada miss komunikasi dikarenakan
ini disebabkan alur komunikasi lintas ruang lingkupnya yang kecil
saluran yang dilakukan tidak sesuai pemimpin lebih mudah untuk
dengan kebijakan berkomunikasi. memberi intruksi/informasi secara
Misalnya: saat para staff melakukan langsung dan didukung dengan
komunikasi lintas saluran mereka tidak teknologi yang modern melalui
memberi tahu Kepala Bidang terlebih HP, telepon dan e-mail maka
dahulu. Alur komunikasi seperti ini informasi dapat diterima dengan
mengakibatkan komunikasi lintas cepat dan efisien.
saluran sulit untuk dikontrol 2. Sama halnya dengan komunikasi
pemimpin. ke atas yang dilakukan oleh
bawahan ke pemimpin sudah
efektif. Staff/pustakawan lebih
5. SIMPULAN senang melaporkan informasi ke
Berdasarkan hasil analisis data pemimpin dengan cara bertatap
terhadap jawaban dari keseluruhan muka secara langsung sehingga
pertanyaan dalam wawancara komunikasi yang mereka
mendalam yang telah dilakukan sampaikan langsung mendapat
kepada 6 (enam) informan di tanggapan dari pemimpin
UPTPerpustakaan Universitas Katolik mengenai informasi yang mereka
Soegijapranata, maka dapat ditarik sampaikan. Hal tersebut didukung
simpulan sebagai berikut: dengan teknologi yang modern
Dari hasil wawancara yang melaui HP, telepon dan e-mail
dilakukan oleh penulis, dapat diketahui maka bawahan juga bisa
bahwa alur komunikasi secara memanfaatkan teknologi tersebut
keseluruhan yang ada di UPT untuk melaporkan informasi yang
Perpustakaan Universitas Katolik bersifat segera, agar lebih cepat
Soegijapranata sudah berjalan dengan dan efisien.
lancar dengan bukti tidak adanya miss 3. Komunikasi horizontal lebih
komunikasi antara pemimpin ke efektif daripada alur komunikasi
bawahan, bawahan ke pemimpin, antar yang lain karena komunikasi
staff, antar bidang kerja, dan horizontal yang ada di
komunikasi informal. Perpustakaan Universitas Katolik
Soegijapranata sudah terjalin
1. Komunikasi ke bawah sudah
seperti kekeluargaan jadi saat staff
efektif dan dilakukan pemimpin
memerlukan bantuan masalah
dengan cara bertatap muka (face to
pekerjaan, maka staff lain bersedia
face) secara langsung kepada
membantu pekerjaan staff yang
kesulitan menghadapi tugasnya. horizontallah yang begitu efektif
Para staff juga saling back up dilakukan, karena komunikasi
pekerjaan apabila salah satu staff horizontal sudah terjalin seperti
harus meninggalkan pekerjaan kekeluargaan jadi penyampaian
disaat jam bekerja. Walaupun ada informasi kepada staff/pustakawan lain
miss komunikasi diantara mereka lebih bebas dan bisa mengeksplorer
yang menimbulkan perbedaan informasi yang didapat.
pendapat mereka bisa Sementara itu komunikasi yang
menanganinya secara demokratis. juga cukup efektif dari kelima alur
4. Berbeda dengan komunikasi lintas komunikasi tersebut yaitu alur
saluran yang ada di Perpustakaan komunikasi informal. Komunikasi
Universitas Katolik informal lebih sering digunakan di
Soegijapranata, komunikasi ini UPT Perpustakaan Universitas Katolik
terjalin tanpa ada kebijakan dari Soegijapranata untuk menyelesaikan
pemimpin. Komunikasi ini terjalin masalah daripada komunikasi formal,
begitu saja apabila antar bidang karena komunikasi informal dilakukan
bekerja sama otomatis komunikasi untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang terjalin berjalan dengan yang bersifat segera tanpa harus
harmonis, walaupun komunikasi menunggu terlalu lama untuk
lintas saluran tidak melibatkan mengambil keputusan.
pemimpin terlebih dahulu tetapi Berdasarkan kesimpulan di atas
komunikasi tersebut berjalan alur komunikasi ke bawah dan ke atas
secara harmonis. juga sudah efektif dengan didukung
5. Komunikasi informal sudah cukup alat-alat bantu teknologi seperti
efektif karena lebih sering telepon dan e-mail memudahkan
digunakan di Perpustakaan penyampaian informasi dapat diterima
Universitas Katolik Soegijapranata dengan cepat dan mendapatkan respon
untuk menyelesaikan masalah- yang cepat juga bagi komunikator.
masalah yang tidak formal dan Komunikasi ke bawah dan ke atas
perlu diselesaikan segera, karena lebih sering menggunakan cara face to
informasi informal yang dilakukan face agar komunikasi yang
disini sangat fleksibel maka disampaikan tepat sasaran dan dapat
anggota Perpustakaan Universitas lebih dimengerti oleh penerima
Katolik Soegijapranata lebih informasi.
senang menyampaikan informasi Sementara itu komunikasi lintas
dengan cara informal melalui saluran juga sebenarnya sudah berjalan
briefing pagi, telepon, sms, dengan lancar tetapi kurang efektif
maupun lewat e-mail. karena tidak sesuai dengan kebijakan
secara formal di UPT Perpustakaan
Berdasarkan kelima alur Universitas Katolik
komunikasi yang ada di UPT Soegijapranata.Komunikasi lintas
Perpustakaan Universitas Katolik saluran biasanya dilakukan
Soegijapranata alur komunikasi staff/pustakawan secara langsung
tanpa meminta ijin terlebih dahulu 3. Sebaiknya alur komunikasi formal
kepada Kepala Bidang atau Kepala lebih ditingkatkan. Misalnya: lebih
Perpustakaan. sering menggadakan rapat
struktural dan pemberian instruksi
secara formal agar lebih seimbang
penggunaan alur komunikasi
SARAN
formal dengan komunikasi
Hasil analisis data terhadap
informal.
jawaban dari keseluruhan pertanyaan
4. Hendaknya alur komunikasi lintas
dalam wawancara mendalam yang
saluran yang sudah terjalin lebih
dilakukan kepada 6 (enam) informan
sesuai dengan kebijakan organisasi
di UPT Perpustakaan Universitas
perpustakaan. Misalnya:
Katolik Soegijapranata.berdasarkan
komunikasi lintas saluran
pada hasil tersebut, maka penulis
dilakukan dengan pemberitahuan
memberikan saran yang sekiranya
terlebih dahulu kepada Kepala
dapat dijadikan sebagai bahan
Perpustakaan/Kepala Bagian agar
peryimbangan dalam rangka
alur komunikasi tersebut lebih
memperbaiki komunikasi organisasi di
terstruktur dan informasi yang
UPT Perpustakaan Universitas Katolik
diberikan lebih mudah diketahui
Soegijapranata. Adapun saran tersebut
oleh semua anggota perpustakaan.
adalah sebagai berikut:
5. Setidaknya lebih baik
1. Setiap anggota perpustakaan di
meminimalisir penyampaian
lingkungan UPT Perpustakaan
informasi dengan perantara orang
Universitas Katolik Soegijapranata
lain. Hal ini dikarenakan
harus meningkatkan kemampuan
berkomunikasi secara langsung
dalam berkomunikasi, agar tercipta
akan lebih dimengerti oleh yang
suasana kerja yang kondusif dan
menerima infomasi.
kinerja yang diinginkan dari staff
2. Kepala Perpustakaan harus lebih
aktif memberikan motivasi yang DAFTAR PUSTAKA
membangun kepada staff UPT
Perpustakaan Universitas Katolik Aulianti, I.L. 2010.“Persepsi
Soegijapranata. Misalnya: Pemustaka terhadap Layanan
pemberian reward/penghargaan Deposit di Perpustakaan Jawa
bagi staff/pustakawan yang lebih Tengah”.Skripsi. Semarang:
produktif dalam bekerja bukan Universitas Diponegoro
hanya menyampaikan informasi
yang bersifat intruksi. Hal ini Bungin, B. 2009.Penelitian Kualitatif.
berguna agar staff bekerja lebih Jakarta: Kencana.
giat dan bersemangat, sehingga
kinerja organisasi menjadi lebih Devis, K dan Jhon W.N,1985Perilaku
baik. dalam Organisasi jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Effendy, O .U. 2002.Dinamika Nawawi, H. 1993. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: PT Remaja Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Rosdakarya. Mada University Press.

. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori Panuju, R. 2001, Komunikasi


dan Praktek. Bandung: PT Remaja Organisasi, Yogyakarta: Pustaka
Rosdakarya Pelajar.

Fakhlina, R. J. 2011 “Alur Komunikasi Parwianto, H. 2012, Perilaku


di Perpustakaan Proklamator Organisasi, dalam http://Herwan
Bung Hatta (PPHB) Bukit Tinggi”. parwanto, staff.uns.ac.id.[diakses
Jurnal Berkala, Ilmu perpustakaan Rabu,18 april 2012].
dan informasi. Volume VII.No.1
hal 10-17. Perpustakaan Unika soegijapranata,
2012, dalam http//
Gibson L, dan James. 1985 Organisasi library.unika.ac.id. [diakses Rabu
Jilid 2: Perilaku, struktur, proses. 20 Juni 2012].
Jakarta: Erlangga
Sopiah,2008 Perilaku Organisasi.
Hanifa, W.2012 Karakteristik Yogyakarta: Andi.
Organisasi.dalamhttp://windakutu
buku.blogdetik.com. [diakses Subagyo, P. Joko. 1997. Metode
Rabu,16 Mei 2012]. Penelitian: dalam teori dan
praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad, A. 2009 Komunikasi
Organisasi. Bandung: Bumi Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Aksara Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Mulyana, D. 2004, Ilmu Komunikasi: . 2009. Metode Penelitian


Suatu Pengantar, Bandung: Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Remaja Rosdakarya Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 2010. Metode alternatif pendekatan. Jakarta:


Penelitian. Jakarta: Penaku. Kencana Prenada Media Group
UPT Perpustakaan Universitas Katolik
. 1993. Pengantar Ilmu Soegijapranata. 2012. Brosur UPT
Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Perpustakaan UNIKA.Semarang:
Pustaka Utama. UPT Perpustakaan Universitas
Katolik Soegijapranata.
Suyanto, B dan Sutinah. 2006. Metode
Penelitian Sosial: berbagai
Usman, H dan Purnomo S.A.
2001.Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.
Winardi, J.,2007Manajemen Perilaku
Organisasi, Edisi revisi, Jakarta:
Kencana

Wursanto, 2002.Dasar-Dasar Ilmu


Organisasi.Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai