Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER


ANGINA PECTORIS STABIL
RUANGAN SAKURA

DIBUAT OLEH :

SIDIATI
NIM : 2019. A. 10. 0825

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PECTORIS STABIL

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri
dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari, pasien
dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas, rasa berat
atau nyeri.
Angina pectoris disebabkan oleh iskemia myocardium reversible dan
sementara yang dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen
myocardium dan suplai oksigen myokardium yang berasal dari penyempitan
asterosklerosis arteri koroner.
Angina pektoris ialah suatu klinis dimana pasien mendapat serangan sakit
dada yang khas, seperti ditekan/terasa berat didada yang menjalar ke lengan kiri.
Biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila
pasien menghentikan aktivitas. (Sjaifoellah, 1996: 249).
Angina Pektoris adalah nyeri dadainterminten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang reversibel dan sementara. (Robbins, 2007: 409).
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. (Smeltzer, 2009: 779).

2. Penyebab :
 Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor
- Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, Spasme, Arteritis
- Faktor sirkulasi : Hipotensi, Stenosos Aurta, Insufisiensi
- Faktor darah : Anemia, Hipoksemia, Polisitemia
 Curah jantung yang meningkat :
- Aktivitas berlebihan
- Emosi
- Makan terlalu banyak
- Hypertyroidisme
 Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
- Kerusakan miocard
- Hypertropimiocard
- Hipertensi diastolic
3. Tanda dan gejala
Pasien akan hadir dengan unilateral , akut menyakitkan, photophobic , mata
intens disuntikkan .Ketajaman visual biasanya berkurang , dan berlimpah merobek
umum . Akan ada stroma fokusmenyusup dengan luas atasnya penggalian epitel .
Ada kemungkinan menjadi tebal, berurat , debitmukopurulen .Kornea akan sangat
edema. Kapal konjungtiva dan episcleral akan sangat membesar dan meradang
,sering sangat tidak sesuai dengan ukuran cacat kornea . Dalam kasus yang parah ,
akan ada reaksiruang anterior diucapkan , sering dengan hypopyon . Tekanan
intraokular mungkin rendah karenasekresi hypotony dari tubuh ciliary , tapi paling
sering akan meningkat karena penyumbatantrabecular meshwork oleh sel
inflamasi . Seringkali , kelopak mata juga akan edematous .
4. Patofisiologi
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia
miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah
berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria).
Penyempitan terjadi karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner
atau kombinasi proses aterosklerosis dan spasme.
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh
darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen
pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik
dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran
darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan
cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana
terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang
merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.
Pada mulanya, suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup untuk
memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila
kebutuhan oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan
aktivitaas fisik yang cukup berat. Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat,
kebutuhan oksigennya juga meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat
pada jantung yang sehat, arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan mengalirkan
lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner
mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak
dapatberdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan
terjadi iskemia(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium
mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Proses pembentukan energy ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
pembentukan asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan
menyebabkan nyeri ang berkaitan dengan angina pectoris. Apabila kebutuhan
energy sel-sel jantung berkurang, suplai oksigen oksigen menjadi adekut dan sel-
sel otot kembali keproses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energy. Proses ini
tidak menghasilkan asam laktat. Dengan menghilangnya penimbunan asam laktat,
nyeri angina pectoris mereda.

5. Komplikasi
a. Perluasa infark dan iskemia paska infark
b. Aritmia
c. Disfungsi otot jantung
d. Infark ventrikel kanan
e. Defek mekanik
f. Ruptur miocard
g. Aneurisma ventrikel kiri
h. Perikarditis
i. Trombus mural
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI 13,1 g/dl 12-14
Hemoglobin (HGB) 9,620 /ul 5000-10000
Leukosit (WCB) 40,2 Vol% 37-43
Hematokrit (HTC) 235.000 /ul 150.000-
Trombosit (PLT) Jt/ul 400.000
Eritrosit (RBC) 4,9 4,5-5,5
Golongan Darah (ABO)
+ RHF
Faktor Rhesus
HEMOSTATIS
Masa Perdarahan 2 m/dt 1-3
Masa Pembekuan 8 m/dt 5-11
KIMIA
GDS 277 Mg/dt 70-115

b. Pemeriksaan Ct-Scanct Scan kepala tanpa kontras, brain window, dengan


hasil sebagai berikut:
Tampak massa intraaksial multiple disertai perdarahan dan edema
perifokal finger like,dan juga massa ekstraaksial dengan kalsifikasi dan
hiperostosis tulang osfrontotemporal kanan. Massa mendesak ventrikel
lateralis D dan menyebabkan deviasimidline 1,5 cm ke kiri Sulci, fissure
sylvii menyempit, dan gyri mendatar, sistemsisterna menyempit. Ventrikel
lateralis kiri melebar.Sella, parasella dan CPA kanan-kiri
baik.Intrafranterorial : Pons, mecensephalon, cerebellum tidak tampak
kelainan.Sinus paranasalis yang tervisualisasi : normal.Air cell mastoid
kanan kiri baik.

Kesan:
Massa multiple (intra dan ekstraaksial) di hemisfer cerebri dekstra
disertai perdarahandan hiperostosis tulang sugestif maligna susp metastase.
Edema cerebri dengan herniasisubfalcine 1,5 cm ke kiri dan herniasi
transtentorial.
Hasil pemeriksaan CT Scan kepala irisan axial sejajar OM-Line tanpa
kontras:
Masih tampak penebalan matrix tulang tepi ireguler di sphenoid wing
temporal kananhingga frontal kanan. Tampak rounded lesion dengan
tentakel edema di temporoparietalkanan, yang mendesak ventrikel lateralis
menyebabkan midline shift ke kiri 0,8 cm.sulci dan gyri diluar lesi tampak
merapat. Regio sella tursica dan sinus cevernosustampak normal. Pons,
mesencephalon dan cerebellum tidak tampak kelainan. Orbita,

7. Penatalaksanaan
1. Berikan posisi semifowler
2. Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)
3. Kolaborasi pemberian terapi medik
4. Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
5. Lakukan EGC
6. Observasi bunyi jantung
7. Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi
8. paint management

II. MANAJEMEN KEPERAWATAN/KEBIDANAN


1. Pengkajian
Aktifitas Istirahat :
a.Pola hidup, menonton, kelemahan.
b. Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah 1 tahun.
c. Nyeri dada bila kerja.
d. Menjadi terbangun bila nyeri dada.
Sirkulasi
a. Takikardia, disritmia
b. Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
c. Bunyi jantung : mungkin normal ; 54 lambat / murmur sistolik transien lambat
(disfungsi otot tapilaris) mungkin ada saat nyeri.
d. Kulit / membran mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya vasokontriksi.
Makanan / Cairan
a. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
b. Takikardia, disritmia
c. Tekanan darah normal, meningkat atau menurun
Integritas Ego
a. Stresor kerja, keluarga, dan lain-lain
b. Ketakutan, mudah marah
Nyeri / Ketidaknyamanan
a. Nyeri dada subternal, antenor yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan
ekstremitas atas (lebih pada kiri daripada kanan)
b. Kualitas : macam ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terbakar.
c. Durasi biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit
(rata-rata 3 menit).
d. Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar,
seperti marah atau hasrat seksual, olah raga pada suhu ekstrim atau
mungkin tak dapat diperkirakan dan atau terjadi selama istirahat.
e. Faktor penghilang : nyeri mugkin responsif terhadap mekanisme
penghilang tertentu (contoh : istirahat, obat antiangina)
f. Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi,
durasinya, karakter atau dapat diperkirakan (contoh : tidak stabil,
bervariasi, prinzmetal

Pernapasan :
a. Dispenia saat kerja, riwayat merokok
b. Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan / Pembelajaran :
a. Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
b. Penggunaan / kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat
yang dijualbebas.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplay oksigen miokard
dan kebutuhan, adanya iskemia
d. Ansietas b.d ancaman aktual terhadap integritas

3. Intervensi keperawatan
a. kaji fungsi jantung tentang: bunyi, frekuensi, irama jantung,
b. observasi sirkulasi nadi perifer,
c. pantau tekanan darah pasien,
d. kaji adanya sianosis dan perubahan kulit yang pucat,
e. kaji perubahan sensori: letargi (penurunan kesadaran, cemas, dan depresi),
f. beri lingkungan yang tenang,
g. kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan indikasi.

4. Implementasi keperawatan
1. lakukan pengkajian secara komprehensif dengan PQRST,
2. gunakan teknik distrasi relaxasi,
3. observasi tandatanda vital,
4. ciptakan lingkungan yang tenang,
5. observasi nonverbal pasien terhadap ketidaknyamaan,
6. kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan indikasi.
5. Evaluas keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskenia jarinagn miocardt yang di tandai dengan
nyeri dada
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan banyaknya alat monitor yang
terpasang yang ditandai dengan pasien kesulitan memenuhi kebutuhan
teoletingi
DAFTAR PUSTAKA

Smetzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta : EGC.


Amin H.N, Hardhi K. 2015. NANDA NIC – NOC. Edisi revisi jilid 1. Jogjakarta :
Mediaction
Yuliana E, Andrajati R, dkk. 2012. ISO Farmakoterapi 2. Jakarta : ISFI
Mutakin A, Kumala S. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai