Definisi
darah (baik sebagai trombus maupun embolus), atau dari stenosis pembuluh
oleh trombus maupun embolus ataupun stenosis pembuluh yang terjadi akibat
B. Etiologi
Stroke biasanya terjadi disebabkan oleh salah satu dari kejadian dibawah ini
1. Thrombolisis
lemak tertumpuk dan membentuk plak di dinding pembuluh darah, plak ini
2. Emboli Cerebral
Yaitu bekuan darah atau lainnya seperti lemak yang mengalir melalui
pembuluh darah dibawa ke otak, dan nyumbat aliran darah bagian otak
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis stroke non hemorargik terkait dengan arteri yang terkena
dominan
bawah.
secara volunter
a. Hemiplegia pada derah (flacid pada muka, lengan dan tungkai pada
sisi kontralateral)
d. Hemonymous hemianopsia
g. Denial paralisis
i. Sakit kepala
j. Paresis vasomotor
d. Arteri vertebrobasilaris
d. Diplopia
e. Koordinasi buruk
f. Disfagia
g. Bicara mencerca
h. Pusing
e. Arteri basilaris
a. Quadriplegia
f. Arteri serebralis
c. Gangguan rasa nyeri dan sensibilitas terhadap suhu pada batang tubuh
e. Pupil kecil dan ptosis pada sisi kelopak mata yang terkena (Chang,
dkk, 2010)
D. Patofisiologi
dari beberapa faktor pencetus dimulai dari faktor gaya hidup, faktor yang
dapat diubah, sampai dengan faktor yang tidak dapat diubah. (Alchuriyah &
perfusi darah pada otak itu sendiri berubah yang dapat menimbulkan hipoksia.
Dari hipoksia dalam otak akan menyebabkan berbagai macam patofisiologi
lakunar. Penyebab yang pertama adalah stroke iskemik (TIA), dimana saling
yang paling umum terjadi, dimana sering dikaitkan dengan ateroklerosis dan
suplai darah yang menuju ke otak yang dapat mengenai arteri serebral tunggal.
jaringan otak atau batang otak yang dapat mengenai arteri serebral tengah
(bekuan darah atau material lain) terjadi ketika bekuan darah dari fibrilasi
atrial, trombi ventrikel, infark miokard, penyakit jantung kongesti, atau plak
natalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Jika terjadi penurunan
kadar gula dalam darah < 60 mg % atau < 80 mg% dengan gejala dapat
diatasi segera dengan pemberian cairan dekstrosa 40% secara (IV) sampai
stabil dan harus dicari diketahui awal penyebabnya. Obat- obatan yang
gr/KgBB per 30 menit, jika ada gejala rebound dilanjutkan manitol 0,25
b. Penatalaksanaan keperawatan
c. Penatalaksanaan keperawatan
i. Penatalaksanaan gizi
makanan cair supaya tidak menimbukkan aspirasi dan cairan harus dibatasi
mulai hari pertama setelah terjadi stroke sebagai alternatif untuk mencegah
Jauhar, 2013)
G. Pemeriksaan Penunjang
darurat.
infarktus.
6. Darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, AGD, biokimia
darah yang tinggi (Chang, dkk, 2010), peningkatan lemak dalam darah
7. EKG 12 Lead
terjadi (Chang, dkk, 2010). Pada pemeriksaan ini akan menunjukan adanya
disritmia (Bararah & Jauhar, 2013).
8. Sinar tengkorak
Adanya gambaran kalenjar lempeng pienal yang berubah pada daerah yang
H. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
b. Keluhan utama
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
klien.
1. B1 (Breathing)
koma.
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
neurologis luas.
5. B5 (Bowel)
neurologis luas.
6. B6 (Bone)
atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motorik paling
umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada kulit, jika klien
maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga dikaji
asuhan.
9. Status Mental
wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien stroke tahap lanjut
kranial I-X11yaitu :
1. Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
3. Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis.
persepsi.
membuka mulut.
trapezius.
10. Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
dari otak.
sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau
I. Diagnosa keperawatan
Disusun Oleh :
DINDA KRISNA
PO7120420084
T.A 2020
DAFTAR PUSTAKA
Chang, E., Daly, J., dan Elliott, D., 2010, Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik
Keperawatan, 112-113, Jakarta, EGC.
LeMone, dkk (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa. Jakarta: EGC
Nair M., and Peate I. (2015). Pathophysiology for nurse at a Glance. John Wiley
& Sons.Chapter 15: 36-37