CAIRAN
4 Nov 21
Definisi Syok
Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dengan akibat
ketidakcukupan pasokan oksigen dan substrat metabolik lain ke jaringan serta
kegagalan pembuangan sisa metabolisme.
● Hipotensi arteri sistemik: tekanan arteri sistolik <90 mmHg atau MAP (mean
arterial pressure) <70 mmHG dan takikardia
● Hipoperfusi jaringan, dapat dilihat dari kulit (dingin dan lembab, dapat disertai
dengan vasokonstriksi dan sianosis), ginjal (urin output <0,5 ml/kgBB/jam), dan
neurologi (perubahan status mental, termasuk kesadaran dan disorientasi)
● Hiperlaktatemia: >1,5 mmol/L (normal: 1 mmol/L)
Vincent JL, Backer DD. Circulatory shock. N Engl J MEd. 2013; 369:1726-34.
Keseimbangan Cairan
Vincent JL, Backer DD. Circulatory shock. N Engl J MEd. 2013; 369:1726-34.
Klasifikasi Syok
1. Syok hipovolemik
2. Syok distributif
3. Syok kardiogenik
4. Syok obstruktif
Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller A, Sabashnikov A, Teske W. The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches Aerzteblatt
Online. 2018;.
2. Syok Kardiogenik
Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller A, Sabashnikov A, Teske W. The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches Aerzteblatt
Online. 2018;.
3. Syok Obstruktif
Penyebab:
- Gangguan pengisian diastolik & penurunan preload jantung →
tamponade jantung, tension pneumothoraks, kompresi pada vena
cava
- Peningkatan afterload jantung → diseksi aorta, stenosis katup aorta
derajat berat
- Peningkatan afterload jantung kanan & penurunan preload jantung kiri
→ T,emboli
Standl T, Annecke paru,
Cascorbi I, Heller massa
A, Sabashnikov rongga
A, Teske mediastinum
W. The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches Aerzteblatt
Online. 2018;.
4. Syok Distributif
Subtipe:
- Syok sepsis → kriteria Sepsis-3 atau q-SOFA pada situasi emergensi, riw. infeksi
- Patofisiologi: respon inflamasi → disfungsi endotel → vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas → penumpukan volume di intravaskular yang kemudian berpindah
interstitial
- Syok anafilaktik → sering disertai manifestasi kulit, gejala pencernaan dan
pernapasan di awal, riwayat alergi
- Patofisiologi: reaksi hipersensitivitas tipe 1 (IgE-dependent) → pelepasan sel mast
dan histamin → vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas → penumpukan volume di
intravaskular yang kemudian berpindah interstitial
Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller A, Sabashnikov A, Teske W. The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches Aerzteblatt
Online. 2018;.
4. Syok Distributif
Standl T, Annecke T, Cascorbi I, Heller A, Sabashnikov A, Teske W. The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches Aerzteblatt
Online. 2018;.
Diagnosis Syok
Tanda klinisnya:
- Hipotensi arteri → namun bisa saja hipotensi tidak terlalu
terlihat terutama pada pasien dengan hipertensi
- Tekanan darah sistolik <90mmHg atau mean arterial pressure <70mmHg
- Biasanya disertai takikardia (bisa terjadi bradikardi pada syok kardiogenik/neurogeniki)
- Tanda hipoperfusi jaringan
- Kulit → dingin, basah, sianosis, vasokonstriksi → terutama di bagian tubuh dengan
aliran darahnya rendah (ujung jari kaki dan tangan)
- Ginjal → urine output <0,5ml/kgBB/jam
- Neurologi → gangguan status mental → kebingungan, disorientasi
- Hiperlaktatemia → metabolisme oksigen jaringan yang
abnormal
- Kadar laktat darah pada gangguan sirkulasi akut >1,5 mmol/L (normal <1 mmol/L)
Systemic
findings CO CVP SVR
Hypovolemic
Shock
Cardiogenic
Shock
Vasogenic Shock
TERAPI CAIRAN
RA, Mengganti
Kristaloid kehilangan
RL/NS
Resusitasi akut
Dextran, (hemoragik,
Koloid
Terapi Gelatin GI loss)
Cairan 1. Kebutuhan
Elektrolit KAEN normal
Rumatan (IWL + Urin +
feses)
Nutrisi 2. Dukungan
Nutrisi
Jenis cairan berdasar
tujuan terapi
1. Cairan rumatan (maintenance)
Bersifat hipotonis : konsentrasi partikel terlarut < konsentrasi cairan intraseluler (CIS); menyebabkan
air berdifusi ke dalam sel.
