Disampaikan pada :
Pelatihan
BASIC TRAUMA CARDIAC LIFE SUPPORT (BTCLS)
Muhammad Irvan Firdaus
1. Gamper G, Havel C, Arrich J, Losert H, Pace NL, Müllner M, Herkner H (February 2016). "Vasopressors for hypotensive shock". The Cochrane Database of Systematic Reviews. 2:
CD003709. doi:10.1002/14651858.CD003709.pub4. PMC 6516856. PMID 26878401.
2. American collage of surgeons (2018). ATLS, Advance Trauma Life Support students course manual. Ed 10 th . P 44. ISBN 78-0-9968262-3-5
3. Definition, classification, etiology, and pathophysiology of shock in adults". UpToDate. Retrieved 2019-08-15.
▪ Ada 3 variable dari terjadi syok (adanya kondisi
system sirkulasi yang parah menyebabkan
perfusi organ tidak adekuat) yakni :
1. Volume Darah → berperan pada
optimalnya preload jantung
2. Pompa Jantung → Kontraktilitas myocard
jantung
3. Sirkulasi & pembuluh darah → afterload
jantung adekuat sehingga perfusi optimal
American collage of surgeons (2018). ATLS, Advance Trauma Life Support students course manual. Ed 10 th . P 44. ISBN 78-0-9968262-3-5
KLASIFIKASI SHOCK
Hipovolemik
Kardiogenik
Shock
Obstruktif
Sepsis
Distributif Anafilakti
k
Neurogeni
k
Hooper N, Armstrong TJ. Hemorrhagic Shock. [Updated 2019 May 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470382/
Vincent, J.-L., & De Backer, D. (2013). Circulatory Shock. New England Journal of Medicine, 369(18), 1726 –1734. doi:10.1056/nejmra1208943
1. HYPOVOLEMIA SHOCK
▪ Kondisi inadekuat perfusi organ akibat kehilangan
darah di vaskuler secara akut1
▪ Akibatnya terjadi penurunan preload
▪ Etiologi :
▪ Hemoragik : Trauma, Perdaraham
Gastrointestinal, Ruptur aneurima
▪ Non-hemoragik → Kehilangan Cairan : Diare,
muntah, luka bakar dan lainnya
Standl, T., Annecke, T., Cascorbi, I., Heller, A. R., Sabashnikov, A., & Teske, W. (2018). The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches
Aerzteblatt Online.doi:10.3238/arztebl.2018.0757
2. CARDIOGENIC SHOCK
▪ Adanya gangguan fungsi jantung dimana penurunan kapasitas
pompa jantung, menyebabkan curah jantung menurun atau
gangguan pada pengisian ventrikel 1
▪ Akibat dari Penurunan pompa Jantung
▪ Etiologi :
▪ Disfungsi sistolik : Infark miokard, kardiomiopati, hipertensi
pulmonal
▪ Disfungsi Diastolik : Hipertropi ventrikel, kardiomiopati
▪ Disritmia : Bradiaritmia, Takiaritmia
▪ Gangguan Struktur : Stenosis atau Regurgitasi, rupture septal
Standl, T., Annecke, T., Cascorbi, I., Heller, A. R., Sabashnikov, A., & Teske, W. (2018). The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches
Aerzteblatt Online.doi:10.3238/arztebl.2018.0757
3. DISTRIBUTIVE SHOCK
▪ Akibat dari dilatasi pembuluh darah besar →
penurunan systemic vascular resistance (SVR) →
penurunan Preload.
▪ Etiologi :
▪ Sepsis : Infeksi sistemik (pneumonia, peritonitis,
prosedur invasive)
▪ Neurogenik : Cidera medulla spinalis, anastesi spinal,
depresi pusat vasomotor
▪ Reaksi anafilaktik : reaksi hipersensivititas (alergi)
4. OBSTRUCTIVE SHOCK
▪ Kondisi yang diakibatkan adanya hambatan pada
pembuluh darah besar atau pembuluh darah
jantung (Standl, et al, 2018)
▪ Akibat dari restriksi pengisian diastolic ventrikel
kanan akibat kompresi / penekanan pada jantung
▪ Etiologi :
▪ Tamponade jantung
▪ Tension pnemothoraks
▪ Emboli Paru
Standl, T., Annecke, T., Cascorbi, I., Heller, A. R., Sabashnikov, A., & Teske, W. (2018). The nomenclature, definition and distinction of types of shock. Deutsches
Aerzteblatt Online.doi:10.3238/arztebl.2018.0757
PENGKAJIAN
▪ Fokus pengkajian
❖Airway – Breathing – Circulation (ABC)
❖Tanda & Gejala Shock
✓ Perifer
↓ nadi perifer, kulit dingin dan
lembap/basah, CRT > 2 detik, pucat, sianosis
✓ Renal
✓ Serebral output urine <0,5 mg/kg/jam, ↑ ureum, ↑ creatinine, ↑ BJ urine
✓ Kardiopulmonal ansietas, pusing, agitasi, ↓ kesadaran
✓ Gastrointestinal ↓ TD, takikardia, disritmia, ↓ JVP, ↓ CVP,
✓ Hepatik takipnea, ↓ SpO2, gagal napas.
↓ bunyi usus, ileus paralitik, hiper/hipoglikemia
↑ enzim liver (ALT, AST) dan laktat
Tanda
Penanganan Gawat Darurat di IGD
▪ Airway : menjamin jalan nafas paten
▪ Breathing : memberikan oksigen → pertahankan Sa)2 > 95 %
▪ Circulation :
▪ Hentikan perdarahan eksternal dengan teknik penekanan
langsung
▪ Pasang akses Intravena →, pertimbangan ukuran Gauze
besar untuk transfusi
▪ Pemberian cairan → resusitasi cairan (kolaborasi)
Teknik Penekanan Langsung (direct pressure) untuk
menghentikan perdarahan
▪ Pertahankan patensi jalan nafas
▪Shock Hipovolemik
▪ Hentikan perdarahan / kehilangan
cairan
▪ Kembalikan volume sirkulasi
▪ Resusitasi Cairan
▪ Shock Kardiogenik
▪ Perlu dinilai masalah utamanya : volume, pompa atau irama jantung ?
▪ Masalah Volume : Berikan cairan dan nilai kebutuhan cairan
▪ Masalah pompa :
✓ Bila TDS > 100 mmHg → Vasodilator
✓ Bila TDS 70 – 100 mmHg tanpa disertai gejala shock → inotropic
(Dobutamine)
✓ Bila TDS 70 – 100 mmHg bila disertai gejala shock → Vasopressor
(Dopamine)
✓ Bila TDS < 70 mmHg disertai gejala Shock → Vasopressor kuat
)norepinephrine)
▪ Masalah Irama : disesuaikan dengan algoritm takiaritmia / bradiaritmia
▪ Tatalaksana lanjutan setelah diatasi (pompa balon intra aorta,
angiografi, intervensi kardiovaskuler perkutan, bedah)
▪Shock Anafilaktik
▪ Epinephrine → vasokonstriksi perifer,
Bronkhodilatasi dan menekan efek
histamine
▪ Diphenhydramine (Benadryl) →
memblok pelepasan histamin akibat reaksi
alergi
✓ Bronkodilator dgn nebulizer lebih efektif
✓ Intubasi endotrakeal atau krikotiroidotomi (jika
perlu)
▪Shock Neurogenik
▪ Stabilisasi spinal (misal cervical collar) →
mencegah bertambahnya kerusakan Spinal
cord
▪ Vasopressor (phenilephrine) →
mempertahankan TD dan perfusi organ
▪ Atropine → mengatasi bradikardia
▪ Hati-hati pemberian cairan karena hipotensi
bukan akibat kehilangan cairan
▪ Pantau hipotermia akibat disfungsi hipotalamus
▪ Methylprednisolone → cegah kerusakan
sekunder spinal cord akibat pelepasan
mediator kimia
Shock Obstruktif
▪ Kenali sedini mungkin agar obstruksi dapat diatasi segera
▪ Atasi penyebab obstruksi :
✓ Cardiac tamponade → pericardiocentesis
✓ Tension pneumothorax → needle decompression / finger
decompression atau chest tube Insertion
✓ Emboli paru → terapi trombolitik untuk mengembalikan
sirkulasi paru dan sisi kiri Jantung
needle decompression
Spahn, et al (2019).The European guideline on management of major bleeding and coagulopathy following trauma: fifth
edition. p.9. BMC. https://doi.org/10.1186/s13054-019-2347-3
23
CARA PENGGANTIAN CAIRAN / DARAH
• Rekomendasi umum adalah pemberian 3 mL kristaloid untuk setiap
kehilangan 1 mL cairan / darah. Ingat untuk selalu mencatat setiap 100
– 150 mL cairan yang sudah masuk.1
• Untuk pemberian cairan kolloid maka dilakukan dengan rumusan 1 : 1
1. https://www.openanesthesia.org/fluid-management/
CASE STUDY
• Seorang laki-laki berusia 24 tahun masuk IGD setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Tampak deformitas
pada femur dextra. Pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit,
tekanan darah 90/65 mmHg, CRT >2 detik, produksi
urine 10 mL/jam ekstremitas pucat, gelisah dan
kesadaran menurun, BB 50 kg.
3. Perbaikan kesadaran
Tidak sadar (kehilangan darah lebih dari 50% volume darah)
berangsur mengalami perbaikan
4. Perbaikan urine output: 1 cc/kg BB/jam
5. Lab: perbaikan ke arah normal
“TIME SAVING IS
LIVE SAVING ”
TERIMA KASIH