Tonisitas < 270 mOsm/kg; misal : dekstrosa 5%, dekstrosa 5% dalam salin 0,25%
2. Cairan Pengganti (resusitasi, substitusi)
Bersifat isotonis : konsentrasi partikel terlarut = CIS; no net water movement melalui membran sel
semipermeabel.
Tonisitas 275-295 mOsm/kg; misal : NaCl 0,9%, Lactate Ringer’s, koloid
3. Cairan khusus
Bersifat hipertonis : konsentrasi partikel terlarut > CIS; menyebabkan air keluar dari sel, menuju
daerah dengan konsentrasi lebih tinggi
Tonisitas > 295 mOsm/kg; misal NaCl 3%, Manitol, Sodium bikarbonat, Natrium laktat hipertonik.
Cairan kristaloidBM
Tekanan onkotik < cepat
rendah (< 8000 Dalton)
terdistribusi ke ekstrasel
dengan/tanpa glukosa
Kristaloid
Cairan Cairan
Hipotonis Cairan Isotonis
hipertonis
dengan tambahan
laktat atau asetat
Asetat dimetabolisme
di jaringanbutuh O2
1/2 laktat
◉ Indikasi pada
○ Dehidrasi (hipovolemik dan asidosis) GE akut,
DHF, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma
◉ Keunggulan
○ Dimetabolisme diotit, dan masih dapat ditolerir
pada pasein yang mengalami gangguan hati
○ Pada preoperasi, RA mengatasi asisdosis laktat
lebih baik dibanding RL
○ Pada kasusu beda mempertahankan suhu
tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
○ Efek vasodilator
Komposisi cairan kristaloid
Tekanan onkotik >> sebagian
BM tinggi (>8000 dalton) besar tinggal di ruang intravaskuler,
misalnya albumin
Koloid
Volume darah
• Gelatin dan kanji heta meningkatkan transport dan pemakaian oksigen
• Pasien syok hipovolemik, sepsis, kombusio memperbaikin hemodinamik
Sealing effect
• Penurunan kebocoran vaskular
• HES 200/0.5 lebih baik daripada Albumin 5%, Ringer Laktat, HES dengan BM <50.000,
• HES dengan BM > 300.000
Mengembalikan aliran darah regional
Mikrosirkulasi :
• dekstran 40 memiliki pengaruh baik pada mikrosirkulasi sehubungan sifatnya menurunkan viskositas,
mengganggu formasi rouleaux dan menurunkan daya adesi leukosit
Dekstran
◉ Kebutuhan carian
○ Dewasa: 30-40ml/kgBB/hari atau 1,5ml/kg/jam
○ Anak
■ <10kg : 100 ml/kgBB/hari
■ 11-20kg : 1000ml + 50ml (BB-10kg)
■ >20kg : 1500ml + 20ml (BB-20kg)
◉ Kebutuhan elektrolit
○ Natrium 3 mEq/kgBB/hari
○ Kalium 2 mEq/kgBB/ hari
Kebutuhan Elektrolit
K+ 50-100 1-2
P 20-45 0,5-1
◉ Dehidrasi Hipertonik :
○ Kehilangan air lebih besar dari Na
○ Kadar Na > 145 mmol/L
○ Osmolalitas serum > 295 mOsm/L
○ Terapi :
■ Dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,45 % atau 5% dextrose in half
strength Ringer lactate atau
■ fase I : 20 mL/kg RL atau NaCl 0,9 %
■ fase II: dekstrosa 5% dalam NaCl 0,45% diberikan 48 jam agar
tidak terjadi edema otak dan kematian